Program Literasi Informasi Literasi Informasi

53 sebelumnya dan memudahkan dalam pengambilan keputusan ketika menghadapi berbagai masalah maupun ketika membuat suatu kebijakan.

5. Program Literasi Informasi

Program perpustakaan yang berkenaan dengan keterampilan menggunakan perpustakaan yang dikemas dalam pendidikan pemakai, pengantar komputer, pelatihan penelusuran, dan lainnya. Namun dengan meluasnya informasi, selain keterampilan-keterampilan yang disebutkan diatas, siswa perlu dibekali dengan keterampilan yang membuat siswa mampu menemukan, menggunakan, dan mengevaluasi informasi yang semua itu terkandung dalam keterampilan informasi literasi. 33 Keterampilan literasi informasi menuntut siswa untuk dapat berfikir secara keritis, misalnya ketika mereka dihadapkan atas beberapa pilihan dalam menyelesaikan penelitiannya atau apa yang akan dilakukan dengan informasi pada saat ditemukan. Keterampilan semacam ini akan memperluas kemempuan siswa untuk menganalisa dan mengevaluasi informasi yang diperolehnya. Keterampilan berfikir kritis yang terintegrasi dengan kurikulum perpustakaan akan membangun keterampilan- keterampilan lain yang diperlukan dalam proses belajar. Program-program berikut dapat dilaksanakan oleh pustakawan atau kerjasama antara pustakawan dan guru dalam membantu siswa menguasai 33 Rizal Saiful Haq dkk, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006, h. 158 54 keterampilan yang mereka butuhkan untuk menjadi siswa yang information literate. a. Keterampilan menganalisa Menganalisa berarti membedakan antara fakta dan hipotesa, untuk melihat hubungan, susunan yang khusus, susunan dan teknik yang digunakan. Dalam menggunakanbahan pustaka, keterampilan menganalisa sangatlah diperlukan. Keterampilan ini dapat dilakukan dengan berbagai macam situasi pengajaran. Beberapa kegiatan yang tercakup dalam proses ini seperti: 1 Melakukan diskusi, pustakawan dapat melakukan diskusi ini dengan membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kecil, dan setiap kelompok dipimpin oleh seorang pemimpin diskusi. Langkah- langkah diskusi telah dipersiapkan pustakawan dan diberitahukan kepada siswa. Setiap siswa diwajibkan mempersiapkan pertanyaaan mengenai suatu topik yang telah disampaikan oleh pustakawan sebelumnya. Dengan sumber-sumber yang tersedia di perpustakaan, siswa dapat mencari penjelasan untuk membangun pendapat mengenai topik tersebut. Ketika diskusi kelas berlangsung, setiap kelompok harus dapat menyampaikan pendapatannya, apakah mereka setuju atau tidak setuju dengan pendapat kelompok lain dan apa alasannya. 55 2 Membuat pengamatan, pustakawan dapat memulainya dengan meminta siswa membaca suatu cerita, kemudian mencatat tokoh- tokoh yang penting dalam cerita tersebut. Siswa mempelajari bagaimana tokoh-tokoh tersebut berperan dalam cerita. Kemudian siswa membuat kesimpulan tentang karakter tokoh-tokoh yang dipelajarinya. 3 Melakukan permainan, siswa dalam kelompok kecil diminta untuk menunjikan persamaan dan perbedaan antara dua benda yang ditunjikan oleh peustakawan. Kemudian kegiatan ini dapat diulang dalam kelompok yang lebih besar. Kegiatan ini sangat sesuai dilakukan untuk kelas-kelas rendah. b. Keterampilan Membedakan Informasi Keterampilan merupakan proses yang dilaksanakan dengan cara menentukan ide yang sama dan mengidentifikasikan perbedaannya. Keterampilan ini sangat kompleks, dan tergantung pada jenis, bentuk, susunan dari informasi tersebut, serta pengetahuan siswa sebelumnya tentang informasi tersebut. Agar keterampilan ini dapat muncul secara otomatis, maka latihan yang terus menerus harus dilakukan. Sumber- sumber yang ada di perpustakaan harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih Penggunaan keterampilan ini. Kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya adalah: 1 Penggunaan sistem Dewey Decimal Classification DDC Siswa diperlihatkan ringkasan buku-buku dari beberapa kelas dalam DDC. Kemudian mereka membacanya dan mengidentifikasi buku- 56 buku dalam kelas yang sama dan berbeda. Untuk meliha apakah mereka telah melakukannya dengan benar, mereka dapat mengecek kartu katalog tentang buku-buku yang mereka baca ringkasannya. 2 Penggunaan ensiklopedi, pustakawan meminta siswa untuk membandingkan entri yang ada pada tiga buah ensklopedi yang berbeda, seperti ensklopedi popular anak, Ensklopedi Flora dan Fauna, dan sebagainya. Siswa mencatat perbedaan dan persamaan informasi yang didapat dari tiga buah sumber referensi ini c. Orientasi Perpustakaan Materi yang diajarkan berupa pengenalan terhadap perpustakaan secara umum, biasanya diberikan ketika siswa baru memasuki suatu lembaga pendidikan bersangkutan. 34 Kegiatan ini bertujuan agar siswa mengerti tentang konsep fiksi dan non fiksi perpustakaan, seperti layout perpustakaan, sumber, layanan dan petugas perpustakaan, sarana yang dibutuhkan seperti; peta perpustakaan. Untuk melihat hasil apakah mereka sudah memahami tentang kegiatan yang sudah dilakukan, lembar kerja yang telah tersedia meliputi pertanyaan seperti: dimana ruang tempat para pustakawan berkumpul, dimanakah meja referensi, dimana dapat kita temui majalah, dan sebagainya. Instruksi information literacy juga dibuat sebagai bagian dari sesi pengenalan perpustakaanyang diorganisasikan untuk siswa. 34 Ade Abdul Hak, “Pendidikan Pemakai: Perubahan perilaku pada siswa madrasah dalam system pembelajaran berbasis perpustakaan”, Perpustakaan sebagai Center for Learning Society, Editor, Sudarnoto Abdul Hakim Dkk. Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2005, h. 103 57 d. Pengenalan Katalog Perpustakaan Pengetahuan tentang katalog perpustakaan akan sangat bermanfaat sekalai bagi siswa khususnya pada saat mereka melakukan penelitian. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui mengapa mereka perlu menggunakan katalog, bagaimana menggunakan katalog perpustakaan sehingga mereka dapat menemukan koleksi yang terdapat dirak dan menerapkannya dalam teknik penelususran. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam kegiatan ini seperti: menjelaskan ciri-ciri dari jenis katalog, pustakawan dapat meminta siswa untuk mencari ciri-ciri tersebut tanpa harus membacakannya kepada siswa. Kemudian fungsi bagian-bagian katalog juga perlu dijelaskan. Jika perpustakaan sekolah memiliki Online Public Access Catalog OPAC. Pengajaran dapat dilakukan untuk menggunakan teknik dan konsep penelusuran seperti truncation, Boolean operator, dan kata kunci yang berguna untuk menelusur katalog seperti: pengarang, judul, subjek. 58

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH

AL-IZHAR PONDOK LABU

A. Sejarah Perpustakaan

Perpustakaan TKSD diresmikan oleh Bapak Prof. DR. Fuad Hasan pada tahun 1990, dengan koleksi buku sebanyak 16.617 eksemplar. Menempati gedung SD lantai 2 dengan luas kurang lebih 350 m. pada tahun 1992 perpustakaan SMP dan SMU diresmikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi, Bapak Prof. DR. Ing. B.J. Habibie. Ruang perpustakaan SMPSMU berlokasi di lantai dasar gedung utama dengan ukuran luas kurang lebih 550 m. sampai dengan tahun ajaran 2007-2008 perpustakaan PIIPL telah mengkoleksi bahan pustaka berupa buku sebanyak 25.000 judul, kurang lebih 35.000 eksemplar. Koleksi Audio Visual sebanyak 824 judul 936 keping dan koleksi karya tulis siswasiswi PIIPL. Saat ini perpustakaan PIIPL memiliki delapan orang karyawan yang sering sekali diundang beragam seminar perpustakaan.

B. Visi dan Misi Perpustakaan

Visi dan Misi perpustakaan pada dasarnya sama dengan Visi dan Misi Sekolah, yaitu sebagai berikut: Visi: Mendidik dan Menghasilkan Intelektual Islam yang berkualitas Internasional