Pengaruh Rasio Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Industri Barang Konsumen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM REGULER MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI BARANG KONSUMEN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

NAMA : STEVANIE THEODORA SIMATUPANG

NIM : 050503163

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Industri Barang Konsumen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 06 April 2010 Yang Membuat Pernyataan

Stevanie Theodora Simatupang NIM 050503163


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di Surga atas segala limpahan anugerah dan berkat-Nya yang telah dilimpahkan sejak penulis mencari ide, mengajukan, menyusun, hingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan, bimbingan, bantuan, dan kerjasama semua pihak yang telah turut membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Seketaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Abikusno Dharsuky, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan kesabarannya untuk memberikan pengarahan, bimbingan, diskusi, serta masukan selama proses penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, MSi, Ak dan Drs. Rustam, MSi, Ak selaku Dosen Penguji I dan Penguji II Saya yang telah memberikan arahan dan masukan yang berharga mengenai penulisan skripsi Saya.

5. Kedua orang tua saya: Ayah S.T. Simatupang dan Ibu E. Sibarani yang telah memberikan dorongan berupa doa dan semangat bagi penulis dalam proses


(4)

penyusunan skripsi. Semoga, penulis bisa menjadi satu kebanggaan tersendiri di hati Ayah dan Ibu tercinta.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan ke depan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 06 April 2010

Penulis,

(Stevanie Theodora Simatupang) NIM 050503163


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan dan ukuran perusahaan terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian yang digunakan adalah kelompok perusahaan industri barang konsumen yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan 31 Desember 2006 sampai 31 Desember 2008 dengan menggunakan time series dan cross section yang berjumlah 31 saham perusahaan. Data sekunder diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory dan dari beberapa publikasi (2006-2008).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Ukuran Perusahaan (SIZE) sebagai variabel independen dan harga saham sebagai variabel dependen. Teknik regresi linear dan regresi berganda (multiple regression) dengan uji hipotesis T-test dan F-test pada level signifikansi 5 % (α = 0.05).

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Current Ratio (CR), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Ukuran Perusahaan (SIZE) secara bersama-sama signifikan mempengaruhi harga saham. Keterbatasan hasil penelitian ini terletak pada jumlah rasio keuangan yang digunakan, jumlah sampel yang digunakan, dimana sampel hanya terbatas pada industri barang konsumen dengan periode pengamatan tahunan (berdasarkan laporan akhir tahun perusahaan). Diharapkan dari hasil penelitian ini, dapat membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi khususnya investasi pada instrumen saham industri barang konsumen.

Kata Kunci : harga saham, rasio keuangan, current ratio, earning per share, return on asset, debt to equity ratio, ukuran perusahaan


(6)

ABSTRACT

This research objective is to analyze the influence of financial ratio and company size to stock price at Indonesia Stock Exchange. The sample of this research is consumer goods industry which issued on Indonesia Stock Exchange for observation period from 31 December 2006 to December 2008, using time series data and cross section as much as 31 stock. Secondary data obtained from Indonesia Capital Market Directory and from many publication (2006 – 2008).

This research use Current Ratio (CURRENT), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Company Size (SIZE) as independent variable and stock price as dependent variable. The assessment was conduct by using linear regression and multiple regression with T test and F Test hypothesis on significancy level 5 % (α = 0.05).

Based on the result of this research, it is indicate that Current Ratio (CR), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Company Size (SIZE) all significantly influence to stock price. The limitation of this research lies on the number of used financial ratio, the number of used sample, where sample limited to consumer goods industry with annual observation period (based on company annual report). This research hopefully can help investor on making investment decision especially on consumer goods industry stock instrument.

Keywords : stock price, financial ratio, current ratio, earning per share, return on asset, debt to equity ratio, company size


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 8

1. Informasi Akuntansi dan Laporan Keuangan. ... 8

a. Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan ... 8

b. Tujuan Laporan Keuangan. ... 9


(8)

d. Karakteristik Informasi Akuntansi untuk Keputusan

Investasi. ... 10

2. Rasio Keuangan. ... 12

a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan. ... 12

b. Jenis-Jenis Rasio Keuangan. ... 13

c. Rasio-rasio yang Mempengaruhi Harga Saham. ... 15

3. Ukuran Perusahaan. ... 17

4. Saham. ... 19

a. Pengertian Saham. ... 19

b. Jenis Saham. ... 20

c. Keuntungan dan Kerugian Harga Saham. ... 21

d. Harga Saham. ... 22

B. Tinjauan Penelitian terdahulu ... 23

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 27

1. Kerangka Konseptual ... 27

2. Hipotesis Penelitian... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 31

B. Jenis Dan Sumber Data ... 31

C. Populasi Penelitian ... 32

D. Sampel dan Teknik Penentuan Sampel. ... 32

E. Prosedur Pengumpulan Data ... 33


(9)

G. Metode Analisis Data ... 34

1. Uji Asumsi Klasik ... 35

2. Pengujian Hipotesis... 37

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 40

B. Hasil Analisis ... 42

1. Uji Asumsi Klasik ... 42

a. Uji Normalitas ... 42

b. Hasil Uji Autokorelasi ... 47

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas... 48

d. Hasil Uji Multikolinearitas ... 49

2. Hasil Pengujian Hipotesis. ... 51

a. Hasil Pengukuran Adjusted R2 ... 51

b. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 53

c. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji T) ... 55

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62

B. Keterbatasan ... 63

C. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 24

Tabel 3.1 Daftar Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel... 34

Tabel 4.1 Statitstik Deskriptif ... 40

Tabel 4.2 One–Sample Kolmogorov–Smirnov Test (Sebelum Tranformasi). ... 43

Tabel 4.3 One–Sample Kolmogorov–Smirnov Test (Setelah Transformasi). ... 46

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 47

Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 49

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ... 50

Tabel 4.7 Variables Entered/Removed ... 51

Tabel 4.8 Adjusted R2 ... 52

Tabel 4.9 Hasil Uji F ... 54


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 27

Gambar 4.1 Uji Normalitas (1) ... 42

Gambar 4.2 Uji Normalitas (2) ... 43

Gambar 4.3 Uji Normalitas (4) ... 45

Gambar 4.4 Uji Normalitas (5) ... 48


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran i Data Populasi dan Sampel Penelitian. ... 68

Lampiran ii Data Variabel Penelitian(Sebelum Transformasi) ... 70

Lampiran iii Data Variabel Penelitian(Setelah Transformasi) ... 73

Lampiran iv Statitstik Deskriptif (Sebelum Tranformasi) ... 76

Lampiran v Statitstik Deskriptif (Setelah Tranformasi) ... 76

Lampiran vi Uji Normalitas Data (Sebelum Tranformasi) ... 77

Lampiran vii Uji Normalitas Data (Setelah Tranformasi) ... 78

Lampiran viii Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 80

Lampiran ix Hasil Uji Autokolerasi ... 81

Lampiran x Hasil Uji Multikolinearitas ... 81


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan dan ukuran perusahaan terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian yang digunakan adalah kelompok perusahaan industri barang konsumen yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan 31 Desember 2006 sampai 31 Desember 2008 dengan menggunakan time series dan cross section yang berjumlah 31 saham perusahaan. Data sekunder diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory dan dari beberapa publikasi (2006-2008).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Ukuran Perusahaan (SIZE) sebagai variabel independen dan harga saham sebagai variabel dependen. Teknik regresi linear dan regresi berganda (multiple regression) dengan uji hipotesis T-test dan F-test pada level signifikansi 5 % (α = 0.05).

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Current Ratio (CR), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Ukuran Perusahaan (SIZE) secara bersama-sama signifikan mempengaruhi harga saham. Keterbatasan hasil penelitian ini terletak pada jumlah rasio keuangan yang digunakan, jumlah sampel yang digunakan, dimana sampel hanya terbatas pada industri barang konsumen dengan periode pengamatan tahunan (berdasarkan laporan akhir tahun perusahaan). Diharapkan dari hasil penelitian ini, dapat membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi khususnya investasi pada instrumen saham industri barang konsumen.

Kata Kunci : harga saham, rasio keuangan, current ratio, earning per share, return on asset, debt to equity ratio, ukuran perusahaan


(14)

ABSTRACT

This research objective is to analyze the influence of financial ratio and company size to stock price at Indonesia Stock Exchange. The sample of this research is consumer goods industry which issued on Indonesia Stock Exchange for observation period from 31 December 2006 to December 2008, using time series data and cross section as much as 31 stock. Secondary data obtained from Indonesia Capital Market Directory and from many publication (2006 – 2008).

This research use Current Ratio (CURRENT), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Company Size (SIZE) as independent variable and stock price as dependent variable. The assessment was conduct by using linear regression and multiple regression with T test and F Test hypothesis on significancy level 5 % (α = 0.05).

Based on the result of this research, it is indicate that Current Ratio (CR), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Company Size (SIZE) all significantly influence to stock price. The limitation of this research lies on the number of used financial ratio, the number of used sample, where sample limited to consumer goods industry with annual observation period (based on company annual report). This research hopefully can help investor on making investment decision especially on consumer goods industry stock instrument.

Keywords : stock price, financial ratio, current ratio, earning per share, return on asset, debt to equity ratio, company size


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian karena perkembangan suatu negara dapat diukur salah satunya dengan melihat perkembangan pasar modal dan industri surat berharga di negara tersebut. Pasar modal adalah tempat berlangsungnya kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek (Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal). Pasar modal di Indonesia terus berkembang dan semakin menarik bagi para investor baik dalam dan luar negeri. Hal ini ditandai dengan jumlah transaksi perusahaan yang go public, investor, dan pelaku pasar modal lainnya yang terus meningkat. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI), merupakan merger Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada 1 Desember 2007. Pada tahun 2007, BEI mencatat kinerja ketiga terbaik di Asia Pasifik setelah bursa Shenzhen dan Shanghai. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 2.739,704 (mengalami kenaikan sebesar 51,74%). Bahkan pada akhir tahun 2009 Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyatakan bahwa BEI terbaik di kawasan Asean dan urutan kedua setelah Shenzhen (China) di kawasan Asia Pasifik. IHSG ditutup pada level 2.534,35 atau menguat 15,36 poin (0,6 persen). Khusus untuk industri barang konsumen terdapat 37 perusahaan yang terdaftar di BEI (Indonesia Capital Market Directory, 2008).


(16)

Pesatnya perkembangan BEI saat ini tidak dapat dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di BEI. Perkembangan harga saham di pasar modal merupakan indikasi penting untuk mempelajari tingkah laku pasar, yaitu investor. Dalam menentukan investasi, biasanya didasarkan pada berbagai informasi yang dimiliki baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi. Salah satu informasi yang di bursa efek adalah laporan keuangan perusahaan emiten yang telah diaudit. Kenyataannya saat ini di Indonesia pertimbangan membeli dan menjual saham pada prakteknya masih banyak didasarkan pada informasi non akuntansi seperti dengan melihat daftar peringkat saham, tren yang sedang terjadi, dan faktor-faktor eksternal lainnya. Informasi tersebut berguna sebagai pengurang ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Sehingga para investasi yang ada cenderung bersifat menebak dengan pertimbangan keadaan tren, padahal pada saat seseorang berinvestasi harus mengerti keadaan emiten yang akan diinvestasikan sehingga risiko yang ada akan semakin kecil. Para investor saham umumnya tertarik dengan pendapatan saat ini dan pendapatan yang diharapkan di masa depan serta stabilitas pendapatan-pendapatan tersebut dalam garis tren.

Berkaitan dengan penelitian ini, harga saham merupakan salah satu faktor bagi investor dalam pengambilan keputusan. Pembentukan harga saham tidak terlepas dari informasi akuntansi, walaupun sebenarnya pembentukan harga saham merupakan judgement of moment dari para penjual atau pembelinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu kondisi perusahaan, yang dalam hal ini diartikan sebagai kinerja perusahaan. Penulis membatasi permasalahan bahwa


(17)

yang dimaksud dengan kinerja perusahaan adalah kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan terutama terlihat dari tampilan keuangan yang pasti meningkat. Jika perusahaan tersebut mencapai prestasi yang baik maka akan lebih diminati investor. Prestasi yang dicapai perusahaan dapat dilihat dari laporan yang dipublikasikan. Analisis laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interpretasi rasio diperlukan untuk dapat memahami informasi tentang laporan keuangan. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya untuk menilai kondisi keuangan suatu perusahaan.

Beberapa penelitian yang sebelumnya dilakukan mengenai rasio-rasio keuangan terhadap harga saham antara lain Efendi (2008) yang meneliti pengaruh profitabilitas, solvabilitas, dan risiko sistematis terhadap harga saham properti di BEJ, menyatakan bahwa ROA, DER, dan risiko sistematis berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Secara simultan, ROA, ROE, DER, dan risiko sistematis berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan Dipo Satria (2008) dalam penelitian mengenai pengaruh rasio keuangan likuiditas, solvabilitas, aktivitas, profitabilitas, dan pasar terhadap harga saham industri manufaktur di BEJ, membuktikan bahwa Current Ratio, DTA, TATO, ITO, NPM, ROE, PER secara bersama-sama mempengaruhi harga saham dan hanya Current Ratio, NPM, dan ROE yang signifikan berpengaruh pada harga saham. Fenomena ketidakkonsistenan dari penelitian-penelitian terdahulu menjadikan penelitian tentang pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham menjadi semakin menarik.


(18)

(DER), Earning per Share (EPS), Return on Asset (ROA), dan Current Ratio (CR). Diadopsi dari rasio keuangan yang digunakan penelitian sebelumnya dan dari sumber literatur lain dengan pertimbangan ketersediaan data yang dilaporkan dalam laporan keuangan tahunan pada Indonesia Capital Market Directory (ICMD).

Investor dan kreditor juga perlu mempertimbangkan karakteristik keuangan setiap perusahaan. Karakteristik keuangan yang berbeda-beda antar perusahaan menyebabkan relevansi angka-angka akuntansi yang tidak sama pada semua perusahaan. Ukuran perusahaan dapat digunakan untuk mewakili karakteristik keuangan perusahaan. Perusahaan besar cenderung lebih beresiko daripada perusahaan dengan ukuran yang lebih kecil. Ini tentu akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tersebut. Candra Fitrianasari (2007) menganalisis pengaruh ukuran perusahaan dan risiko terhadap return saham terhadap 25 perusahaan yang aktif di Bursa Efek Jakarta pada periode 2004-2005. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap return, namun tidak signifikan, sedangkan risiko memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham investor. Apriliani Triani dan Nikmah (2006) dalam penelitiannya mengenai reputasi penjamin emisi, reputasi auditor, persentase penjamin emisi, ukuran perusahaan dan fenomena underpricing dalam studi pada BEJ, menyimpulkan bahwa investor mempertimbangkan besarnya ukuran perusahaan dalam melakukan investasi.

Riset-riset di bidang finansial menunjukkan bahwa karakteristik perusahaan (seperti growth, ukuran perusahaan, efisiensi, dll) bermanfaat dalam memprediksi


(19)

harga saham di masa depan. Walau begitu tidak banyak penelitian mengenai pengaruh ukuran perusahaan secara langsung terhadap harga saham. Ukuran perusahaan lebih banyak dihubungkan dengan expected return, atau variabel dependen lainnya, dimana pada akhirnya akan berpengaruh juga pada harga saham. Ini menjadi motivasi bagi penulis untuk menambah referensi penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap harga saham.

Dengan data dari rasio keuangan dan ukuran perusahaan di atas kita dapat melihat seberapa baik kinerja dari sebuah perusahaan, sehingga sebelum seorang investor menanamkan dana investasinya, mereka telah memiliki pertimbangan yang matang mengenai kondisi dari sebuah perusahaan. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan pada fenomena yang terjadi dan replikasi dari beberapa penelitian sebelumnya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada data penelitian yang sama-sama diambil di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang sebelumnya dikenal Bursa Efek Jakarta (BEJ). Juga ada variabel yang pernah diteliti kembali untuk membuktikan kebenaran teori tersebut apa masih layak atau tidak. Perbedaannya terdapat pada jumlah sampel, perusahaan sampel, periode pengamatan, variabel independen yang menggabungkan variabel yang pernah diteliti dari beberapa penelitian sebelumnya. Berdasarkan dari penelitian-penelitian dan latar belakang di atas, maka untuk penelitian ini ditetapkan judul: “Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham Industri Barang Konsumen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”


(20)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah rasio keuangan (debt to equity ratio, earning price per share, return on asset, current ratio) dan ukuran perusahaan berpengaruh, baik secara parsial maupun simultan, terhadap harga saham pada industri barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”

C. Batasan Masalah

Atas pertimbangan-pertimbangan efisiensi, minat, keterbatasan waktu dan tenaga, serta pengetahuan penulis, maka penulis melakukan beberapa batasan konsep terhadap penelitian yang akan diteliti, yaitu:

1. Variabel yang digunakan dalam penelitian hanya terbatas pada variabel-variabel fundamental saja, dengan tidak melibatkan faktor teknis dan ekonomi makro seperti perkembangan kurs, keadaan pasar, tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan lain-lain,

2. Jenis perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini hanya industri barang konsumen saja, sehingga tidak mencerminkan reaksi dari pasar modal secara keseluruhan,

3. Rasio keuangan perusahaan hanya diwakili oleh empat buah rasio keuangan, yaitu debt to equity ratio, earning per share, return on asset, current ratio.


(21)

4. Periode penelitian hanya 3 tahun (2006-2008), sehingga hasil yang diperoleh kemungkinan tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari bukti empiris apakah rasio keuangan dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh baik secara parsial dan simultan terhadap harga saham industri barang konsumen di Bursa Efek Indonesia (BEI).

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan:

1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang akuntansi keuangan dan perilaku pasar modal.

2. Bagi calon investor, informasi rasio keuangan dan ukuran perusahaan diharapkan dapat digunakan untuk menilai harga saham, sehingga calon investor dapat memperoleh keuntungan.

3. Bagi peneliti lanjutan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi dalam melakukan penelitian sejenis.

4. Bagi akademisi, hasil penelitian ini memberikan kontribusi dan tambahan bukti empiris dalam bidang akuntansi terutama yang berkaitan dengan pasar modal.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Informasi Akuntansi dan Laporan Keuangan

a. Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan

Untuk bisa melakukan analisis laporan keuangan, sebenarnya pintu yang paling mudah dimasuki adalah melalui penguasaan akuntansi. Accounting Principle Board (APB) Statement No. 4 mendefinisikan akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, yang digunakan dalam memilih di antara beberapa alternatif pilihan. Hasil akuntansi berupa laporan keuangan yang nantinya akan digunakan oleh user sebagai alat bantu dalam membuat keputusan ekonomi. Banyak keputusan yang didasarkan pada pertimbangan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan suatu sarana utama yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan. Sebagaimana yang juga dikemukakan oleh Lyn M. Fraser dan Aileen Ormiston (2007 : 3)

Financial statements and their accompanying notes contain a wealth of useful information regarding the financial position of a company, the success of its operations, the policies and strategies of management, and insight into its future performance. The objective of the financial statement user is to find and interpret this information to answer questions about the company


(23)

b. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC), adapun tujuan dari laporan keuangan itu adalah:

1) Berguna bagi investor dan kreditor yang ada dan potensial, serta pemakai lainnya dalam membuat keputusan investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya.

2) Dapat membantu investor dan kreditor yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan uang di masa mendatang yang berasal dari dividen atas bunga pelunasan, dan jatuh temponya surat-surat berharga atau pinjaman-pinjaman.

3) Menunjukkan sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, dan pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber tersebut.

c. Keterbatasan Laporan Keuangan

Empat keterbatasan laporan keuangan menurut Djarwanto (2004 : 12) adalah sebagai berikut:

1) Laporan keuangan pada dasarnya merupakan laporan antara (interim report), bukan merupakan laporan final, karena laba-rugi riil (laba-rugi final) hanya dapat ditentukan bila perusahaan dijual atau dilikuidir. 2) Laporan keuangan ditunjukkan dalam jumlah rupiah yang nampaknya


(24)

standar lain. Apalagi bila dibandingkan dengan laporan keuangan seandainya perusahaan itu dilikuidir, jumlah rupiahnya dapat sangat berbeda.

3) Neraca dan laporan laba-rugi mencerminkan transaksi-transaksi keuangan dari waktu ke waktu. Selama itu mungkin nilai rupiah sudah menurun (daya beli rupiah menurun karena kenaikan tingkat harga-harga).

4) Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai keadaan perusahaan. Laporan keuangan tidak mencerminkan semua factor yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha karena tidak semua faktor dapat diukur dalam satuan uang.

d. Karakteristik Informasi Akuntansi untuk Keputusan Investasi

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang disusun Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) terdapat empat karakteristik yang harus dipenuhi laporan keuangan, yaitu:

1) Dapat dipahami, kualitas pentingnya informasi yang terdapat dalam laporan keuangan adalah kemudahan untuk segera dipahami oleh pemakai. Dengan asumsi pemakai memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan mempelajari informasi dan ketekunan yang wajar.

2) Relevan, informasi dalam laporan keuangan memenuhi kebutuhan pemakainya dalam proses pengambilan keputusan. Informasi laporan keuangan disebut relevan apabila mempengaruhi keputusan ekonomi


(25)

pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa yang akan datang.

3) Dapat diandalkan, informasi laporan keuangan harus dapat diandalkan dengan artian informasi yang terkandung tidak menyesatkan, mengandung kesalahan material. Laporan keuangan merupakan penyajian secara tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. 4) Dapat dibandingkan, pemakai harus dapat membandingkan laporan

keuangan perusahaan antar periode, antar perusahaan, untuk mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi keuangan, kinerja perusahaan.

Ditegaskan lagi oleh Lyn M. Fraser dan Aileen Ormiston (2007 : 25)

Ideally, financial statements should reflect an accurate picture of a company’s financial condition and performance. The information should be useful both to assess the past and predict the future. The sharper and clearer the picture presented through the financial data and the closer that picture is to financial reality, the higher is the quality of the financial statements and reported earnings

Dalam kaitannya dengan informasi yang biasa digunakan dalam menganalisis investasi, yaitu dengan menggunakan teknik analisis fundamental maka komponen yang digunakan sebagai bahan analisis adalah rasio keuangan dan ukuran perusahaan.


(26)

2. Rasio Keuangan

a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Yang dimaksud dengan rasio dalam analisis laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan (Djarwanto, 2004 : 143). Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan Ormiston (2007 : 196) ”Financial ratios, which standardize financial data in terms of mathematical relationships expressed in the form of percentages or time.” Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.

Analisis rasio keuangan yang menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba rugi satu dengan yang lainnya, dapat memberikan gambaran sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini. Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang di masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang


(27)

tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri. Helfert dalam Ananto (2007 : 28) mengungkapkan terdapat banyak rasio keuangan yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian kinerja keuangan. Akan tetapi, manfaat sebenarnya dari setiap rasio keuangan sangat ditentukan oleh tujuan spesifik dari analis. Lebih lanjut rasio-rasio itu bukan kriteria mutlak. Higgins (2007 : 58) memaparkan:

Ratio analysis is widely used by managers, creditors, regulators, and investors. Used with care and imagination, the technique can reveal much about a company. But there are few more things to bear in mind about ratios. First, ratio is a simply one number divided by another, so it is unreasonable to expect the mechanical calculation of one or even several ratios to automatically yield important insights into anything as complex as a modern corporation. One or even several ratios might be misleading, but when combined with other knowledge of a company’s management and economic circumstances, ratio analysis can tell a revealing story. A second point to bear in mind is that a ratio has no single correct value. Like Goldilocks and the three bears, the observation that the value of a particular ratio is too high, too low, or just right depends on the perspective of the analyst and on the company’s competitive strategy

b. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Darsono dan Ashari (2005 : 51-61) membagi rasio keuangan ke dalam empat komponen. Keempat komponen tersebut adalah:

1) Likuiditas. Rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka


(28)

pendek. Rasio likuiditas meliputi rasio lancar (current ratio), quick test ratio (QTR), net working capital (NWC), dan defensive interval ratio (DIR).

2) Solvabilitas atau Daya Ungkit. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini juga disebut dengan rasio pengungkit (leverage) yaitu menilai batasan perusahaan dalam meminjam uang. Rasio solvabilitas/leverage meliputi debt to asset ratio (DAR), debt to equity ratio (DER), equity multiplier (EM), dan interest coverage (IC) atau times interest earned.

3) Profitabilitas. Rasio profitabilitas meliput i gross profit margin (GPM), net profit margin (NPM), return on asset (ROA), return on equity (ROE), earning per share (EPS), payout ratio (PR), retention ratio (RR), dan productivity ratio (PR).

4) Aktivitas. Rasio aktivitas terdiri dari receivable turn over (RTO), rata penerimaan piutang (RPP), inventory turn over (ITO), lama persediaan mengendap (LPM), dan total asset turn over (TATO).

Menurut J. Wild John, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey dalam bukunya Financial Statement Analysis (2005 : 38-39) beberapa rasio memiliki aplikasi umum dalam analisis keuangan, sementara lainnya bersifat unik untuk situasi dan industri spesifik. Analisis rasio dalam bagian ini diterapkan dalam tiga area penting analisis laporan keuangan:


(29)

1) Analisis Kredit (Risiko)

a) Likuiditas, untuk mengevaluasi kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek.

b) Struktur Modal dan Solvabilitas, untuk menilai kemampuan memenuhi kewajiban jangka panjang.

2) Analisis Profitabilitas

a) Tingkat pengembalian atas investasi (Return On Investment-ROI), untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang.

b) Kinerja Operasi, untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi.

c) Pemanfaatan aktiva (Asset Utilization), untuk menilai efektivitas dan intensitas aktiva dalam menghasilkan penjualan, disebut pula perputaran (Turnover).

3) Penilaian

Untuk mengestimasi nilai intrinsik perusahaan (saham).

c. Rasio-Rasio yang Mempengaruhi Harga Saham

Analisis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), dan Current Ratio (CR).

1) Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah


(30)

pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang (Darsono dan Ashari, 2005 : 54). 2) Earning Per Share (EPS)

Investor biasanya lebih tertarik dengan ukuran profitabilitas dengan menggunakan dasar saham yang dimiliki. Alat analisis yang dipakai untuk melihat keuntungan dengan dasar saham adalah earning per share yang dicari dengan laba bersih dibagi saham yang beredar. Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham (Darsono dan Ashari, 2005 : 57).

3) Return On Asset (ROA)

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan (Darsono dan Ashari, 2005 : 57).

4) Current Ratio (CR)

Current ratio adalah kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki.


(31)

Likuiditas jangka pendek ini penting karena bisa mengakibatkan perusahaan bangkrut. Dalam melihat rasio lancar, analisis juga harus memperhatikan kondisi dan lingkungan perusahaan seperti rencana manajemen, sektor industri, dan kondisi ekonomi makro secara umum (Darsono dan Ashari, 2005 : 53).

3. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak pula perputaran uang dan semakin besar pula ia dikenal di dalam masyarakat. Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva/besar harta perusahaan dengan menggunakan perhitungan logaritma natural total aktiva. Total aktiva dipakai sebagai proxy ukuran perusahaan dengan mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan.

Perbedaan ukuran perusahaan menimbulkan risiko usaha yang berbeda secara signifikan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil. Perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal sehingga lebih mudah untuk mendapatkan tambahan dana. Ukuran perusahaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan


(32)

kemampuan dan tingkat risiko dalam mengelola investasi yang diberikan para stakeholder untuk meningkatkan kemakmuran mereka. Perusahaan yang memiliki total asset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan. Jika perusahaan memiliki total asset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan (maturity) dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil (Ninna Daniati dan Suhairi : 2006). Dividend yang dibagikan kepada pemegang saham pun semakin besar. Hal ini menyebabkan saham perusahaan tetap menarik bagi investor dan akhirnya saham tersebut mampu bertahan pada harga yang tinggi secara relatif.

Ukuran perusahaan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu perusahaan kecil, perusahaan menengah, dan perusahaan besar. Berdasarkan Undang-Undang No.9 tahun 1995, ukuran perusahaan dikelompokkan atas:

a. Perusahaan kecil yaitu perusahaan yang memiliki aset yang kurang dari Rp 200.000.000,- di luar tanah dan bangunan.

b. Perusahaan menengah yaitu perusahaan yang memiliki aset lebih dari Rp 200.000.000,- dan kurang dari Rp 5.000.000.000,- di luar tanah dan bangunan.

c. Perusahaan besar yaitu perusahaan yang memiliki aset lebih dari Rp 5.000.000.000,-.


(33)

untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari kreditur pun akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran lebih besar memiliki profitabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Pada sisi lain, perusahaan dengan skala kecil lebih fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih bereaksi terhadap perubahan yang mendadak. Oleh karena itu, memungkinkan perusahaan besar tingkat leveragenya akan lebih besar dari perusahaan yang berukuran kecil.

4. Saham

a. Pengertian Saham

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006 : 6), saham (stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan hukum dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalh pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan, sehingga para pemegang saham berhak menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Para pemegang saham juga berhak memperoleh dividen yang dibagikan oleh perusahaan. Sebaliknya, pemegang saham pun turut menanggung risiko sebesar saham yang dimiliki apabila perusahana tersebut bangkrut (Ananto, 2007 : 40). Brealey, Myers dan Marcus


(34)

(2007 : 160) mengemukakan bahwa saham bisa merupakan investasi yang berisiko. Bisa dipahami investor tidak senang jika terikat pada perusahaan tertentu selamanya. Maka perusahaan besar biasanya mengatur saham mereka terdaftar pada bursa saham, yang memungkinkan investor memperdagangkan saham yang ada di antara sesama mereka.

b. Jenis Saham

Beberapa jenis saham yang dikenal adalah:

1) Saham atas tunjuk (bearer stock), setiap pemegang saham atas tunjuk dianggap sebagai pemilik dan memiliki hak untuk menjual saham tersebut, memperoleh bayaran atas dividen dan menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

2) Saham atas nama (registered stock), jenis saham ini nama dari pemilik terdapat di sertifikat saham dan tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) perusahaan. Pemegang saham jenis ini memperoleh hak untuk menjual saham, mendapatkan dividen, dan mengakhiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

3) Saham biasa (common stock), saham biasa adalah saham yang tidak memiliki hak prioritas yang lebih rendah dibandingkan pemegang saham preferen terutama pada saat pembagian dividen dan likuidasi perusahaan. 4) Saham preferen (preferrend stock), pemegang saham preferen memiliki

hak prioritas dalam pembagian dividen dan pembagian kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Selain itu pemegang saham preferen berhak mengajukan usul pengajuan


(35)

calon dewan komisaris dan direksi.

c. Keuntungan dan Kerugian Saham

Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham:

1) Dividend, yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. 2) Capital gain, yaitu selisih antara harga beli dan harga jual. Umumnya

pemodal dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain.

Tetapi ada juga beberapa risiko yang akan dihadapi pemodal dengan kepemilikan saham, yaitu:

1) Tidak mendapat dividend

Perusahaan akan membagikan dividend jika operasi perusahaan mengalami keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak akan membagikan dividend jika mengalami kerugian. Potensi keuntungan investor untuk mendapatkan dividend ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.

2) Capital loss

Dalam aktivitas perdagangan saham tidak selalu investor mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli, dinamakan capital loss. Dalam jual beli saham, terkadang untuk menghindari potensi kerugian yang membesar seiring menurunnya harga


(36)

saham maka invetor rela menjual saham dengan harga rendah (cut loss). 3) Saham di-delist dari bursa (delisting)

Suatu saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividend secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan di bursa efek pada umumnya.

d. Harga Saham

Harga saham merupakan indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan suatu kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi penilaian terhadap harga saham baik itu yang bersifat fundamental maupun teknikal. Namun demikian secara sederhana variabilitas harga saham bergantung pada bagaimana earning dan dividend yang terjadi pada sebuah perusahaan. Pada dasarnya harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran, namun untuk melakukan penilaian harga saham dengan baik diperlukan data operasional perusahaan seperti laporan keuangan yang telah diaudit, performance perusahaan di masa yang akan datang dan kondisi ekonomi.

Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, dalam arti tergantung kekuatan permintaan dan penawaran saham itu sendiri. Pergerakan harga suatu


(37)

saham dalam jangka pendek tidak dapat diterka secara pasti. Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak orang yang ingin menjual maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun (Silvana : 2009).

Dalam melakukan analisa untuk menilai suatu saham terdapat 3 jenis informasi yaitu informasi yang bersifat fundamental, informasi yang bersifat teknis, dan informasi yang berhubungan dengan kondisi sosial, ekonomi, politik. Informasi yang bersifat fundamental yaitu kemampuan manajemen perusahaan, prospek perusahaan, prospek pemasukan, perkembangan teknologi, kemampuan menghasilkan keuntungan, manfaat terhadap perekonomian nasional, kebijakan pemerintah, hak-hak investor. Informasi yang bersifat teknis misalnya perkembangan kurs, keadaan pasar, volume, frekuensi transaksi, dan kekuatan pasar. Informasi yang berhubungan dengan kondisi sosial, ekonomi, politik misalnya terdiri dari tingkat inflasi, kebijakan moneter, musim, neraca pembayaran dan APBN, kondisi ekonomi, dan kondisi politik. Investor yang bijak senantiasa tidak terpaku hanya pada satu informasi saja. Hal ini dikarenakan bahwa harga saham boleh berfluktuasi karena faktor psikologis tetapi dasar dan titik awal suatu penilaian tetap pada kinerja perusahaan. Berarti dalam penilaian saham, investor perlu melihat kedua faktor tersebut, yaitu faktor psikologi dan performa perusahaan (Ade Fatma, 2008 : 124).


(38)

Penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini adalah Efendi (2008) yang meneliti pengaruh profitabilitas, solvabilitas, dan risiko sistematis terhadap harga saham pada perusahaan properti yang terdaftar di BEJ tahun 2004-2006, dan Dipo Satria Alam (2008) dalam penelitiannya yang menguji pengaruh rasio keuangan likuiditas, solvabilitas, aktivitas, profitabilitas, dan pasar terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2003-2005. Tinjauan penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama peneliti (Tahun penelitian)

Variabel penelitian Hasil penelitian

Efendi (2008)

⋅ variabel independen :

return on asset, return on equity, debt to equity ratio, risiko sistematis

⋅ variabel dependen : harga saham

⋅ secara parsial, ada pengaruh variabel return on asset, debt to equity ratio, dan risiko sistematis terhadap harga saham.

secara simultan, return on asset, return on equity, debt to equity ratio, risiko sistematis berpengaruh terhadap harga saham.

Dipo Satria Alam (2008)

⋅ variabel independen : current ratio, total debt to total assets, total assets turnover, inventory turnover, return on equity, net profit margin, price earning ratio ⋅ variabel dependen :

⋅ secara parsial, current ratio, net profit margin, return on equity

berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.


(39)

harga saham ⋅ secara simultan, current ratio, total debt to total assets, , total assets turnover, inventory turnover, net profit margin, , price earning ratio berpengaruh terhadap harga saham.

total debt to total assets, inventory turnover, total assets turnover, price earning ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.


(40)

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual

Berdasarkan landasan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu diatas maka kerangka konseptual penelitian adalah sebagai berikut:

Independen (X) Dependen (Y)

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis (Jurusan Akuntansi, 2004 : 13). Penelitian ini menggunakan lima variabel independen yaitu debt to equity ratio (DER), earning per share (EPS), return on asset (ROA), current ratio (CR), dan ukuran perusahaan (SIZE), serta satu variabel dependen harga saham.

Ukuran Perusahaan

(X1)

Debt to Equity Ratio (X2)

Harga Saham (Y)

Earning Per Share (X3)

Return On Asset (X4) Current Ratio


(41)

DER merupakan financial leverage yang dipertimbangkan sebagai variabel keuangan karena secara teoritis menunjukkan risiko suatu perusahaan sehingga berdampak pada ketidakpastian harga saham. DER yang tinggi mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar yang berarti mengurangi keuntungan, sebaliknya tingkat DER yang kecil menunjukkan kinerja yang semakin baik karena menyebabkan tingkat kembalian yang semakin tinggi. Investor cenderung memilih saham dengan DER yang rendah. DER berpengaruh negatif pada harga saham.

EPS merupakan salah satu hal utama yang diperhatikan investor sebelum membuat keputusan investasinya di suatu perusahaan karena investor tentunya mengharapkan pengembalian atau return yang tinggi dari investasinya, sehingga investor akan lebih tertarik berinvestasi di perusahaan yang mempunyai EPS yang tinggi. Apabila EPS suatu perusahaan dinilai tinggi oleh investor, maka hal ini pada gilirannya akan menyebabkan harga saham perusahaan cenderung bergerak naik. EPS berpengaruh terhadap harga saham.

ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembalian besar. Investor cenderung memilih saham dengan ROA tinggi. ROA berpengaruh terhadap harga saham.

CR menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. CR merupakan


(42)

indikator yang sesungguhnya dari likuiditas perusahaan, karena perhitungan tersebut mempertimbangkan hubungan relative antara aktiva lancar dengan hutang lancar untuk masing-masing perusahaan. Investor cenderung memilih saham dengan CR yang tinggi.

SIZE menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dan tingkat risiko dalam mengelola investasi yang diberikan para stakeholder untuk meningkatkan kemakmuran mereka. Jika perusahaan memiliki total asset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan (maturity) dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu dividen yang dibagikan kepada pemegang saham pun semakin besar. Hal ini menyebabkan saham perusahaan tetap menarik bagi investor dan akhirnya saham tersebut mampu bertahan pada harga yang tinggi secara relatif. SIZE berpengaruh pada harga saham.

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Erlina (2007 : 41) menyatakan “hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris”. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan kebenaranya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan kerangka koseptual yang telah diuraikan, dapat dirumuskan hipotesis sementara bahwa Debt


(43)

to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR), danukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan industri barang konsumen di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2006-2008.


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2006 : 11) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Penelitian ini akan menjelaskan pengaruh antara rasio keuangan dan ukuran perusahaan terhadap harga saham.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain, data sekunder ini digunakan untuk diproses lebih lanjut (Umar, 2008 : 42). Data yang diperoleh adalah kombinasi antara data time series dengan data cross section (pooled data). Data time series atau disebut juga data deret waktu merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dari beberapa interval waktu tertentu misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan. Sedangkan data cross section atau data satu waktu adalah sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja (Umar, 2008 : 42-43). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan,


(45)

ukuran perusahaan yang di-proxy dari logaritma natural total asset. Sumber data diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) tahun 2006-2008 dan melalui situs BEI d

C. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2006 : 72), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian di atas maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008. Populasi penelitian berjumlah 37 perusahaan dan dilampirkan dalam lampiran skripsi ini.

D. Sampel dan Teknik Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (2006 : 55) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel dalam penelitian ini adalah 31 perusahaan industri barang konsumen. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006 : 55).

Kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling adalah sebagai berikut:

1. perusahaan industri barang konsumen yang terdaftar di BEI tahun 2006 -2008 dan tidak pernah mengalami delisting pada periode tersebut,


(46)

2. perusahaan sampel telah mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember untuk tahun 2006, 2007, dan 2008. Laporan telah diaudit, sehingga laporan keuangan tersebut dapat dipercaya.

E.Prosedur Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data eksternal. Data eksternal adalah data yang dicari secara manual dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan. Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yakni jurnal akuntansi serta buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap yang kedua, pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh melalui situs dipublikasikan.

F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 5 (lima) variabel independen (X) yaitu current ratio, debt to equity ratio, return on equity, earning per share, dan ukuran perusahaan dan 1 (satu) variabel dependen (Y) yaitu harga saham. Masing-masing variabel penelitian secara operasional dapat didefinisikan seperti nampak pada tabel 3.1 sebagai berikut:


(47)

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan pengukuran Variabel

Nama Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala 1 Debt to Equity

Ratio (DER)

Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman.

Total Hutang Total Aktiva

Rasio

2 Earning Per Share Ratio

(EPS)

Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham.

Laba Bersih Jumlah Saham

yang Beredar

Rasio

3 Return On Asset (ROA)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu.

Laba Bersih Total Aktiva

Rasio

4 Current Ratio (CR)

Kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki.

Aktiva Lancar Kewajiban

Lancar

Rasio

5 Ukuran Perusahaan

(SIZE)

Ukuran perusahaan menunjukkan jumlah

pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan

kemampuan dan tingkat risiko dalam mengelola investasi yang diberikan para stakeholder untuk

meningkatkan kemakmuran mereka.

SIZE = LnTA LogNatural dari Total

Asset

6 Harga Saham Harga saham adalah harga pasar, yaitu harga yang terbentuk di pasar jual beli saham.

Ln Harga Saham pada akhir tahun

Rasio

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan software SPSS for Windows v.16. Penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis,


(48)

terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak. Model persamaan regresinya ialah sebagai berikut :

Y = a + b1 X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + ℮ dimana:

Y = Harga Saham

a = Konstanta

X1 = Ukuran Perusahaan X2 = Debt to Equity Ratio X3 = Earning Per Share X4 = Return on Asset

X5 = Current Ratio

b1,b2,b3,b4, b5 = Koefisien regresi

e = Error (tingkat kesalahan)

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji ini digunakan dalam tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variabel telah menyebar secara normal. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati data normal. Uji normalitas dilakukan dengan analisis grafik dengan cara melihat grafik histogram dan Normal probability plot.

Pengujian normalitas data juga dilakukan dengan menggunakan alat uji statistik, yaitu uji Kolmogorov Smirnov (Uji K-S). Apabila probabilitas > 0,05


(49)

maka distribusi data normal dan dapat digunakan analisis regresi. Jika nilai probabilitasnya < 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2005). Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) antar variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF>10 (Ghozali, 2005 : 92).

c. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode satu dengan periode sebelumya (Ghozali, 2005). Autokorelasi terjadi karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series). Model regresi yang baik adalah model yang tidak terdapat autokorelasi. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW).

Menurut Santoso (2002 : 18), keputusan ada atau tidaknya autokorelasi adalah:

1) Bila nilai D-W dibawah -2, maka ada autokorelasi positif,

2) Bila nilai D-W di antara -2 sampai +2, maka tidak ada autokorelasi, 3) Bila nilai D-W di atas +2, maka ada autokorelasi negatif.


(50)

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan (varians) antara satu pengamatan ke pengamatan lainnya (Ghozali, 2005). Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah terjadi homoskedastisitas. Dalam menguji heteroskedastisitas, penulis menggunakan uji glejser dan memperhatikan hasil output SPSS. Jika variabel independen signifikan < 0,05 maka Ha diterima (ada heteroskedastisitas) dan jika signifikan > 0,05 maka H0 diterima (tidak ada heteroskedastisitas).

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan regresi berganda. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel independen yaitu current ratio, debt to equity ratio, return on asset, earning per share, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu harga saham secara simultan maupun parsial.

a. Adjusted R2

Pengujian Adjusted R2 digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Adjusted R2 berkisar antara nol sampai dengan 1 (0≤ Adjusted R2≤1). Hal ini berarti bila adjusted R2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Bila adjusted R2 semakin


(51)

besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dan bila adjusted R2 semakin kecil mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Uji signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya yaitu:

H0 : b1,b2,b3,b4,b5, = 0, artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : b1,b2,b3,b4,b5, ≠ 0, artinya variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima atau H0 ditolak, Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak atau H0 diterima. c. Uji signifikansi parsial (Uji T)

Uji statistik T disebut juga sebagai uji signifikansi individual. Uji ini digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya yaitu :

H0 : b1,b2,b3,b4,b5,=0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : b1,b2,b3,b4,b5, ≠ 0, artinya suatu variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.


(52)

Kriteria pengambilan keputusan adalah :

Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima atau H0 ditolak, Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak atau H0 diterima


(53)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Peneltian

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang industri barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2006-2008. Jumlah populasi yang ada dalam penelitian ini berjumlah 37 perusahan dan setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling diperoleh 31 perusahaan yang akan digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Data mengenai populasi dan sampel perusahaan dapat dilihat pada lampiran i.

Berikut ini merupakan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Sumber: Data Olahan SPSS, 2010

Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa:

1. variabel debt to equity ratio (DER) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 93, dengan nilai minimum (terkecil) -68.98, nilai maksimum

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DER 93 -68.98 214 7.4911 36.74059

EPS 93 -929 10551 912.7757 2066.73142

ROA 93 -55.36 605.74 9.9684 63.35344

CR 93 0.07 94 5.3017 12.41970

Ln_TA 93 79269 542060439737. 5831881513 56208706329

H.SAHAM 93 50 129500 9675 24051

Valid N


(54)

(terbesar) 214 dan mean (nilai rata-rata) 7.4911. Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 36.74059,

2. variabel earning per share (EPS) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 93, dengan nilai minimum (terkecil) -929.00, nilai maksimum (terbesar) 10551.00 dan mean (nilai rata-rata) 912.7757. Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 2066.73142,

3. variabel return on asset (ROA) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 93, dengan nilai minimum (terkecil) -55.36, nilai maksimum (terbesar) 605.74 dan mean (nilai rata-rata) 9.9684. Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 63.35344,

4. variabel current ratio (CR) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 93, dengan nilai minimum (terkecil) 0.07, nilai maksimum (terbesar) 94.00 dan mean (nilai rata-rata) 5.3017. Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 12.41970,

5. variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 93 dengan nilai minimum (terkecil) 79269, nilai maksimum (terbesar) 542060439737 dan mean (nilai rata-rata) 5831881513. Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 56208706329, 6. variabel harga sahammemiliki jumlah sampel (N) sebanyak 93 dengan

nilai minimum (terkecil) 50, nilai maksimum (terbesar) 129500 dan mean (nilai rata-rata) 9675.2. Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 24051.5,


(55)

B. Hasil Analisis

1. Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak, dengan membuat hipotesis sebagai berikut:

Ho : data residual terdistribusi normal Ha : data residual terdistribusi tidak normal

Hasil dari uji normalitas dapat dilihat dengan grafik histogram, normal probability plot, serta Kolmogorov-Smirnov Test ditunjukkan sebagai berikut:

Gambar 4.1 Uji Normalitas (1)


(56)

Gambar 4.2 Uji Normalitas (2)

Tabel 4.2 Uji Normalitas (3)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 93

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.61230659E4

Most Extreme Differences Absolute .286

Positive .259

Negative -.286

Kolmogorov-Smirnov Z 2.758

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

Dengan melihat tampilan histogram maupun grafik normal plot maka dapat disimpulkan bahwa grafik histogram pola distribusi yang melenceng ke kiri dan tidak normal. Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis


(57)

diagonal dan penyebarannya jauh di garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukan bahwa model regresi menyalahi asumsi normalitas. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini menujukkan probabilitas = 0,00. Dengan demikian, data pada penelitian ini tidak berdistribusi normal dan tidak dapat digunakan untuk melakukan Uji-T dan Uji-F karena 0,00<0,05 (H0 ditolak).

Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Syafrizal et.all (2008 : 62) yaitu:

1) lakukan transformasi data, misalnya mengubah data menjadi bentuk logaritma (Log) atau natural (Ln),

2) menambah jumlah data,

3) menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data,

4) menerima data apa adanya.

Untuk menormalkan data yang tidak berdistribusi normal, peneliti melakukan normalitas data dengan cara melakukan Ln terhadap semua variabel yang tidak terdistribusi secara normal tersebut. Hasil uji normalitas setelah dilakukan transformasi data yang tidak normal tersebut dapat dilihat pada grafik histogram, normal probability plot, dan tabel Kolmogorov-Smirnov Test berikut ini:


(58)

Gambar 4.3 Uji Normalitas (4)

Gambar 4.4 Uji Normalitas (5)


(59)

Tabel 4.3 Uji Normalitas (6)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 84

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .84273826

Most Extreme Differences Absolute .131

Positive .131

Negative -.097

Kolmogorov-Smirnov Z 1.197

Asymp. Sig. (2-tailed) .114

a. Test distribution is Normal.

Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan desain grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.

Dari grafik histogram dan normal probability plot pada gambar 4.3 dan gambar 4.4 di atas terlihat bahwa setelah dilakukan transformasi data menggunakan Ln, grafik histogram memperlihatkan pola distribusi yang normal, dan grafik P-P Plot memperlihatkan titik-titik menyebar di sekitar/mengikuti arah garis diagonal yang menunjukkan pola distribusi normal.

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini menujukkan probabilitas = 0,114. Dengan demikian, data pada penelitian ini berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan Uji-T dan Uji-F karena 0,114> 0,05 (H0 diterima).


(60)

b. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Mengacu kepada pendapat Santoso (2002), secara umum panduan mengenai angka Durbin-Watson dapat diambil patokan sebagai berikut:

d. angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

e. angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, f. angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.4

Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .920a .846 .837 .86933 1.772

a. Predictors: (Constant), ln_CR, ln_TA, ln_DER, ln_ROA, ln_EPS b. Dependent Variable: ln_Harga_Saham

Sumber: Data Olahan SPSS, 2010

Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,772. Angka ini terletak di antara -2 sampai +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.


(61)

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2005 : 105) “Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian dilakukan dengan uji grafik dengan melihat grafik scatterplot yaitu dengan cara melihat titik-titik penyebaran pada grafik dan uji glejser, dengan cara meregres seluruh variabel independen dengan nilai absolute residual (absut) sebagai variabel dependennya. Perumusan hipotesis adalah :

H0 : tidak ada heteroskedastisitas, Ha : ada heteroskedastisitas.

Jika signifikan < 0,05 maka Ha diterima (ada heteroskedastisitas) dan jika signifikan > 0,05 maka H0 diterima (tidak ada heteroskedastisitas).

Gambar 4.5


(62)

Tabel 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .625 .415 1.507 .136

ln_TA .009 .030 .034 .306 .761

ln_DER .008 .043 .021 .182 .856

ln_EPS -.041 .028 -.166 -1.438 .154

ln_ROA -.043 .026 -.181 -1.611 .111

ln_CR -.007 .056 -.015 -.129 .898

a. Dependent Variable: absut

Sumber: Data Olahan SPSS, 2010

Pada gambar 4.5 tentang grafik scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuh pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dari tabel 4.5 diatas kita dapat melihat bahwa nilai signifikansi untuk variabel ln Total Aktiva adalah 0,761 (>0.05), untuk variabel ln DERadalah 0,856 (>0,05), untuk variabel ln EPS adalah 0,154 (>0,05), untuk variabel ln ROA nilai nya adalah 0,111 ( >0,05), sementara untuk variabel Ln CR adalah 0,898 (>0,05 ). Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas karena semua variabel independennya memiliki signifikan lebih besar dari 0,05.

d. Hasil Uji Multikolinieritas


(63)

Ghozali (2005) “adanya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai Variance Inflation Factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10”. Apabila tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas. Apabila tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas. Hasil pengujian terhadap multikolinearitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.883 .591 4.877 .000

ln_TA .074 .042 .078 1.738 .086 .974 1.027 ln_DER -.102 .062 -.076 -1.651 .103 .933 1.071 ln_EPS .795 .041 .915 19.596 .000 .903 1.107 ln_ROA .132 .038 .159 3.489 .001 .951 1.051 ln_CR -.343 .080 -.196 -4.285 .000 .943 1.061 a. Dependent Variable: ln_Harga_Saham

Sumber: Data Olahan SPSS, 2010

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolerance value lebih kecil dari 0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Dari hasil analisis, didapat nilai VIF untuk variabel ukuran perusahaan adalah 1,027 (<10) dan nilai tolerance sebesar 0,974 (>0,1), nilai VIF untuk variabel ln DER adalah 1.071 (<10) dan nilai tolerance sebesar 0.933 ( >0.1), nilai VIF untuk variabel ln EPS adalah 1.107 (<10) dan nilai tolerance sebesar 0,903 (>0,1), nilai VIF untuk variabel ln ROA adalah 1.051 (<10) dan nilai tolerance sebesar 0,951 (>0,1) dan nilai VIF untuk variabel ln CR adalah 1.061 (<10) dan dan nilai tolerance sebesar 0,943 (>0,1). Dari hasil


(64)

ini maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji gejala multikolinearitas.

2. Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel 4.7

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method 1 ln_CR, ln_TA,

ln_DER, ln_ROA, ln_EPSa

. Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: ln_Harga_Saham

Sumber: Data Olahan SPSS, 2010

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, maka dapat diketahui bahwa:

1) variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel independen yaitu ln_CR, ln_TA, ln_DER, ln_ROA, ln_EPS

2) tidak ada variabel independen yang dikeluarkan,

3) metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter.

a. Hasil Pengukuran Adjusted R2

Adjusted R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam hal ini adjusted R2 digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel debt to equity ratio, earning per share, return on asset, current ratio, dan ukuran perusahaan terhadap harga saham. “Adjusted R2 dianggap lebih baik dari R2 karena nilai adjusted R2 dapat


(65)

naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model” (Ghozali, 2005).

Tabel 4.8

Adjusted R2

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .920a .846 .837 .86933

a. Predictors: (Constant), ln_CR, ln_TA, ln_DER, ln_ROA, ln_EPS b. Dependent Variable: ln_Harga_Saham

Sumber: Data Olahan SPSS, 2010

Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat dapat diambil beberapa keterangan sebagai berikut:

 R=0.920 berarti hubungan (relation) antara debt to equity ratio, earning per share, return on asset, current ratio, dan ukuran perusahaan sebesar 92%. Artinya hubungannya sangat erat. Semakin besar R berarti hubungan semakin erat. Menurut Syafrizal Helmi (2007 : 113) untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel sebagai berikut ini.

Nilai Interpretasi

0.0 – 0.19 Sangat Tidak Erat

0.2 – 0.39 Tidak Erat

0.4 – 0.59 Cukup Erat

0.6 – 0.79 Erat

0.8 – 0.99 Sangat Erat

R Square sebesar 0.846 berarti 84.6% harga saham dapat dijelaskan oleh debt to equity ratio, earning per share, return on asset, current ratio, dan ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya 15.4% dapat


(66)

dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Adjusted R Square sebesar 0.837 berarti 83.7% harga saham dapat dijelaskan oleh debt to equity ratio, earning per share, return on asset, current ratio, danukuran perusahaan. Sedangkan sisanya 17.3% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

 Ada dua pilihan disini, apakah memakai R Square atau Adjusted R Square. Jika variabel lebih dari dua variabel maka yang dipakai adalah Adjusted R Square.

Standard Error Of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Standard Error Of Estimated juga disebut standard deviasi. Dalam penelitian ini Standard Error Of Estimated adalah 0.86933. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

b. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji hubungan regresi antar variabel dependen dengan seperangkat variabel independen.Uji F ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel debt to equity ratio, earning per share, return on asset, current ratio, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap harga saham. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistk F (uji F). Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima atau Ha ditolak, sedangkan jika F hitung >F tabel, maka Ho ditolak atau Ha diterima.


(67)

Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima berdasarkan tabel 4.9 dibawah ini terlihat bahwa:

Tabel 4.9 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 324.789 5 64.958 85.953 .000a

Residual 58.947 78 .756

Total 383.736 83

a. Predictors: (Constant), ln_CR, ln_TA, ln_DER, ln_ROA, ln_EPS b. Dependent Variable: ln_Harga_Saham

Sumber: Data Olahan SPSS, 2010

Dari uji ANOVA (Analysis of Variance) atau Uji F, maka didapat nilai F hitung 85.953 dan tingkat signifikansi 0,00. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α=0.05) adalah 2.476494. Oleh karena nilai F hitung >F tabel pada tingkat signifikansinya (0.00) < 0.05, menunjukan bahwa pengaruh debt to equity ratio, earning per share, return on asset, current ratio dan ukuran perusahaan secara simultan/serempak adalah signifikan terhadap harga saham. Keterangan tambahan :

 Pada tabel terlihat bahwa Regression df=5 berarti jumlah variabel independen ada 5 yaitu debt to equity ratio, earning per share, return on asset, current ratio dan ukuran perusahaan,

 Total df=83 berarti jumlah responsen atau data ada 84 (dimana df=n-1) sedangkan regression df=78 berasal dari 83-5,

 Residual : selisih antara keputusan yang sesungguhnya dengan keputusan yang diprediksi. Residual = Total- regression,


(1)

Lampiran vi

UJI NORMALITAS

(sebelum transformasi)


(2)

Lampiran vi (lanjutan)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 93

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.61230659E4 Most Extreme Differences Absolute .286

Positive .259

Negative -.286

Kolmogorov-Smirnov Z 2.758

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

Lampiran vii

UJI NORMALITAS

(setelah transformasi)


(3)

Lampiran vii (lanjutan)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 84

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .84273826 Most Extreme Differences Absolute .131

Positive .131

Negative -.097

Kolmogorov-Smirnov Z 1.197

Asymp. Sig. (2-tailed) .114


(4)

Lampiran viii

UJI HETEROSKEDASTISITAS

(Setelah Transformasi)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .625 .415 1.507 .136

ln_TA .009 .030 .034 .306 .761


(5)

Lampiran ix

UJI AUTOKORELASI

(setelah transformasi)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .920a .846 .837 .86933 1.772

a. Predictors: (Constant), ln_CR, ln_TA, ln_DER, ln_ROA, ln_EPS b. Dependent Variable: ln_Harga_Saham

Lampiran x

UJI MULTIKOLINERITAS

(setelah transformasi)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.883 .591 4.877 .000

ln_TA .074 .042 .078 1.738 .086 .974 1.027

ln_DER -.102 .062 -.076 -1.651 .103 .933 1.071

ln_EPS .795 .041 .915 19.596 .000 .903 1.107

ln_ROA .132 .038 .159 3.489 .001 .951 1.051

ln_CR -.343 .080 -.196 -4.285 .000 .943 1.061


(6)

Lampiran xi

UJI REGRESI

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 ln_CR, ln_TA,

ln_DER, ln_ROA, ln_EPSa

. Enter a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: ln_Harga_Saham

Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .920a .846 .837 .86933

a. Predictors: (Constant), ln_CR, ln_aktiva, ln_DER, ln_ROA, ln_EPS b. Dependent Variable: ln_Harga_Saham

UJI F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 324.789 5 64.958 85.953 .000a

Residual 58.947 78 .756

Total 383.736 83

a. Predictors: (Constant), ln_CR, ln_aktiva, ln_DER, ln_ROA, ln_EPS b. Dependent Variable: ln_Harga_Saham

UJI t

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta


Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 51 84

Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

7 58 98

Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 36 82

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 58 101

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 4 21

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 11 109

“ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI Th 2010 – 2012).

0 2 16

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 30

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 11