17
3.5 Metode dan Teknik Penganalisisan Data
Metode yang digunakan dalam menganalisis data yang telah terkumpul adalah metode padan. Menurut Sudaryanto 1993:13 metode padan adalah
metode yang alat penentunya di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa
langue
yang bersangkutan. Metode padan ini dilakukan dengan memadankan serpihan-serpihan bahasa yang terdapat dalam percakapan tokoh
Mamski Ibu Galang pada sinetron
Ganteng-ganteng Serigala
ke dalam bahasa Indonesia.
Metode tersebut didukung dengan teknik pilah unsur penentu teknik PUP pembeda larik tulisan dan teknik pilah unsur penentu teknik PUP pembeda
referen. Teknik PUP pembeda larik tulisan digunakan untuk memilah data dan menggolongkannya berdasarkan kata, frasa, dan klausa. Teknik PUP pembeda
referen digunakan untuk memilah data dan menggolongkannya berdasarkan kelas kata, dan kelas frasa, sehingga dapat menentukan bentuk-bentuk dan jenis-jenis
campur kode yang terdapat dalam pertuturan Mamski pada sinetron tersebut. Penggolongan ini dilakukan agar dapat menganalisis data dari sinetron
Ganteng-ganteng Serigala
berdasarkan teori Suwito yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini merupakan penggolongan data awal berdasarkan teori
yang digunakan. a
Penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata 1
“Itu di
hand lu
di tangan
lu
ada bu..bu..bu..bu..bulu” episode 59. 2
“Mamski yang agak-agak
sick gitu lo
” episode 59.
18
3 “Duh Lang. Masalahnya Papski itu mogoknya ada di
jungle .
Mamski
scaring
” episode 63. Pada contoh di atas terdapat penyisipan unsur yang berwujud kata nomina,
kata adverbia dan kata verba. Penyisipan kata nomina dapat dilihat pada data 1 dan 2. Pada data 1 kata
hand
yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti „tangan‟ dan kata
lu
yang berasal dari bahasa Betawi yang berarti „kamu‟. Data 3 terdapat kata
jungle
yang berasal dari bahasa Inggris, bila dipadankan ke dalam bahasa Indonesia menjadi „hutan‟.
Penyisipan unsur berwujud kata verba terdapat pada data 2 dan 3. Kata
sick
berasal dari bahasa Inggris yang memiliki padanan dalam bahasa Indonesia „sakit‟. Pada data 3 kata s
caring
dipadankan ke dalam bahasa Indonesia menjadi „ketakutan‟.
b Penyisipan unsur-unsur yang berwujud frasa
4 “Bagaimana keadaan
my husband ,
dokter?” episode 64. 5
“Aduh, Galang. Ini tu
very very important
tahu” episode 64. 6
“ya udah. Kalau
gitu lu
berdua
wait here
di sini ya” episode 65. Penyisipan unsur berupa frase dapat dilihat pada data 4, 5, dan 6. Pada
data 4 merupakan frasa nomina. Kata
my husband
pada data 4 berasal dari berwujud frasa adverbia. Kata
very very important
berarti „sangat sangat penting‟ yang berasal dari bahasa Inggris. Pada data 6 merupakan frasa verba.
Wait here
6 memiliki padanan dalam bahasa Indonesia yaitu „tunggu di sini‟.
19
c Penyisisipan unsur-unsur yang berwujud baster
7 “Padahal
aye
udah ngeliat sendiri
udah
nge-
looked
dengan jelas
banget
kalo
ntu
bulu
ade
di tangannya si Galang” episode 59. Penyisipan unsur yang berwujud baster dapat dilihat pada data 7. Data 7
kata
nge-looked
merupakan bentuk baster awalan + kata karena
nge-
berasal dari imbuhan me- yang merupakan awalan yang diikuti kata
looked.
Data tersebut merupakan campuran antara bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia.
d Penyisipan unsur-unsur yang berwujud pengulangan kata.
8 “Mulai hari ini. Setiap
morning-morning
sebelum
you go to school you ade
tugas tetap” episode 62. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud pengulangan dapat dilihat pada data
8. Data 8 kata
morning-morning
berarti „pagi-pagi‟. Pengulangan kata yang terjadi pada data tersebut merupakan pengulangan kosakata bahasa Inggris dengan
proses reduplikasi yang ada pada bahasa Indonesia karena pada bahasa Inggris tidak terdapat pengulangan kata seperti data tersebut.
e Penyisipan unsur-unsur yang berwujud klausa
9 “Aduh, Lang. Momsky
forget
. Nanti
you
jangan lupa kalau misalnya
you
mau
go to school
lu
mampir dulu
nengokin
Nayla. Ya kan?” episode 70. Penyisipan bentuk ini dapat dilihat pada data 9. Data 9 unsur
go to school
dipadankan kedalam bahasa Indonesia menjadi „pergi ke sekolah‟.
Jenis campur kode pada data di atas ada dua yaitu campur kode ke dalam dan campur kode ke luar. Campur kode ke dalam merupakan campur kode dengan
unsur-unsur yang bersumber dari bahasa asli atau serumpun bahasa daerah. Pada
20
data tersebut dapat dilihat penyisipan bahasa Betawi yaitu pada data 1, 6, 7 dan 9. Pada data 1 dan 6 terdapat kata
lu
„kamu‟, data 7 kata
kenape
„kenapa‟ dan
aye
„saya‟ dan data 9 terdapat kata
nengokin
„menjenguk‟. Data tersebut masuk ke dalam campur kode ke dalam karena bahasa yang digunakan
adalah bahasa daerah bahasa Betawi. Campur kode ke luar merupakan campur kode yang menggunakan bahasa asing. Pada semua data awal tersebut, bahasa
Indonesia sebagai bahasa utama disisipi oleh unsur dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris.
21
BAB IV CAMPUR KODE DALAM DIALOG SINETRON
GANTENG-GANTENG SERIGALA
4.1 Bentuk-bentuk Campur Kode 4.1.1 Penyisipan Unsur-unsur yang Berwujud Kata