Faktor Sempitnya Lapangan Pekerjaan

individu tersebut dapat dikatakan bagian dari kelompok. Kelompok pergaulan sangat berpengaruh pada seorang individu, hal ini ditunjukkan pada keputusan seseorang dalam mengambil keputusan menjalani hidup sebagai seorang Punker. Kepribadian seorang individu akan terbentuk berdasarkan lingkungan yang ia tempati. Semakin sering individu tersebut melakukan interaksi dengan individu lain di dalam sebuah lingkungan maka akan semakin terlihat kesamaan sikap dan perilaku individu tersebut seperti lingkungan sekitarnya.

4.3.2.3 Faktor Sempitnya Lapangan Pekerjaan

Rendahnya pendidikan yang dicapai oleh penduduk di negara-negara berkembang disebabkan oleh berbagai faktor. Biaya pendidikan yang mahal dan terus meningkat dianggap sebagai faktor yang utama. Pada umumnya masyarakat di negara berkembang hidup dalam kemiskinan sehingga mereka tidak punya biaya untuk melanjutkan pendidikan anak-anak mereka. Karena itu tidak mengherankan jika banyak ditemukan anak-anak yang seharusnya berada dalam usia sekolah meninggalkan bangku sekolah setelah duduk, untuk membantu orangtua bekerja mencari penghasilan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Apalagi semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin besar pula biaya pendidikan. Akibatnya jumlah penduduk yang bersekolah di tingkat pendidikan tinggi menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan tingkat yang lebih rendah. Rendahnya tingkat pendidikan alhasil juga menjadikan seorang anak atau individu akan sulit berdaya saing di dalam dunia pekerjaan. Terlebih dalam kualifikasi dan kriteria tingkat pendidikan yang harus dipenuhi seorang individu untuk dapat diterima dalam pekerjaan tersebut. Lapangan kerja yang tersedia Universitas Sumatera Utara hanya di sektor informal seperti kuli bangunan, supir, tukang, dan profesi lainnya yang termasuk dalam kriteria pekerjaan “kasar”. Namun, profesi-profesi tersebut tidak selalu dapat menyerap tenaga kerja dengan jumlah skala yang besar. Jumlah lapangan kerja yang tidak diimbangi dengan jumlah tenaga kerja menjadi penyebabnya. Dengan demikian merebaknya jumlah pengangguran. Mengatasi problema tersebut, sebagian masyarakat memiliki alternatif masing-masing untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mulai dari menciptakan lapangan kerja sendiri, tanpa perlu melakukan pelamaran dengan syarat dan kualifikasi tertentu seperti menjadi pengamen, pedagang souvenir, dan pembuatan jasa tatto. Hal ini seperti yang diungkapkan informan Meldi 30 tahun sebagai berikut: “…Kayak mana lah, aku gak sekolah. Cuma tamat SMP. Dulu awak sekolah cabut, gak ada uang buat sekolah. Nyari duit jualan ke pajak. Susah kali nyari kerja kalo tamat SMP ini, semua nolak lah. Kalo pun ada kerja bangunan lah, tapi gak terus ada. Makanya aku ngamen lah, dapat dikit tapi ada hasilnya terus. Selain itu juga jualan gelang, tattoo itu kami. Lumayan lah uangnya. Kadang uangnya itu kami pake rame- rame juga bukan untuk sendiri”. Hal yang sama juga diungkapkan informan Toni 24 tahun seperti: “…Gini lah bang, kerjaan gak ada. Mau kerja apalagi aku. Dulu ada yang nawari kerja pabrik minta bayaran dua juta. Mana ada uangku. Aku tamat SMA memang, ada ijazah ku. Tapi kerjaan yang susah. Ngamen lah gini, duitnya lumayan kerjanya enak. Bukan ngemis kan, tetap kerja namanya. Jadi itu makanya kalo pun ngamen sekalian Punk. Kalo punk itu keluarga, kalo ngamen enggak. Kalo kita gak dapat dari kawan-kawan yang lain dapat juga. Intinya sama-sama menikmati bro…”. Dari data diatas juga diperoleh gambaran, hal yang justru mendukung masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tersebut lebih memilih bergabung dalam komunitas Punk dibandingkan pengamen jalanan ialah bahwa dalam Universitas Sumatera Utara Komunitas Punk diperoleh jaminan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makan meskipun hasil dari usaha secara pribadi tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Jaminan itu diperoleh dari anggota-anggota lain dalam satu komunitas yang memperoleh penghasilan lebih untuk menutupi kebutuhan bersama dalam satu komunitas.

4.4.2.4 Faktor Gaya Hidup

Dokumen yang terkait

EKSISTENSI KOMUNITAS PUNK DI KELURAHAN TITI KUNING KECAMATAN MEDAN JOHO.

0 2 25

PEMAHAMAN KEHIDUPAN SOSIAL DALAM KOMUNITAS PUNK (STUDI DESKRIPTIF PADA KOMUNITAS PUNK MBALAPAN SECENESTER STREET PUNK)DI KOTA BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 17

PEMAHAMAN KEHIDUPAN SOSIAL DALAM KOMUNITAS PUNK (STUDI DESKRIPTIF PADA KOMUNITAS PUNK MBALAPAN SECENESTER STREET PUNK)DI KOTA BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

1 1 14

PEMAHAMAN KEHIDUPAN SOSIAL DALAM KOMUNITAS PUNK (STUDI DESKRIPTIF PADA KOMUNITAS PUNK MBALAPAN SECENESTER STREET PUNK)DI KOTA BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 23

Makna Simbolik dalam Komunitas Punk. Studi Kasus: Komunitas Street Punk Gonzo di Jalan Mandala By Pass Kelurahan Bandar Set Kecamatan Medan Tembung

0 0 10

Makna Simbolik dalam Komunitas Punk. Studi Kasus: Komunitas Street Punk Gonzo di Jalan Mandala By Pass Kelurahan Bandar Set Kecamatan Medan Tembung

0 0 1

Makna Simbolik dalam Komunitas Punk. Studi Kasus: Komunitas Street Punk Gonzo di Jalan Mandala By Pass Kelurahan Bandar Set Kecamatan Medan Tembung

0 0 14

Makna Simbolik dalam Komunitas Punk. Studi Kasus: Komunitas Street Punk Gonzo di Jalan Mandala By Pass Kelurahan Bandar Set Kecamatan Medan Tembung

0 0 9

Makna Simbolik dalam Komunitas Punk. Studi Kasus: Komunitas Street Punk Gonzo di Jalan Mandala By Pass Kelurahan Bandar Set Kecamatan Medan Tembung

0 0 3

Makna Simbolik dalam Komunitas Punk. Studi Kasus: Komunitas Street Punk Gonzo di Jalan Mandala By Pass Kelurahan Bandar Set Kecamatan Medan Tembung

0 0 2