ekspor tidak kurang dari U 362.5 milyar per tahun terhadap surplus produksi pertaniannya Erwidodo dan Ratnawati, 2004.
Sistem perdagangan global telah mengalami transformasi yang sangat nyata. Negara-negara maju tetap memelihara tingkat subsidi pertanian yang cukup
tinggi yang dibarengi pula dengan subsidi ekspor. Hal ini merupakan insentif nyata bagi produsen di negara-negara tersebut sehingga terjadi kelebihan produksi
yang membanjiri pasar dunia. Sementara negara sedang berkembang masih harus bergulat dengan persoalan usaha tani skala kecil, keterbatasan teknologi,
dukungan keuangan, infrastruktur, biaya distribusi yang tinggi dan lain-lain yang menyebabkan sebagian besar negara sedang berkembang belum bisa melepaskan
diri dari masalah kemiskinan, pengangguran, ketahanan pangan dan keterbelakangan kehidupan masyarakat desa Dirjen BPPHP, 2004.
2.2. Sistem Neraca Sosial Ekonomi
Penggunaan Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE, atau dikenal juga dengan nama Social Accounting Matrix SAM erat kaitannya dengan tabel dalam
neraca ini, yang dapat memberikan gambaran mengenai berbagai indikator ekonomi dan sosial wilayah serta dapat menghubungkan indikator-indikator
tersebut secara kompak bersama-sama. Suatu kerangka statistik statistical framework
yang dapat menggabungkan berbagai indikator atau ukuran pembangunan sudah sejak lama menjadi bahan pemikiran para ahli statistik dan
perencana pembangunan. Indikator-indikator atau ukuran-ukuran pembangunan yang selama ini tersedia, seperti ukuran-ukuran produksi, pendapatan,
pengeluaran, konsumsi, tersusun secara terpisah dan berdiri sendiri-sendiri.
SNSE merupakan salah satu cara yang lain untuk memantau masalah pemerataan atau distribusi pendapatan dan masalah ketenagakerjaan di suatu
wilayah baik negara ataupun bagian suatu negara provinsi, kabupaten. Instrumen ini dibangun dalam matriks yang terdiri dari kolom dan baris yang menunjukkan
arus uang finansial masuk dan keluar pada berbagai sektor dalam perekonomian. SNSE merupakan sistem social account dengan single entry, dimana dapat
digunakan untuk menelusuri arus keuangan dalam perekonomian. Disamping itu SNSE dapat pula digunakan untuk menganalisa dampak suatu kebijakan,
memprediksi dan menguji keterkaitan antara aspek sosial dan pembangunan ekonomi Allen, 1998.
Titik awal penyusunan kerangka SNSE dalam menjelaskan hubungan ekonomi dan sosial masyarakat dimulai dari kenyataan bahwa masyarakat
mempunyai kebutuhan dasar basic needs and wants yang harus dipenuhi melalui pembelian sejumlah komoditas. Total permintaan efektif terhadap paket
komoditas tersebut kemudian dipenuhi oleh sektor-sektor produksi yang menghasilkan berbagai output atau produk. Untuk dapat menghasilkan output
tersebut, sektor produksi membutuhkan faktor-faktor produksi, seperti tenagakerja, modal dan sebagainya. Permintaan turunan derived demand terhadap faktor
produksi tenagakerja memberikan balas jasa berupa upah dan gaji, sedangkan terhadap faktor produksi modal memberikan balas jasa berupa keuntungan,
deviden, bunga, sewa rumah, dan sebagainya disebut juga sebagai pendapatan kapital. Distribusi pendapatan yang diterima masing-masing faktor produksi
dirinci menurut sektor ekonomi yang menghasilkan disebut sebagai distribusi pendapatan faktorial. Jumlah upah dan gaji ditambah dengan pendapatan kapital
akan menghasilkan nilai tambah value added dan total nilai tambah tersebut dikenal sebagai PDB atau PDRB.
Secara diagram, sistem modular SNSE disajikan pada Gambar 2.
Sumber : SNSE BPS, 2000 Gambar 2. Diagram Sistem Modular SNSE
Pendapatan faktorial kemudian diterima oleh berbagai pelaku ekonomi, seperti rumahtangga, perusahaan, dan pemerintah. Pendapatan faktorial yang
diterima oleh rumahtangga akan memberikan kontribusi bagi pendapatan rumahtangga; dan ini akan menimbulkan distribusi pendapatan rumahtangga.
Rumahtangga yang memiliki faktor-faktor produksi yang relatif banyak akan menerima pendapatan yang lebih besar dari pada mereka yang memiliki faktor-
faktor produksi yang relatif sedikit. Pendapatan yang diterima oleh masing- masing faktor ekonomi, seperti rumahtangga dibelanjakan sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan mereka sedangkan sisanya ditabung untuk maksud
Kebut uhan Dasar
Pengeluaran Rum aht angga
Perm int aan Akhir Dist ribusi Pendapat an
Rum aht angga
Pem erint ah Ekspor, I m por, dan
Ner aca Pem bayaran
Kegiat an Produksi PDB dan Dist ribusi
Pendapat an I nvest asi
Konsum si Pem erint ah
pembentukan modal atau investasi. Bagi rumahtangga, hal ini menimbulkan apa yang disebut sebagai pola pengeluaran rumahtangga, yang memberikan gambaran
mengenai pengeluaran rumahtangga menurut berbagai komoditas dan tabungan. Oleh karena itu, dalam kerangka SNSE terdapat 3 tahap mapping untuk
dapat membedakan dan menggambarkan keterkaitan proses-proses : a. Struktur produksi;
b. Distribusi nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor produksi distribusi pendapatan faktorial;
c. Pendapatan, konsumsi, tabungan, dan investasi distribusi pendapatan dan pengeluaran rumahtangga.
SNSE dibentuk dengan memperhatikan bahwa masyarakat mempunyai kebutuhan dasar basic needs and wants yang harus dipenuhi melalui pembelian
sejumlah paket bundle komoditas. Permintaan tersebut kemudian dipenuhi oleh industri-industri yang menghasilkan berbagai output komoditas-komoditas.
Untuk dapat menghasilkan output, industri membutuhkan berbagai input, seperti bahan baku, dan juga membutuhkan faktor-faktor produksi, seperti tenagakerja
dan kapital. Rumahtangga sebagai salah satu institusi ekonomi merupakan salah satu penyedia faktor-faktor produksi dimaksud. Dari kegiatan ini, rumahtangga
memperoleh balas jasa compensation berupa upah dan gaji wages and salaries untuk faktor produksi tenagakerja dan bunga, deviden, dan sebagainya untuk
faktor produksi kapital. Distribusi balas jasa seperti ini oleh rumahtangga memberikan informasi mengenai distribusi pendapatan faktor factorial income
distribution . Pendapatan ini merupakan sumber pendapatan rumahtangga yang
mempengaruhi pendapatan dan pengeluaran rumahtangga. Makin besar
kepemilikan faktor-faktor produksi oleh rumahtangga atau dengan perkataan lain makin besar factor endowments dari rumahtangga, maka makin besar pendapatan
yang dapat diterima oleh rumahtangga; dan sebaliknya. Tabel 4. Kerangka Dasar Sistem Neraca Sosial Ekonomi
Penerimaan Pengeluaran
Total Faktor
Produksi Institusi
Sektor produksi
Neraca lainnya
Faktor produksi
0 0 Alokasi nilai
tambah ke faktor
produksi Pendapatan
faktor produksi dari
luar negeri Distribusi
pendapatan faktorial
Institusi
Alokasi pendapatan
faktor produksi ke
institusi Transfer
antar institusi
Transfer dari luar negeri
Distribusi pendapatan
institusi
Sektor produksi
Permintaan akhir
Permintaan antara
Ekspor dan investasi
Total output
Neraca lainnya
Alokasi pendapatan
faktor produksi ke
luar negeri Tabungan
Impor, pajak tidak
langsung Transfer dan
neraca lainnya
Total penerimaan
lainnya
Total
Distribusi pengeluaran
faktor produksi
Distribusi pengeluaran
institusi Total input
Total pengeluaran
lainnya
Sumber : SNSE BPS, 2000 Pendapatan tersebut kemudian dibelanjakan kembali untuk memenuhi
berbagai kebutuhan rumahtangga yang dikeluarkan sebagai pengeluaran konsumsi consumption expenditures
dimana keseluruhan pendapatan dapat habis dikeluarkan untuk pengeluaran konsumsi tanpa adanya tabungan, atau sebagian
pendapatan dapat disisihkan sebagai tabungan. Tabungan rumahtangga tersebut merupakan sumber dana investasi bagi perusahaan yang akan meningkatkan
kapasitas produksinya, dengan demikian output dan sekaligus pendapatan nasional menjadi meningkat.
Proses tersebut dalam ekonomi makro dikenal sebagai model pengeluaran- pendapatan circular flow model dan akan menjadi sempurna bila menyertakan
juga peranan sektor-sektor lainnya, seperti pemerintah dan luar negeri, dalam model tersebut. Dengan demikian, SNSE berupaya untuk menggambarkan
keterkaitan antara : 1. Kegiatan atau struktur produksi atau pendapatan nasional
2. Distribusi pendapatan faktor 3. Distribusi pendapatan rumahtangga
4. Konsumsi, tabungan, investasi, dan kegiatan-kegiatan lain yang mempengaruhi pendapatan regional suatu wilayah, seperti ekspor dan impor.
Bentuk dasar kerangka SNSE berupa matriks dengan 4 empat neraca utama, yaitu : 1 neraca faktor produksi, 2 neraca institusi, 3 neraca sektor
produksi, dan 4 neraca lainnya rest of the world. Dengan memahami arti kerangka SNSE tersebut, maka SNSE merupakan kumpulan data yang dapat
digunakan sebagai alat analisis dan dapat menjelaskan antara lain : 1. Kinerja atau keragaan pembangunan ekonomi suatu negara, seperti PDB,
tabungan negara 2. Distribusi pendapatan faktorial, yaitu distribusi pendapatan yang dirinci
menurut faktor-faktor produksi, seperti pendapatan yang diterima tenaga kerja berupa upah dan gaji, dan yang diterima oleh faktor produksi modal, seperti
berupa bunga, surplus usaha, sewa rumah
3. Distribusi pendapatan dan kemiskinan rumahtangga yang dirinci menurut berbagai golongan rumahtangga.
2.3. Tinjauan Studi-Studi Terdahulu 2.3.1. Peranan Sektor Pertanian