121
5.3 Faktor-Faktor Penghambat Kualitas Pelayanan Publik
1.
Kurangnya Sosialisai kepada Masyarakat Sosialisasi merupakan hal yang penting untuk memberi informasi kepada
masyarakat tentang bagaimana tata cara pengurusan atau pembuatan kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan bidang Bukan Penerima Upah BPU Kantor Cabang
Medan dan Kota. Namun, kurangnya sosialisasi kepada masyarakat pekerja informal terkait dengan program-program BPJS Ketenagakerjaan dan persyaratan
pembuatan Kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan khususnya bidang Bukan Penerima Upah BPU menjadi hambatan tersendiri dalam memberikan pelayanan
publik yang maksimal kepada masyarakat. Dengan demikian, hal ini menyebabkan masyarakat kurang mengetahui informasi tentang pelayanan yang
diberikan. Sehingga pelayanan publik khususnya pembuatan Kertu Peserta BPJS Ketenagakerjaan khususnya Bidang Bukan Penerima Upah ini tidak maksimal
terhadap masyarakat.
2.
Kurangnya Jumlah Pegawai Banyaknya jumlah pegawai di suatu organisasi tidak menjamin
memberikan suatu pengaruh positif terhadap implementasi dari sebuahstrategi. Namun dilain sisi kurangnya jumlah pegawai di suatu organisasi juga dapat
menyebabkan terhambatnya pelayanan publik. Jadi dalam melaksanakan pelayanan publik diperlukan jumlah pegwawai sesuai dengan pelayanan publik,
atau yang biasa di sebut juga akan dilakukakan dengan tenaga professional. Tenaga professional dalam hal ini harus mampu melakukan pelayanan publik
dengan baik kepada masyarakat terutama untuk meningkatkan kualitas pelayanan
Universitas Sumatera Utara
122 pembuatan kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan khususnya kepada peserta Bukan
Penerima Upah BPU. Namun, kurangnya jumlah pegawai yang bertanggung jawab pada bidang Bukan Penerima Upah dapat menghambat pelayanan publik
khususnya pelayanan publik yang dilakukan di luar Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Kota.
3.
Kurangnya Kesadaran Masyarakat Kesadaran masyarakat mengenai kelengkapan berkas administrasi sangat
penting demi kelancaran pengurusan suatu pelayanan. Kelengkapan berkas tersebut dimaksudkan sebagai penunjang agar pelayanan publik dapat dilakukan
dengan waktu yang singkat . Namun, kenyataan di lapangan, banyak ditemui masyarakat yang tidak mengetahui arti pentingnya kelengkapan databerkas,
seperti yang sering terjadi adalah masyarakat yang kehilangan KTP. Hal ini dapat membuat pelayanan yang diberikan terganggu, karena pegawai harus mencari
Nomor Induk KTP NIK melalui proses komputerisasi terlebih dahulu untuk kemudian melakukan kelengkapan data admnistrasi ke komputer.
Universitas Sumatera Utara
123
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan