Kemampuan literasi informasi siswa di SMA IT Nurul Fikri Depok

(1)

KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI SISWA DI SMAIT NURUL FIKRI DEPOK

Skripsi

Diajukukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

oleh:

DENISYA AWALIYAH NIM 1111025100052

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1436 H/ 2015 M


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

Denisya Awaliyah (1111025100052). Kemampuan Literasi Informasi Siswa di

SMAIT Nurul Fikri Depok. Di bawah bimbingan Ida Farida, MLIS Program

Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan literasi informasi siswa SMAIT Nurul Fikri Depok berdasarkan model literasi The Big6 serta peranan kepala sekolah, guru dan perpustakaan sekolah dalam menunjang kebutuhan informasi siswa untuk penyusunan karya ilmiah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara secara mendalam dan observasi. Informan berjumlah 21 orang, terdiri dari siswa kelas XI 17 orang, 2 orang guru, 1 pustakawan dan 1 wakil kepala sekolah melalui teknik snowball sampling. Hasil analisis penelitian menunjukan bahwa siswa SMAIT Nurul Fikri Depok sudah memiliki kemampuan literasi informasi yang memadai, namun ada hal yang belum mencapai standar literasi informasi The Big6 dan perlu perbaikan. Peran kepala sekolah mengkordinasikan guru dan pustakawan terhadap proses penyusunan karya ilmiah. Peran guru dan pustakawan berkolaborasi dengan adanya program pendidikan pemakai di perpustakaan sekolah pada awal masuk sekolah di kelas X dan kegiatan belajar mengajar di perpustakaan pada saat jam pelajaran berlangsung, tetapi program tersebut belum berjalan dengan baik karena pustakawan tidak mengikut sertakan dirinya dalam membantu siswa mengerjakan karya ilmiah secara langsung dan mendalam. Perpustakaan sekolah sudah menyediakan kebutuhan informasi, tetapi banyak siswa yang tidak mendapatkan bahan pustaka yang dibutuhkan karena keterbatasan koleksi. Pustakawan pun tidak mengajarkan kepada anak kelas XI yang sedang mengerjakan karya ilmiah untuk mencari kebutuhan informasi yang relevan. Kedepannya kolaborasi yang matang antara semua yang terlibat dalam project karya ilmiah perlu diadakan untuk kesempurnaan hasil penelitian siswa.


(6)

ii

ABSTRACT

Denisya Awaliyah (1111025100052). Ability of Students Information Literacy in

SMAIT Nurul Fikri Depok. Under the guidance of Ida Farida, MLIS Library

Science Program Faculty of Adab and Humanities Syarif Hidayatullah Jakarta Islamic State University, 2015.

The purpose of this study was to determine the students' information literacy skills of SMAIT Nurul Fikri Depok based on the models of The Big6 literacy and alto the role of principals, teachers and school libraries in supporting the information needs of students for the preparation of scientific work. The Research method used was descriptive research with a qualitative approach. Data collection techniques using in-depth interviews and observation. Informants numbering 21 people, consisting of students of class XI 17 persons, two teachers, one librarian and one vice principal through snowball sampling technique. The results of the analysis showed that students SMAIT Nurul Fikri Depok already have the literacy skills with sufficient information, but there are things which has not reached the standard of information literacy of The Big6 and some needs improvement. The role of principal is for coordinating the teachers and librarians for the process of scientific work. The role of teachers and librarians are to collaborate with the user education program in the school library at the beginning of school enrollment in classes X and learning activities in the library during school hours take place, but the program does not run well because the librarian does not involve themselves in helping students to do the Scientific work directly and profoundly. The school library has been providing the information needs, but many students do not get library materials required due to the limited collection. Librarian even did not teach XI graders who are working on scientific papers to find relevant information needs. In the future, the solid collaboration between all who involved in the scientific project should done for the perfection of the research students.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah (Skripsi) tepat pada waktunya. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mengambil judul “Kemampuan Literasi Informasi Siswa di SMAIT Nurul Fikri Depok.”

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabatnya dan kita selaku umatnya tetap istiqomah dijalannya. Amiin Yaa Robbal’lamin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahawa dalam menyelesaikan tulisan ini penulis banyak mengalami kesulitan, hambatan dan tantangan. Namun berkat dorongan, semangat dan arahan dari berbagai pihak. Akhirnya tugas skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik. Karena dengan segala kerendahan hati, penulis banyak berterima kasih kepada semua pihak dan penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(8)

iv

5. Ibu Ida Farida, MLIS selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi yang sudah baik meluangkan waktunya dan memberikan arahannya dalam proses terselesainya skripsi ini.

6. Bapak Amir Fadillah, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang sudah memberikan nasihat dan arahan dalam penyusunan skripsi.

7. Seluruh bapak dan ibu dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan tak terhingga selama ini.

8. Semua pihak kepala sekolah, guru dan staf SMAIT Nurul Fikri Depok yang sudah mengizinkan penulis melakukan penelitian dan juga tidak lupa siswa-siswi SMAIT Nurul Fikri Depok khususnya kelas XI yang telah sabar memberikan waktunya menjadi informan.

9. Bapak Firman Fajar, S.Sos selaku kepala perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok yang sudah mengizinkan penulis melaksanakan penelitian. 10.Ibu Puji Sis Andanansari, S.Sos selaku pustakawan SMAIT Nurul Fikri

Depok yang sudah setia meluangkan waktu dan membantu penulis melakukan penelitian.

11.Kedua orang tua tercinta ayah Maryadi HM dan Ibu Nenden Dini yang selalu sabar mendoakan, memotivasi, mendidik dan memberikan yang terbaik dengan ikhas disertai rasa kasih sayang. Tak lupa juga adik tersayang Syifa Nurfadilla dan Azriel Fadlurohman yang dengan sabar dan penuh kasih sayang menghadapi penulis.

12.Sahabat terbaik Honolulu Elle EsBelle yang selalu ada dan terus kasih semangat penulis tiada putus dalam terselesaikannya skripsi ini.


(9)

v

13.Sahabat tersayang Rini Ardillah, Vidiana Aprillia, Nofri Hardoyo, Febianti Mega, Kak Cahyo, Kak Ria dan Mpo Early yang selalu tidak bosan-bosannya memberikan semangat dan motivasi keras dalam penyelasaian skripsi ini.

14.Teman-teman terbaik JIP 2011 dan khususnya IPI B Maria Nurmalasari, Pathur Rohmah, Asma Izzata, Destia Chairunnisa, Nurul Anggraini, Ummi, Aini, Ade, Afda, Eka, Karina Adzani, Maeta, Sasmita, Bintang, Eko, Yogi, Wildan, Syarif, Uli, Wahyu, Arif, Maliki dan teman-teman lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terima kasih selama ini selalu ada baik suka maupun duka dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis yakin dalam menyusun skripsi masih banyak kekurangan dan belum sempurna. Oleh sebab itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaannya skripsi ini.

Jakarta, Agustus 2015


(10)

vi

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Definisi Istilah ... 6

E. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN LITERATUR ... 9

A. Perpustakaan Sekolah ... 9

1. Definisi Perpustakaan Sekolah ... 9

2. Tujuan Perpustakaan Sekolah ... 10

3. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Sekolah ... 12

4. Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 16

5. Layanan Perpustakaan Sekolah ... 19

B. Literasi Informasi ... 20

1. Definisi Literasi Informasi ... 20

2. Model Literasi Informasi ... 22

a. The Big6 ... 22

b. Empowering 8 (E-8) ... 26

c. INFOhio DIALOGUE Model (Ohio) ... 28

C. Literasi Informasi di Perpustakaan Sekolah ... 29

D. Kolaborasi Perpustakaan Dengan Sekolah ………... 32

E. Definisi Karya Ilmiah ... 33

F. Penelitian Terdahulu ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 36

B. Sumber Data ... 36

1. Data Primer ... 36

2. Data Sekunder ... 37

C. Informan ... 38


(11)

vii

E. Teknis Analisis Data ... 41

F. Jadwal Penelitian ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Profil Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok ... 44

1. Sejarah Singkat Perpustakaan Sekolah ... 44

2. Visi dan Misi Perpustakaan Sekolah ... 45

3. Layanan Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok ... 46

4. Personalia ... 47

5. Struktur Organisasi ... 49

6. Koleksi Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok ... 50

7. Inventaris Perpustakaan ... 50

8. Kegiatan Perpustakaan ... 51

9. Keanggotaan ... 52

B. Hasil Penelitian ... 53

1. Analisis Penerapan dan Kemampuan Literasi Informasi SMAIT Nurul Fikri Depok dalam Mengerjakan Karya Ilmiah ... 53

a. Menentukan Tema Penelitian Tugas Karya Ilmiah .. 53

b. Mengidentifikasi Kebutuhan Informasi Potensial .... 56

c. Kemampuan Mengidentifikasi Berbagai Macam Sumber Informasi Potensial ... 57

d. Mengembangkan dan Menerapkan Strategi yang Baik Untuk Pencarian Sumber Informasi ... 59

e. Kemampuan Memeriksa Informasi yang Sesuai dengan Rumusan Masalah ... 61

f. Menyimpan Informasi dengan Baik Sesuai dengan Masalah ... 62

g. Kemampuan Mengaitkan dan Menganalisis Informasi Secara Logis Sesuai Dengan Rumusan Masalah ... 63

h. Mempertimbangkan dan Menambahkan Ide-Ide Tambahan dalam Pemecahan Masalah ... 64

i. Kemampuan menyusun dan Menganalisis Secara Terstruktur dengan Format yang Sesuai ... 65

j. Kemampuan Menyampaikan Presentasi Hasil Karya Ilmiah ... 66

k. Mengevaluasi dan Menilai Kemampuan Hasil Secara Kelompok ... 67

l. Mengevaluasi Kemampuan Hasil Pribadi Secara Logis ... 68

2. Peran Guru dan Perpustakaan dalam Penyelesaian Tugas Karya Ilmiah SMAIT Nurul Fikri Depok ... 69

a. Membimbing Siswa dalam Penyelesaian Karya Ilmiah ... 69

b. Kendala yang dihadapi Dalam Proses Pembuatan Karya Ilmiah ... 70

c. Menyediakan Bahan Pustaka dan Layanan Perpustakaan ... 71


(12)

viii

d. Pustakawan Membantu Mengakses Informasi Siswa. 72

e. Kerjasama Sekolah dengan Perpustakaan ………… 73

C. Pembahasan ... 75

1. Penerapan dan Kemampuan Literasi Informasi SMAIT Nurul Fikri Depok dalam Mengerjakan Karya Ilmiah .... 75

a. Menentukan Tema Penelitian Tugas Karya Ilmiah .. 75

b. Mengidentifikasi Kebutuhan Informasi Potensial .... 76

c. Kemampuan Mengidentifikasi Berbagai Macam Sumber Informasi Potensial ... 77

d. Mengembangkan dan Menerapkan Strategi yang Baik Untuk Pencarian Sumber Informasi ... 78

e. Kemampuan Memeriksa Informasi yang Sesuai dengan Rumusan Masalah ... 79

f. Menyimpan Informasi dengan Baik Sesuai dengan Masalah ... 79

g. Kemampuan Mengaitkan dan Menganalisis Informasi Secara Logis Sesuai Dengan Rumusan Masalah ... 80

h. Mempertimbangkan dan Menambahkan Ide-Ide Tambahan dalam Pemecahan Masalah ... 81

i. Kemampuan menyusun dan Menganalisis Secara Terstruktur dengan Format yang Sesuai ... 82

j. Kemampuan Menyampaikan Presentasi Hasil Karya Ilmiah ... 82

k. Mengevaluasi dan Menilai Kemampuan Hasil Secara Kelompok ... 83

l. Mengevaluasi Kemampuan Hasil Pribadi Secara Logis ... 84

2. Peran Guru dan Perpustakaan dalam Penyelesaian Tugas Karya Ilmiah SMAIT Nurul Fikri Depok ... 85

a. Membimbing Siswa dalam Penyelesaian Karya Ilmiah ... 85

b. Kendala yang dihadapi Dalam Proses Pembuatan Karya Ilmiah ... 85

c. Menyediakan Bahan Pustaka dan Layanan Perpustakaan ... 86

d. Pustakawan Membantu Mengakses Informasi Siswa ... 87

e. Kerjasama Sekolah dengan Perpustakaan ………… 88

BAB V PENUTUP ... 90

A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(13)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Jumlah Responden ... 38

Tabel 3.2 : Jadwal Penelitian ... 42

Tabel 4.2 : Koleksi Perpustakaan ... 50


(14)

x

DAFTAR BAGAN


(15)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era global seperti sekarang ini, perpustakaan sangatlah penting untuk menunjang kebutuhan informasi bagi masyarakat. Berkembangnya teknologi dan informasi sekarang dimasyarakat, mendorong mempermudahnya penyebaran informasi dan komunikasi antara pemberi dan penerima informasi. Teknologi yang terus bertambah dan berkembang pesat akan memungkinkan banyaknya informasi yang terus berhamburan mengelilingi informannya. Informasi juga merupakan sesuatu yang esensial bagi perkembangan pribadi, karena seperti kita tahu informasi merupakan awal dari pengetahuan.1

Perpustakaan adalah suatu tempat untuk mendayagunakan agar koleksi yang dimiliki dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pemustaka. Disamping itu perpustakaan juga menjadi jembatan komunikasi dan informasi yang aktif, baik dengan pemustaka yang dilayani maupun masyarakat luar guna mencapai tujuan perpustakaan. Dengan perkembangan teknologi sekarang perpustakaan dan pustakawan dituntut agar memberikan pelayanan koleksi yang baik, diantaranya koleksi ilmiah, koleksi cetak dan non cetak untuk menunjang kebutuhan pemustakanya. Namun, tidak hanya itu pemustaka sebelumnya harus mengetahui pengetahuan keterampilan dalam mendapatkan informasi.

1

Sulistyo Basuki, Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), h. 1.32-1.33.

1 2


(16)

Agar dalam pencarian dan pengembangan informasi dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan dan terus berkembang.2 Perpustakaan dibagi atas beberapa jenis yaitu perpustakaan sekolah, perpustakaan khusus, perpustakaan umum, perpustakaan perguruan tinggi.

Perpustakaan Sekolah adalah merupakan tempat yang terletak dilingkungan sekolah dan merupakan pusat informasi edukatif serta mampu menjadi pusat kegiatan pendidikan dimana siswa, guru, pustakawan bekerja sama dalam memperluas ilmu pengetahua baik individu maupun kelompok. Tujuannya perpustakaan sekolah ialah menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksanaan program kurikulum di sekolah.3 Dengan adanya perpustakaan sekolah secara langsung bisa membantu kurikulum sekolah. Dari hal tersebut, pemustaka setiap individu harus mempunyai kemampuan untuk mencari, mengidentifikasi, menggunakan, mengolah dan mengevaluasi informasi yang dibutuhkan pemustaka dalam mengembangkan kemampuan pengetahuan yang baru. Kemampuan seperti ini dikenal dengan istilah

literacy information yang lebih dikenal literasi informasi atau bisa dibilang

melek informasi.4

Menurut Todd, Literasi Informasi yaitu melek informasi bagi siswa secara fleksibel, dapat beradaptasi terhadap perubahan dan mampu berfungsi secara individu maupun secara groups. Literasi informasi

2

Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 11-14

3

Undang Sudarsana, Materi Pokok Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008),h. 1.28.

4

Diao Ai Lien, Literasi Informasi: Tujuh Langkah Management (Jakarta: Universitas Atmajaya, 2010), h. 1-2.


(17)

merupakan keterampilan yang memungkinkan individu untuk mengidentifikasi, menemukan dan memanfaatkan informasi. Berkembangnya teknologi dan informasi elektronik telah dimasukkan untuk menyertakan keterampilan ICT (Information Communication

Tecnology) yang digabungkan dan dikolaborasikan dengan proses literasi

informasi.5

Kemampuan untuk mengenal kebutuhan informasi untuk memecahkan masalah, mengajukan pertanyaan penting, menggunakan berbagai strategi pengumpulan informasi, menetapkan informasi yang relevan merupakan proses dari literasi informasi hingga mendapatkan pengetahuan. Literasi Informasi di perpustakaan khususnya perpustakaan sekolah membentuk pendidikan keaksaraan serta kepentingan dalam individu maupu kelompok peserta didik. Dalam proses pencarian pengetahuan sejak dini perpustakaan sekolah berperan aktif dalam menambah informasi siswa.6 Literasi informasi yaitu program keaksaraan sekolah yang membutuhkan perencanaan, upaya kolaborasi antara pustakawan dengan guru yang paling signifikan, Kegiatan literasi informasi antara lain loka karya siswa, karya ilmiah, makalah, kliping dan lain sebagainya.7

5Susan Watts Taffe, “Preparing Preservice Teachers to Integrate Technology With The Elementary Literacy Program,” Blackwell Publishing, Vol. 57 (Oktober 2003): h. 1. Diakses pada tanggal 2 Januari 2015 dari http://e-resources.perpusnas.go.id/library.php?id=00001

6

Lucya Dhamayanti, dkk., Standar Nasional Perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), h. 1.

7Karyn Cooper, ” The Recursive Process In and Of Critical Literacy: Actio

n Research in an Urban Elementary School” Canadian Society for the Study of Education, vol 35 (2012): h.3-4. Diakses pada tanggal 2 Januari 2015 dari http://e-resources.perpusnas.go.id/library.php?id=00001


(18)

SMAIT (Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu) Nurul Fikri Depok adalah sebagai sekolah islam terpadu yang memiliki siswa-siswi yang diharuskan kreatif. Siswa SMAIT Nurul Fikri Depok diarahkan dan dituntut untuk gemar membaca dengan difasilitasi perpustakaan dengan buku yang memadai dan ruangan yang nyaman. Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depokmerupakan media center dan memiliki peran penting dalam perkembangan kemampuan keterampilan literasi informasi di kalangan siswa.8

Walaupun SMAIT Nurul Fikri belum memiliki program literasi informasi di perpustakaan tetapi sudah menjalankan penelitian karya ilmiah, SMAIT Nurul Fikri khususnya siswa kelas XI diwajibkan menyelesaikan karya ilmiahnya yang diberikan oleh guru bidang study. Dalam proses penyelesaian karya ilmiah (KI) siswa pun diberi arahan oleh guru bidang study dan dibantu oleh pustakawan di sekolah karena permasalahnnya tidak semua siswa bisa mendapatkan informasi dengan baik dan relevan perlu bantuan agar pencarian lebih efektif. Tujuannya agar siswa lebih mandiri dan bisa memanfaatan sumber informasi yang ada sekarang ini baik melalui perpustakaan maupun internet sehingga pada saat diperguruan tinggi dalam mengerjakan tugas sudah lebih siap.

Menurut literature rivew yang dipaparkan diatas bahwa project penelitian yaitu karya ilmiah (KI) merupakan bagian dari literasi informasi tetapi peneliti ingin meneliti tentang kemampuan literasi informasi siswa dengan menggunakan Model Literasi Informasi The Big6. The Big6 model

8SMAIT Nurul Fikri, “Budaya Membaca” dari

http://smait.nurulfikri.sch.id/ diakses pada 31 Januari 2015


(19)

literasi informasi yang biasa dipakai di perpustakaan sekolah yang dikembangkan Eisenberg dan Berkowitz pada tahun 1990. Berawal dari hasil pengamatan tersebut, maka penulis ingin mengangkat penelitian yang berjudul ”Kemampuan Literasi Informasi Siswa Di SMAIT Nurul

Fikri Depok” untuk mengetahui lebih mendalam sejauh mana

kemampuan literasi informasi siswa di sekolah tersebut.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang peneliti kemukakan, peneliti akan membatasi dan memfokuskan masalah pada kemampuan literasi informasi siswa kelas XI yang sedang menyusun tugas karya ilmiah (KI) yaitu untuk persyaratan naik kelas XII di SMAIT Nurul Fikri Depok dan peran kepala sekolah, guru serta perpustakaan dalam menunjang kebutuhan informasi siswa.

2. Perumusan Masalah

a. Bagaimana kemampuan literasi informasi siswa SMAIT Nurul Fikri Depok dalam mengerjakan tugas karya ilmiah ?

b. Bagaimana peran guru dan perpustakaan dalam menunjang kebutuhan informasi siswa SMAIT Nurul Fikri Depok ?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Agar sasaran dalam penelitian ini jelas dan sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:


(20)

a. Untuk mengetahui kemampuan literasi informasi siswa di SMAIT Nurul Fikri Depok dalam mengerjakan tugas karya ilmiah.

b. Untuk mengetahui peran guru dan perpustakaan dalam menunjang kebutuhan informasi siswa SMAIT Nurul Fikri Depok.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Menjadi tolak ukur dalam mengetahui kemampuan literasi informasi siswa SMAIT Nurul Fikri Depok dalam menguasai informasi untuk memenuhi tugas di sekolah.

2. Sebagai bahan masukan bagi perpustakaan sekolah terhadap pentingnya penerapan program literasi informasi disekolah untuk menambah wawasan siswa.

3. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis khususnya mengenai literasi informasi dan penerapannya.

D. Definisi Istilah

1. Literasi Informasi (information literacy)

Literasi informasi adalah adalah kemampuan untuk mengenal kebutuhan informasi untuk memecahkan masalah, mengembangkan gagasan, mengajukan pertanyaan penting, menggunakan berbagai strategi pengumpulan informasi, menetapkan informasi yang cocok, relevan dan otentik.


(21)

Karya Ilmiah adalah karangan atau tulisan seseorang yang berisi beberapa tahapan penelitian sesuai fakta yang diambil dari lapangan dengan menggunakan sistematika penulisan.

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat penjelasan umum seputar penelitian, meliputi latar belakang, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Bab ini menjelaskan tentang pengertian, tujuan, tugas dan fungsi perpustakaan sekolah, pengertian literasi informasi, model literasi informasi, literasi informasi di perpustakaan, pengertian karya ilmiah dan penelitian relevan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terkait jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, informan, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, jadwal penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi mengenai profil atau gambaran umum SMAIT Nurul Fikri Depok baik dari sejarah perkembangan, visi dan misi serta hal yang berkaitan dengannya. Hasil


(22)

temuan penelitian dan pembahasan terkait kemampuan literasi informasi yaitu berfokuskan pada siswa dalam mencari informasi guna menyelesaikan tugas sekolahnya dan bagaimana arahan guru serta peran perpustakaan di SMAIT Nurul Fikri Depok dalam membimbing siswanya. BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari keseluruhan pokok bahasan dan saran-saran yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian.


(23)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Pepustakaan Sekolah

1. Definisi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah adalah sebuah tempat yang memiliki koleksi buku dengan tujuan memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat dilingkungan sekolah khususnya para guru dan murid untuk menunjang sarana belajar mengajar siswa.9

Menurut Standar Nasional Perpustakaan, Perpustakaan sekolah yaitu perpustakaan yang berada dilingkungan sekolah yang dikelola oleh sekolah dan berfungsi untuk menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan, sekaligus rekreasi yang sehat di sela-sela kegiatan belajar mengajar. Perpustakaan yang diselengarakan pada setiap sekolah dan pemanfaatannya sangat tergantung kepada kepala sekolah, para guru petugas perpustakaan dan para pelajar. Sedangkan pengembangannya selain menjadi tanggung jawab kepala sekolah juga dapat melibatkan komite sekolah.10

Adapun definisi perpustakaan menurut Sandar Nasional Indonesia, perpustakaan sekolah adalah Perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal dilingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan,

9

Pawit M. Yusuf, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Kencana, 2007), h. 1-2.

10

Lucya Dhamayanti, dkk., Standar Nasional Perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), h. 9.


(24)

dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.11

Sedangkan Menurut IFLA/UNESCO pada tahun 2000 mengeluarkan manifesto tentang perpustakaan sekolah. Manifesto yang dicetuskan yaitu “Perpustakaan Sekolah dalam Pengajaran dan Pembelajaran Untuk Semua” Perpustakaan sekolah adalah pengajaran dan pembelajaran untuk semua perpustakaan sekolah. Selain itu menyediakan informasi, ide yang merupakan dasar keberhasilan fungsioanal dalam masyarakat masa kini berbasis pengetahuan dan informasi.12

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah adalah suatu tempat yang disediakan dalam lingkup sekolah yang berfungsi sebagai pusat pembelajaran yang berisikan koleksi pengetahuan yang bermanfaat bagi guru, staf dan siswa.

2. Tujuan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah diadakan bukan hanya sekedar melayani selera para siswa untuk membaca buku-buku disaat jenuh. Perpustakaan sekolah itu harus dapat membantu para siswa mengasah otak, memperluas dan memperdalam pengetahuan serta melahirkan

11

Perpustakaan Naional RI, Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang perpustakaan

(Jakarta: Perpustakaan NasionalRI, 2011), h. 2. 12

Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja


(25)

kecekatan. Perpustakaan itu harus membantu para siswa dalam aktifitas kulikuler dan ekstrakulikuler.13

Perpustakaan sekolah menengah atas/madrasah aliyah bertujuan mengembangkan dan meningkatkan minat baca, literasi informasi ,bakat dan kecerdasan (intelektual, emosional dan spiritual) peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan dalam rangka mendukung tujuan pendidikan nasional melalui penyediaan sumber belajar.14

Menurut M. Idris Suryana KW tujuan perpustakaan sekolah antara lain:

a. Memupuk rasa cinta, kesadaran dan kebiasaan membaca. b. Membimbing dan mengarahkan teknik memahami isi bacaan. c. Memperluas pengetahuan para siswa.

d. Membantu mengembangkan kecakapan berbahasa dan daya pikir siswa dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu.

e. Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.

f. Memberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.

g. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik, efektif dan efisien terutama menggunakan bahan-bahan reference.

13

Undang Sudarsana, Materi Pokok Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008),h. 1.34.

14

Lucya Dhamayanti, dkk., Standar Nasional Perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), h. 7.


(26)

h. Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksanaan program kurikulum di sekolah, baik yang bersifat, intrakulikuler maupun yang bersifat ekstrakulikuler.15

Dari tiga tujuan perpustakaan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai tempat atau wadah yang menyediakan sumber belajar guna memperdalam dan mengembangkan pengetahuan dimiliki guru, staf dan siswa.

3. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Sekolah

Seperti kita tahu bahwa perpustakaan merupakan sarana yang disediakan setiap sekolah sesuai dengan UU Nomor 43 pasal 1 ayat 1 tahun 2007 bahwa Perpustakaan yaitu institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Dengan demikian, perpustakaan akan selalu digunakan oleh pemustaka atau anggotanya.

Tugas perpustakaan sekolah atau madrasah adalah mendukung tugas madrasah sebagai suatu lembaga pendidikan yang bercirikan Islam melaksanakan amanah undang-undang sistem pendidikan nasional. Secara menyeluruh dalam meningkatkan pengetahuan siswa, guru maupun pustakawan dalam proses belajar mengajar.16

15

Undang Sudarsana, Materi Pokok Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008),h. 1.34.

16

Sudarnoto Abdul Hakim, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora, 2006),h. 34.


(27)

Menurut Undang Sudarsana dalam bukunya Pembinaan Minat Baca bahwa Tugas Perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut : a. Sebagai pusat belajar mengajar. Dengan mengembangkan

kemampuan pengetahuan untuk menggunakan sumber informasi baik guru maupun siswa.

b. Membantu anak didik, memperjelas dan memperluas pengetahuannya tentang suatu pelajaran dikelas serta mengadakan penelitian di perpustakaan.

c. Mengembangkan kemampuan membaca dengan baik.

d. Mengembangkan anak dalam meningkatkan bakat kegemaran perindividu.

e. Membiasakan anak untuk mengunjungi perpustakaan dalam mencari informasi dan bisa dipergunakan dalam tugas keseharian. f. Perpustakaan sekolah memperluas kesempatan belajar bagi para

siswa.

Perpustakaan sekolah merupakan sebagai fasilitas pendidikan dalam pelaksanaan program kurikulum di sekolah, fungsinya bisa diterapkan dalam pencapaian prestasi belajar yang tinggi. Menurut Ujang Sudarsana fungsi perpustakaan sekolah dibagi tiga antara lain:

1. Fungsi Pendidikan

Perpustakaan mampu memupuk dan mengembangkan minat baca, daya pikir serta mampu membimbing dengan cara menggunakan bahan pustaka. Siswa dapat melaksanakan


(28)

langkah pengumpulan, pengetahuan, pemahaman dan penerapan ilmu pengetahuan.

2. Fungsi Informatif

Menyediakan informasi yang muthakhir, menyediakan bahan-bahan atau koleksi yang beraneka ragam, komunikatif dan bermutu dan mempermudah dalam mencari informasi yang berguna bagi pengetahuan siswa.

3. Fungsi Penelitian

Dalam pembuatan karya ilmiah atau makalah siswa harus melakukan observasi atau pengamatan dengan mendapatkan informasi awal tentang kajian literature yang dicari dengan menggunakan sarana perpustakaan sekolah

4. Fungsi Rekreatif

Sebagai fungsi rekreatif, pemustaka perpustakaan sekolah mengisi waktu senggangnya dari kegiatan sekolah dan mendapatkan kepuasan dalam mencari informasi.17

Selain itu fungsi perpustakaan sekolah menurut Darmono dari bukunya berjudul Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek dan Tata

Kerja yaitu :

a. Fungsi Informasi

Perpustakaan menyediakan informasi melalui penyerapan ide sebuah buku yang ditulis oleh para ahli dari berbagai ilmu pengetahuan. Selain itu dengan adanya perpustakaan bisa

17

Undang Sudarsana, Materi Pokok Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008),h. 1.30-1.36.


(29)

membantu pemustaka dalam memperoleh informasi di perpustakaan dalam memecahkan persoalan informasi sehari-hari. b. Fungsi Pendidikan

Perpustakaan sekolah memberikan informasi meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya sebagai sarana untuk menerapkan tujuan pendidikan. Dengan perpustakaan sekolah pemustaka akan mengembangkan minat baca yang telah dimiliki pemustaka dengan menggali pengetahuan yang baru. c. Fungsi Kebudayaan

Perpustakaan mengembangkan kebudayaan dengan tumbuhya kreatifitas dalam kesenian budaya bangsa. Dengan menumbuhkan minat baca dikalangan pemustaka untuk pengguasaan antar budaya baik lokal maupun non lokal secara harmonis.

d. Fungsi Rekreasi

Sebagai tempat rekreasi dengan membaca bahan bacaan dalam mengisi waktu luang di sekolah guna menambah pengetahuan dan wawasan yang baru.

e. Fungsi Penelitian

Perpustakaan menjadi fungsi penelitian dalam menunjang informasi penelitian meliputi berbagai jenis koleksi baik cetak maupun non cetak sesuai kebutuhan pemustaka.


(30)

Sebagai fungsi deposit perpustakaan berkewajiban menyimpan dan melestarikan semua karya cetak maupun karya rekam yang diterbitkan di wilayah Indonesia. Perpustakaan yang menjalankan fungsi deposit yaitu Perpustakaan Nasional.18

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tugas perpustakaan sekolah yaitu meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar disekolah terhadap pengetahuan yang didapatkan di sekolah. Selain itu fungsi perpustakaan yaitu harus sesuai dengan tugas dan tujuan sekolah. Ini merupakan hal yang penting, karena perpustakaan sekolah merupakan fasilitas pendidikan dalam pelaksanaan program kurikulum di sekolah, sehingga bisa diterapkan dalam pencapaian prestasi belajar yang diharapkan.

4. Koleksi Perpustakaan Sekolah

Secara umum, istilah koleksi biasanya digunakan untuk mendeskripsikan sumber informasi yang disimpan pada sebuah ruangan tertentu. Tetapi dengan berkembangnya waktu koleksi disebut sebagai bahan pustaka yang berfungsi bagi pemustaka baik buku maupun digital yang dimanfaatkan dilingkungan perpustakaan. Menurut Tarto koleksi perpustakaan yang disediakan untuk kepentingan belajar, informasi, rekreasi kultural, dan penelitian bagi semua lapisan masyarakat mulai anak-anak, remaja maupun dewasa

18

Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja


(31)

terdiri dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat ilmiah dan non ilmiah (fiksi).19

Koleksi menurut Sutarno NS dalam buku Perpustakaan dan Masyarakat yaitu bahan pustaka yang memadai baik mengenai jumlah, jenis dan mutunya yang tersusun rapi dengan sistem pengolahan serta kemudahan akses atau temu kembali informasi merupakan kunci keberhasilan perpustakaan. Oleh sebab itu perpustakaan harus memiliki koleksi bahan pustaka yang relatif lengkap. Koleksi bahan pustaka yang baik adalah dapat memenuhi selera keinginan dan kebutuhan pembaca.20 Koleksi perpustakaan sekolah meliputi:

a) Buku (buku teks ,buku penunjang kurikulum, buku bacaan, buku referensi dan buku biografi)

b) Terbitan berkala (majalah, surat kabar) c) Audio visual;

d) Layanan teknologi informasi dan komunikasi.

Selain itu jumlah koleksi bisa menunjang dalam keefektifan pencarian dalam mengorganisir pemustaka dalam mendapatkan informasi yang relevan sesuai topik. Jumlah koleksi antara lain:

a) Perpustakaan memperkaya koleksi dan menyediakan bahan perpustakaan dalam berbagai bentuk media dan format sekurang-kurangnya buku teks 1 eksemplar permata pelajaran perpeserta didik, buku panduan pendidik 1 eksemplar permata pelajaran

19

Wiji Suwarno, Perpustakaan dan buku (Yogyakarta: Ar-Ruzz media, 2011), h. 62-67. 20


(32)

perguru bidang studi, buku pengayaan dengan perbandingan 70% non fiksi dan 30% fiksi

b) Perpustakaan menambah koleksi buku pertahun dengan ketentuan semakin besar jumlah koleksi semakin kecil presentase penambahan koleksinya (1.000 judul penambahan sebanyak 10%; 1.500 judul penambahan sebanyak 8%; 2.000 judul sampai dan seterusnya penambahan sebanyak 6%).

c) Perpustakaan melanggan minimal tiga judul majalah dan tiga judul surat kabar. Misalnya majalah yang berkaitan dengan pembelajaran sekolah sekolah, majalah kewanitaaan atau sport dan koran harian seperti monitor depok, kompas dan lain-lain.21

Dari beberapa pengertian dan ketentuan diatas tentang perpustakaan sekolah dapat diambil kesimpulan koleksi adalah bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah baik cetak maupun non cetak yang disusun secara sistematis guna mempermudah keinginan pemustaka dalam mencari informasi. Koleksi yang baik harus ditunjang pada koleksi yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan proses belajar mengajar. Dengan adanya ketentuan koleksi perpustakaan yang sudah ada perpustakaan bisa berkembang baik dilingkungan sekolah, ini berdampak pada prestasi belajar siswa disekolah.

21

Lucya Dhamayanti, dkk., Standar Nasional Perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), h. 2.


(33)

5. Layanan Perpustakaan Sekolah

Jenis layanan perpustakaan ada beberapa macam, Menurut Darmono dalam bukunya berjudul Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja jenis layanan perpustakaan adalah sebagai berikut :

a. Layanan Sirkulasi

Layanan Sirkulasi atau layanan peminjaman bahan pustaka adalah layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Dalam layanan ini biasanya menggunakan layanan peminjaman tergantung kebijakan perpustakaan.

b. Layanan Referensi

Layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori, buku tahunan yang berisi informasi singkat. Koleksi ini tidak boleh dipinjam dan dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan dan hanya dibaca ditempat. c. Layanan Ruang Baca

Layanan ruang baca adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan berupa tempat yang berisikan meja baca untuk melakaukan kegiatan membaca di perpustakaan. Layanan ruang baca diberikan untuk mengantisipasi pengguna perpustakaan yang


(34)

tidak ingin meminjam untuk dibawa pulang akan tetapi mereka cukup memanfaatkannya di wilayah perpustakaan.22

Dari paparan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa layanan perpustakaan dibutuhkan dalam pegembangan perpustakaan sekolah. Perpustakaan yang baik harus menempatkan pada tugasnya masing masing dengan menggunakan fasilitasnya guna tercapai tujuan perpustakaan yaitu melayani pemustaka dengan baik.

B. Literasi Informasi

1. Definisi Literasi Informasi

Literasi informasi atau melek informasi menurut Paul Zurkowski adalah orang-orang yang terbiasa dan terlatih dalam mengaplikasikan sember-sumber informasi terhadap tugas mereka. Mereka belajar dari teknik keterampilan literasi informasi untuk memanfaatkan informasi yang diambil dari sumber data dalam memecahkan masalah mereka dalam menyelesaikan tugas.

The Southern Association of Colleges and Schools mendefinisikan

bahawa literasi informasi atau information literacy sebagai kemampuan menemukan, mengevaluasi dan menggunakan informasi untuk menjadi pelajar yang mandiri.23

Menurut American Library Association (ALA) pada Tahun 1989 mendefinisikan literasi informasi ialah:

22

Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja

(Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007), h. 171-172. 23

Ida Farida, dkk.,Information Literacy Skills: Dasar Pembelajaran Seumur Hidup


(35)

“information literacy is a set of abilities requiring individuals to

recognize when information is needed and have the ability to locate,

evaluate, and use effectively the needed information.”24

Yaitu proses dimana kemampuan literasi yang membutuhkan individu untuk mengenali kapan informasi dibutuhkan dan memiliki kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, dan efektif dalam menggunakan informasi yang dibutuhkan.

American Association of School Librarians (AASL) pada Tahun

1998 menyatakan bahwa literasi informasi adalah melek Informasi dalam kemampuan untuk menemukan dan menggunakan informasi adalah kata kunci dari belajar sepanjang hayat. Membuat dasar untuk belajar sepanjang hayat adalah jantung dari program media perpustakaan sekolah.25

Menurut IFLA (International Federation of Library Associations

and Institutions) menyatakan bahwa literasi informasi yaitu

kemampuan untuk memecahkan masalah, menyeleksi, mengorganisasikan, mengevaluasi informasi dengan baik dan serta bisa bekerja baik pribadi maupun kelompok.26

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan literasi informasi adalah kegiatan melek informasi dalam memiliki kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, mengembangkan dan

24

American Library Association (ALA),“InformationLiteracy” diakses pada 16 Agustus 2015 dari http://www.ala.org/advocacy/literacy-clearinghouse

25

Ann Marlow Riedling, Information literacy: What does it look like in the school library media center? (United State of America: Libraries Unlimited, 2004), h. 2.

26

IFLA/UNESCO, Pedoman Perpustakaan Sekolah diakses pada 20 Juli 2015 dari http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm


(36)

menggunakan informasi yang dibutuhkan siswa dalam menyelesaikan tugas.

2. Model Literasi Informasi

Model literasi informasi pertama kali dimunculkan oleh Paul Zurkowski pada tahun 1974, President of The International Industry Association, selanjutnya banyak bermunculan model-model literasi informasi yang bisa dipergunakan untuk perkembangan pendidikan diantaranya The Big6 (Einsenberg and Berkowitz 1990), Empowering 8 (2006), Pathways to Knowledge Model (Marjorie Pappas and Ann Tepe 1997), INFOhio DIALOGUE Model (INFOhio model DIALOGUE, 1998)27

a. The Big6

The Big6 adalah model literasi informasi yang dikembangkan oleh Michael B. Eisenberg dan Robert E. Berkowitz pada tahun 1987. Literasi Informasi terdiri atas enam keterampilan dan dua belas indikator. Model information literacy The Big6 membuat lebih mudah untuk melihat hubungan antara proses resesrch dan menggunakan sumber-sumber informasi internet secara efektif. Pendekatan ini berfokus pada proses pemecahan masalah informasi.28 Ini adalah pendekatan sistematis untuk mengatur masalah informasi dan untuk mengorganisir informasi dari berbagai sumber.

27

Ida Farida, dkk., Information Literacy Skills: Dasar Pembelajaran Seumur Hidup

(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005),h. 23-36. 28

James Carey, “Michael Einsbreng and Robert Berkowitz’s Big6 information problem solving-model” Librraries Unlimited, Vol 19, No 5 (Januari 2003), h. 1-2.Diakses pada tanggal 2 Januari 2015 dari http://e-resources.perpusnas.go.id/library.php?id=00001


(37)

Model literasi informasi The Big6 adalah sebagai spesialis media perpustakaan sekolah harus melihat proses, serta pada kinerja siswa. Spesialis media perpustakaan sekolah tahu bahwa keterampilan The Big6 dan standar literasi informasi nasional memberikan model penelitian kuat alat penelitian untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam setiap bidang kurikulum. Guru yang menggunakan keterampilan The Big6 bisa memperoleh apresiasi dari standar literasi informasi nasional dengan melihat mereka dalam kerangka literasi.29 Model Literasi Informasi The Big6 terdiri dari enam langkah dan setiap keterampilan terdiri atas dua langkah:

1. Definisi Karya Ilmiah (Definition) a. Tentukan masalah

b. Mengidentifikasi kebutuhan informasi

Langkah pertama pada stategi literasi informasi adalah memperjelas dan memahami persyaratan permasalahan atau suatu tugas. Seseorang perlu mengetahui lebih dulu dengan pasti permasalahan apa yang harus dipecahkan. Pertanyaan mendasar apa yang perlu mereka cari jawabannya. Setelah mengetahui dengan pasti, kemudian langkah selanjutnya adalah mencari tahu informasi apa yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah sedalam dalamnya.

2. Strategi Pencarian informasi (Information Seeking Skills)

29

Scott Lanning, Essential Reference Services for Today’s School Media Specialist (United States: ABC-CLIO, LLC, 2010),h. 12


(38)

a. Menentukan sumber yang ingin digunakan b. Memilih sumber terbaik

Langkah kedua, setelah mengetahui masalah dan informasi yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah mengatur stategi pencarian terhadap informasi tersebut. Pada langkah ini peneliti mencari dimana harus mendapatkan sumber, dan sumber apa saja yang sesuai dengan tugas karya ilmiah. Banyak sumber yang bagus untuk diangkat baik sumber cetak maupun non cetak antara lain: buku, kamus, ensiklopedia, CD-ROOM dan lain sebagainya.

3. Lokasi dan Akses (Location and Access)

a. Mengalokasikan sumber secara intelektual dan fisik b. Menemukan informasi dalam sumber

Langkah ketiga adalah memeriksa sumber informasi yang didapatkan. Setelah dikumpulkan sumber informasi maka akan dipilih mana yang memang isinya bermanfaat dalam tugas karya ilmiah. Dipilih mana yang sesuai dan yang tidak sesuai topik.

4. Pemanfaatan Informasi (Use of Information) a. Menghubung-hubungkan antar informasi b. Menyarikan informasi yang relevan

Pada langkah keempat yaitu mulai dilakukan pengorganisasian atas informasi yang berguna untuk mengembangkan pengetahuan dan solusi atas permasalahan


(39)

yang didapatkan terhadap pemecahan masalah karya ilmiah.. Beberapa permasalahan yang didapatkan membedakan antara fakta dan pendapat, membedakan karakter yang sama, mencari informasi tambahan apabila dibutuhkan, menyusun ide dan informasi secara logis.

5. Syntetis (Synthesis)

a. Mengorganisasikan informasi dari berbagai sumber b. Mempresentasikan hasilnya

Langkah kelima, setelah sudah menyelesaikan dan menjawab permasalahan yang diungkapkan. Solusinya penyampaian dalam data yang didapatkan diungkapkan dalam presentasi didepan kelas dengan menggunakan power point berisi tentang gambaran umum permasalahan dan fakta gambar yang sedang diteliti. Dengan adanya presentase berharap bisa menjawab pertanyaan yang lebih baik demi mengoreksi pengetahuan yang baru.

6. Evaluasi (Evaluation)

a. Mengevaluasi hasil (efektivitas) b. Mengevaluasi proses (effectiency)

Langkah keenam adalah seseorang menilai bagaimana produk akhir yang dihasilkan untuk menjawab pertanyaan pada langkah pertama. Bagaimana seseorang mengevaluasi secara kritis penyelesaian tugas, pemahaman baru atas permasalahan dan apakah bisa berhasil dipecahkan atau


(40)

tidak. Selanjutnya mendapatkan apa yang harus dievaluasi dalam pemecahan masalah. Apa yang didapatkan dalam pendapat orang lain dalam presentasi didepan umum.30 b. Empowering 8 (E-8)

Model literasi informasi Empowering 8 adalah literasi informasi yang dihasilkan dari dua lokakarya atau wokshop. Lokakarya yang pertama dilakasanakan di Kolombo (Srilangka) pada bulan November 2004 (Indian Library Associantion) dan yang kedua di Patiala (India) pada bulan November 2005

(International Workshop on Information Skill for

Learning”Empowering 8.” Empowering 8 merupakan sebuah model literasi dalam mengidentifikasi permasalahan dan penentuan informasi yang dibutuhkan dalam memecahkan masalah berdasarkan sumber-sumber pembelajaran.31

Keterampilan informasi perlu diperkenalkan dan bahkan mulai ditanamkan kepada peserta didik di sekolah. Peran perpustakaan sangat penting dalam kegiatan keaksaraan informasi. Kemampuan dalam menentukan unsur literasi informasi menurut

Empowering 8 antara lain:

1. Mengidentifikasi

Mengidentifikasi sumber-sumber informasi awal dalam menelusur informasi yang relevan sesuai oleh pemustaka.

30

Blasius Sudarsono, Literasi Informasi (information literacy): pengantar untuk perpustakaan sekolah (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2007), h. 21-24.

31

Diao Ai Lien, Literasi Informasi: Tujuh Langkah Management (Jakarta: Universitas Atmajaya, 2010), h. 5.


(41)

2. Menyeleksi

Memilih dan mencari sumber-sumber informasi dalam pengumpulan yang tepat secuai dengan topik.

3. Mengeksplorasi

Memilih, menyelidiki informasi yang relevan sesuai topik 4. Mengorganisir

Memilih dan mengelola informasi dalam menyusun tugas secara mudah, membedakan antara fakta, pendapat dan fiksi, mencatat data yang relevan menggunakan visual untuk membandingkan informasi yang sesuai

5. Menciptakan

Menyiapkan informasi, mengedit, merevisi dengan membuat tugas menggunakan bahasa sendiri dan menghasilkan karya baru.

6. Mempresentasi

Meyampaikan dan mempresentasikan hasil karya penelitian dalam menyampaikan informasi kepda audiens.

7. Menilai

Menilai performance orang lain dalam mempresentasikan karya dalam tugas dilihat output dan input


(42)

Menggunakan masukan dan penilaian untuk tugas belajar selanjutnya guna menggunakan pengetahuan baru yang diperoleh.32

c. INFOhio DIALOGUE Model (Ohio)

Pada tahun 1998, INFOhio otomasi perpustakaan negara dan jaringan informasi bagi para siswa sekolah K-12 Ohio, dikembangkan oleh INFOhio model DIALOGUE bagi information

literacy (INFOhio 1998). Sebuah series lebih dari dua puluh

workshop diperkenalkan model statewide dan 230 halaman

INFOhio Information Literacy Skill Notebook yang didistribusikan

secara luas kepada para spesialis media perpustakaan sekolah Ohio dan para pendidik. Model DIALOGUE memiliki komponen-komponen berikut ini:

1. Mendefinisikan (Define) 2. Memprakarsai (Initiate) 3. Menilai (Assess) 4. Menemukan (Locate) 5. Mengorganisasi (Organize) 6. Membimbing (Guide) 7. Menggunakan (Use) 8. Mengevaluasi (Evaluation)

32

Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja


(43)

Satu keunikan fitur dari model ini adalah termasuknya dengan tegas spesialisasi media perpustakaan sekolah dan pengajar atau guru untuk membimbing keseluruhan proses.33

Berdasarkan metode literasi diatas dapat diketahui ada banyak model literasi yang dapat diterapkan dan digunakan dalam proses literasi informasi di sekolah. Tetapi harus tetap memperhatikan berbagai aspek, konteks dan dampak dari proses adanya literasi informasi yang digunakan bagi pemustaka dan perpustakaan itu sendiri.

C. Literasi Informasi di Perpustakaan Sekolah

Pemahaman akan keterkaitan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari perlu ditanamkan kedalam diri anak didik semenjak masa sekolah dasar. Maka dari hal itu pustakawan hendaknya proaktif terhadap rencana-rencana pemanfaatan sarana perpustakaan untuk kegiatan proses belajar mengajar yang lebih intensif. Pada tingkat pendidikan dasar dan menengah misalnya guru dan pustakawan dapat menerapkan sistem pembelajaran dengan pendekatan pemberian tugas ilmiah dimana siswa terlatih untuk mengolah pengetahuan atau keterampilan yang mereka peroleh secara lebih mendalam. Guru dan siswa akan terdorong untuk menggunakan sumber daya informasi yang ada di perpustakaan secara maksimal. Sistem pembelajaran yang memberdayakan sarana perpustakaan dapat mendorong siswa memiliki integritas kepribadian, khususnya dalam menyusun tugas sehingga tidak ada plagiarism. Sistem

33

Ida Farida, dkk., Information Literacy Skills: Dasar Pembelajaran Seumur Hidup


(44)

pembelajaran berbasis perpustakaan dengan pelayanan information literacy menjadi sangat penting diterapkan dalam sistem pendidikan nasional termasuk Sekolah. Anak didik perlu dibekali dengan berbagai keterampilan informasi guna menghindari dampak buruk meluasnya penerapan teknologi informasi disegala bidang. Siswa akan melalui kegiatan problem solving secara mandiri terhadap beberapa hal yang terjadi dalam proses belajar dalam penyelesaian tugas penelitian. Perpustakaan harus memiliki program information literacy, sehingga anak didik memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi, mengevaluasi, dan bisa menggunakan informasi yang diperoleh.34

Menurut Dede Rosyada dalam artikel berjudul Pendidikan Pemakai: Perubahan Prilaku Pada Siswa Madrasah Dalam Sistem

Pembelajaran Berbasis Perpustakaan yang disusun oleh Ade Abdul Haq

menyatakan bahwa:

“Perpustakaan Sekolah harus mampu menjadi pusat sumber belajar bagi

siswa yang menyediakan buku teks dan dokumen-dokumen assignment pada siswanya, sehingga siswa dapat mengakses dan mengembangkan kegiatan belajar secara dinamis, akseleratif tanpa ketergantungan penuh

terhadap gurunya.”35

Yaitu perpustakaan sekolah harus menjadi wadahnya ilmu bagi siswa sehingga siswa dapat mencari informasi dilingkungan sekolah dan lebih cepat mengembangkan pengetahuan.

34

Nuryudi, “Mendukung Pendidikan Berbasis Kompetensi Dengan Program Literasi

Informasi Dasar dan Information Literacy di Sekolah”, Al-Maktabah, Vol 8, No 2, (Oktober, 2006), h. 14-17. Diakses pada tanggal 18 Agustus 2015 dari http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-maktabah/article/view/1626/1366

35

Ade Abdul Hak, “ Pendidikan Pemakai: Perubahan Prilaku Pada Siswa Madrasah

Dalam Sistem Pembelajaran Berbasis Perpustakaan”Al-Maktabah, Vol 4, No 2, (Oktober), h. 122-23. Di akses pada tanggal 18 Agustus 2015 dari http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-maktabah/article/view/1632/1371


(45)

Kerjasama antara guru dan pustakawan sekolah merupakan hal yang penting dalam memaksimalkan layanan perpustakaan. Pencapaian guru dan pustakawan sekolah antara lain:

1. Mengembangkan, melatih dan mengevaluasi pembelajaran murid lintas kurikulum

2. Mengembangkan dan mengevaluasi keterampilan dan pengetahua informasi murid

3. Mengembangkan rancangan pelajaran

4. Mempersiapkan dan melaksanakan pekerjaan dan proyek khusus dilingkungan pembelajaran yang lebih luas termasuk di Perpustakaan 5. Mempersiapkan dan melaksanakan program membaca dan kegiatan

budaya

6. Mengintegrasi teknologi informasi kedalam kurikulum

7. Menjelaskan kepada orang tua murid megenai pentingnya Perpustakaan Sekolah.36

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa peran guru dan perpustakaan sangat berpengaruh pada pertumbuhan kompetensi peserta didik. Dengan dibantu dengan guru dan diberikan layanan oleh perpustakaan siswa akan menerapkan literasi informasi dan lebih mengerti kebenaran atas informasi yang didapatkan, melatih plagiarism terhadap karya tulis. Sehingga akan lebih kondusif dalam menjalankan literasi informasi di sekolah.

36

Perpustakaan Nasional RI, IFLA/UNESCO Pedoman Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2006), h. 15-16.


(46)

D. Kolaborasi Perpustakaan Dengan Sekolah

Menurut Callison Kolaborasi didefinisikan sebagai sistem hubungan yang didasarkan pada tujuan bersama, visi bersama, kepercayaan dan rasa hormat dimana masing-masing pasangan memiliki peran di Sekolah. Para mitra berbagi kepemimpinan, risiko, pengendalian dan sumber daya. Biasanya, hubungan kerja antara mereka berlangsung untuk jangka waktu yang relatif lama.37

Dalam penerapannya guru atau pustakawan sekolah perlu membuat perencanaan yang matang berkaitan dengan sarana yang berkaitan, penyediaan sumber informasi maupun prosedur penelitiannya. Untuk menjalankan program literasi informasi masing-masing tenaga didik di Sekolah harus berperan aktif. Musyawarah perlu dilakukan dengan melakukan pertemuan-pertemuan maupun formal maupun informal dengan individu-individu terkait. Materi dan metode setiap kegiatan literasi informasi harus dibicarakan secara mendetail.

Program literasi informasi di sekolah bisa jadi mengintervensi penerapan program kurikulum, metode belajar dan pengadaan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Maka dari itu perencanaan pustakawan harus ada dukungan dari guru maupun kepala sekolah. Pustakawan sekolah harus bekerjasama dengan guru-guru dan kepala

37Ruth Ash-Argyle, “Librarian’s Leadership Efficacy, Traning, and School Involvement: Collaboration between Teachers and School Librarians in Israel”, School Libraries Worldwide, Vol 18, No 1, (Januari, 2012), h. 3-6. Diakses pada tanggal 18 Agustus 2015 dari http://e-resources.perpusnas.go.id/library.php?id=00001


(47)

sekolah untuk melakukan program literasi informasi. Hal ini dilakukan dengan keterampilan dasar keperpustakaan.38

Kepala sekolah mempengaruhi frekuensi penggunaan perpustakaan karena dia memiliki kekuatan untuk mendorong kerja sama antara guru dan pustakawan. Di sekolah kepala sekolah mendorong para guru lebih cenderung berkolaborasi dengan pustakawan. Pengaruh kepala sekolah tercermin dalam penganggaran, dalam kepegawaian, dan keputusan organisasi yang mempengaruhi jadwal kelas dan jam kerja pustakawan.39 Kepala sekolah dan pemimpin Sekolah dan memberikan kerangka kerja dan kurikulum dan hendaknya mendorong pemanfaatan perpustakaan pada sekolah. Kepala sekolah juga harusnya memastikan adanya kerjasama antara guru dan pustakawan serta melibatkan pustakwan secara langsung dengan program kurikulum maupun program-program Sekolah.40

E. Definisi Karya Ilmiah

Menurut Brotowidjoya Karya Imiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Sedangkan menurut Menurut Eko Susilo M Karya Ilmiah adalah suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai

38

Nuryudi, “Mendukung Pendidikan Berbasis Kompetensi Dengan Program Literasi

Informasi Dasar dan Information Literacy di Sekolah”, Al-Maktabah, Vol 8, No 2, (Oktober, 2006), h. 22. Diakses pada tanggal 18 Agustus 2015 dari http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-maktabah/article/view/1626/1366

39

Ruth Ash-Argyle, “Librarian’s Leadership Efficacy, Traning, and School Involvement: Collaboration between Teachers and School Librarians in Israel”, School Libraries Worldwide, Vol 18, No 1, (Januari, 2012), h. 3-6. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2015 dari http://e-resources.perpusnas.go.id/library.php?id=00001

40

IFLA/UNESCO, Pedoman Perpustakaan Sekolah diakses pada 20 Juli 2015 dari http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm


(48)

dengan sifat keilmuannya dan didasarkan pada observasi, evaluasi, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan bahasa bersantun dan isinya dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya atau keilmiahannya.41

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah adalah karangan atau tulisan seseorang yang berisi beberapa tahapan penelitian sesuai fakta yang diambil dari lapangan.

F. Penelitian Relavan

Pada penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang berjudul ”Penerapan Literasi Informasi di Sekolah Alam Indonesia Rawa Kopi”, yang di tulis oleh Nuruls Sofa mahasiswa Program Studi Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia pada tahun 2010. Dari kesimpulan penelitian tersebut di simpulkan penelitian membahas tentang penerapan literasi informasi melalui penulisan project penelitian yang dilakukan siswa kelas 6 di Sekolah Alam Indonesia Rawa Kopi dan Guru hanya memberikan fasilitator dalam mengembangkan informasi anak. Perbedaan penelitian dengan penulis yaitu bila penulis memfokus pada kemampuan literasi informasi siswa dan diterapkan pada pembelajaran sekolah yaitu dengan membuat karya ilmiah, sedangkan pada skripsi Nuruls Sofa berfokus pada penerapan project penelitian.

Selanjutnya penelitian ini mengacu kepada penelitian sebelumnya yang berjudul ”Literasi Informasi di Kalangan Siswa Sekolah Rumah :

41Aris Kurniawan, “

7 Pengertian, Tujuan Dan Manfaat Karya Ilmiah Menurut Para

Ahli” artikel diakses pada 17 Agustus 2015dari http://www.gurupendidikan.com/6-pengertian-tujuan-dan-manfaat-karya-ilmiah-menurut-para-ahli/


(49)

Studi Kasus Pada Sandi Kerlip” yang ditulis oleh Michelia Puspaseruni Ramadiati mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia pada tahun 2009. Dari kesimuplan penelitian tersebut yaitu keberhasilan siswa SAnDi KerLiP yang telah dicapai dalam proses literasi informasi menggunakan Cara Asyik Cari Tahu (CACT) untuk membantu seseorang untuk belajar sepajang hayat yang merupakan tujuan literasi informasi. Perbedaan penelitian dengan penulis yaitu bila penulis memfokus pada kemampuan literasi informasi siswa dan diterapkan pada pembelajaran sekolah dengan mengerjakan karya ilmiah, sedangkan pada skipsi Michelia Puspaseruni Ramadiati berfokus pada penerapan, mengidentifikasi dan mengidentifikasi literasi informasi di Sekolah Rumah SAnDi KerLiP.

Selanjutnya penelitian ini mengacu kepada penelitian sebelumnya yang berjudul “Penerapan Literasi Informasi di Perpustakaan SMAN 70 Jakarta Selatan” yang ditulis oleh Sigit Arga Saputra mahasiswa program studi Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2012. Dari kesimpulan penelitian tersebut menjelaskan bahwa penerapan literasi informasi di SMAN 70 Jakarta Selatan berpengaruh terhadap siswa dalam pencarian sumber yang beraneka ragam dengan metode penelusuran yang paling cepat. Perbedaan penelitian dengan penulis yaitu bila penulis memfokus pada kemampuan literasi informasi siswa dan diterapkan pada pembelajaran sekolah dengan mengerjakan karya ilmiah, sedangkan pada skipsi Sigit Arga Saputra berfokus pada penerapan literasi dalam menambahkan keinginan siswa dalam belajar.


(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu merupakan suatu penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan situasi objek penelitian seperti apa adanya. Dengan mengkaji pola hubungan beberapa variabel. Dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif peneliti bisa membahas masalah secara lebih mendalam apa yang ingin diungkapkan.42

Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu jenis penelitian yang tidak diperoleh angka-angka dalam menganalisis datanya. Dua teknik yang biasa dikaitkan dengan metode kualitatif yaitu instrumen pengumpulan data menggunakan wawancara yang mendalam dan pengamatan atau observasi.43

B. Sumber Data 1. Data Primer

Data Primer adalah data yang di ambil langsung tanpa perantara dari sumbernya. Data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara yang diperoleh dari narasumber atau informan yang dianggap berpotensi dalam memberikan informasi yang relevan.44 Dalam penelitian ini, sumber data peneliti diperoleh langsung dari informan tempat

42

Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: Sekolah Tinggi Adminitrasi Lembaga Adminitrasi Negara, 2004), h. 60.

43

Ibid., h. 77. 44

Ibid, h. 86.


(51)

penelitian dengan melakukan wawancara kepada siswa kelas XI IPA dan XI IPS, Pustakawan SMAIT Nurul Fikri Depok, Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia dan Biologi.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari sumbernya. Data sekunder diambil dari dokumen-dokumen seperti laporan, karya tulis orang lain, majalah yang diperoleh dari perpustakaan. Dalam penelitian ini, sumber data yang peneliti ambil yaitu dari literatur kepustakawan seperti buku, majalah, jurnal, serta media elektronik dan sebagainya yang berkaitan dengan penulisan penelitian ini.45

C. Informan

Informan yaitu orang yang diwawancarai dan dijadikan sebagai narasumber untuk memberikan informasi yang dibutuhkan bagi peniliti. Dalam penelitian ini narasumber atau informan adalah siswa SMAIT Nurul Fikri Depok. Pemilihan informan dilakukan dengan cara

snowbolling sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan dan kriteria tertentu. Hal ini karena agar informasi yang diberikan bisa dipercaya.46 Oleh karena itu peneliti akan menentukan beberapa kriteria sampel yang diambil, yaitu:

1. Merupakan siswa SMAIT Nurul Fikri Depok kelas XI yang sedang menyusun tugas KI.

45

Ibid, h. 87. 46Sugiyono, “

Metode penelitian pendidikan : (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R &


(52)

2. Pustakawan dan guru yang terlibat didalam KI tahun ajaran 2014-2015

3. Bersedia diwawancarai dalam penelitian ini sebagai informan. Berdasarkan kriteria diatas maka diperoleh 21 informan yang memenuhi sebagi informan. Terdiri dari 17 orang siswa, 2 orang guru bidang study, 1 pustakawan dan 1 wakil kepala sekolah. Dalam hal ini informan berkelompok satu kelompok 2 orang tetapi ada yang satu orang, jadi jumlah seluruhnya 9 kelompok. Nama informan antara lain, yaitu:

Tabel 3.1 Tabel Responden

No Nama Informan Jabatan

1 Drs. Suharyono Wakil Kepala Sekolah SMAIT Nurul Fikri

2 Ibu Puji Sisandansari, S.Sos Pustakawan SMAIT Nurul Fikri Depok

3 Siti Hannah Sekarwati, S.Hum

Guru Bidang Study Bahasa Indonesia SMAIT Nurul Fikri Depok

4 Sri Winarti, S.Pd. Guru Bidang Study Biologi SMAIT Nurul Fikri Depok 5 Ibrahim Hanifuddin (IH) &

Bryan Darmono Bawono (BD)

Siswa XI IPS SMAIT Nurul Fikri Depok

6 Ganis Ananta (GA) Siswa XI IPS SMAIT Nurul Fikri Depok

7 Haris Ilman (HI) & M. Abiyyu Arkan (MA)

Siswa XI IPS SMAIT Nurul Fikri Depok

8 Raden Rahmat Aditya (RA) & M. Luthfi Aziz (ML)

Siswa XI IPA SMAIT Nurul Fikri Depok


(53)

9 M. Thariq Al Fatih (MT) & Sulthonan Nasiron (SN)

Siswa XI IPA SMAIT Nurul Fikri Depok

10 Ahmad Furqon (AF) & Hendra Adibir (HA)

Siswa XI IPA SMAIT Nurul Fikri Depok

11 Sarah Nabila (SN) & Harira Hasfarisani (HH)

Siswa XI IPA SMAIT Nurul Fikri Depok

12 Firda Aulia Rasidi (FA) & Nadhifah Hanan (NH)

Siswa XI IPA SMAIT Nurul Fikri Depok

13 Hafiza Fadhila (HF) & Najma Azkiya (NA)

Siswa XI IPA SMAIT Nurul Fikri Depok

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini disesuaikan dalam menunjang data kegiatan penelitian yang diperoleh guna menjawab masalah yang diungkapkan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

a. Studi Kepustakaan

Dalam penelitian ini peneliti melakukannya dengan mempelajari dokumen-dokumen, buku-buku, literatur-literatur, artikel-artikel atau catatan-catatan yang menunjang penelitian yang sedang dilakukan. Dengan maksud untuk mendapatkan gambaran teoritis sesuai dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.47

b. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian terhadap objek yang ditelti melalui

47

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 139.


(54)

pengamatan.48 Observasi yang dilakukan peneliti yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung untuk mendapatkan data dari lapangan penelitian yang diperlukan dalam penulisan penelitian ini. Obesrvasi ini merupakan pendukung dari hasil wawancara yang peneliti lakukan. Adapun hasil dari pengamatan yang ingin peneliti peroleh ialah bagaimana kemampuan siswa SMAIT Nurul Fikri Depok dalam menyelesaikan tugas karya ilmiah dengan cara metode literasi informasi dalam memenuhi syarat lulus kelas XI.

c. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data atau informasi dengan cara mewawancarai informan, dikerjakan secara tidak terstuktur dan bersifat terbuka. Teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai.49 Wawancara yang dilakukan peneliti ialah dengan bertatap muka langsung dengan pihak yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Pihak yang terkait yaitu siswa-siswa SMAIT Nurul Fikri kelas XI. Dalam hal ini teknik wawancara adalah teknik utama yang peneliti gunakan untuk memperoleh hasil penelitian.

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari observasi, wawancara, foto dan

48

Ibid.,h. 115. 49

John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed


(55)

audio visual berdasarkan apa yang diteliti.50 Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti. Penulis mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen yang terdapat dari perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok dan proses pembuatan karya ilmiah.

E. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan teknik pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah menganalisis data hasil observasi dan wawancara. Analisis data adalah proses menyusun, mengkategorikan data, mencari pola atau tema dengan maksud untuk memahami maknanya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif. Data-data dari hasil observasi, wawancara, maupun dari dokumen-dokumen yang peneliti peroleh. Selanjutnya diteliti dan dianalisis terlebih dahulu, kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk deskriptif yang bertujuan untuk mengemukakan permasalahan dan menemukan solusi terhadap permasalahan yang terjadi disertai dengan alasan-alasan yang mendukung. Analisis data yang dilakukan, diantaranya :

a. Reduksi Data

Pada tahap ini, data yang diperoleh dalam lapangan ditulis/diketik dalam bentuk uraian atau laporan yang terinci. Lalu dilakukan pemilihan tentang relevan tidaknya antara data dengan tujuan penelitian. Data-data yang peneliti peroleh dari hasil observasi,

50

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 121-122.


(56)

wawancara dan dokumentasi tidak semuanya peneliti gunakan. Akan tetapi, data tersebut dipilah-pilah lagi yang relevan dengan tema penelitian.

b. Penyajian Data

Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk teks yang bersifat naratif.

c. Penarikan Kesimpulan

Setelah data-data terangkum dan dijabarkan, peneliti akan membuat kesimpulan yang nantinya dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah.51

F. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok yang beralamatkan di Jalan H. Sairi No. 145 RT 05/11 Kelapa Dua Depok Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei-Juni 2015. Adapun jadwal penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Bulan

1. Pengajuan Proposal Skripsi Februari 2015

2.

Mendapatkan Dosen Pembimbing Skripsi

Februari 2015

3 Bimbingan Awal Skripsi Maret 2015

4 Penelitian April-Mei 2015

51

Haris Herdiansyah, Metodelogi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h. 153-155.


(57)

5. Penyusunan Laporan Skripsi Maret-Agustus 2015 6. Pengajuan Daftar Sidang September 2015


(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok 1. Sejarah Singkat Perpustakaan Sekolah

Pusat sumber belajar perpustakaan didirikan dengan tujuan untuk membantu seluruh civitas akademika dalam memberikan layanan informasi yang lengkap dan optimal untuk proses belajar mengajar. Posisi lokasi perpustakaan sangat berpengaruh pada tingkat keaktifan siswa dalam berkunjung ke perpustakaan dan kemajuan perpustakaan. Karena itu lokasi perpustakaan selalu berpindah-pindah dan luas ruang perpustakaan sama dengan luas ruang belajar yaitu 4x6m2. Namun karena semakin bertambahnya nya koleksi dan adanya dana bantuan pemerintah maka ruang perpustakaan sekarang ini telah memiliki gedung sendiri dengan luas 8x12m2 dan posisinya pun saat ini cukup strategis.

Saat ini perpustakaan SMAIT Nurul Fikri berorientasi kedepannya menciptakan digital library. Sebagai langkah awalnya perpustakaan telah mempergunakan software senanyan SLIMS untuk membantu kegiatan sirkulasi pinjam meminjam buku dan databse koleksi buku. Dalam penataan buku dan penomoran buku, perpustakaan SMAIT Nurul fikri mempergunakan sistem DDC edisi 22. Untuk membumingkan sistem ini kepada siswa/I pustakawan memberikan layanan user education kepada seluruh siswa/I kelas X,XI,XII. Pelayanan ini di berikan ketika pada saat pelajaran bahasa Indonesia


(59)

dan juga ketika masa orientasi siswa baru (MOS). Sehingga dalam proses pelusuran koleksi perpustakaan siswa tidak mengalami hambatan dan ilmu akan berguna nanti bila siswa/I melanjutkan pendidikan ke jenjang Universitas.

Perpustakaan pun sudah berlangganan koran dan majalah dalam rangka untuk meningkatkan minat baca dan referensi informasi civitas akademika. Nama Koran dan majalah yang dimiliki adalah: kompas, republika, CHIP, National Geographi, Flona, Eramuslim digest, dan Nirmala. Setiap bulan kami pun di kirimi majalah dari kedutaan Jepang.

2. Visi dan Misi Perpustakaan Sekolah Visi

Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri sebagi pusat sumber informasi dalam memunjang proses belajar mengajar bagi seluruh sivitas akademika.

Misi

a. Memberikan layanan informasi yang sesuai dengan subjek bidang.

b. Mengadakan pengolahan dan pengembangan informasi dari koleksi yang dimiliki

c. Menyajikan hasil pengolahan dan pengembangan koleksi dengan memanfaatkan teknologi dan system sebagai integral proses belajar mengajar


(60)

d. Menumbuhkan iklim akademis di sivitas SMAIT Nurul Fikri melalui pengembangan budaya membaca, kemampuan berdiskusi dan budaya menulis.

e. Memasyarakatkan budaya ilmiah di sivitas SMAIT Nurul fikri 3. Layanan Perpustakaan Sekolah SMAIT Nurul Fikri Depok

Perpustakaan sekolah SMAIT Nurul Fikri melayani pemustaka setiap hari sekolah dari Senin-Jum’at 07.30-15.30 WIB. Sistem layanan yang digunakan di perpustakaan adalah sistem terbuka (open

acces) untuk karyawan, guru dan siswa dan sistem tertutup (close

acces) bagi orang luar SMAIT Nurul Fikri Depok. Siswa bisa

meminjam di perpustakaan sebanyak 5 buku selama dua minggu.Pada sistem ini memungkinkan pemustaka dalam mencari dan memilih sendiri informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka dari koleksi perpustakaan.

Layanan yang terdapat dalam perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok antara lain:

a. Layanan Ruang Baca

Perpustakaan menyediakan meja baca yang nyaman untuk bisa dimanfaatkan pemustaka dalam menunjang koleksi yang dicari di perpustakaan. Meja baca di SMAIT Nurul Fikri Depok ada yang duduk dilantai berukuran persegi panjang ada juga dimeja baca berukuran persegi. Layanan ini diperuntukan untuk pemustaka yang ingin membaca langsung ditempat.


(61)

b. Layanan Sirkulasi

Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok meminjamkan koleksi kepada seluruh bagian dari SMAIT Nurul Fikri Depok mulai dari siswa, guru sampai staf sekolah. Peminjaman koleksi maksimal sebanyak 5 buah waktu peminjaman selama 2 minggu. Bila terlambat mengembalikan koleksi dikenakan denda Rp. 500/hari satu koleksi yang dipinjamkan.

c. Layanan Referensi

Koleksi referensi di Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri menyediakan kamus, ensiklopedia, Al Quran dan lainnya yang hanya boleh dibaca di Perpustakaan. Tetapi apabila siswa diberikan kepercayaan meminjam koleksi referensi permintaan dari guru untuk kepentingan belajar di sekolah dibisa dipinjamkan sementara.

d. Layanan Jasa Informasi

Layanan jasa informasi membantu siswa dalam pengerjaan tugas di sekolah. Pustakawan bisa membantu bila siswa bertanya dalam tugas sekolah yang tidak dimengerti sejauh pustakawan mengerti apa yang dicarinya dalam bentuk temu kembali internet maupun bahan pustaka.

4. Personalia

Personalia atau pegawai dan bisa juga disebut karyawan merupakan suatu hal yang berkaitan dengan orang-orang yang bekerja pada suatu organisasi ataupun lembaga misalnya Perpustakaan SMAIT


(62)

Nurul Fikri Depok. Secara keseluruhan, personalia Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok, dikelola oleh satu kepala perpustakaan yang sekaligus juga mengajar mata pelajaran sosiologi dan satu orang pustakawan kualifikasi S1 ilmu perpustakaan. Adapun nama dan pembagian job description nya adalah sebagai berikut :

1. Firman Fajar, S.Sos.

Beliau adalah menjabat sebagai guru bidang study Sosiologi tetapi dipercaya untuk menjadi kepala perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok. Beliau lulusan S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia dengan latar belakang pendidikan Sosiologi. Beliau menjabat sebagai kepala perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok sejak tahun 2013. Secara umum tugas beliau memantau proses jalannya perpustakaan dan pengembangan perpustakaan masalah teknis dalam perpustakaan diserahkan kepada pustakawan.

2. Puji Sis Andanasari, S.Sos

Beliau adalah pustakawan lulusan S1 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran dengan berlatar belakang pendidikan ilmu perpustakaan. Beliau sudah bekerja di Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok selama 5 tahun semenjak dari tahun 2010. Tugasnya mengelola perpustakaan dari mulai pengolahan, pengadaan sampai sirkulasi dan melayani pemustaka dalam mencari informasi dalam penyelesaian tugas siswa di sekolah.


(63)

5. Struktur Organisasi

Dalam hal pengorganisasian, Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok tidak memiliki struktur organisasi tersendiri. Hal ini disebabkan karena perpustakaan tersebut berada dalam naungan wakil kepala bidang kurikulum dan dibawah penanggung jawab pusat sumber belajar.

Adapun struktur organisasinya adalah sebagai berikut : Bagan 4.1

Struktur Organisasi Perpustakan SMAIT Nurul Fikri Depok

Kepala Sekolah Joko Prayitno, S.S

Wakil Kepala Sekolah Bid. Kurikulum Drs. Suharyono

PJ Pusat Sumber Belajar Siti Winarti, S.Pd

Kepala Perpustakaan Firman Fajar, S.Sos

Pustakawan


(64)

6. Koleksi Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri

Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok menggunakan sistem klasifikasi DDC edisi 22 dalam menentukan nomor kelas perbidang ilmu dan menggunakan SLIMS dalam program database perpustakaan. Koleksi bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok antara lain sebagai berikut:

Tabel 4.2

Koleksi Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok

NO JENIS KOLEKSI JUMLAH

1. Buku Pelajaran 1608 eksemplar

2. Buku Penuntun Guru 81 eksemplar

3. Buku Pengayaan 112 eksemplar

4. Buku Referensi 278 eksemplar

5. Buku Bacaan (fiksi) 1030 eksemplar

6 Koleksi CD-Room 275 eksemplar

7 Kaset 104 eksemplar

8 Karya Ilmiah 265 judul

9. Surat Kabar / Koran Langganan

7. Inventaris Perpustakaan

Berikut ini beberapa sarana yang terdapat di Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok, sebagai berikut:


(65)

Tabel 4.3

Sarana Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok

No Nama Barang Jumlah

1 Rak Buku 15 Buah

2 Rak Majalah dan Koran 1 Buah

3 Meja Kecil 7 Buah

4 Meja Besar 1 Buah

5 Kursi 11 Buah

6 Karpet 2 Buah

7 Komputer Pemustaka 4 Unit

8 Pendingin Ruangan 2 Buah

9 Keranjang Buku 1 Buah

10 Komputer librarian 1 Unit

11 Kursi duduk 4 buah

12 Rak Sepatu 3 buah

8. Kegiatan Perpustakaan

Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri memiliki beberapa kegiatan antara lain sebagai berikut:

a. Pengadaan Koleksi Perpustakaan

Perpustakaan sebagai pusat belajar mengajar, harus menyediakan koleksi yang memadai dan dapat membantu meningkatkan minat


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

BIODATA PENULIS

Denisya Awaliyah lahir di Depok, 1 Januari 1994 adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Terlahir anak dari

pasangan Bapak Maryadi HM dan Ibu Nenden Dini.

bertempat tinggal di Lingk. Cikumpa RT. 02/02 No. 67 Kel.

Mekarjaya Kec. Sukmajaya Kota Depok. Menyelesaikan

pendidikan Taman Kanak-Kanak RA. Yapiri pada tahun

1999. SDN Mekarjaya 01 Depok (1999-2005), MTs Al Kautsar Depok (2005-2008),

MAN Cibinong Kabupaten Bogor dan mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) (2008-2011). Setelah lulus dari sekolah menengah atas dan mengikuti ujian tes

PTN dan menduduki bangku kuliah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Ilmu Perpustakaan pada tahun

2011-2015. Menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kemampuan Literasi Informasi Siswa di

SMAIT Nurul Fikri Depok”. Selama aktif kuliah telah mengikuti Praktek Kerja

Lapangan di PDII LIPI pada bulan Februari 2014, kegiatan storytelling yang

dilaksanakan di TPA Al Barkah, Mengorganisasikan Perpustakaan Sekolah SDN

Mekarjaya 28 Depok, Mengorganisasikan Perpustakaan SDN Sirna Bakti Kelurahan

Sukawangi Kecamatan Sukamakmur pada saat kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)


(6)

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Denisya Awaliyah

NIM : 1111025100052

Jurusan : Ilmu Perpustakaan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : ”Kemampuan Literasi Informasi Siswa di SMAIT Nurul Fikri Depok” adalah benar merupakan karya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan undang-undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari menjadi tanggumg jawab saya.

Jakarta, 16 September 2015