absolut. Cara pandang demikian yang menurut komunitas ini membuat masyarakat miskin itu tetap terbelenggu di jalur kemiskinan itu sendiri. Bagi
mereka memiliki agama akan membatasi untuk bergerak dan berekspresi. Pernyataan informan Ariadi Purba 23 tahun sebagai berikut:
“…kalo lagu yang surga buta itu uda lama bang, sebelum pindah kesini kami itu pas masih di aksara. Itu ada dulu bang beni
namanya. Dia yang buat lagu itu. Sekarang gak tau uda kemana, tapi dia yang buat. Kalo dari liriknya ya bang, itu lagunya
karena banyak orang miskin tapi kasarnya ya “gak tau diri”. Uda tau susah buat makan aja, malah sok ngasih sedekah. Binik
sama anaknya aja gak terkasih dia. Maaf ya bang, kami ini gak percaya yang namanya agama. Bagi kami agama itu banyak
aturan...”
4.4.3 Grafity sebagai Representasi Makna dalam Komunitas Street Punk
Gonzo
Grafity merupakan coret-coret pada dinding yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk dan volume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat
tertentu. Adanya kelas sosial yang terlalu jauh menimbulkan kesulitan bagi masyarakat golongan tertentu untuk mengeksplorasikan kegiatan seninya.
Akibatnya beberapa golongan tersebut menggunakan sarana yang hampir tersedia di seluruh kota yaitu dinding. Biasanya karya ini menunjukkan ketidakpuasan
terhadap golongan sosial pemerintah dan kapitalis yang mereka alami. Dalam Komunitas Street Punk Gonzo, selain fashion dan musik, media
grafity juga dijadikan sebagai media utama dalam merealisasikan bentuk ideologi komunitas Punk. Simbol perlawanan ini diwujudkan untuk merepresentasikan
makna yang bersifat kritik dan pesan sosial. Pada unsur ini grafity merupakan sarana penyampaian bahasa non formal. Grafity digunakan sebagai sarana untuk
mengekspresikan ketakutan terhadap kondisi yang tidak pada jalurnya. Menurut
Universitas Sumatera Utara
komunitas ini, kritik-kritik dan pesan yang disampaikan dalam grafity akan dapat mempengaruhi orang-orang sekitarnya secara persuasif, untuk dapat merasakan
apa yang komunitas ini sampaikan. Adapun bentuk-bentuk grafity yang dibuat Komunitas Street Punk Gonzo sebagai bagian bentuk simbol-simbol perlawanan,
seperti berikut:
Gambar 4.2: Grafity Komunitas Street Punk Gonzo yang berada di Jalan Mandala By Pass Gg. Tengah.
Melalui simbol di atas, Komunitas Street Punk Gonzo ingin merepresentasikan makna kepada orang-orang di sekitarnya untuk berpikir kritis,
ikut melakukan perlawanan seperti hal nya komunitas tersebut. Dengan perantara gambar tersebut, diharapkan terbangunnya pola pikir masyarakat yang tidak apatis
terhadap berbagai aturan, kebijakan, maupun segala bentuk penindasan. Selain itu, pada pesan berikutnya Komunitas Street Punk Gonzo ingin menyampaikan
makna, dicita-citakannya sebuah pelayanan pendidikan dan kesehatan oleh pemerintah yang benar-benar melayani masyarakat tanpa batas-batas status sosial
tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 : Grafity Komunitas Street Punk Gonzo yang berada di Jalan Pukat Banting X dan VII, tidak jauh dari lokasi Jalan
Mandala By Pass.
Melalui simbol di atas, Komunitas Street Punk Gonzo ingin menyampaikan makna kepada orang-orang di sekitarnya untuk turut andil dalam
memberantas tindak korupsi yang terjadi di sekitar mereka. Selain memberantas, pada grafity yang lainnya juga mempengaruhi orang lain di sekitarnya untuk
secara bersama-sama menjauhi tindak korupsi yang menurut Komunitas Street Punk Gonzo merupakan biang kemiskinan di negara ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4 : Grafity Komunitas Street Punk Gonzo yang berada di Jalan Mandala By Pass,
Kompleks Pasar Firdaus. Dalam grafity yang satu ini, salah satu informan Ariadi Purba 23 tahun
menjelaskan bahwa dalam memaknai gambar tersebut tidak akan langsung mudah memahami pesan yang ingin disampaikan. Dalam gambar tersebut, dapat di lihat
tiga orang individu yang terdiri dari seorang raja, prajurit, dan seorang rakyat. Dari gambar juga di lihat bahwa ketiganya terlihat sedang saling mengejar satu
sama lain. Beliau menuturkan bahwa makna yang tersirat melalui gambar tersebut adalah kehidupan masyarakat Indonesia belum sepenuhnya merdeka atau hidup
sebagai manusia yang seutuhnya. Hal ini dikarenakan banyaknya aturan, kesewenang-wenangan, dan hukum negara dalam hal ini pemerintah dan pemilik
modal sebagai pemangku kekuasaan dalam kehidupan masyarakat. Sesuai dengan nilai yang terkandung dalam ideologi Punk itu sendiri, yaitu Anarchy yang
menuntut dihapuskannya suatu bentuk negara atau pemerintahan. Menurut Komunitas Street Punk Gonzo negara atau pemerintahan merupakan wujud dan
alat kediktatoran penguasa yang membatasi masyarakat bertindak di akibatkan
Universitas Sumatera Utara
oleh aturan-aturan dan hukum yang dibentuk oleh negara. Hal tersebut seperti pernyataan informan Ariadi Purba 23 tahun sebagai berikut:
“orang biasa susah mengartikan gambar itu bang. Itu kan coba perhatikan gambarnya, tiga orang. Raja, rakyat, yang tengah
pasukan raja. Itu kejar-kejaran. Hahaha….Maksudnya gini bang. Kita belum ini merdeka, karena aturan-aturan dari pemerintah
makanya rakyat negara ini diam tanpa perlawanan. Berani melawan aparat menghadang. Kan gitu….”
4.4.4 Produk sebagai Representasi Makna dalam Komunitas Street Punk