Usman Review Studi Terdahulu

15

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima 5 bab, di mana masing-masing bab berisikan pembahasan yang berkesinambungan sebagai berikut; Bab pertama berisikan pendahuluan menguraikan latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan review kajian terdahulu, teori konseptual dan sistematika penulisan. Bab kedua menjelaskan tinjauan umum tentang pengangkatan anak yang meliputi pengertian, sejarah singkat, tujuan pengangkatan anak, dasar hukum pengangkatan anak, tata cara pengangkatan anak dan pengangkatan anak menurut lembaga yang berwenang dalam permohonan pengangkatan anak. Bab ketiga menguraikan tentang profil terhadap peradilan negeri Wonosobo. Bab keempat didalam bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan pengangkatan anak di Pengadilan Negeri, yang berisikan analisis Penetapan Pengadilan Negeri Wonosobo dengan nomor perkara 151 Pdt.P2013PN.Wnsb, dan analisis akibat hukum penetapan pengangkatan anak serta analisis penulis. Bab kelima adalah bagian akhir dari penulisan skripsi ini, yang di dalamnya akan berisikan kesimpulan dari penelitian dan saran yang bersifat kontribusi membangun bagi dunia akademis sebagai bab penutup. 16

BAB II PENGANGKATAN ANAK

A. Pengertian Pengangkatan Anak

1. Secara Etimologis

Istilah “Pengangkatan Anak” bukan hanya berkembang di Indonesia, namun dalam masyarakat Arab, kini pengangkatan anak sudah menjadi tradisi, yang dikenal dengan istilah “ىَِّبَتلَا “yang berarti mengambil anak. 1 Dalam kamus al-Munawir, istilah tabani diambil dari kata al-Tabanni yang berasal dari bahasa arab اًِّيَبَت - يَِّبَتَي – يََّبَت , mempunyai arti mengambil,mengangkat anak atau mengadopsi. Sedangkan dalam Ensiklopedia Hukum Islam, tabanni disebut dengan “adopsi” yang berarti “pengangkatan anak orang lain sebagai anak orang lain”. 2 Pengangkatan anak sering diistilahkan dengan adopsi. Adopsi berasal dari kata Adoptie dalam bahasa Belanda atau adoption dalam bahasa Inggris. Adoption artinya pengangkatan, pemungutan, adopsi, dan untuk sebutan pengangkatan anak disebut adoption of a child. 3 1 Ahmad Kamil dan Fauzan, Hukum Perlindungan dan Pengangkatan Anak di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, h. 95. 2 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam, Jilid 1 Jakarta : Ichtiar baru Van Hoeve, 1996, h. 28. 3 Jhon M. Echols dan Hasan Sadly, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1981, h. 13. 17 Tabanni diartikan mengambil anak. Sedangkan di dalam kamus bahasa Indonesia istilah pengangkatan anak disebut juga dengan adopsi yang berarti pengambilan pengangkatan anak orang lain secara sah menjadi anak sendiri. 4 Maksud dari pengangkatan anak disini adalah mengangkat anak untuk dijadikan anak kandung sendiri secara hukum di hadapan masyarakat.

2. Secara Terminologis.

Beberapa ahli telah memberikan rumusan tentang pengertian pengangkatan anak sebagai mana berikut:

a. Menurut Wahbah al-Zuhaili, Secara terminologis tabanni menurut

Wahbah al- Zuhaili adalah pengangkatan anak tabanni “Pengambilan anak yang dilakukan oleh seorang terhadap anak yang jelas nasab-nya, kemudian anak itu dinasab- kan kepada dirinya.” 5

b. Mahmud Syaltut, Ia mengemukakan setidaknya ada dua pengertian

“pengangkatan anak.” Pertama, mengambil anak orang lain untuk diasuh dan dididik dengan penuh perhatian dan kasih sayang, tanpa diberikan status “anak kandung” kepadanya; hanya diperlakukan oleh orang tua angkatnya sebagai anak sendiri. Kedua, mengambil anak orang lain sebagai anak sendiri dan ia diberi status sebagai “anak kandung”, sehingga ia berhak memakai nama keturunan nasab orang tua angkatnya dan saling mewarisi 4 Depdikb ud, “Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 11. 5 Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqhal-Islami wa al-Adilatuhu, Beirut: Dar al-Fikr al- Ma’ashir, 1997, Cet. IV, Juz 9 h. 271. 18 harta peninggalan, serta hak-hak lain sebagai akibat hukum antara anak angkat dan orang tua angkatnya. 6 c. Surojo Wignjodipuro, Konsepsi pengangkatan anak menurutnya didasarkan kepada hukum adat. 7 d. Muderis Zaeni, yang mengatakan bahwaAdopsi adalah cara untuk mengadakan hubungan antara orang tua dan anak yang diatur dalam pengaturan perundang-undangan dan untuk mendapat pewaris atau untuk mendapatkan anak bagi orang tua yang tidak mempunyai keturunan atau anak. 8 Berdasarkan pengertian tersebut, adopsi lebih cenderung kepada pengertian anak asuh dalam rangka membantu orang tua kandung si anak. Boleh juga karenaorang tua angkatnya dengan alasan tidak mempunyai keturunan dan belas kasihan kepada anak karena orang tua tidak mampu membiayai anaknya. 9 Tujuan 6 Andi Syamsu dan Fauzan, Hukum Pengangkatan Anak Perspektif Islam, Jakarta: Kencana, 2008, h. 21. 7 Surojo Wignjodipuro, Pengantar dan Asas-asas Hukum Adat, Jakarta: Gunung Agung, 1982, h.118. 8 Muderis Zaeni, Adopsi Suatu Tinjauan Dari tiga Sistem Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2002, h .4. Lihat juga Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak , Jakarta: Akademika Pressindo CV, 1984, h. 44. 9 Irma Setyowati Soemitro, Aspek Hukum Perlindungan Anak, Jakarta: Bumi Aksara, 1990, Ed.1. Cet. 1, h. 36.