Dalam proses penyiapan obat, khususnya untuk obat-obat yang perlu di puyerkan, sebaiknya setiap sebelum melakukan penggerusan alu dan lumpang di
bilas terlebih dahulu supaya tidak terjadi kontaminasi antara satu obat dengan obat yang lain. Untuk penggerusan obat-obat kemoterapi seharusnya tidak dilakukan di
depo, karena akan menyebabkan keterpaparan senyawa obat pada tenaga farmasi yang melakukan peracikan tersebut.
v. Evaluasi dan Pelaporan Pelaporan yang dilakukan di depo Rindu B meliputi laporan mutasi
narkotik, laporan stok opname, laporan kegiatan, laporan pemakaian obat triwulan Ringkasan pembahasan mengenai Depo Rindu B dapat dilihat pada lampiran 1
halaman 69.
e. Sistem Informasi Rumah Sakit SIRS
Sistem informasi rumah sakit SIRS adalah suatu sistem yang berhubungan dengan pengelolaan data, pegumpulan data, penyajian informasi,
analisis dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan
untuk kegiatan rumah sakit. Saat ini RSUP H. Adam Malik telah menggunakan
sistem informasi rumah sakit berbasis komputer yaitu dengan sistem online ke berbagai instalasi. Aplikasi sistem informasi ini membantu setiap instalasi agar
mudah memperoleh pelayanan dan informasi seluruh data, pengolahan data, penyajian informasi, serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk
kegiatan rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit SIRS sangat penting manfaatnya bagi
aktifitas pengelolaan perbekalan farmasi di Depo. Depo farmasi Rindu B
misalnya, melakukan pengadaan perbekalan farmasi dengan mengirim data
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
permintaan perbekalan farmasi ke bagian perbekalangudang melalui SIRS. Kemudian melalui SIRS juga bagian perbekalangudang memberikan feedback
atas permintaan perbekalan farmasi oleh bagian Depo. Bagian Depo farmasi dapat melihat data barang-barang yang ada di bagian perbekalangudang atau data
perbekalan farmasi yang ada di Depo lain sehingga dapat melakukan permintaan barang jika dibutuhkan.
Sistem Informasi Rumah Sakit SIRS dapat memberikan efisiensi dan efektifitas kerja bagi pengelolaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit. Jika
sebelumnya bagian Depo harus meminta informasi ketersediaan perbekalan farmasi ke Pokja Perbekalan dapat langsung melihat di komputer data informasi di
Pokja Perbekalan, maka sekarang dengan adanya SIRS, bagian Depo dapat langsung melihat di komputer. Melalui SIRS, dapat ditelusuri data-data
pengelolaan perbekalan farmasi yang dilakukan oleh depo, seperti data amprahan perbekalan farmasi per bulan yang dilakukan depo ke bagian perbekalangudang
setiap bulannya. Sebagai contoh evaluasi terhadap data amprahan barang dengan menggunakan sistem SIRS dapat dilihat pada lampiran 2,3 dan 4 halaman 68-86.
Hasil evaluasi di atas, dapat dilihat pada Bab pembahasan halaman 57-62.
3.2.5.3 Depo Farmasi IGD
Depo farmasi IGD dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala instalasi farmasi RSUP H. Adam
Malik dan bertugas membantu kepala instalasi farmasi dalam hal mengkoordinasikan, membina, melaksanakan perencanaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi untuk kebutuhan pasien
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
instalasi gawat darurat IGD. Selain itu juga melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan depo farmasi.
3.2.5.4 Depo Farmasi IBP
Kepala Depo Farmasi Instalasi Bedah Pusat sebagai salah satu unsur pelaksana utama Kepala Instalasi Farmasi, bertugas membantu Kepala Instalasi
untuk menyelenggarakan dan mengkoordinasikan terhadap perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pengendalian stok perbekalan
farmasi serta melaksanakan SIRS terhadap kebutuhan perbekalan farmasi
3.3 Instalasi Cental Sterilized Supply Department CSSD