para atasan tidak mengawasi kerja karyawan sehingga karyawan terlalu santai dalam bekerja.
Dari hasil perhitungan regresi berganda pada bab IV dapat dilihat bahwa ada 8 karyawan yang mempunyai motivasi tinggi dan 12 karyawan mempunyai
motivasi tinggi sekali.
6.1.1.2.Analisis Nilai
2
R
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai
2
R adalah 0.90. Ini berarti 90
variasi dari nilai stres karyawan dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel stres kerja sebagai penyebab. Sedangkan sisanya 100 - 90 = 10 dijelaskan
oleh sebab – sebab lain.
6.1.1.3.Analisis Nilai F Hitung
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung adalah 25.099. Sementara nilai F tabel
69 .
2
14 ,
5 05
.
= F
. Dari kedua nilai ini dapat dibandingkan bahwa F hitung F tabel, sehingga diatrik kesimpulan bahwa Hi diterima.
Dari hasil analisa ini telah disimpulkan bahwa Hi diterima, yang berarti setelah diuji, maka hipotesis pertama yaitu variabel stres kerja secara simultan
berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja karyawan variabel Y telah terbukti kebenarannya.
6.1.2. Analisis Hasil Pengujian Hipotesis Variabel Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Universitas Sumatera Utara
Hasil hipotesis hubungan variabel stres kerja terhadap kinerja yang dilakukan pada pengolahan data yaitu Hi diterima, berarti bahwa variabel stres
kerja tuntutan tugas dan fisik, konflik peran, pengembangan karir, hubungan dalam pekerjaan, iklim organisasi secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja variabel Z. Dan setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda maka diperoleh hasil seperti
pada Tabel 6.2.
Tabel 6.2. Rangkuman Hasil Pengolahan Data
Koefisien Regresi Konstanta
Nilai
2
R Nilai F hitung
1
X = 18.822 94.083
0.903 26.170
2
X = -5.371
3
X = -5.215
4
X = -0.692
5
X = -7.201
6.1.2.1.Analisis Nilai Koefisien Regresi Berdasarkan hasil pada tabel 6.2. di atas maka diperoleh persamaan regresi
Z = 94.083 + 18.822
1
X - 5.371
2
X - 5.215
3
X - 0.692
4
X - 7.201
5
X Koefisien regresi variabel bebas
k
X yang menunjukkan nilai positif
mempunyai arti bahwa terdapat hubungan positif atau searah antara variabel bebas
k
X dengan variabel tidak bebas Z. Dari persamaan regresi di atas maka
variabel – variabel yang mempunyai hubungan positif adalah tuntutan tugas dan fisik
1
X . Oleh karena itu, apabila variabel tuntutan tugas dan fisik
1
X meningkat, maka kinerja karyawan Z juga meningkat.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan variabel yang memiliki hubungan negatif adalah variabel variabel konflik peran
2
X , pengembangan karir
3
X dan variable hubungan
dalam pekerjaa
4
X , variabel iklim organisasi
5
X . Oleh karena itu apabila
variabel variabel konflik peran
2
X , pengembangan karir
3
X dan variabel
hubungan dalam pekerjaa
4
X , variabel iklim organisasi
5
X meningkat maka
kinerja karyawan akan menurun. Varabel tuntutan tugas dan fisik yang meningkat dapat meningkatkan
kinerja karyawan marketing dan costumer service di PT. Bank Negara Indonesia Cabang USU Medan. Tugas-tugas yang berat dan tuntutan penyelesaian pekerjaan
dalam waktu yang telah ditentukan tidak menurunkan kinerja karyawan tersebut. Dari persamaan regresi di atas ada 4 variabel yang mempunyai koefisien
regresi negatif, yaitu konflik peran, pengembangan karir, hubungan dalam pekerjaan dan iklim organisasi. Koefisien regresi yang bernilai negatif berarti
terdapat hubungan negatif antara variabel bebas dengan variabel terikat. Oleh karena itu apabila penyebab stres kerja yaitu konflik peran, pengembangan karir
dan hubungan dalam pekerjaan meningkat, maka kinerja karyawan justru akan menurun.
Konflik peran yang meningkat dapat menurunkan kinerja karyawan, dimana sering timbul jika seorang tenaga kerja melaksanakan tugas yang harus ia
lakukan tetapi bukan merupakan bagian dari pekerjaannya dan jika ada tuntutan- tuntutan dari atasan yang tidak sesuai dengan yang diinginkan pekerja. Untuk itu
harus dihindari agar kinerja karyawan akan meningkat.
Universitas Sumatera Utara
Pengembangan karir yang meningkat dapat menurunkan kinerja karyawan artinya jenjang peningkatan karir pada perusahaan selama ini kurang baik
sehingga dapat menurunkan semangat pekerja untuk meningkatkan hasil kerjanya. Untuk itu penghargaan terhadap prestasi kerja karyawan harus dilakukan agar
kinerja karyawan meningkat. Pada variabel hubungan dalam pekerjaan. Hubungan dalam pekerjaan
yang kurang baik pada perusahaan dapat menurunkan kinerja karyawan . Hal ini mungkin terjadi karena para atasan dan sesama karyawan kurang saling
mnghargai hasil kerja masing-masing karyawan. Pada variabel iklim organisasi mempunyai nilai negative, hal ini mungkin
terjadi karena para atasan jarang melibatkan bawahannya dalam pengambilan suatu keputusan sehingga para bawahan mungkin merasa kurang dihargai. Untuk
itu hubungan yang baik antara karyawan dengan atasan maupun bawahan harus dijaga sebaik mungkin dengan saling menghormati dan menghargai sesama
karyawan. Dari hasil perhitungan regresi berganda pada bab IV dapat dilihat bahwa
ada 8 karyawan yang mempunyai kinerja yang baik, 11 karyawan mempunyai kinerja yang sangat baik dan 1 karyawan mempunyai kinerja yang kurang baik..
6.1.2.2.Analisis Nilai
2
R
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai
2
R adalah 0.903. Ini berarti 90.3 variasi dari nilai motivasi kerja dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel
Universitas Sumatera Utara
stres kerja sebagai penyebab. Sedangkan sisanya 9.7 dijelaskan oleh sebab – sebab yang lain.
6.1.2.3.Analisis Nilai F hitung
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai dari F hitung adalah 26.170. Sementara nilai F tabel
69 ,
2
14 ,
5 05
.
= F
. Dari kedua nilai ini dapat dibandingkan bahwa F hitung F tabel, sehingga ditarik kesimpulan bahwa Hi diterima.
Dari hasil analisa ini telah disimpulkan bahwa Hi diterima, yang berarti setelah diuji, maka hipotesis pertama yaitu variabel stres kerja secara simultan
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan variabel Z telah terbukti kebenarannya.
6.2. Evaluasi