Sebelum a. Realitas dan Imajinasi Politik dalam Kumpulan Cerpen ITPM

Pun realitas politik dalam kumpulan cerpen ini tentang realitas politik yang terjadi di Indonesia pada masa-masa pra, saat, pasca reformasi, dan sebuah konklusi tentang realitas politik yang akan terjadi selamanya. Berbicara tentang politik berarti berbicara tentang negara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, politik berarti: pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan seperti sistem pemerintahan dan dasar pemerintahan; segala urusan dan tindakan mengenai kenegaraan atau terhadap negara lain; dan cara bertindak dalam menangani masalah. Politik dalam pembahasan ini adalah segala urusan dan tindakan mengenai kenegaraan. Etimologis kata politik berasal dari bahasa Yunani polis yang berarti kota atau negara kota. Dari polis ini kemudian diturunkan kata-kata lain seperti “politeis” warga negara, “politikos” nama sifat yang berarti kewarganegaraan, “politike techne” kemahiran politik, dan “politike episteme” ilmu politik. Kemudian orang Romawi mengambil oper perkataan Yunani itu dan menamakan pengetahuan tentang negara pemerintah “ars politika”, artinya kemahiran tentang masalah-masalah negara. Isjwara, 1982: 21

2.2.1 Sebelum a.

Hegemoni Secara etimologis, kata hegemoni berasal dari bahasa Yunani, egemoniaegemon, yang berarti pemimpinpenguasa yang lazimnya berhubungan dengan konteks kenegaraan. Sejak abad ke-19, hegemoni memperoleh makna baru. Pengertiannya menjadi lebih sering merujuk pada situasi tertentu saat terjadinya donimasi politik dari suatu negara kuat terhadap negara lain yang lemah. Universitas Sumatera Utara Dalam terminologi Gramsci, hegemoni tidak hanya berarti satu dominasi politik dalam relasi antarnegara, tetapi juga bisa berarti dominasi pada bidang- bidang lainnya yang lebih umum seperti, pandangan hidup, kebudayaan, ideologi, dan sebagainya. Hegemoni selalu berhubungan dengan penyusunan kekuatan negara sebagai kelas diktator. Patria dan Arif, 1999:121 Hegemoni, salah satu realitas yang terjadi di Negeri Bebek, negeri latar terjadinya cerita “Paman Gober”. Paman Gober adalah seorang yang sangat kaya raya. Pengaruhnya sangat besar terhadap setiap aspek kehidupan di negeri bebek. Ia menguasai perekonomian negeri bebek. Ia menjadi ketua perkumpulan unggas kaya di negeri bebek selama beberapa generasi. Ia menjadi penguasa yang tak tergantikan di Negeri Bebek. Para pelajar seperti Kwak, Kwik, dan Kwek sampai bingung dengan sejarah kepemimpinan di negerinya yang tidak pernah berubah. Para generasi di bawah Paman Gober juga sudah menyerah, tidak ada harapan bagi mereka untuk menjadi pemimpin. Kenyataan lainnya adalah, meskipun sangat kaya raya, Paman Gober sangat pelit dan rakus. Ia hanya mengumpulkan kekayaan untuk dirinya sendiri. Di gudang uang miliknya, ia kerap menghitung kekayaannya. Ia punya resep makanan untuk membuat bebek-bebek rajin bekerja meskipun diberi upah yang sedikit. Terhadap orang-orang di sekelilingnya, terhadap tetangga ia tidak pernah peduli. Tehadap Donal keponakannya, ia juga sangat pelit. Donal dan keponakan- keponakan Donal, Kwak, Kwik, dan Kwek, sering diperasa tenaganya dan dirampas haknya. Jika Donal memprotes maka subsidi untuk Donal akan segera diberhentikan. Meskipun demikian kedudukannya tidak tergantikan. Ia memang Universitas Sumatera Utara sudah sangat tua, bulu-bulunya pun telah rontok. Tetapi kekuasaannya seolah-olah abadi. Tidak ada yang berani melawan, tidak ada yang berani bicara. “Kalimat semacam itu masuk dalam buku otobiografinya, Pergulatan Batin gober Bebek, yang menjadi bacaan wajib bebek-bebek yang ingin sukses. Hampir tiap bab dalam buku itu mengisahkan bagaimana Paman Gober memburu kekayaan. Mulai dari harta karun bajak laut, pulau emas, sampai sayuran yang membuat bebek-bebek giat bekerja, meski tidak diberi upah tambahan.” Kematian Paman Gober, ITPM:7 Kenyataan yang paling memprihatinkan dan menyedihkan bagi Nenek Bebek, sesepuh Kota Bebek adalah kenyataan bahwa Paman Gober, meskipun rakus dan pelit, ia menjadi pantutan. Ia dikagumi dan dicintai kanak-kanak sedunia. Kisah hidupnya dibukukan, dijadikan bacaan wajib bagi bebek-bebek yang ingin kaya. Paman Gober memang bukan tokoh teladan, tapi ia tidak dibenci. Ia memang akan menangis tersedu-sedu karena kehilangan uang satu sen, tapi ia menjadi legenda yang disukai. Bahkan jika ada orang yang berniat merusak reputasi Paman Gober, orang tersebut tidak mendapat simpati, alih-alih mendapat simpati, orang tersebut akan dimusuhi. “Suatu hal yang menjadi keprihatinan nenek bebek, sesepuh Kota Bebek yang mengasingkan diri ke sebuah pertanian jauh di luar kota, adalah kenyataan bahwa Paman Gober dicintai kanak-kanak sedunia. Paman Gober menjadi legenda yang disukai. Paman Gober begitu rakus. Paman Gober begitu pelit. Tapi ia tidak dibenci. Setiap kali ada seseorang mengecam, menyaingi, pokoknya mengancam reputasi Paman Gober, sebagai orang kaya, justru orang itu tidak mendapat simpati. Paman Gober bisa menangis tersedu-sedu meski hanya kehilangan uang satu sen. Ia sama sekali bukan tokoh teladan, tapi mengapa ia bisa begitu dicintai?” Kematian Paman Gober, ITPM:5 Realitas yang ditampilkan dalam cerpen Kematian Paman Gober ini adalah potret situasi politik di Indonesia pra reformasi. Kisah Paman Gober ini adalah kisah hegemoni pemerintahan orde baru. Masa ketika Soeharto berkuasa di Universitas Sumatera Utara Indonesia. 32 tahun Soeharto berkuasa dan kekuasaannya seolah-olah tidak tergantikan. Ia menguasai hampir di setiap bidang kehidupan. Ia memiliki banyak perusahaan, ia juga memiliki banyak harta kekayaan. Ia tidak pula dibenci, tetapi dielu-elukan sebagai Bapak Pembangunan. Setiap orang yang mengeluarkan kritik terhadapnya dituduh subversif dan ditahan karena menghina pemerintah. Tidak ada yang berani dan tidak ada yang bisa melawan. Kisah hidupnya pun ditulis secara heroik sebagai pahlawan bagi Indonesia, menjadi pelajaran sejarah wajib bagi anak-anak di sekolah tingkat dasar. Ia terus memimpin Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Kekuasaannya tidak tergantikan. Pemilu tetap berlangsung, seolah-olah sangat demokratis. Calon-calon pemimpin yang lain serasa pelengkap saja, selalu ia yang terpilih, sampai-sampai seperti tidak ada calon yang lain. “Bab terakhir diberi judul Sampai Kapan Saya Berkuasa? Memang, Paman Gober adalah ketua terlama Perkumpulan Unggas Kaya. Entah kenapa, ia selalu terpilih kembali, meski pemilihan selalu berlangsung seolah-olah demokratis. Begitu seringnya ia terpilih, sampai-sampai seperti tidak ada calon yang lain.” Kematian Paman Gober, ITPM:7 SGA menyajikan realitas yang terjadi di Indonesia ini ke dalam cerpen Kematian Paman Gober dengan menganalogikan Soeharto sebagai Paman Gober. Wikipedia, ensiklopedia elektronik berbahasa Indonesia mencatat bahwa Gober Bebek, atau Paman Gober, adalah bebek antropomorfisme Skotlandia Glasgow. Ia adalah fiksi yang diciptakan oleh Carl Barks. Karakter ini muncul pertama kali dalam cerita Christmas on Bear Mountain dari majalah Four Color Comics nomor 178, dipublikasikan oleh Dell Comics pada Desember 1947. Universitas Sumatera Utara Selama beberapa dekade, Gober muncul dari sebagai karakter pendukung menjadi figur utama dunia Bebek, bahkan tercipta nama populer dunia Gober Bebek. Pada tahun 1952, ia diberi serial komiknya sendiri, Uncle Scrooge, yang masih ada hingga kini. Dengan popularitas karakter ini terus meningkat, ia muncul dalam berbagai film dan permainan video. Gober, bersama dengan beberapa karakter Kota Bebek lainnya, menikmati popularitas internasional, terutama di Eropa, dan bukunya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Nama Gober berasal dari Ebenezer Scrooge, karakter yang berasal dari novel Charles Dickens tahun 1843, A Christmas Carol. Meskipun tidak pernah dikonfirmasi oleh Barks, namun terdapat teori bahwa industrialis Skotlandia Andrew Carnegie yang meninggalkan negaranya ke Amerika Serikat pada usia 13 tahun, menjadi mode untuk Paman Gober dalam The Life and Times of Scrooge McDuck karya Don Rosa, Gober meninggalkan Skotlandia ke Amerika Serikat pada usia 13 tahun. Contoh lain untuk Gober adalah karakter tanpa nama dengan karakteristik Gober: cambang, kacamata dan aksen Skotlandia yang muncul dalam film propaganda Disney semasa Perang Dunia II, The Spirit of 43 tahun 1943. Namun bagi masyarakat kebanyakan Paman Gober dikenal sebagai tokoh dalam cerita komik Walt Disney. Paman Gober,seperti halnya Donal Bebek, Kwak, Kwik, Kwek, Lang Ling Lung, Gerombolan Si Berat, Mimi Hitam, Gus Angsa adalah tokoh komik Walt Disney yang sudah sangat familiar. Namun demikian di tangan SGA tokoh-tokoh yang biasanya mengundang tawa ini membuat pembaca tersenyum pahit. Betapa tidak, bagaimana selama ini orang-orang dapat mencintai Universitas Sumatera Utara satu tokoh yang sangat pelit dan rakus. Jutaan orang “kanak-kanak sedunia” hlm. 5 menyukai tokoh yang curang, licik, suka memeras, rakus, dan gila harta. SGA menjerumuskan pembaca pada pemikiran tersebut. Caranya adalah dengan menampilkan parodi yang melawan konvensi genre-nya sendiri. Biasanya prosedur sebuah parodi adalah dengan mengambil satu atau beberapa teks yang secara sengaja diimitasi –tepatnya diplesetkan. Efek pragmatik dari pemlesetan itu adalah apa yang biasa disebut sebagai “lucu”. Akan tetapi cerpen “Kematian Paman Gober” justru membalik arah prosedur ini, komik Paman Gober yang “lucu” sebagai hipogramnya, diplesetkan sedemikian sehingga menjadi sebuah cerita yang memberikan ironi yang “tidak lucu”. Budiman, 2005:66. Pemlesetan tokoh Paman Gober sebagai Soeharto juga sangat terlihat jelas pada petikan paragraf di bawah ini. Dan ketika Donal Bebek memberanikan diri untuk bertanya kepada Paman Gober mengapa ia tidak mengundurkan diri saja, menyepi dan merenungkan arti hidup ke tanah pertanian Kris Budiman menulis Tapos, Budiman, 2005: 68, Paman Gober malah menjawab dengan rentetan pertanyaan retoris. “Tidak ada yang berani melawan. Tidak ada yang berani bicara. “Paman Gober,” kata Donal suatu hari, “Mengapa Paman tidak mengundurkan diri saja, pergi ke pertanian seperti Nenek, menyepi dan merenungkan arti hidup? Sudah waktunya Paman tidak terlibat lagi dengan urusan duniawi.” “Lho, kau mau saja Donal. Aku mau hidup jauh dari Kota Bebek ini. Memancing, main golf, makan sayur asem, dan membaca falsafah hidup bangsa bebek. Tapi, apa mungkin aku menolak untuk dicalonkan? Apa mungkin aku menolak kehormatan yang diberikan segenap unggas? Terus terang, sebenarnya sih aku lebih suka mengurus peternakan.” Kematian Paman Gober, ITPM:9 Pada masa hegemoni itu, tidak ada yang tahu kapan perubahan akan terjadi. Semuanya terasa bagai mimpi. Berakhirnya kekuasaannya mungkin hanya Universitas Sumatera Utara berakhir sesudah “Paman Gober” meninggal dunia. Tidak ada yang dapat dilakukan selain menunggu-nunggu saat itu, kematian Paman Gober. “Apakah ini hakikat hidup bebek?’ “Bukan, itu hakikat hidup Paman Gober.” Sementara itu, di gudang uangnya yang sunyi, Paman Gober masih terus menghitung uangnya dari sen ke sen, tidak ditemani siapa-siapa. Matanya telah rabun. Bulunya sudah rontok. Sebetulnya ia sudah pikun, tapi ia tidak tergantikan. Semua bebek menunggu kematian Paman Gober. Tiada lagi yang bisa dilakukan selain menunggu-nunggu saat itu. Setiap kali penduduk kota bebek membuka koran, yang ingin mereka ketahui cuma satu: apakah hari ini Paman Gober sudah mati. Setiap pagi mereka berharap akan membaca berita kematian Paman Gober, di halaman pertama.” Kematian Paman Gober, ITPM:11

b. Tindakan Subversif dan Penculikan