Kegunaan AMDAL, khususnya dalam usaha menjaga kualitas lingkungan adalah:
a. Mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tidak rusak, terutama
sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui; b.
Menghindari efek samping dari pengolahan sumber daya terhadap sumber daya alam lainnya, proyek-proyek lain dan masyarakat agar tidak timbul
pertentangan-pertentangan; c.
Mencegah terjadinya perusakan lingkungan akibat pencemaran, misalnya timbulnya pencemaran air, udara, tanah, kebisingan dan sebagainya sehingga
tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan dan keselamatan masyarakat; d.
Agar dapat diketahui manfaat yang berdayaguna dan berhasilguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara Supardi, 2003.
2.2. Penyusunan Dokumen AMDAL
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup AMDAL berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 adalah kajian mengenai dampak besar dan
penting suatu usaha danatau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
danatau kegiatan. Kegiatan studi AMDAL dalam pembangunan telah menjadi suatu instrumen
perencanaan yang dipersyaratkan oleh Pemerintah. Dalam pelaksanaan studi AMDAL, karena sifatnya yang holistik dan komprehensif dari kegiatan ekosistem,
Universitas Sumatera Utara
maka pekerjaan studi dampak lingkungan menjadi sangat luas. Dalam pelaksanaannya, studi AMDAL harus menggunakan dasar-dasar penelitian ilmiah.
Studi AMDAL adalah merupakan studi multi disiplin, oleh karenanya setiap pakar yang terkait dengan studi ini harus berpikir dan melaksanakan proses penelitian
secara ilmiah dan terpadu. Secara keseluruhan studi AMDAL dapat dikemukakan merupakan studi terapan applied study atau bahkan action study Fandeli, 2007.
Sebagai acuan bagi penanggung jawab usaha dalam menyusun dokumen AMDAL, Pemerintah melalui kantor Kementerian Negara Lingkungan Hidup telah
menerbitkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Melalui pedoman ini diharapkan kajian dalam studi AMDAL dapat lebih terarah, mendalam dari aspek teknis, ekonomis-finansial dan lingkungan yang dapat memberi
masukan yang diperlukan bagi perencana dan pengambil keputusan.
2.3. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan titik sentral untuk mencapai keunggulan daya saing individu, organisasi, perusahaan dan bahkan bangsa di pentas global,
dengan terus mengembangkan kompetensi dan profesionalisme, komitmen dan integritas yang dapat dipertanggungjawabkan dalam berbagai karya yang kreatif dan
inovatif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui sistem pendidikan yang dapat
dihandalkan. Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, perlu
Universitas Sumatera Utara
diupayakan melalui pendidikan dan latihan yang diprogram dengan baik dan benar Sedarmayanti, 2008.
Menurut Plunkett dan Attner dalam Lako 2004, konsep sumber daya manusia menempatkan karyawan sebagai the most valuable resource yang berperan
untuk merencanakan, mengorganisir, mendayagunakan dan mengendalikan organisasi beserta seluruh sumber ekonominya untuk pencapaian suatu tujuan organisasi.
Dalam proses tersebut, individu-individu atau kelompok sumber daya manusia dan organisasi belajar untuk saling berintegrasi. Individu atau kelompok sumber daya
manusia belajar untuk meningkatkan kompetensinya dan memahami filosofi, visi, tujuan dan budaya organisasi. Sementara organisasi belajar untuk memahami
karakteristik sumber daya manusia, mengembangkan dan mendayagunakan, memelihara dan melindungi, serta memberikan imbalan dan penghargaan yang pantas
kepada individu atau kelompok sumber daya manusia sesuai dengan kinerjanya Lako, 2004.
Pengembangan sumber daya manusia, melalui berbagai jenjang pendidikan maupun latihan yang dilakukan merupakan salah satu upaya peningkatan kinerja
sumber daya manusia tersebut. Kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan dan dikembangkan sehingga berbanding proporsional dengan jumlah sumber daya
manusia yang ada. Jumlah personil yang banyak tidak memberikan dampak yang berarti bagi kelancaran kegiatan dan pengembangan organisasi, jika tidak didukung
oleh kualitas sumber daya manusia yang tinggi Sumarsono, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Manajemen sumber daya manusia merupakan kegiatan yang mengatur tentang pemberian kompensasi, integrasi, pemeliharaan, pengadaan tenaga kerja dan
melakukan pengembangan kerja melalui proses-proses manajemen dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Perencanaan sumber daya manusia dengan berorientasi
pada hasil analisis pekerjaan, agar pekerja yang diperlukan dapat dipenuhi baik dari segi kuantitatif jumlahnya maupun kualitatif kualitasnya. Dengan tersedianya
sejumlah pekerja yang relevan dengan tuntutan deskripsi dan atau spesifikasi pekerjaan, diharapkan seluruh volume kerja dapat dilaksanakan secara produktif dan
berkualitas, tidak saja dalam proses produksi dengan seluruh pekerjaan yang menunjangnya, tetapi juga dalam memasarkannya, yang memerlukan kemampuan
memberikan pelayanan yang berkualitas Nawawi, 1997. Dalam proses penyusunan dan penilaian dokumen AMDAL, kemampuan dan
kehandalan sumber daya manusia sangat dibutuhkan sehingga dapat menghasilkan dokumen lingkungan yang berkualitas sebagai instrumen pengelolaan lingkungan
hidup KLH, 2002. Untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang
AMDAL, Pemerintah menetapkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 2 Tahun 2000 tentang Panduan Penilaian Dokumen AMDAL yang
merupakan alat atau sarana kerja bagi para anggota Komisi Penilai AMDAL Pusat, Komisi Penilai AMDAL Daerah dan Tim Teknis Komisi; namun sesuai dengan
perkembangan keadaan, panduan ini telah digantikan dengan keluarnya Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 24 Tahun 2009 tentang Panduan Penilaian
Universitas Sumatera Utara
Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup AMDAL yang disusun untuk menuntun para pemakainya dalam menilai dan mengevaluasi dokumen
AMDAL sebagaimana tercantum dalam Pasal 4 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 24 Tahun 2009, yaitu:
a. Penilaian dokumen KA-ANDAL terdiri atas 3 tiga aspek penilaian meliputi
uji administrasi, uji tahap proyek, uji kualitas dokumen uji konsistensi, uji keharusan dan uji kedalaman.
b. Penilaian dokumen ANDAL terdiri atas 4 empat aspek penilaian meliputi uji
administrasi, uji tahap proyek, uji kualitas dokumen uji konsistensi, uji keharusan, uji kedalaman, uji relevansi dan kelayakan lingkungan untuk
ANDAL, RKL dan RPL. c.
Penilaian dokumen RKL dan RPL terdiri atas 2dua aspek penilaian meliputi uji administrasi, uji kualitas dokumen uji konsistensi, uji keharusan, uji
kedalaman dan uji relevansi. Pasal 3 ayat 2 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 24
Tahun 2009 menyatakan bahwa Penilai dokumen AMDAL dari instansi pemerintah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Berpendidikan sarjana; danatau
b. Sudah memperoleh sertifikat pelatihan penyusunan AMDAL, pelatihan
penilaian AMDAL atau pelatihan yang sejenis. Sampai saat ini, AMDAL belum menjadi instrumen yang efektif untuk
pengendalian terutama pencegahan dampak lingkungan; bahkan akhirnya AMDAL
Universitas Sumatera Utara
banyak dipandang sebagai ‘cost center’ ketimbang sebagai kontibutor untuk ‘cost saving’. Salah satu faktor yang turut andil dalam hal tersebut adalah rendahnya mutu
penilaian dokumen AMDAL. Mutu penilaian dokumen AMDAL dapat dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu:
1. Kompetensi teknis anggota Komisi Penilai AMDAL
Secara umum, kompetensi dapat dipahami sebagai sebuah kombinasi antara ketrampilan skill, atribut personal, dan pengetahuan knowledge yang tercermin
melalui perilaku kinerja job behavior yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi. 2.
Integritas anggota Komisi Penilai AMDAL Integritas kerja adalah bertindak konsisten sesuai dengan kebijakan dan kode etik
organisasi. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan etika tersebut, dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk
melakukannya. 3.
Tersedianya panduan penilaian dokumen AMDAL. 4.
Akuntabilitas dalam proses penilaian AMDAL KLH, 2002. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas Komisi Penilai,
perlu dilakukan standarisasi Komisi Penilai AMDAL KabupatenKota melalui pemberian lisensi sebagai persyaratan untuk dapat melakukan penilaian dokumen
AMDAL, hal tersebut dituangkan dalam Peraturan Menteri Negara Nomor 6 Tahun 2008 tentang Tata Laksana Lisensi Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup KabupatenKota.
Universitas Sumatera Utara
Dari sisi kebijakan standarisasi AMDAL, sasaran peningkatan kompetensi ditujukan untuk 3 pihak dalam pelaksanaan sistem AMDAL, yaitu komisi penilai,
penyusun dan diklat AMDAL. Untuk penyusun diberlakukan sistem standarisasi dan registrasi kompetensi. Untuk diklat AMDAL diberlakukan sistem registrasi
kompetensi sedangkan untuk komisi penilai akan diberlakukan sistem lisensi untuk menilai dokumen AMDAL. Secara ringkas, substansi pengaturan dalam Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2008 adalah sebagai berikut: a.
Standar kompetensi personil penyusun dokumen AMDAL. b.
Persyaratan kompetensi lembaga penyedia jasakonsultan penyusun dokumen AMDAL.
c. Sertifikasi kompetensi bagi personil penyusun dokumen AMDAL.
d. Registrasi kompetensi bagi lembaga jasa penyedia jasa penyusunan dokumen
AMDAL konsultan AMDAL. e.
Registrasi kompetensi bagi lembaga penyelenggara pelatihan penyusunan dokumen AMDAL diklat penyusunan AMDAL.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2008 tentang Kompetensi dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan
Persyaratan Lembaga Pelatihan Kompetensi Penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup mengandung arti bahwa Penyusun AMDAL
harus memenuhi syarat sebagai berikut: a.
Tim penyusun dokumen AMDAL terdiri dari ketua tim dan anggota tim penyusun dokumen AMDAL dan paling sedikit 3 tiga orang penyusun
Universitas Sumatera Utara
dokumen AMDAL yang telah memiliki sertifikat kompetensi, termasuk 1 satu orang dengan kualifikasi sebagai ketua tim.
b. Tim penyusun AMDAL wajib melibatkan tenaga ahli sesuai dengan dampak
penting yang diakibatkan oleh rencana usaha danatau kegiatan. c.
Standar kompetensi untuk ketua tim dan anggota tim penyusun AMDAL mengacu pada Lampiran I dan II Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 11 Tahun 2008.
2.4. Tata Kerja Komisi Penilai AMDAL