SEJARAH PENDIRIAN PABRIK PROFIL PERUSAHAAN

37

IV. PROFIL PERUSAHAAN

A. SEJARAH PENDIRIAN PABRIK

Pemerintah Indonesia terus berusaha meningkatkan produksi gula untuk memenuhi swasembada gula. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah meningkatkan output pabrik gula dengan rehabilitasi pabrik. Selain itu, dilakukan pabrik-pabrik gula baru didirikan melalui pengembangan perluasan areal tanaman tebu pada lahan tanah kering atau tadah hujan. Hal ini sesuai dengan kondisi Indonesia dewasa ini, dimana areal sawah berpengairan tidak dibenarkan untuk pengembangan perluasan tanaman tebu. Areal lahan kering atau tadah hujan memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan secara besar-besaran. Penanaman tebu pada lahan kering pada dasarnya memerlukan penggarapan tanah secara mekanisasi. PG Jatitujuh merupakan pabrik gula pertama yang dibangun dalam rangka usaha pemerintah tadi, di samping penyehatan dari PNP XIV yang berada di Propinsi Jawa Barat. Pada tahun 1971, pemerintah Indonesia mengadakan kerjasama dengan bank dunia membentuk ISS Indonesia Sugar Study untuk mencapai swasembada gula. Salah satu program yang diunggulkan adalah mencari areal baru yang berorientasi pada lahan kering. Survei ke beberapa daerah di seluruh wilayah Indonesia dimulai pada tahun 1972, antara lain di Hutan Loyang, Jatimunggul dan Jatitujuh di Jawa Barat. Pada tanggal 23 Juni 1975, Menteri Pertanian yang mengeluarkan Surat Keputusan No 795MentanVI1975 tentang izin prinsip pendirian PG Jatitujuh di Jatitujuh yang kemudian dikenal dengan nama “Proyek Gula Jatitujuh”. Kemudian disusul dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Dirjen Kehutanan No. 2033DJJ1975 pada tanggal 10 juli 1975 tentang dasar-dasar pengaturan lebih lanjut pelaksanaan SK Mentan tersebut diatas. Akhirnya berdasarkan SK. Dirjen Kehutanan No. 481KPTSUM1976 tanggal 9 Agustus 1976 tentang pembebasan areal kehutanan BKPH Jatimungul, Cibenda, Kerticala dan Jatitujuh untuk dikelola oleh PNP XIV proyek gula Jatitujuh. Pembangunan pabrik dilaksanakan 38 dari Maret 1976 sampai September 1978 oleh kontraktor Perancis, Fives Cail Babcock FCB. Kapasitas pabrik mencapai 4000 TCD Ton Cane per Day. Kapasitas ini ditingkatkan menjadi 4500 TCD dengan menggunakan proses pemurnian sistem Sulfitasi alkalis ganda. PNP XIV yang didirikan pada tahun 1968, terhitung 1 November 1977 berdasarkan SK. Mentan No. 654KptsOrg101977 tanggal 31 Oktober 1979 harus melepaskan tanggung jawabnya atas Proyek Gula Jatitujuh. Pengelolaan selanjutnya beralih pada Staf Bina Perusahaan Negara SBPN yang pada waktu itu bernama Staf Bantuan Menteri SBM. Pada tanggal 5 september 1980 PG Jatitujuh diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto disertai Ibu Tien Soeharto. Berdasarkan PP No. 10 tahun 1981 tanggal 1 April 1981, PNP XIV diubah statusnya menjadi PTP XIV persero. PG Jatitujuh menjadi salah satu pabrik gula yang bernaung dibawah PTP XIV persero tersebut. PTP XIV banyak mengalami hambatan teknis dan manajemen dalam perjalanan usahanya. Selama berdiri, PTP XIV belum pernah mendapat laba, bahkan terlibat hutang yang besar sehingga timbul masalah finansial yang sangat berat. Untuk menyehatkan usahanya, pengelolaan PTP XIV diserahkan kepada PT. Rajawali Nusantara Indonesia persero berdasarkan SK. Menteri Keuangan No. 1326KMK0131988 tanggal 30 Desember 1988. Pengalihan ini berlangsung tuntas secara fisik pada tanggal 30 Januari 1989. PT. Rajawali Nusantara Indonesia, biasa disingkat dengan PT. RNI, adalah BUMN dibawah Departemen Keuangan. Ciri usahanya melaksanakan kegiatan dibidang pengelolaan, manajemen produksi, distribusi dan pemasaran dalam bentuk dilaksanakan sendiri, kerjasama operasi, kerjasama investasi maupun berbagai bentuk kerjasama lainnya. Seluruh kegiatan tersebut terkait dengan bidang usaha utamanya, yaitu perdagangan, ekspor impor, produsen obat-obatan, pabrik kulit dan pabrik gula. Perkembangan selanjutnya dari PT. RNI diawali dengan perubahan anggaran dasar perseroan yang termuat dalam akta No. 94 tanggal 28 Agustus 1996 yang dibuat oleh notaris Achmad Abid, SH. Nama PT. Perkebunan XIV diubah menjadi PT. PG Rajawali II, dengan PG Jatitujuh sebagai salah satu unit produksinya. Saat ini Pabrik Gula Jatitujuh berada di bawah naungan PT RNI Group. Pabrik jatutujuh merupakan salah satu pabrik yang 39 dimiliki PT RNI Group yang berjumlah 9 Pabrik.yaitu i PT PG Rajawali I memiliki 3 dua Pabrik yaitu : PG Krebet Baru, Rejo Agung dan PG Candi Baru, ii PT PG Rajawali II memiliki 5 lima Pabrik yaitu : PG Sindang Laut, PG Karangsuwung, PG Tersana Baru, PG Jatitujuh dan PG subang, iii PT PG Madubaru dan iv PT PG Gorontalo.

B. LETAK GEOGRAFIS DAN PENGGUNAAN LAHAN