Pertanian Organik Menurut Sutanto 2002, pertanian organik merupakan suatu sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertanian Organik Menurut Sutanto 2002, pertanian organik merupakan suatu sistem

produksi pertanaman yang berasaskan daur ulang hara secara hayati. Daur ulang hara dapat melalui sarana limbah tanaman dan ternak, serta limbah yang mampu memperbaiki status kesuburan dan struktur tanah. Sistem pertanian organik adalah suatu sistem produksi pertanian dimana bahan organik, baik makhluk hidup maupun yang sudah mati, merupakan faktor penting dalam proses produksi. Penggunaan pupuk organik alami atau buatan dan pupuk hayati serta pemberantasan hama, penyakit dan gulma secara biologis adalah contoh penerapan sistem pertanian organik Sugito et al, 1995. Sistem pertanian organik yang semakin populer akhir-akhir ini disebabkan karena kegagalan sistem pertanian kimiawi mempertahankan kelestarian lingkungan dalam jangka panjang. Sistem pertanian kimiawi yang berkembang pesat sejak dicanangkannya revolusi hijau pada tahun 1970-an, memang telah berhasil meningkatkan produktivitas lahan sehingga kekurangan pangan dan bahkan bencana kelaparan pada waktu itu segera dapat teratasi, yaitu berkat ditemukannya varietas unggulan baru yang berpotensi hasil tinggi. Namun untuk memperoleh hasil panen yang tinggi, diperlukan pupuk anorganik dengan dosis tinggi dan pada umumnya varietas unggul baru tersebut peka terhadap hama dan penyakit serta kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan. Akibatnya ketergantungan proses produksi pertanian terhadap bahan-bahan kimiawi, seperti pupuk anorganik Urea, TSP, ZK, dan sebagainya, insektisida, fungisida, dan herbisida, semakin tinggi dan lebih dari itu dalam jangka panjang bahan-bahan kimia pertanian tersebut telah merusak lahan pertanian sehingga produktivitas lahan sulit ditingkatkan lagi dan bahkan terjadi penurunan. Pertanian organik dapat diterapkan dengan cara memindahkan hara secepatnya dari sisa tanaman, kompos dan pupuk kandang menjadi biomassa tanah yang selanjutnya setelah mengalami proses mineralisasi akan menjadi hara dalam larutan tanah. Dengan kata lain, unsur hara didaur ulang melalui satu atau lebih tahapan bentuk senyawa organik sebelum diserap tanaman. Hal ini berbeda dengan pertanian konvensional yang memberikan unsur hara secara cepat dalam bentuk larutan sehingga segera diserap dengan takaran dan waktu pemberian yang sesuai dengan kebutuhan tanaman Sutanto, 2002. Kegunaan budi daya organik pada dasarnya ialah meniadakan atau membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budi daya kimiawi.

2.2 Sayuran Organik