Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Produktivitas Kerja

Seperti halnya produktivitas yang memperoleh manfaat dari analisa pekerjaan, demikian pula keselamatan memetik keuntungan dari analisa keselamatan terhadap pekerjaan. Produktivitas dan keselamatan erat bertalian. Dengan analisa pekerjaan, keselamatan tidak dapat dilupakan dan dengan keselamatan, orang tidak dapat melupakan produktivitas. 20

3.6. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Produktivitas Kerja

Peningkatan produktivitas tenaga kerja perlu diupayakan, karena mempunyai manfaat, baik secara makro maupun secara mikro. Secara makro peningkatan produktivitas bermanfaat dalam pendapatan masyarakat yang lebih tinggi, tersedianya barang kebutuhan masyarakat yang lebih banyak dengan harga lebih rendah, perbaikan kondisi kerja termasuk jam kerja dan lain-lain. Secara mikro bermanfaat bagi karyawan yaitu dapat meningkatkan gaji atau upah, memperbaiki kondisi kerja, meningkatkan semangat kerja, menimbulkan rasa aman di tempat kerja dan lain-lain. Oleh karenanya meningkatkan produktivitas karyawan merupakan suatu keinginan perusahaan. Melalui para manajernya, perusahaan berusaha untuk memaksimalkan potensi karyawan. Begitu besar pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja seorang karyawan antara lain sebagai berikut : 21 20 Suma’mur. 1995. Keselamatan Kerja Pencegahan Kecelakaan. Penerbit Toko Gunung Agung. Jakarta 21 Dainur. 1995. Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Widya Medika. Jakarta. Universitas Sumatera Utara a. Peningkatan keselamatan kerja yang setinggi-tingginya, agar kecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi atau ditekan seminimal mungkin sehingga pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari. b. Tingkat keselamatan yang tinggi yang sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja serta mesin secara produktif yang berkaitan dengan tingkat produksi serta produktivitas yang tinggi pula. c. Dalam beberapa hal, tingkat keselamatan yang tinggi ikut menciptakan kondisi yang mendukung kenyamanan serta kegairahan kerja. d. Praktek keselamatan kerja tidak bisa dipisahkan dari ketrampilan, keduanya berdampingan sejajar dan merupakan unsur-unsur yang amat diperlukan esensial bagi kelangsungan proses produksi. e. Keselamatan kerja yang dilaksanakan dengan keiuktsertaan pengusaha dan karyawan dan membawa iklim keamanan serta kenyamanan kerja sehingga mempermudah hubungan karyawan dengan pengusaha yang merupakan landasan terciptanya kelancaran produksi. Telah diuraikan sebelumnya bahwa keselamatan dan kesehatan kerja sangat erat hubungannya terhadap produktivitas kerja karyawan. Dari segi kesehatan kerja dapat dilihat parameter-paramater yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja yaitu sebagai berikut ini : 22 a. Kebisingan. Kebisingan mempengaruhi kesehatan, antara lain dapat menyebabkan kerusakan pada indra pendengar sampai pada ketulian. Oleh sebab itu, para 22 Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Seni. Rineka Cipta. Jakarta. Universitas Sumatera Utara karyawan yang bekerja di pabrik dengan intensias bunyi mesin diatas 60 dB, harus dilengkapi dengan alat pelindung penyumbat telinga guna mencegah gangguan pendengaran. Disamping itu, kebisingan juga dapat menganggu komunikasi. Dengan suasana yang bising memaksa pekerja untuk berteriak dalam berkomunikasi dengan pekerja yang lainnya. Kadang-kadang teriakan atau pembicaraan yang keras ini dapat menimbulkan salah komunikasi misscommunication atau salah persepsi terhadap orang lain. Lebih jauh, kebisingan yang terus menerus dapat mengakibatkan gangguan konsentrasi kerja, yang akibatnya pekerja cenderung berbuat kesalahan dan akhirnya menurunkan produktivitas kerja. Kebisingan terutama yang berasal dari alat-alat bantu kerja atau mesin dapat dikendalikan antara lain dengan menempatkan peredam pada sumber getaran atau memodifikasi mesin untuk mengurangi bising. Penggunaan proteksi dengan sumbatan telinga dapat mengurangi kebisingan sekitar 20-25 dB. Tetapi penggunaan tutup telinga ini pada umumnya tidak disenangi oleh pekerja karena terasa risi adanya benda asing ditelinganya. Untuk itu penyuluhan terhadap mereka agar menyadari pentingnya tutup telinga bagi kesehatannya dan mau memakainya. b. Penerangan atau pencahayaan. Penerangan atau pencahayaan ini seperti pemakaian lampu yang pas untuk kondisi lingkungan kerja, tempat-tempat kerja tidak terhalang oleh bayangan suatu benda dan perbaikan kontras dimana warna objek yang dikerjakan Universitas Sumatera Utara kontras dengan latar belakang objek tersebut seperti cat tembok di sekiling tempat kerja harus berwarna kontras dengan warna objek yang dikerjakan. Akibat dari kurangnya penerangan di lingkungan kerja akan menyebabkan kelelahan fisik dan mental bagi para karyawan atau pekerjanya. Gejala kelelahan fisik dan mental ini antara lain sakit kepala pusing-pusing, menurunnya kemampuan intelektual, menurunnya konsentrasi dan kecepatan berpikir. Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas maka dalam mendirikan bangunan tempat kerja pabrik, kantor sebaiknya mempertimbangkan ketentuan- ketentuan antara lain : 1. Jarak antara gedung atau bangunan lain tidak menganggu masuknya cahaya matahari ke tempat kerja. 2. Jendela-jendela dan lobang angin untuk masuknya cahaya matahari harus cukup, seluruhnya sekurangnya-kurangnya 16 dari luas bangunan. 3. Apabila cahaya matahari tidak mencukupi ruangan tempat kerja, harus diganti dengan penerangan lampu yang cukup. 4. Sumber cahaya harus menghasilkan daya penerangan yang tetap dan menyebar dan tidak berkedip-kedip. c. Bau-bauan Yang dimaksud bau-bauan dalam kaitannya dengan kesehatan kerja adalah bau-bauan yang tidak enak di lingkungan kerja dan menganggu kenyamana kerja seperti bau bahan kimia. Selanjutnya bau-bauan ini dapat menganggu kesehatan dan produktivitas kerja. Universitas Sumatera Utara Pengendalian bau-bauan dilingkungan kerja dapat dilakukan antara lain : 1. Penambahan bau-bauan kepada udara yang berbau untuk mengubah zat yang berbau menjadi netral tidak berbau seperti penggunaan pengharum ruangan. 2. Alat pendingin ruangan AC, disamping untuk menyejukkan ruangan juga sebagai cara deodorisasi menghilangkan bau-bauan yang tidak sakit di tempat kerja. Dari segi keselamatan kerja dapat dilihat parameter-paramater yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja yaitu sebagai berikut ini : a. Layout dan fasilitas pabrik. Layout dan fasilitas pabrik disini antara lain yaitu tata letak mesin yang tidak membahayakan keselamatan karyawan, adanya ruangan istirahat bagi karyawan, lantai produksi yang tidak licin, pemberian jaminan keselamatan kerja bagi karyawan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan ketrampilan kerja untuk mengurangi kecelakaan oleh perusahaan. b. Kondisi ruang kerja Antara lain yaitu mampu memberikan suasana tentram dan aman bagi karyawan yang sedang melakukan pekerjaan, komunikasi yang efektif setiap karyawan dalam bekerja, bersih dari segala kotoran atau bau-bauan, memberikan kesan betah dalam bekerja dan adanya penempatan barang- barang yang tepat di dalam ruang kerja sehingga menghindarkan kecelakaan karyawan yang lalu lalang disekitarnya. Universitas Sumatera Utara c. Alat perlindungan diri Alat pelindungan diri ini antara lain adalah alat-alat yang dapat melindungi karyawan dalam bekerja di sebuah lantai produksi yaitu seperti masker, sarung tangan, sepatu pengaman dan kacamata pelindung.

3.7. Kuesioner