Kegiatan Posyandu Lansia Karakteristik Lanjut Usia

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Sibolga Selatan merupakan salah satu dari empat kecamatan yang terdapat di Kota Sibolga dan di bawah binaan Dinas Kesehatan Kota Sibolga. Kecamatan Sibolga Selatan ini berada pada 98° LT dan 0,1° LU dengan ketinggian 5 meter di atas permukaan laut yang membentang di sepanjang Teluk Tapian Nauli dan membujur dari Barat Daya ke Tenggara dari kaki Pegunungan Bukit Barisan. Adapun batas wilayahnya yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sibolga Sambas, sebelah timur berbatasan dengan Bukit Barisan Kabupaten Tapanuli Tengah, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah dan sebelah barat berbatasan dengan Teluk Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah. Berdasarkan data kependudukan dari Badan Pusat Statistik Kota Sibolga Tahun 2012 diketahui bahwa jumlah penduduk Kecamatan Sibolga Selatan yang sekaligus merupakan wilayah kerja Puskesmas Aek Habil adalah 30.517 jiwa, terdiri dari laki-laki 15.399 jiwa dan perempuan 15.118 jiwa, dimana jumlah penduduk di wilayah ini merupakan yang terbesar diantara wilayah kerja Puskesmas lainnya. Jumlah kepala keluarga adalah 6.201 kepala keluarga, luas wilayah Kecamatan Sibolga Selatan ± 3,14 km² dengan kepadatan penduduk 9,719 orangkm². Gedung baru UPT Puskesmas Aek Habil Kota Sibolga diresmikan pada tanggal 6 Juli 2013 oleh Bapak Walikota Sibolga Drs. H.M. Syarfi Hutauruk. Wilayah kerja Puskesmas Aek Habil meliputi 4 kelurahan yaitu Kelurahan Aek Habil, Kelurahan Aek Manis, Kelurahan Aek Muara Pinang dan Kelurahan Aek Parombunan.

4.2. Kegiatan Posyandu Lansia

Salah satu program pengembangan pada Puskesmas Aek Habil dalam mengupayakan kesehatan lanjut usia yaitu dengan program posyandu lansia. Program ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk masa tua yang bahagia, berdaya dalam keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Kegiatan yang dilakukan adalah Universitas Sumatera Utara pemeriksaan kesehatan seperti pengukuran tekanan darah, tebal lemak, pemberian obat-obatan kepada lansia yang mengeluh sakit. Selain itu ada kegiatan senam lansia untuk menambah aktivitas lansia dan kebugaran lansia. Kegiatan lainnya adalah pemberian makanan tambahan seperti bubur kacang hijau, biskuit dan telur rebus yang disertai dengan penyuluhan kesehatan.

4.3. Karakteristik Lanjut Usia

Pada penelitian ini yang menjadi responden adalah lansia yang berumur 55 tahun keatas yang ada di wilayah kerja Puskesmas Aek Habil Sibolga. Berdasarkan hasil penelitian yang saya teliti dapat diketahui bahwa karakteristik lanjut usia dalam penelitian ini adalah umur dan status penyakit yang diderita 3 bulan terakhir. Umur lansia di wilayah kerja Puskesmas Aek Habil dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu masa persiapan 55-59 tahun, usia lanjut dini 60-64 tahun dan resiko tinggi ≥65 tahun. Berdasarkan hasil penelitian yang saya teliti di lapangan diperoleh lebih banyak lansia yang berumur ≥ 65 tahun keatas atau yang disebut beresiko tinggi yaitu sebanyak 32 orang 38,6, selanjutnya diikuti umur 55-59 tahun atau disebut masa persiapan yaitu sebanyak 29 orang 34,9 dan lansia yang berumur 60-64 tahun atau disebut usia lanjut dini sebanyak 22 orang 26,5. Sementara hasil penelitian tentang status penyakit yang diderita 3 bulan terakhir didapat lebih banyak lansia yang memiliki status penyakit yang tidak baik 50 orang 60,2 dan yang status penyakit baik sebanyak 33 orang 39,8. Secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Habil Sibolga No. Karakteristik Jumlah Persentase 1. Umur 55-59 Tahun 29 34,9 60-64 Tahun 22 26,5 ≥ 65 Tahun 32 38,6 Total 83 100,0 2. Status Penyakit 3 Bulan Terakhir Tidak Baik 50 60,2 Baik 33 39,8 Total 83 100,0 Universitas Sumatera Utara

4.4. Gaya Hidup Lanjut Usia

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ASUPAN IMUNONUTRISI DAN STATUS GIZI DENGAN STATUS IMUNITAS PADA LANSIA DI KECAMATAN RAJABASA KOTA BANDAR LAMPUNG

2 14 80

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA, ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita, Asupan Energi Dan Protein Balita Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Banyudono I Ka

0 4 11

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pedan Klaten.

0 3 16

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalijambe.

0 0 12

HUBUNGAN KUALITAS HIDUP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO Hubungan Kualitas Hidup Ibu dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mojolaban Sukoharjo.

0 0 10

HUBUNGAN KUALITAS HIDUP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO Hubungan Kualitas Hidup Ibu dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mojolaban Sukoharjo.

0 2 14

HUBUNGAN POLA ASUH GIZI DENGAN STATUS GIZI BATITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMPER TENGAH KOTA SEMARANG

1 4 60

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI LANSIA DI POSYANDU LANSIA KAKAKTUA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PELAMBUAN

0 0 5

2.1.1. Penilaian Status Gizi - Hubungan Karakteristik, Gaya Hidup, dan Asupan Gizi Dengan Status Gizi Pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Habil Kota Sibolga

0 1 24

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN STATUS GIZI REMAJA

0 0 6