BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Anggaran merupakan elemen penting dalam sistem pengendalian manajemen, karena anggaran adalah sebagai alat perencanaan planning dan pengendalian
control jangka pendek yang efektif dalam organisasi Anthony Govindarajan 2005. Perencanaan dan pengendalian anggaran yang baik akan membuat perusahaan
mampu bersaing dalam persaingan dunia usaha yang dirasakan semakin tajam pada saat ini. Anggaran juga dapat sebagai alat untuk mencapai profitabilitas yang
diharapkan serta juga dapat digunakan untuk mengukur sejauhmana performance manajer. Manajer harus mampu menunjukkan tingkat laba yang dihasilkan yang
dituangkan dalam anggaran perusahaan, serta mampu mengkomunikasikan tentang apa yang akan dicapai strategi apa yang digunakan untuk mencapainya dan kapan
harus dicapai. Disamping itu anggaran juga dapat menjadi alat motivasi kinerja anggota organisasi Chow et all 1988, dan juga dapat sebagai alat yang dapat
digunakan atasan untuk menyelaraskan, mengkoordinasikan dan memotivasi
bawahan.
Pada dasarnya anggaran menggambarkan tentang rencana manajemen secara komprehensif untuk masa yang akan datang. Anggaran adalah rencana rinci tentang
perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya pada suatu periode tertentu. Lebih jauh Anthony Govindarajan 2005 menyatakan
Samuel Abel Tanta Sembiring: Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening pada Kawasan Industri Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
bahwa anggaran merupakan alat penting untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam organisasi, dimana anggaran biasanya meliputi waktu satu
tahun dan menyatakan pendapatan dan beban yang direncanakan untuk tahun itu. Keberhasilan program anggaran terutama akan ditentukan oleh cara
pembuatan anggaran itu sendiri. Anggaran yang paling berhasil harus melibatkan manajer dalam tanggung jawab pengendalian biaya yaitu dengan membuat estimasi
anggaran mereka sendiri. Menurut Chandra dalam Swenny Rachlin 1987 Ada dua pendekatan tipe
anggaran yaitu Anggaran yang disediakan imposed budget dan Anggaran partisipasi participative budgets. Dalam prakteknya Imposed budgets disusun oleh
manajemen puncak atau komite anggaran dan disampaikan kepada manajemen menengah dan bawah. Pendekatan ini sering juga disebut dengan “top down
approach”, dimana penyusunan anggaran tanpa ada konsultasi dari level menengah dan bawah. Kelebihan dari pendekatan ini adalah biaya yang kecil dan waktu yang
tidak terlalu lama dalam penyusunannya karena tidak banyak orang yang terlibat. Disamping itu beberapa kekurangan dari pendekatan ini adalah bahwa pendekatan ini
kurang tepat terhadap prinsip pendelegasian. Manajemen tingkat menengah dan bawah kurang merasa terikat terhadap tujuan dan kebijakan manajemen puncak
karena mereka tidak dilibatkan dalam perencanaan. Pendekatan kedua adalah Anggaran partispatif participative budgets. Pada
pendekatan ini melibatkan seluruh tingkatan manajemen dalam penyusunan anggaran. Pendekatan ini sering disebut dengan “bottom up approach”. Kelemahan
Samuel Abel Tanta Sembiring: Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening pada Kawasan Industri Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
pendekatan ini adalah waktu yang cukup lama dalam penyusunannya serta biaya yang juga cukup besar, disamping itu kemungkinan manajemen tingkat menengah
dan bawah dapat membuat target yang terlalu rendah agar tidak terlalu berat beban dalam pelaksanaannya.
Partisipasi adalah proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak dimana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan
terhadap mereka yang membuatnya. Dengan kata lain para manajer tingkat bawah dan menengah memiliki suara dalam proses manajemen Iksan dan Ishak 2005.
Partisipasi anggaran adalah keterlibatan manajer dalam menyusun anggaran pada pusat pertanggung jawaban manajer yang bersangkutan Kenis 1979 ; Siegel dan
Marconi 1989. Partisipasi anggaran mengacu pada keterlibatan manajer tingkat menengah dan bawah dalam pengambilan keputusan. Menurut Iksan dan Ishak
2005 Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak dimana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa
depan terhadap mereka yang membuatnya. Penyusunan anggaran partisipatif ini akan memberikan motivasi kerja kepada
individu yang terlibat dalamnya. Partisipasi didalam penyusunan anggaran diyakini mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi karyawan dalam meningkatkan
kuantitas dan kualitas produksi dan kerjasama diantara para manajer. Namun Beckeer dan Green dalam Iksan dan Ishak 2005 menemukan bahwa jika partisipasi
diterapkan dalam situasi yang tidak tepat, maka partisipasi justru dapat menurunkan motivasi dan usaha karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.
Samuel Abel Tanta Sembiring: Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening pada Kawasan Industri Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Menurut Iksan dan Ishak 2005 Partisipasi manajer tingkat bawah dalam penyusunan anggaran menunjukkan mereka memiliki suara dalam proses manajemen.
Partisipasi telah menunjukkan dampak positif terhadap sikap karyawan, meningkatkan kwantitas dan kualitas produksi dan meningkatkan kerja sama diantara
manajer. Pendekatan penyusunan anggaran partisipatif oleh para manajer menengah
dan bawah memenuhi aktualisasi dirinya yang akan berdampak positif bagi kinerjanya. Kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam
kegiatan organisasi dalam kegiatan manajerial yang diukur dengan mengunakan indikator perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi, staffing, negoisasi
dan representasi Mohonney dalam Ariadi, 2006. Informasi anggaran akan membantu manajemen puncak untuk mengevaluasi
kinerja manajerial fungsional dan mendistribusikan penghargaan dan hukuman. Dalam konteks ini keberadaan anggaran sebagai bagian penting dari perancangan
sistem motivasi organisasi untuk meningkatkan sikap dan kinerja manajerial Kenis 1979
Proses penganggaran terjadi dalam lingkungan manusia dan beberapa faktor yang berkaitan dengan prilaku manusia. Penganggaran mempunyai dampak langsung
terhadap prilaku manusia terutama bagi orang yang langsung terlibat dalam penyusunan anggaran. Segel dan Marchi 1989. Penggunaan anggaran untuk
pengendalian, evaluasi kerja, komunikasi dan koordinasi menyiratkan bahwa proses penganggaran membawa banyak dimensi prilaku Hansen dan Mowen 2000
Samuel Abel Tanta Sembiring: Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening pada Kawasan Industri Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Sasaran adalah apa yang hendak dicapai. Jadi sasaran yang jelas akan mendorong manajer untuk melakukan yang terbaik. Kejelasan sasaran anggaran
menggambarkan luasnya sasaran anggaran yang dinyatakan secara jelas dan spesifik, dan dimengerti oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap pencapaiannya Kenis
1979. Dalam menentukan sasaran anggaran ada dua karakteristik utama yang harus
diperhatikan yaitu sasaran harus spesifik bukannya samar-samar dan sasaran harus menantang namun dapat dicapai Steers Porter 1987 . Dengan demikian kejelasan
sasaran anggaran akan dapat membantu manajer untuk mencapai tujuan yang juga akan mempengaruhi motivasi sehingga secara logis juga dapat meningkatkan kinerja
manajer. Kejelasan sasaran anggaran akan mendorong manajer lebih produktif dan
melakukan yang terbaik, dibandingkan sasaran yang tidak jelas Kenis 1979, dengan kata lain kejelasan sasaran anggaran diharapkan akan meningkatkan kinerja manajer
dalam mencapai tujuan perusahaan. Indikator yang digunakan dalam kejelasan sasaran anggaran adalah : tujuan, kinerja, standar, jangka waktu, sasaran prioritas,
tingkat kesulitan dan koordinasi. Penelitian terhadap partisipasi anggaran secara terus menerus dilakukan untuk
menguji pengaruhnya terhadap perilaku manajerial, khususnya kinerja manajerial. Hasil penelitian mengenai hubungan antara variabel tersebut tidak konsisten.
Brownell 1982, Brownell McInness 1986, Indriantoro 1993, Ariadi 2006 menemukan hasil hubungan yang positif dan signitifikan antara penyusunan
Samuel Abel Tanta Sembiring: Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening pada Kawasan Industri Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
anggaran partisipasi terhadap kinerja manajerial. Namun Bryan Locky 1967, Milani 1975, Kenis 1979 menemukan hasil bahwa partisipasi anggaran
memberikan pengaruh yang negatif terhadap kinerja manajerial. Begitu juga dengan kejelasan sasaran anggaran, hasil penelitian Brownel
Mclnnes 1986 memberikan pengaruh yang positif dan signitifikan terhadap kinerja manajerial, sedangkan menurut Riyadi 2000 kejelasan sasaran anggaran
memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja manajerial. Ketidak konsistenan mengenai hasil penelitian ini menimbulkan minat peneliti
untuk lebih lanjut melakukan penelitian mengenai hubungan antara variabel tersebut. Perbedaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya adalah, bahwa penelitian
sebelumnya dilakukan masing-masing secara terpisah, pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dengan Pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap
kinerja manajerial, sedangkan dalam penelitian ini dilakukan secara bersama-sama “Pengaruh partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja
manajerial”. Govindarajan
2005 mengemukakan
bahwa diperlukan upaya untuk mengevaluasi faktor-faktor kondisional atau variable-variabel yang dapat
mempengaruhi hubungan antara anggaran partisipatif dengan kinerja manajerial dengan pendekatan kontijensi. Pendekatan kontijensi memungkinkan adanya
variable-variabel lain yang bertindak sebagai variable moderating atau intervening Brownell 1982. Variabel intervening adalah faktor yang secara teori berpengaruh
pada fenomena yang diamati tetapi tidak dapat dilihat, diukur atau dimanipulasi
Samuel Abel Tanta Sembiring: Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening pada Kawasan Industri Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Kuncoro 2003. Variabel Intervening juga merupakan variable yang mempengaruhi hubungan variabel independen dan variabel dependen menjadi hubungan tidak
langsung. Sedangkan variabel moderating adalah variabel yang mempunyai dampak kontijensi yang kuat pada hubungan variabel independent dan dependen. Supomo
1998 Beberapa penelitian yang pernah menggunakan variabel intervening antara
lain, motivasi Brownell dan Mclnnes, 1986; Kennis, 1979; Irawadi, 2005, goal commitment Erex et al.1985 dan beberapa variabel moderating yang pernah
digunakan dalam penelitian adalah Struktur dan kultur organisasi Supomo, 1998; asimetri informasi dan peresponan keinginan sosial Supriyono dan Syakhroza,
2003. Penelitian pengaruh partisipasi anggaran dan kejelasan sasaran anggaran
terhadap kinerja manajerial ini dilakukan di Kawasan Industri Medan I KIM. Penelitian ini dilakukan di KIM I karena perusahaan-perusahaan industri yang ada di
KIM I dapat merupakan representative dari perusahaan yang ada Kota Medan, disamping lebih memudahkan peneliti untuk mengadakan penelitian karena
tempatnya terpusat pada suatu tempat. Manajer yang ada di Perusahaan dalam Kawasan Industri Medan juga
diharapkan dapat mewakili manajer yang ada di Sumatera Utara, hal ini disebabkan situasi dan kondisi budaya yang ada di kawasan Industri Medan hampir sama dengan
kondisi di luar KIM di Kota Medan.
Samuel Abel Tanta Sembiring: Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening pada Kawasan Industri Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian guna mencari bukti empiris seberapa besar pengaruh partisipasi anggaran dan kejelasan
sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial dihubungkan dengan motivasi kerja di Kawasan Industri Medan I, dengan harapan dapat memberikan kontribusi bagi
manajer dalam hal anggaran partisipatif.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian