Unit Usaha Produktif Bentuk-bentuk Pengembangan Ekonomi di Pesantren Annuqayah

singkong dan kripik pisang, rengginang, seluruh jenis produksi sudah berjalan. Kecuali tape dan emping jagung yang masih dalam rintisan. 38

2. Unit Usaha Di Bidang Jasa

Menurut H. A. Panji Taufiq, untuk usaha dalam bentuk jasa ini yaitu berupa jasa angkutan; usaha ini di rintis sejak tahun 2005 silam sampai sekarang masih, dan sudah berhasil mengoprasikan 6 enam unit mobil station mobil jenis angkutan umum Mitsubishi dengan trayek perjalanan jarak tempuh antara Guluk- guluk sampai kecamatan Prenduan, dan Guluk-guluk sampai kecamatan Ganding. Dan mini buss, trayeknya Sumenep sampai Kamal Madura pelabuhan perak Surabaya. Katanya dalam usaha ini, pemasukan tiap bulannya berkisar ± Rp. 2.470.000.00, sudah dipotong biaya oprasional. 39 Yang lain berupa satu unit Wartel tapi sekarang sudah tutup yang awalnya juga terletak di luar pesantren, sekarang berganti ke warnet; 1 warnet yang berada di pondok lubangsa, 2 warnet yang berada di pondok sewajarin 3 warnet baru di Sekolah Tinggi Ilmu Keislaman Annuqayah STIKA, Sebelumnya jaringan internet yang dimiliki STIKA ini, beberapa bulan yang lalu hanya digunakan untuk kepentingan STIKA saja tidak untuk umum. Warnet STIKA dibuka sejak Kamis 2503. Mahasiswa yang menggunakan fasilitas internet ini mendapatkan diskon sebesar 50 persen. Tarif internet di Annuqayah biasanya 3.000 rupiah per jam, tetapi karena didiskon sehingga menjadi 1.500 jam 38 Hasil wawancara dengan dengan Bapak. Amir Thaha, sebagai pengurus Biro Pendidikan Keterampilan dan Kewirausahaan PP. Annuqayah masa bakti 20062010, tanggal, 06 Maret 2011 39 Menurut penjelasan H. A. Panji Taufiq, tanggal, 07 Maret 2011 demikian juga tarif rentalnya. Masa promosi ini hanya berlaku sampai 31 Maret 2010. Menurut Faiz, operator warnet STIKA, diskon diberikan atas usul K.H. A. Syamli Muqsith, karena beliaulah yang menangani warnet ini. Nanti setelah habis masa diskon, tarif akan berlaku sebagaimana biasa. Faiz juga menuturkan bahwa pengadaan warnet ini dimaksudkan agar mahasiswa tidak sulit di dalam mengerjakan tugas-tugasnya. 40 Tentunya mahasiswa cukup puas dengan adanya fasilitas warnet ini, seperti yang diungkapkan Suryadi, mahasiswa semester IV jurusan Tafsir Hadits STIKA Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura sebagai berikut; “Saya cukup puas dengan layanan internet di sini, aksesnya cukup cepat dan murah lagi ”. 41 Hal senada diungkapkan oleh Zuhdi, mahasiswa jurusan PAI, yang mengatakan bahwa pelayanan warnet ini cukup memuaska n. “Saya kurang tahu apakah karena masih baru semua fasilitasnya,” tuturnya sambil tersenyum. 42 b Pengembangan ekonomi masyarakat eksternal pesantren yang berada di dalam dan di luar pesantren Selain pengembangan ekonomi yang telah dilakukan oleh internal pesantren sendiri dibawah naungan yayasan PP. Annuqayah seperti yang telah digambarkan di atas, berikutnya adalah pengembangan ekonomi masyarakat eksternal pesantren yang berada di dalam dan di luar pesantren Annuqayah sendiri. Jenis dan bentuk usaha yang dilakukan oleh masyarakat eksternal 40 Hasil observasi langsung di lapangan, diambil dari keterangan Faiz, operator warnet stika, pada tanggal, 07 Maret 2011 41 Wawancara langsung di lapangan dengan Suryadi, mahasiswa jurusan Tafsir Hadist, di STIKA Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura, angkatan Tahun 20102011, pada tanggal, 07 Maret 2011 42 Wawancara langsung di lapangan dengan Zuhdi, mahasiswa jurusan PAI, di STIKA Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura, angkatan Tahun 20102011, pada tanggal, 07 Maret 2011 pesantren dalam mengembangkan ekonominya tersebut untuk lebih jelasnya seperti yang ada dalam data berikut: Tabel 12 Jenisbentuk usaha masyarakat di dalam lingkungan pesantren sebagai suplier Tabel di atas merupakan gambaran tentang jenis usaha yang dilakukan oleh masyarakat sekitar pesantren dengan karakter sebagai suplier makanan ringan kepada santri di pesantren Annuqayah. Makanan ringan tersebut dititipkan di kantin dan koprasi yang ada di dalam pesantren, atau di teras pondok dengan dititipkan kepada pengurus ketua masing masing-masing blok kamar, dengan imbalan pengurus tersebut gratis 1 bungkus nasi. Berdasarkan tabel di atas, artinya setiap pagi terdapat 3 macam jenis makanan yang di suplai ke dalam pesantren dengan 16 suplier. Menurut keterangan Ibu Sami, salah seorang penjual nasi bungkus menjelaskan, bahwa rata-rata dari harga barang yang ditentukan oleh pedagang, pihak pesantren mendapatkan keuntungan 1 atau mendapatkan keuntungan Rp. 100jenis barang dagangan dari harga asal. Apabila barang seperti nasi bungkus No Nama Penjual Bentuk Dagangan Omset Perhari Harga 1 Ibu Lut Nasi Bungkus 15-50 Bungkus Rp. 3500bungkus 2 Ibu Im Nasi Bungkus 15-50 Bungkus Rp. 3500bungkus 3 Ibu Cecek Nasi Bungkus 15-50 Bungkus Rp. 3500bungkus 4 Ibu Sute Nasi Bungkus 15-50 Bungkus Rp. 3500bungkus 5 Ibu Sami Nasi Bungkus 15-50 Bungkus Rp. 3500bungkus 6 Ibu Farhah Krupuk 50-100 Bungkus Rp. 500bungkus 7 Ibu Im Krupuk 50-100 Bungkus Rp. 500bungkus 8 Ibu Arsina Krupuk 50-100 Bungkus Rp. 500bungkus 9 Ibu Erna Krupuk 50-100 Bungkus Rp. 500bungkus 10 Ibu Im Gorengan 20-50 Buah Rp. 500buah 11 Ibu Suja Gorengan 20-50 Buah Rp. 500buah 12 Ibu Ram Gorengan 20-50 Buah Rp. 500buah 13 Ibu Tur Gorengan 20-50 Buah Rp. 500buah 14 Ibu Lisa Gorengan 20-50 Buah Rp. 500buah 15 Ibu Imam Gorengan 20-50 Buah Rp. 500buah 16 Ibu Erna Gorengan 20-50 Buah Rp. 500buah Sumber: diolah dari data hasil observasi langsung di lapangan yang dititipkan mencapai 50 bungkus dan habis sekaligus , berarti pihak pesantren akan mendapatkan keuntungan Rp. 5000 untuk jenis dagangan nasi bungkus dan gorengan, dan 10.000 pada jenis dagangan kerupuk pada setiap harinya. 43 Tabel 13 Jenisbentuk usaha masyarakat di luar sekitar lingkungan pesantren No Nama Pe njual Be ntuk Dagangan Oms e t Kotor Pe rhari Ke untunganha ri Pros e ntas e Pe mbe lihari 1 Ibu Mun Warung Makan ± Rp.150.000 ± Rp.30.000 warga dan sebagian kecil para santri 2 Adam Budi Budiono Warung Makan ± Rp.150.000 - 200.000 ± Rp.45.000- 60.000 warga sekitar, masyarakat umum dan sebagian santri 3 Lizamah Toko Baju, dll ± Rp.500.000 ± Rp.50.000 santri senior, dan santri umur 20 tahunan 4 Mufid Counter HP ± Rp.150.000 ± Rp.30.000- 50.000 30 pembeli dari santri dan mahasiswa STIKA 6 Adlan Warung Kopi ± Rp.50.000- 75.000 ± Rp.12.000 Masyarakat luar dan sebagian kecil dari unsur santri 7 Syaifurrahman Warung sayur-mayur, dll ± Rp.150.000 ± Rp.15.000 Masyarakat, sebagian kecil dari kalangan mahasiswa dan santri 8 Wiwi Toko obat- obatan, bahan- bahan dapur, sayur mayur dan snack ± Rp.150.000 ± Rp.65.000 santri dan masyarakat umum 9 Zuhairi Toko, berjualan parfum dan perlengkapa n mandi ± Rp.97.000 ± Rp.15.000 Masyarakat umum dan sebagian kecil dari kalangan santri 10 Arief Toko minyak tanah, Gas dll. ± Rp.75.000 ± Rp.20.000 masyarakat sekitar, sebagia kecil santri Sumber : data diolah dari hasil observasi langsung di lapangan Dari dua tabel di atas, jelas menunjukkan bahwa setiap karakteristik ekonomi masyarakat sekitar pesantren, memiliki perbedaan bentuk usaha ekonomi yang dikembangkan oleh masing-masing masyarakat. Dalam tabel 12 misalnya menunjukan jenis pengembangan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat yaitu 43 Wawancara langsung di lapangan dengan Ibu. Sami 37 Tahun, penjual nasi bungkus, tanggal, 07 Maret 2011