Klasifikasi Karakteristik Lanjut Usia

Keunggulan standar antropometri terbaru WHO lebih baik dibandingkan standar NCHSWHO oleh karena dibuat berdasarkan data dari berbagai negara dan etnis, sehingga sesuai untuk negara-negara yang sedang berkembang. Keunggulan antropometri yang lain adalah prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sempel cukup besar, kemudian relatif tidak menggunakan tenaga ahli, alat murah dan mudah dibawa. Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan, dapat mengidentifikasi status gizi buruk, kurang, baik, karena sudah ada ambang batas yang jelas Supariasa, 2001.

2.2. Lanjut Usia

Pengertian lanjut usia lansia menurut Undang-undang RI Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 enam puluh tahun keatas. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 138 ayat 1 menetapkan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis sesuai dengan martabat kemanusiaan. Ayat 2 menetapkan bahwa pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis. Menurut Fatmah 2010 pengertian lansia dibedakan atas dua macam, yaitu lansia kronologis kalender dan lansia biologis. Lansia kronologis mudah diketahui dan dihitung, sedangkan lansia biologis berpatokan pada keadaan jaringan tubuh. Individu yang usianya muda secara biologis tetapi bila dilihat dari keadaan jaringan tubuhnya dapat tergolong lansia. Di Indonesia, istilah untuk kelompok usia ini belum baku, orang memiliki sebutan yang berbeda-beda. Ada yang menggunakan istilah usia lanjut ada pula lanjut usia atau jompo dengan padanan kata dalam bahasa Inggris biasa disebut the aged, the elders, older adult, serta senior citizen Tamher Noorkasiani, 2009.

2.2.1. Klasifikasi

Universitas Sumatera Utara Lanjut usia lansia merupakan kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Menurut WHO, lansia dikelompokkan menjadi empat kelompok antara lain : usia pertengahan middle age yaitu kelompok usia 45-59 tahun, usia lanjut elderly yaitu kelompok usia 60-74 tahun, usia lanjut tua old yaitu kelompok usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua very old yaitu kelompok usia di atas 90 tahun. Menurut Departemen Kesehatan RI 2006 dalam Fatmah 2010 batasan lansia antara lain : 1 virilitas prasenium, yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan kematangan jiwa usia 55-59 tahun, 2 usia lanjut dini senescen, yaitu kelompok yang mulai memasuki masa usia lanjut dini usia 60-64 tahun, 3 lansia beresiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif, yaitu usia di atas 65 tahun. Menurut Maryam, dkk 2008 lansia dibagi dalam lima klasifikasi, meliputi : 1. pralansia prasenilis yaitu seseorang yang berusia antara 45 –59 tahun, 2. lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, lansia resiko tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih, 3. lansia potensial yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barangjasa, 4. lansia tidak potensial yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain Depkes RI, 2003.

2.2.2. Karakteristik

Menurut Keliat 1999 yang dikutip oleh Maryam, dkk 2008, karakteristik lansia yaitu : 1 berusia lebih dari 60 tahun, 2 kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif, dan 3 lingkungan tempat tinggal yang bervariasi. Sedangkan menurut Bustan 1997, beberapa karakteristik lansia yang perlu diketahui untuk mengetahui masalah lansia antara lain : a. Jenis kelamin Universitas Sumatera Utara Lansia lebih banyak pada perempuan. Terdapat perbedaan kebutuhan dan masalah kesehatan yang berbeda antara lansia laki-laki dan perempuan. Misalnya lansia laki-laki sibuk dengan hipertropi prostat sedangkan lansia perempuan sibuk dengan osteoporosis. b. Status perkawinan Status masih pasangan hidup lengkap atau sudah hidup jandaduda akan mempengaruhi keadaan kesehatan lansia baik fisik maupun psikologis. c. Living arrangement Keadaan pasangan ; tinggal sendiri atau bersama istri, anak atau keluarga lainnya. Tanggungan keluarga ; masih menanggung anak atau anggota keluarga. Tempat tinggal ; rumah sendiri, tinggal dengan anak. Dewasa ini kebanyakan lansia masih hidup sebagai bagian dari keluarganya, baik lansia sebagai kepala keluarga ataupun bagian dari keluarga anaknya. Namun akan cenderung bahwa lansia akan ditinggalkan oleh keturunannya dalam rumah yang berbeda. d. Kondisi kesehatan Kondisi umum lansia ; kemampuan untuk tidak tergantung kepada orang lain dalam kegiatan sehari-hari seperti: mandi, buang air kecil dan besar. Frekuensi sakit ; frekuensi sakit yang tinggi menyebabkan menjadi tidak produktif lagi bahkan mulai tergantung kepada orang lain. Bahkan ada yang karena penyakit kroniknya sudah memerlukan perawatan khusus. Secara individu pengaruh proses ketuaan menimbulkan berbagai masalah. Salah satunya adalah berkaitan dengan penduduk lansia adalah permasalahan kesehatan, sebab perjalanan penyakit lansia mempunyai ciri tersendiri yaitu bersifat menahun, semakin berat dan sering kambuh. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mengetahui penyakitmasalah sedini mungkin. Dengan demikian proses penyakit dapat dihambat atau dicegah sedini mungkin agar tetap dalam keadaan sehat, baik fisik maupun mental serta sosial, sehingga masih berguna bagi masyarakat dan sesedikit mungkin merupakan beban keluarganya. Universitas Sumatera Utara e. Keadaan ekonomi Sumber pendapatan resmi ; pensiunan lansia ditambah sumber pendapatanan lain kalau masih aktif. Penduduk lansia di daerah pertanian menunjukkkan proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan di daerah non pertanian. Lapangan kerja sektor pertanian cukup banyak menyerap tenaga kerja lansia, disamping sektor perdagangan dan jasa. Sumber pendapatan keluarga ; ada tidaknya bantuan keuangan dari anakkeluarga lainnya, atau bahkan masih ada anggota keluarga yang tergantung padanya. Kemampuan pendapatan ; lansia memerlukan biaya yang lebih tinggi, sementara pendapatan semakin menurun sampai seberapa besar pendapatan lansia dapat memenuhi kebutuhannya.

2.2.3. Proses Menua dan Perubahan Fisiologis Akibat Penuaan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ASUPAN IMUNONUTRISI DAN STATUS GIZI DENGAN STATUS IMUNITAS PADA LANSIA DI KECAMATAN RAJABASA KOTA BANDAR LAMPUNG

2 14 80

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA, ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita, Asupan Energi Dan Protein Balita Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Banyudono I Ka

0 4 11

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pedan Klaten.

0 3 16

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalijambe.

0 0 12

HUBUNGAN KUALITAS HIDUP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO Hubungan Kualitas Hidup Ibu dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mojolaban Sukoharjo.

0 0 10

HUBUNGAN KUALITAS HIDUP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO Hubungan Kualitas Hidup Ibu dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mojolaban Sukoharjo.

0 2 14

HUBUNGAN POLA ASUH GIZI DENGAN STATUS GIZI BATITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMPER TENGAH KOTA SEMARANG

1 4 60

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI LANSIA DI POSYANDU LANSIA KAKAKTUA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PELAMBUAN

0 0 5

2.1.1. Penilaian Status Gizi - Hubungan Karakteristik, Gaya Hidup, dan Asupan Gizi Dengan Status Gizi Pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Aek Habil Kota Sibolga

0 1 24

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN STATUS GIZI REMAJA

0 0 6