penerangan berupa lampu serta di lengkapi AC. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk ruang penyimpanan, yaitu kondisi ruang yang bocor
seharusnya diperbaiki untuk menjaga obat-obat atau AKHP agar selalu dalam kondisi baik. Selain itu di ruang penyimpanan juga terdapat wastafel, namun
wastafel dalam keadaan rusak, ini merupakan salah hal yang harus menjadi perhatian.
Ruang kepala depo terdapat lemari penyimpanan narkotika, tempat penyimpanan obat-obat termolabil, alat penerangan berupa lampu, telepon, satu
unit komputer dan satu unit meja serta lemari kecil yang digunakan untuk menyimpan surat-surat yang perlu di arsipkan. Yang perlu menjadi perhatian
disini adalah tempat penyimpanan obat-obat termolabil seharusnya dilengkapi dengan alat pengukur suhu thermometer untuk memastikan suhu ditempat
penyimpanan selalu optimal untuk penyimpanan obat-obat termolabil.
d. Pelayanan
Pelayananan Depo Farmasi Rindu B dibagi dua shift, yaitu : - Shift pagi : jam 08.00 – 15.00
- Shift sore : jam 15.00 – 20.00 Depo farmasi Rindu B melayani permintaan dari user Rindu B yang terdiri
dari : Rindu B1 Obgyn, Rindu B2 A Onkologi, Rindu B2 B digestive, urologi, bedah ortopedi, bedah plastik, Rindu B3 Bedah ortopedi untuk pasien
Jamkesmas dan Bedah untuk pasien Askes, Rindu B4, ruang rawat jantung RIC, CVCU Cardio Vascular Care Unit dan VIP.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Pengelolaan perbekalan farmasi yang dilakukan di Depo farmasi Rindu B adalah :
i. Perencanaan Menurut Kepmenkes RI No. 1121MenkesSKXII2008, dalam
merencanakan kebutuhan obat perlu dilakukan perhitungan secara tepat. Perhitungan kebutuhan obat dapat dilakukan dengan menggunakan metode
konsumsi dan atau metode morbiditas. Metode konsumsi adalah metode yang didasarkan atas analisa data
konsumsi obat tahun sebelumnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : - pengumpulan dan pengolahan data
- analisa data untuk informasi dan evaluasi - perhitungan perkiraan kebutuhan obat
- penyesuaian jumlah kebutuhan obat dengan alokasi dana Untuk memperoleh data kebutuhan obat yang mendekati ketepatan, perlu
dilakukan analisa trend pemakaian obat 3 tiga tahun sebelumnya atau lebih. Data yang perlu dipersiapkan untuk perhitungan dengan metode konsumsi:
1. Daftar obat. 2. Stok awal.
3. Penerimaan. 4. Pengeluaran.
5. Sisa stok. 6. Obat hilangrusak, kadaluarsa
7. Kekosongan obat. 8. Pemakaian rata-ratapergerakan obat pertahun.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
9. Waktu tunggu. 10. Stok pengaman.
11. Perkembangan pola kunjungan . Metode morbiditas adalah perhitungan kebutuhan obat berdasarkan pola
penyakit. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah perkembangan pola penyakit, waktu tunggu, dan stok pengaman.
Langkah-langkah perhitungan metode morbiditas adalah : - Menetapkan pola morbiditas penyakit berdasarkan kelompok umur
penyakit. - Menyiapkan data populasi penduduk.
- Menyediakan data masing-masing penyakit pertahun untuk seluruh populasi pada kelompok umur yang ada.
- Menghitung frekuensi kejadian masing-masing penyakit pertahun untuk seluruh populasi pada kelompok umur yang ada.
- Menghitung jenis, jumlah, dosis, frekuensi dan lama pemberian obat menggunakan pedoman pengobatan yang ada.
- Menghitung jumlah yang harus diadakan untuk tahun anggaran yang akan datang Kepmenkes RI no 1121MenkesSKXII2008.
Perencanaan di Depo Farmasi Rindu B dilakukan dengan menggunakan metode konsumsi, dimana perhitungannya dilakukan dengan menggunakan data
setiap tahun 12 bulan. Data penggunaan obat setahun dijumlahkan kemudian ditambahkan 20 stok pengaman.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
ii. Pengadaan Pengadaan di Depo Farmasi Rindu B yaitu dengan melakukan
pengamprahan ke bagian perbekalan di Instalasi Farmasi setiap hari Selasa dan Sabtu.
iii. Penyimpanan Penyimpanan di Depo Farmasi Rindu B sudah sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan dalam Kepmenkes RI No 1197MenkesSKX2004 dan sesuai dengan SOP, yaitu:
- Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya - Dibedakan menurut suhu dan kestabilannya
- Alphabet - FIFO dan FEFO
- Obat Hight Allert kosentrasi tinggi disimpan terpisah dengan obat lain dan di beri label penandaan bulat merah,
Untuk penyimpanan narkotika yaitu di dalam lemari khusus dan terkunci, dan lemarinya diletakkan di ruang Kadepo, namun bentuk dan ukuran lemari
belum memenuhi syarat yang ditetapkan Permenkes No. 28MenkesPer1987. iv. Pendistribusian dan Dispensing
Pendistribusian di Depo Farmasi Rindu B dilakukan dengan beberapa cara yaitu floor stock, emergensi stock dan One Day Dose Dispensing ODDD. Untuk
sediaan floor stock biasanya perawat mengamprahnya setiap 1 minggu sekali ke depo, sediaan emergensi stock yang ada di ruangan perawat apabila telah
digunakan maka perawat langsung meminta ganti kembali sediaan yang dipakai ke depo Rindu B dengan menggunakan KOP Kartu Obat Pasien.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Dalam proses penyiapan obat, khususnya untuk obat-obat yang perlu di puyerkan, sebaiknya setiap sebelum melakukan penggerusan alu dan lumpang di
bilas terlebih dahulu supaya tidak terjadi kontaminasi antara satu obat dengan obat yang lain. Untuk penggerusan obat-obat kemoterapi seharusnya tidak dilakukan di
depo, karena akan menyebabkan keterpaparan senyawa obat pada tenaga farmasi yang melakukan peracikan tersebut.
v. Evaluasi dan Pelaporan Pelaporan yang dilakukan di depo Rindu B meliputi laporan mutasi
narkotik, laporan stok opname, laporan kegiatan, laporan pemakaian obat triwulan Ringkasan pembahasan mengenai Depo Rindu B dapat dilihat pada lampiran 1
halaman 69.
e. Sistem Informasi Rumah Sakit SIRS