Lokasi dan Waktu Penelitian Prosedur Pengambilan Data Model dan Teknik analisis Data

indikator yang dikembangkan oleh Mahoney 1963 yang meliputi kegiatan perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, pengaturan staff, negoisasi, perwakilan, pengawasan, dan evaluasi kinerja manajer. Skala pengukuran yang digumakan adalah skala ordinal 1 – 9.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada perusahaan di Kawasan Industri Medan I . Penelitian akan dilakukan selama Juni 2007 sampai dengan Februari 2008 . Penelitian ini dimulai dengan penelitian masalah, studi pendahuluan, penelusuran pustaka, penyusunan instrumen penelitian, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan laporan penellitian.

3.5 Prosedur Pengambilan Data

Di dalam penelitian ini menggunakan data primer yang bersumber dari manajer tingkat atas dan menengah pada perusahaan di Kawasan Industri Medan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner diantar langsung oleh peneliti kepada masing-masing divisi maupun bidang di perusahaan dengan memberi batas 2 dua minggu dengan pertimbangan karena kesibukan para manajer dalam melaksanakan tugasnya. Samuel Abel Tanta Sembiring: Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening pada Kawasan Industri Medan, 2008. USU e-Repository © 2008

3.6 Model dan Teknik analisis Data

Selanjutnya dalam pengolahan data dalam penelitian ini digunakan alat statistik yang terdiri dari : 1. Statistik deskriptif. Hasil ini mendiskripsikan tentang variabel-variabel dengan menggunakan table distribusi frekwensi absolute dengan menghitung angka rata- rata, sebaran dan deviasi standar. 2. Peneliti akan melakukan langkah-langkah pengujian sebagai berikut : a. Uji non response bias untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan data secara sgnitifikan antara hasil data dari responden yang early response dengan late response. b. Uji kualitas data, yang dihasilkan dari penggunaan instrument penelitian dievaluasi melalui realibilitas dan validitas. Uji tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari instrumen yang digunakan. c. Validitas, digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefenisikan suatu variabel . Menilai kevailidan masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir pertanyaan. Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika r-hitung yang merupakan nilai dari Corrcted Item-Total Correlation dari r-tabel. d. Realibilitas, merupakan ukuran suatu kestabilan dan kossistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kostruk-konstruk pertanyaan Samuel Abel Tanta Sembiring: Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening pada Kawasan Industri Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuisioner. Realibilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha dari 0,60. 3. Uji asumsi klasik yaitu : a. Uji normalitas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel bebas dan variabel tidak bebas mempunyai distribusi normal atau tidak . Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian tentang normal tidaknya data dilakukan dengan normal P – Plot. Jika titik-titik data menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Uji multikolinearitas yang bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau adanya variabel bebas yang memiliki kemiripan . Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Pengujian tentang bebas tidaknya data dengan output SPSS nilai collinearity statistic Nilai tolerance dan VIF. Jika variabel independent memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan tolerance tidak kurang dari 0,1 maka tidak terjadi korelasi. c. Uji auto korelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Penilaian ada tidaknya autokorelasi dapat digunakan patokan nilai Durbin Watson hitung mendekati angka 2. Jika nilai Samuel Abel Tanta Sembiring: Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening pada Kawasan Industri Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 Durbin watson mendekati atau sekitar angka 2 , maka model tersebut terbebas dari asumsi klasik autokorelasi , karena angka 2 pada uji Durbin Watson terletak di daerah No Autocorrelation d. Uji heterokedastisitas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas . Asumsi klasik statistic heterokedastisitas dapat dideteksi dari output SPSS gambar scatter-plot. 4. Uji hipotesis Pengujian hipotesis satu akan dipakai analisis regresi sederhana, dengan model sebagai berikut : Y = o + 1.X1 + ë Dimana : Y = Kinerja manajerial, diukur berdasarkan penjumlahan skor o = Konstanta X1 = Partisipasi Anggaran, diukur berdasarkan penjumlahan skor Pengujian hipotesis dua akan dipakai analisis regresi sederhana, dengan model sebagai berikut : Y = o + 2 .X 2 + ë Dimana : Y = Kinerja manajerial, diukur berdasarkan penjumlahan skor X 2 = Kejelasan sasaran anggaran, diukur berdasarkan penjumlahan skor Samuel Abel Tanta Sembiring: Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening pada Kawasan Industri Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 Pengujian hipotesis tiga akan dipakai metode analisis jalur Path Analysis. Untuk menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dengan motivasi sebagai variabel intervening maka akan dilakukan dengan perhitungan berikut : Motivasi p2 p3 Partisipasi Anggaran Kinerja Manajerial p1 Gambar 3.1 Hubungan Partisipasi Anggaran Dengan Kinerja Manajerial Motivasi Sebagai Variabel Intervening Pengaruh langsung partisipasi anggaran ke Kinerja Manajerial = p1 Pengaruh tak langsung Partisipasi anggaran ke Kinerja Manajerial = p2 x p3 Total pengaruh Partisipasi Anggaran ke Kinerja Manajerial = p1 + p2 x p3 - Pengujian hipotesis empat akan dipakai metode analisis jalur Path Analysis. Untuk menguji pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial dengan motivasi sebagai variabel intervening maka akan dilakukan dengan perhitungan berikut : Samuel Abel Tanta Sembiring: Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening pada Kawasan Industri Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 Motivasi p2 p3 Kejelasan sasaran anggaran Kinerja Manajerial p1 Gambar 3.2 Hubungan Kejelasan Sasaran Anggaran Dengan Kinerja Manajerial Motivasi Sebagai Variabel Intervening Pengaruh langsung k. sasaran anggaran ke kinerja manajerial = p1 Pengaruh tak langsung k. sasaran anggaran ke kinerja manajerial = p2 x p3 Total pengaruh k. sasaran anggaran ke kinerja manajerial = p1 + p2 x p3 Pengujian-pengujian dilakukan dengan menggunakan alat bantu spss. Samuel Abel Tanta Sembiring: Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening pada Kawasan Industri Medan, 2008. USU e-Repository © 2008

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Identitas responden

Berdasarkan kuesioner yang disebarkan dan yang diterima kembali maka diperoleh data dengan tingkat pengembalian dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner Jumlah kuesioner yang dikirim 182 Kuesioner yang dikembalikan 175 Kuesioner yang rusak 3 Kuesioner yang dapat digunakan 172 Responden dalam penelitian ini adalah manajer tingkat atas dan menengah pada perusahaan di Kawasan Industri I Medan.

4.1.2 Statistik deskriptif

Statistik deskriptif mendiskripsikan tentang variabel-variabel dengan menggunakan table distribusi frekwensi absolute dengan menghitung angka rata-rata, sebaran dan deviasi standar seperti yang disajikan dalam tabel 4.2 berikut: Variabel partisipasi anggaran diukur dengan tujuh indikator yang terdiri dari enam butir pertanyaan. Skor untuk setiap butir pertanyaan dengan indikator 1 – 7 akan memberikan nilai minimum 6 dan maksimum 42. dari hasil pengembalian Samuel Abel Tanta Sembiring: Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening pada Kawasan Industri Medan, 2008. USU e-Repository © 2008

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, EVALUASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 4 18

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Keadilan Distributif Terhadap Kinerja Manajerial

3 17 66

Pengaruh partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan umpan balik anggaran terhadap kinerja manajerial

1 9 499

PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 4 21

Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dan Motivasi Sebagai Variabel Intervening

0 3 22

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI EMPIRIS PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA TERNATE)

5 57 131

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating(Studi pada PT.

0 1 16

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating(Studi pada PT.

0 2 21

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS ANGGARAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS ANGGARAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey Pada

0 1 14

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN INSTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN INSTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN PARTISIPASI ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi K

0 0 15