Pembuatan Matras Springbed Uraian Proses Produksi

kain oscar. Setelah itu, kain oscar dipotong sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. 2. Perekatan Perekatan dilakukan setelah busa dipola pada rangka sandaran dengan menggunakan lateks. Kancing-kancing direkatkan dengan menggunakan benang nylon. Kemudian direkatkan lagi kain oscar yang telah diberi busa dengan menggunakan staples 3001J. Pada bagian tengah rangka yang telah di bor dipasangkan logo Big Land dengan menggunakan benang nylon. 3. Pembungkusan Pada tahap ini dilakukan perekatan plastik mika dengan staples 3001 J dan pemasangan plastik produk non woven pada sisi belakang sandaran sambil meletakkan kaki sandaran denga mur sebanyak 4 buah. Kemudian dilanjutkan dengan merekatkan plastik PE pada sisi depan sandaran dengan isolatip.

2.4.2.2. Pembuatan Matras Springbed

1. Perakitan Per Lima ratus buah per bulat yang berdiamter 2,5 mm dirakit dengan 3 kg kawat lilitan. Kemudian rakitan per diberi kawat lis dengan diameter 4,2 mm. Per pinggir ditempatkan pada sekeliling bagian luar rakitan per dengan menggunakan gun CL-73. Fungsi dari penembakan gun CL-73 ini adalah untuk menguatkan konstruksi per dan menambah kekuatan tekan. Universitas Sumatera Utara 2. Penjahitan Kain Quilting Kain-kain proses quilting yang telah ada dijahit di mesin jahit dengan ukuran dan dipotong sesuai spesifikasi matras spring bed 6 kaki yaitu untuk matras atas dan matras bawah memiliki ukuran 2 x 200 x 180 x 3 cm dan untuk tabung 2 x 200 +180 x 1 cm. Kemudian kain blacu yang akan ditempatkan pada ujung- ujung kain quilting sebanyak 2 buah 7,6 m untuk quilting atas dan bawah segera dijahit. Fungsi penjahitan kain blacu ini adalah untuk menguatkan kain quilting pada saat penarikan dengan tembakan gun HR-22. Setelah itu dilakukan pemotongan hard pad dengan ukuran luas sama dengan matras bawah dan atas. Kegunaan hard pad ini adalah untuk melapisi dan meredam per. Pemotongan selanjutnya adalah pemotongan busa AII dan SII dengan spesifikasi 2 x 200 x 180 x 4 cm untuk matras bawah dan atas dan untuk tabung 2 x 200 + 180 x 4 cm. Busa AII bersifat lebih keras dibanding busa SII sehingga didalam penggunaannya AII direkatkan dibawah atau yang lebih dekat dengan per. 3. Penjahitan Kain blacu dijahitkan kesekeliling tabung matras Spring Bed. 4. Perekatan Hard pad yang telah dipotong pada sisi atas dilekatkan ke matras dengan menggunakan tembakan gun HR-22. Kemudian busa dan kain quilting direkatkan dengan menggunakan lateks. Perakitan dilakukan di bagian atas matras dan di bagian bawah matras dengan merekatkan hard pad, busa dan Universitas Sumatera Utara kain quilting. Untuk bagian tabung yaitu sekeliling bagian luar rakitan direkatkan busa dan kain quilting saja. 5. Penjahitan Lis Kain lis dijahit dengan mesin corner bersamaan dengan memasang lubang angin emas sebanyak 4 buah. Fungsi dari lubang angin emas ini adalah untuk menambah keindahan pada matras spring bed serta memberikan sirkulasi udara sehingga busa tetap empuk. 6. Pembungkusan Tahap terakhir dalam proses produksi matras ini adalah meletakkan label, kartu garansi dan kartun sudut. Kartun sudut berfungsi agar sudut-sudut spring bed terlindungi pada saat distribusi karena sudutnya sangat mudah rusak. Setelah itu dibungkus dengan menggunakan plastik mika yang direkatkan dengan menggunakan isolatip. Kemudian sticker ukuran diletakkan pada plastik mika. 2.4.2.3.Pembuatan Dipan Springbed 1. Perakitan Per Lima ratus buah per bulat yang berdiamter 2,5 mm dirakit dengan 3 kg kawat lilitan. Kemudian rakitan per diberi kawat lis dengan diameter 4,2 mm. Per pinggir ditempatkan pada sekeliling bagian luar rakitan per dengan menggunakan gun CL-73. Fungsi dari penembakan gun CL-73 ini adalah untuk menguatkan konstruksi per dan menambah kekuatan tekan. Universitas Sumatera Utara 2. Pemotongan Langkah awal yaitu pemotongan goni bagor dengan ukuran 200 x 180 cm. kemudian kain polos yang telah melalui proses quilting dengan ukuran 50 x 2,1 m dipotong sesuai spesifikasi dipan spring bed 6 kaki yaitu 200 x 180 cm untuk matras atas dan untuk tabung 2 x 200 +180 x 15 cm. sedangkan untuk dipan bawah digunakan kain non woven hitam dengan ukuran 200 x 180 cm. Kemudian dilakukan pemotongan hard pad dengan ukuran luas sama dengan dipan. Kegunaan hard pad ini adalah untuk melapisi dan meredam per. Pemotongan selanjutnya adalah pemotongan busa AII dan SII dengan spesifikasi 200 x 180 x 4 cm untuk matras bawah dan atas dan untuk tabung 2 x 200 + 180 x 15 cm. 3. Perekatan Pada rangka dipan atas direkatkan goni bagor dengan staples 3001 J selanjutnya per yang telah dirakit direkatkan dengan gun Bostitch. Kemudian hard pad yang telah dipotong direkatkan pada sisi atas dengan menggunakan gun HR-22. Setelah itu direkatkan busa dan kain quilting dengan menggunakan lateks. 4. Penjahitan Lis Kain lis dijahit dengan mesin jahit biasa dengan merek Brother dan Juki. 5. Pembungkusan Pembungkusan dilakukan dengan plastik mika yang direkatkan dengan menggunakan staples sedangkan untuk bagian bawah dipan direkatkan kain non woven dengan staples 300 J. Lalu dipasang kaki dipan dengan skrup. Universitas Sumatera Utara

2.5. Mesin dan Peralatan

PT. Cahaya Kawi Ultra Polyintraco sebagian besar mengimpor mesin- mesin dari beberapa negara seperti seperti Cina, Taiwan, Jepang dan Italia. Tetapi tidak sedikt juga yang dibeli dari dalam negeri. Disini teknologi yang digunakan dalam pelaksanaan proses produksinya bersifat semi otomotis karena masih membutuhkan operator dalam melakukan proses produksi. Dalam penulisan laporan ini mesin didefenisikan sebagai alat pemindah daya, jadi hanya berfungsi untuk mempermudah kerja.

2.5.1. Mesin Produksi

Adapun mesin yang digunakan diperusahaan ini dalam pembuatan spring bed dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut : Tabel 2.3. Nama-nama Mesin dan Spesifikasinya No Nama Mesin Keterangan 1 Mesin Ram : a. Mesin I Fungsi : Merakit per-per menjadi rangka matras Merk : Manual Penggerak Yamakoyo Induction Motor Buatan : China Power Elektormotor : 1,5 KW 2 HP Tegangan Elektromotor : 380 Volt Fasa Elektromotor : 3 fasa Type Belt : A 43 Universitas Sumatera Utara