57
1. Ukuran Perusahaan SIZE
Berdasarkan hasil uji T-test pada tabel 4.10 dapat kita ambil kesimpulan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh secara positif dan tidak signifikan
terhadap harga saham. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikan 0.086 diatas lebih besar 0.05 dan nilai t
hitung 1.738
t
tabel19876
artinya walaupun ditingkatkan variabel aktiva sebesar satu satuan maka harga saham Y tidak akan meningkat
sebesar 0.074 satuan. Mengenai hal tersebut dapat dijelaskan berikut ini. Ukuran perusahaan diproxy dengan logaritma natural total aktiva ln_TA.
Aktiva adalah harta dari perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam perusahaan. Semakin tinggi aktiva suatu perusahaan
menunjukan bahwa ukuran perusahaan semakin besar. Namun ukuran perusahaan yang semakin besar tidak dapat dijadikan suatu penilaian bahwa ukuran tersebut
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Asset yang baik adalah asset yang bersumber dari modal perusahaan itu sendiri sedangkan asset yang tidak baik
adalah asset yang berasal dari biaya yang berasal diluar perusahaan itu sendiri bisa dari investor atau melalui hutang.
2. Debt to Equity Ratio
Berdasarkan hasil uji T-test pada tabel 4.10 dapat kita ambil kesimpulan bahwa variabel debt to equity ratio berpengaruh secara negatif dan tidak
signifikan berpengaruh terhadap harga saham hal ini dapat terlihat dari nilai signifikan 0.103 diatas lebih besar 0.05 dan nilai t
hitung -1.651
t
tabel 19876
artinya walaupun ditingkatkan variabel debt to equity ratio sebesar satu satuan
Universitas Sumatera Utara
58 maka harga saham Y tidak akan menurun sebesar 0.102 satuan. Mengenai hal
tersebut dapat dijelaskan berikut ini. Semakin besar DER mencerminkan resiko perusahaan yang relatif tinggi
karena hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tersebut masih membutuhkan modal pinjaman untuk membiayai operasional perusahaan. Apabila perusahaan
tersebut masih membutuhkan modal pinjaman, dapat dipastikan keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan akan difokuskan untuk mengembalikan pinjaman
modal, akibatnya para investor cenderung
menghindari saham-saham yang memiliki DER yang tinggi. Ketika terdapat penambahan jumlah hutang secara absolut
maka akan menurunkan tingkat solvabilitas perusahaan, yang selanjutnya akan berdampak dengan menurunnya nilai return perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Efendi 2008.
3. Earning Per Share