Penelitian Research and Development RD meliputi tiga tahap, yaitu tahap research, development dan research again. Tahap researchmeliputi analisis
kebutuhan, analisis instruksional, dan karakteristik siswa.Kemudian pada tahap development, meliputi perumusan tujuan belajar, pengembangan desain
pembelajaran, validasi desain pembelajaran oleh pakar materi dan pedagogik Biologi, revisi desain, dan validasi desain yang sudah direvisi oleh pakar materi
dan pedagogik Biologi. Sedangkan untuk menguji keefektifan produk tersebut, maka diperlukan uji coba desain pembelajaran research again untuk menguji
keefektifan desain pembelajaran. Dalam menguji keefektivan produk, peneliti menggunakan desain
penelitian quasi experimental designdengan tipe Nonrandomized Control Group, Pretest
–Posttest DesignAry 2010.Desain eksperimen tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut
Tabel 1 Nonrandomized Control Group, Pretest –Posttest Design
Kelompok pretest
Variabel bebas postest
Eksperimen Y
1
X Y
2
Kontrol Y
1
Y
2
Keterangan: X= perlakuan
Y
1
= pemberian pretest Y
2
= pemberian posttest Pengaruh perlakuan diukur dengan cara O
2
-O
1
– O
4
-O
3
. Hasil yang diperoleh dianalisis menggunakan uji rata-rata dua pihak uji t yang bertujuan
untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian dan pengembangan yaitu: 1. Melakukan observasi awal ke sekolah untuk mengidentifikasi masalah melalui
wawancara dengan guru bidang studi Biologi.
2. Menganalisis standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian pada materi sistem peredaran darah pada manusia. Menentukan cakupan materi
yang akan digunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berbasis kasus penyakit.
3. Mengembangkan desain pembelajaran berupa silabus, RPP, LKS, dan soal- soal tes dan menyusun instrumen tes uji coba produk yang akan digunakan
sebagai alat ukur hasil belajar 4. Melakukan validasi produk dikembangkan berdasarkan rubrik penilaian oleh
pakarahli materi dan pembelajaran biologi menggunakan angket penilaian kelayakan perangkat pembelajaran berbasis kasus. Pakarahli dalam validasi
produk oleh dosen jurusan Biologi FMIPA Unnes dan guru Biologi di SMA. 5. Desain produk yang telah divalidasi oleh pakar dan diketahui kekurangannya,
kemudian dilakukan revisi perbaikan terhadap isi dan format produk tersebut sehingga siap untuk digunakan.
6. Melakukan uji coba soal dengan jumlah soal 40 item pilihan ganda dan 5 essay selama 45 menit. Soal yang akan digunakan dalam penelitian berjumlah 15
soal pilihan ganda dan 5 soal essay, sehingga apabila terdapat soal yang valid melebihi ketentuan, maka dilakukan pertimbangan pemilihan soal yaitu dengan
disesuaikan dan diseimbangkan untuk setiap indikator dan tingkat kognisi soal. Berdasarkan pertimbangan guru bidang studi, uji coba soal dilakukan pada kelas
XI IPA 3. 7. Menganalisis kualitas instrumen tes. Kualitas instrumen tes dinilai dengan
menentukan validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran soal tes. 1 Validitas Tes
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instumen.Validitas digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu validitas isi,
validitas konstruk, dan validitas berdasarkan kriteria.Validitas tes diketahui dengan menggunakan rumus korelasi product momentArikunto2006:
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
r
xy
Keterangan: r
xy
: koefisien antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan X : skor butir
Y : skor total Setelah diperoleh harga r
xy
kemudian dikembalikan dengan r kritik product moment dengan taraf
α = 5 adalah 0,423. Jika r
xy
rtabel maka soal dikatakan valid dan sebaliknya.Hasil analisis validitas tes soal uji coba dapat dilihat pada
tabel 2 berukut ini. Tabel 2.validitas soal tes uji coba
Kriteria Nomor Soal
Valid 1, 3, 4, 5, 9, 10, 11, 13, 15, 19, 20, 21, 24, 26, 28, 29, 30, 31, 33,
34, 37, 38, 57,5 Tidak Valid
2, 6, 7, 8, 12, 14, 16, 17, 18, 22, 23, 25, 27, 35, 36, 39, 40 42,5
2 Reliabilitas Tes Reliabilitas skor tes menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik Arikunto 2006. Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes adalah
untuk mengetahui tingkat ketepatan precision dan keajegan consistency dari skor tes Rudyatmi dan Rusilowati 2009.
Dalam penelitian ini relibialitas diukur dengan menggunakan rumus K-R 21karena alat evaluasi berbentuk tes pilihan ganda. Rumus tersebut adalah
Kurder dan Richardson dalam Arikunto 2006.
11
r
t
kV M
k M
k k
1 1
Keterangan:
11
r : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir soal
M : skor rata-rata
V
t
: varians total Setelah
11
r diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga r tabel. Apabila
11
r
tabel
r maka dikatakan instrumen tersebut reliabel. Berdasarkan hasil analisis
yang dilakukan, diketahui bahwa r
11
untuk uji coba soal adalah 0,832 dan r
tabel
untuk n=22 dengan taraf kepercayaan 5 adalah 0,686. Dengan demikian r
11
lebih besar daripada r
tabel
berarti soal tes uji coba tersebut reliabel.
3 Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran difficulty index. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai
dengan 1,00. Di dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol P p kapital, singkatan dari kata “proporsi”.
Rumus mencari P adalah:
JS B
IK Rudyatmi dan Rusilowati 2009
Keterangan: IK
= Indeks kesukaran B
= Jumlah siswa menjawab benar butir soal JS
= Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3. Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Instrumen Interval Indeks Kesukaran
Kriteria 0,00-0,30
0,31-0,70 0,71-1,00
Sukar Sedang
Mudah Sumber: Rudyatmi dan Rusilowati 2009
Hasil analisis tingkat kesukaran tes uji coba dapat dilihat pada tabel 4 berikut.
Tabel 4. Hasil analisis tingkat kesukaran tes uji coba Kriteria
Nomor Soal Sukar
4, 7, 15, 16, 21, 28 15 Sedang
1, 2, 3, 5, 6, 10, 11, 13, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36,37, 38, 39, 40 67,5
mudah 8, 9, 12, 14, 17, 18, 34 17,5
8. Uji coba pemakaian produk dilakukan dengan cara membandingkan dengan kelompok yang tidak menggunakan desain pembelajaran berbasis kasus penyakit.
Uji coba pemakaian dilaksanakan di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 5 sebanyak dua kelas, satu kelas sebagai kelompok kontrol dan kelas XI IPA 2 dan XI IPA 4
sebagai kelompok eksperimen. Data yang diambil dalam tahap ini adalah penilaian produk menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan skor hasil
pretest-postest siswa. 9. Revisi produk dengan cara mengevaluasi hasil uji coba pemakaian dan
menyempurnakan produk berdasarkan data-data dari hasil uji coba pemakaian. 10. Produk jadi berupa desain pembelajaran berbasis kasus penyakit pada materi
sistem peredaran darah pada manusia yang telah melalui beberapa uji coba dan perbaikan.
F. Data dan Cara Pengumpulan Data