Sosiolinguistik Bilingualisme Landasan Teori

8

2.2 Landasan Teori

Teori yang relevan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut.

2.2.1 Sosiolinguistik

Menurut Chaer sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan yang erat. Sosiologi merupakan berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi, berlangsung, dan tetap ada, sedangkan linguistik berusaha mempelajari mengenai bahasa. Jadi, sosiolinguistik adalah ilmu antar disiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan pengguna bahasa itu di dalam masyarakat Chaer, 2004:2. Menurut Nancy Parrot Hickerson dalam Chaer 2004:4 sosiolinguistik merupakan pengembangan subbidang linguistik yang memfokuskan penelitian pada variasi ujaran, serta mengkajinya dalam suatu konteks sosial. Sosiolinguistik meneliti korelasi antara faktor-faktor sosial itu dengan variasi bahasa. Berdasarkan kedua pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang mengkaji hubungan bahasa dengan penutur di dalam lingkungan sosial.

2.2.2 Bilingualisme

Istilah bilingualisme dalam bahasa Indonesia disebut juga kedwibahasaan. Bilingualisme merupakan salah satu gejala kebahasaan yang berkembang dari masa ke masa karena peristiwa kontak bahasa. 9 Secara harfiah, bilingualisme yaitu berkenaan dengan penggunaan dua bahasa atau dua kode bahasa. Menurut Chaer 2004:84, bilingualisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian. Prawiroadmodjo dalam Aslinda 2010:25 mengatakan bahwa ciri yang menonjol dalam sentuhan bahasa adalah terdapatnya kedwibahasaan bilingualisme atau keanekaragaman bahasa multilingualisme. Jadi peristiwa gejala bahasa itu tampak menonjol dalam wujud kedwibahasaan. Kedwibahasaan adalah penggunaan dua bahasa atau lebih oleh seorang penutur. Kedwibahasaan lebih cenderung pada gejala tutur parole sedangkan kontak bahasa lebih cenderug terjadi pada gejala bahasa langue . Pada prinsipnya, langue adalah sumber dari parole, maka dengan sendirinya kontak bahasa akan terjadi pada kedwibahasaan. Menurut Oscar dalam Aslinda, 2010:25 kedwibahasaan tidak hanya dimiliki oleh perorangan, tetapi juga milik kelompok karena bahasa bukan hanya sebagai alat perhubungan di antara kelompok, melainkan sebagai alat untuk menunjukkan identitas kelompok. Suwito mengatakan masyarakat yang menggunakan dua bahasa atau lebih sebagai alat komunikasi sebagaimana halnya dwibahasawan yang menggunakan dua bahasa atau lebih sebagai alat komunikasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bilingualisme merupakan salah satu gejala bahasa yang terjadi karena penggunaan dua bahasa atau lebih oleh seorang penutur atau kelompok masyarakat. 10

2.2.3 Campur Kode