sama lain, setiap komponennya dapat digunakan secara kombinasi dan simultan sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang ada.
Tiga Model Pengembangan Masyarakat
PARAMETER PENGEMBANGAN
MASYARAKAT LOKAL PERENCANAAN
SOSIAL AKSI SOSIAL
Orientasi tujuan Kemandirian, integrasi dan
kemampuan masyarakat tujuan proses
Pemecahan masalah sosial yang ada di
masyarakat tujuan tugashasil
Perubahan struktur kekuasaan, lembaga
dan sumber tujuan proses tugas
Asumsi mengenai struktur masyarakat
dan kondisi masalah
Keseimbangan, kurang kemampuan dalam relasi dan
pemecahan masalah Masalah sosial nyata;
kemiskinan, pengangguran,
kenakalan remaja Ketidakadilan,
kesengsaraan, ketidak merataan,
Ketidaksetaraan Asumsi mengenai
kepentingan masyarakat
Kepentingan umum atau perbedaan yang dapat
diselaraskan Kepentingan yang
dapat diselaraskan atau konflik kepentingan
Konflik kepentingan yang tidak dapat
diselaraskan; ketiadaan sumber
Konsepsi mengenai kepentingan umum
Rationalist-unitary Idealist-unitary
Realist-unitary Orientasi terhadap
struktur kekuasaan Struktur kekuasaan sebagai
kolaborator, perwakilan Struktur kekuasaan
sebagai pekerja dan sponsor
Struktur kekuasaan sebagai sasaran aksi
dominasi elit kekuasaan harus dihilangkan
Sistem klien atau sistem perubahan
Masyarakat secara keseluruhan Seluruh atau
sekelompok masyarakat, termasuk
masyarakat fungsional Sebagian atau
sekelompok masyarakat tertentu
Konsepsi mengenahi klien
atau penerima pelayanan
Warga masyarakat atau negara Konsumen
korban Peranan
masyarakat Partisipan dalam proses
pemecahan masalah Konsumen atau
penerima pelayanan Pelaku, elemen,
anggota Peranan pekerja
sosial Pemungkin, kordinator,
pebimbing Peneliti, analis,
fasilitator pelaksana program
Aktivis advokasi: agitator, broker,
negotiator
Media perubahan Mobilisasi kelompok-kelompok
kecil Mobilisasi organisasi
formal Mobilisasi organisasi
massa dan politik Strategi perubahan
Pelibatan masyarakat dalam pemecahan masalah
Penentuan masalah dan keputusan melalui
tindakan rasional para ahli
Katalisasi dan pengorganisasian
masyarakat untuk mengubah struktur
kekuasaan
Teknik perubahan Konsensus dan diskusi
kelompok, partisipasi, brain storming, role playing,
bimbingan dan penyuluhan Advokasi, andragogy,
perumusan kebijakan, perencanaan program
Konflik atau unjuk rasa, konfrontasi atau
tindakan langsung, mobilisasi massa, analis
kekuasaan, mediasi, agitasi, negosiasi,
pembelaan
Sumber: Edi Suharto, Ph.D. 2005
23
BAB III TEMUAN PENELITIAN
Letak Kecamatan Guluk-Guluk berada pada paling barat kecamatan yang ada di kabupaten Sumenep, berjarak sekitar 30 km dari kota Sumenep, berbatasan
dengan Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan. Secara geografis, desa Guluk- guluk berada di antara 6°00-7°30 dengan ketinggian ± 117 meter dari permukaan
laut, dengan luas wilayah 1.675.955 ha dari luas kecamatan Guluk-Guluk yang memiliki lahan seluas 6.691.316 ha.
Wilayah yang cukup luas ini ternyata tidak memberikan harapan penghidupan bagi masyarakat Guluk-guluk karena susunan tanahnya,
sebagaimana daerah Madura lainnya cenderung terdiri dari batu-batu berkapur lime store rock dan sebagian besar tanahnya berjenis mediteran. Sedangkan
curah hujan rata-rata pertahunnya 2176 mm, dengan jumlah hariannya kurang lebih 100 hari per tahun.
17
A. Gambaran Umum Tentang Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk
Sumenep Madura
1.
Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Annuqayah
Pondok Pesantren Annuqayah PPA saat ini telah berusia lebih dari 13 dasawarsa,
18
secara kuantitatif PP Annuqayah berkembang cukup pesat terutama sejak dasawarsa 1980-an, dalam usia yang cukup tua dan populasi yang mencapai
hampir enam ribu peserta didik, tentu di dalamnya ada dinamika dan variasi kegiatan pendidikan yang dilakukan PP Annuqayah.
17
http:www.berita-annuqayah.blogspot.com data diakses pada tanggal, 03 April 2011
18
Profil Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura, diterbitkan oleh Pusat Data Pondok Pesantren Annuqayah, 12 Juni 2010, h. 1
Pondok Pesantren Annuqayah yang berlokasi di Guluk-Guluk Sumenep Madura didirikan pada tahun 1887. Pendirinya K.H. Moh. Syarqawi. Beliau lahir
di Kudus Jawa Tengah. Kyai Syarqawi muda sebelum mendirikan pesantren pernah menuntut ilmu di berbagai pesantren di Madura, Pontianak, merantau ke
Malaysia, Patani Thailand Selatan, dan bermukim di Mekah. Pengembaraan beliau dalam menuntut ilmu tersebut dilakukan selama sekitar 13 tahun.
19
Dalam kiprahnya menyebarkan ilmu, Kyai Syarqawi mula-mula membuka pengajian al-
Qur‟an dan kitab-kitab klasik di Prenduan Sumenep. 14 tahun kemudian, Kyai Syarqawi bersama dua istrinya dan K. Bukhari putra dari isteri pertama pindah
ke Guluk-guluk dengan maksud mendirikan pesantren. Atas bantuan seorang saudagar kaya bernama H. Abdul Aziz, beliau diberi sebidang tanah dan bahan
bangunan. Di atas sebidang tanah itu, beliau mendirikan rumah tinggal dan sebuah langgar. Tempat ini kemudian disebut Dalem Tenga. Selain itu, beliau juga
membangun tempat tinggal untuk isterinya yang ketiga, Nyai Qamariyah berjarak sekitar 200 meter ke arah barat dari Dalem Tenga. Kediaman Nyai Qamariyah ini
kemudian dikenal dengan Lubangsa. Di langgar itulah Kyai Syarqawi mulai mengajar membaca al-
Qur‟an dan dasar-dasar ilmu agama. Tempat itulah yang menjadi cikal bakal lahirny PP.
Annuqayah. Sekitar 23 tahun Kyai Syarqawi memimpin pesantren Annuqayah. Setelah Kyai Syarqawi meninggal dunia pada bulan Januari 1911, pesantren
dipimpin oleh putra beliau dari isteri pertama, K.H. Bukhari, yang dibantu oleh K.H. Moh. Idris dan K.H. Imam. Mulai tahun 1917, kepemimpinan pesantren
dilanjutkan oleh salah seorang putra Kyai Syarqawi, yakni K.H. Moh. Ilyas. Pada
19
http:www.berita-annuqayah.blogspot.com data diakses pada tanggal, 03 April 2011
masa kepemimpinan Kyai Ilyas inilah, Annuqayah mengalami banyak perkembangan, misalnya pola pendekatan masyarakat, sistem pendidikan dan pola
hubungan dengan birokrasi pemerintah. Perkembangan lain yang terjadi adalah ketika pada tahun 1923, K. Abdullah Sajjad, saudara Kyai Ilyas, membuka
pesantren sendiri. Tempat baru itu kemudian dikenal dengan nama Latee, berjarak sekitar 100 meter di sebelah Timur kediaman K. Ilyas. Sejak K. Abdullah Sajjad
membuka pesantren sendiri, pesantren-pesantren daerah di Annuqayah terus berkembang dan bermunculan, sehingga sekarang Annuqayah tampak sebagai
“pesantren federasi”. Setelah Kyai Ilyas meninggal dunia di penghujung 1959, kepemimpinan di Annuqayah untuk selanjutnya berbentuk kolektif, yang terdiri
dari para Kyai sepuh generasi ketiga. Sepeninggal Kyai Ilyas, kepemimpinan kolektif Annuqayah diketuai oleh K.H. Moh. Amir Ilyas w. 1996, dan kemudian
dilanjutkan oleh K.H. Ahmad Basyir AS.
20
1. Perkembangan Pondok Pesantren Annuqayah
Pondok Pesantren Annuqayah sendiri merupakan pesantren yang berbentuk federasi.
21
pesantren bagian dalam satu-kesatuan dibawah satu yayasan Hal itu dimulai sejak Kyai Abdullah Sajjad, mendirikan pesantren
sendiri yang bernama Latee pada tahun 1923. Inisiatif itu dilakukan ketika Annuqayah daerah Lubangsa yang didirikan Kyai Syarqawi, tidak mampu lagi
20
http:www.berita-annuqayah.blogspot.com data diakses pada tanggal, 03 April 2011. Informasi ini juga penulis peroleh dari penjelasan Moh. Miftahunaim S.H.i sekretaris I pengurus
yayasan Annuqayah setelah melakukan kunjungan di kantor yayasan Annuqayah dan wawancara pribadi dengan beliau pada tanggal, 05 April 2011
21
http:id.wikipedia.orgwikiFederasi Federasi dari bahasa Belanda, federatie, dan
berasal dari bahasa Latin; foeduratio yang artinya perjanjian. Federasi dalam pengertian ini adalah perjanjian Kerajaan Romawi dengan suku bangsa Jerman yang menetap di provinsi
Belgia, pada abad ke 4 Masehi. Kala itu, mereka berjanji untuk tidak saling memerangi, tetapi untuk bekerja sama saja. Dalam pengertian modern, sebuah federasi adalah sebuah bentuk
pemerintahan di mana beberapa negara bagian bekerja sama dan membentuk negara kesatuan.