yang beragam dan bergizi seimbang Adriani Wirjatmadi, 2012. Sebenarnya pola makan atau pola konsumsi tidak dapat menentukan status gizi seseorang atau masyarakat secara langsung,
namun hanya dapat digunakan sebagai bukti awal akan kemungkinan terjadinya kekurangan gizi seseorang atau masyarakat Supariasa dkk, 2001.
Menurut Nugroho 2008 menu adalah susunan hidangan yang dipersiapkan untuk disajikan pada makan. Menu seimbang untuk lansia adalah susunan yang mengandung cukup semua unsur
gizi yang dibutuhkan lansia. Syarat menu yang seimbang untuk lansia antara lain : a. Mengandung zat gizi beraneka ragam bahan makanan yang terdiri atas zat tenaga, zat
pembangun, dan zat pengatur. b. Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh lansia adalah 50 dari hidrat arang yang
merupakan hidrat arang kompleks sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian. c. Jumlah lemak dalam makanan dibatasi, yaitu 25-30 dari total kalori.
d. Jumlah protein yang baik dikonsumsi disesuaikan dengan lanjut usia, yaitu 8-10 dari total kalori.
e. Dianjurkan mengandung tinggi serat selulosa yang bersumber pada buah, sayur, dan macam-macam pati, yang dikonsumsi dalam jumlah besar secara bertahap.
f. Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium, seperti susu non-fat, yoghurt, dan ikan. g. Makanan mengandung tinggi zat besi Fe, seperti kacang-kacangan, hati, daging, bayam,
atau sayuran hijau. h. Membatasi penggunaan garam.
i. Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan makanan yang segar dan mudah dicerna.
j. Hindari bahan makanan yang tinggi mengandung alkohol. k. Pilih makanan yang mudah dikunyah seperti makanan lunak.
2.3.2. Aktivitas Fisik
Universitas Sumatera Utara
Menurut Fatmah 2010 aktivitas fisik merupakan tiap gerakan anggota tubuh yang dihasilkan oleh otot-otot rangka dan yang menyebabkan pengeluaran energi yang sangat penting
peranannya terutama bagi lansia. Dengan melakukan aktivitas fisik, maka lansia tersebut dapat mempertahankan bahkan meningkatkan derajat kesehatannya. Sedangkan Afriwardi 2010
berpendapat bahwa aktivitas fisik adalah segala kegiatan atau aktivitas yang menyebabkan peningkatan penggunaan energikalori oleh tubuh. Beberapa contoh aktivitas fisik antara lain :
menyapu, muncuci, makan, menaiki tangga, mengangkat barang dan kegiatan lainnya. Penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Darusalam Medan oleh Poniyah
2011 tentang pengaruh gaya hidup variabel aktivitas fisik memberikan hasil penelitian yaitu 74 orang pada kategori tidak cukup dengan persentase tertinggi status kesehatan buruk sebanyak
74,3. Uji statistik menunjukkan variabel aktivitas fisik berpengaruh terhadap status kesehatan lansia. Berdasarkan hasil analisis multivariat dengan uji statistik regresi logistik pada variabel
aktivitas fisik, ada pengaruh antara aktivitas fisik lansia terhadap status kesehatan lansia dengan nilai
β = 1.922 dan p= 0,000, bernilai positif menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai pengaruh yang searah positif terhadap status kesehatan lansia di wilayah kerja Puskesmas
Darusalam Medan. Jadi dapat ditafsirkan secara teoritis bahwa status kesehatan lansia di wilayah kerja Puskesmas Darusalam medan akan meningkat jauh lebih baik apabila aktivitas fisik lansia
cukup.
2.3.3. Olahraga
Olahraga adalah serangkaian aktivitas fisik yang dilakukan secara terstruktur dengan berpedoman pada aturan-aturan atau kaidah-kaidah tertentu tetapi tidak terikat pada intensitas dan
waktunya Afriwardi, 2010. Olahraga merupakan bagian dari kegiatan fisik secara terencana, terstruktur, berulang untuk meningkatkan kebugaran tubuh. Kurang olahraga juga beresiko terhadap
penurunan kekuatan, massa tulang dan absorpsi kalsium. Semakin bertambahnya usia seseorang,
Universitas Sumatera Utara
maka aktivitas fisik yang dilakukannya semakin menurun. Hal ini terkait dengan penurunan kemampuan fisik yang terjadi secara alamiah Fatmah, 2010.
Melakukan olahraga adalah suatu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh yang baikpositif terhadap kemampuan fisik seseorang apabila dilakukan secara baik dan benar.
Melakukan latihan fisik yang baik dapat bermanfaat sebagai upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dan apabila ditinjau secara fisiologi, psikologi dan sosial memberikan dampak secara
langsung dan jangka panjang Adriani Wirjatmadi, 2012. Menurut Maryam dkk, 2008 beberapa contoh olahragalatihan fisik yang dapat dilakukan oleh lansia untuk meningkatkan dan
memelihara kebugaran, kesegaran, dan kelenturan fisiknya sebagai berikut : 1. Pekerjaan rumah dan berkebun. Kegiatan ini harus dilakukan dengan tepat agar
napas sedikit lebih cepat, denyut jantung lebih cepat, dan otot menjadi lelah 2. Berjalan-jalan, sangat baik untuk meregangkan otot-otot kaki dan bila jalannya
makin lama makin cepat maka akan bermanfaat untuk daya tahan tubuh. Jika melangkah dengan panjang dan mengayunkan lengan 10-20 kali, maka dapat
melenturkan tubuh. 3. Jalan cepat. Jalan cepat dilakukan dengan frekuensi 3-5 kali seminggu, latihan
selama 15-30 menit, dan dilakukan tidak kurang dari 2 jam setelah makan. 4. Renang, merupakan olahraga paling baik dilakukan untuk menjaga kesehatan karena
hampir semua otot bergerak, sehingga kekuatan otot semakin meningkat. Namun olahraga kurang diminati karena segan mengingat keadaan kulit lnasia dan pakaian
yang harus dikenakan. 5. Bersepeda, baik bagi penderita arthritis karena tidak menyentuh lantai sama sekali,
sehingga tidak akan menyebabkan sakit pada sendi-sendinya. 6. Senam. Melakukan senam secara teratur dan benar dalam jangka waktu yang cukup
adalah sebagai berikut : a Mempertahankan atau meningkatkan taraf kesegaran jasmani yang baik
Universitas Sumatera Utara
b Mengadakan koreksi tehadap kesalahan sikap dan gerak c Membentuk sikap dan gerak
d Memperlambat proses degenerasi karena perubahan usia e Membentuk kondisi fisik kekuatan otot, kelenturan, keseimbangan,
ketahanan, keluwesan dan kecepatan f Membentuk berbagai sikap kejiwaan membentuk keberanian, kepercayaan
diri, kesiapan diri, dan kesanggupan bekerja sama g Memberikan rangsangan bagi saraf-saraf yang lemah, khususnya bagi lansia
h Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan masyarakat.
2.3.4. Kebiasaan Istirahat