digunakan dan diinterpretasikan secara kualitatif untuk menganalisis permasalahan tersebut.
Interpretasi data dimulai dengan seluruh data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini baik melaui observasi, wawancara, dokumentasi dan cataan
dilapangan akan diinterprestasikan berdasarkan dukungan teori dalam kajian pustaka, kemudian data tersebut akan diatur, diurutkan, dikelompokkan ke dalam
kategori, pola atau uraian tertentu. Disini peneliti akan mengelompokkan data- data yang diperoleh dari hasil wawancara dan sebagainya, selanjutnya akan
dipelajari dan ditelaah secara saksama agar diperoleh hasil atau kesimpulan yang baik dan sampai pada akhirnya menjadikan laporan penelitian.
3.6 Jadwal Kegiatan
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
No Jadwal Kegiatan
Bulan Ke- 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1. Pra Proposal
√ 2.
ACC Judul √
3. Penyusunan Proposal
Penelitian √
√ √
4. Seminar Proposal
Penelitian √
5. Revisi Proposal
Penelitian √
√ √
6. Operasional Penelitian
√ √
7. Pengumpulan dan
Analisis Data √
√ 8.
Bimbingan Skripsi √
√ √
Universitas Sumatera Utara
9. Penulisan Laporan
Penelitian √
√ √
10. Sidang Meja Hijau
√
3.7 Keterbatasan Penelitian
Setiap orang pasti memiliki banyak keterbatasan yang berbeda-beda, begitu juga dengan peneliti yang memiliki banyak keterbatasan dalam penelitian
ini. Adapun yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1.
Faktor internal, yaitu keterbatasan yang berasal dari diri peneliti sendiri yakni sedikitnya literatur yang diperoleh peneliti, peneliti memiliki
keterbatasan waktu dan kemampuan sehingga kurang mengerti dalam menjabarkan permasalahan penelitian ke dalam teori. Dalam penelitian ini,
peneliti belum dapat mendeskripsikan secara mendalam mengenai masalah yang diteliti, sehingga analisis mengenai masalah tersebut belum
maksimal. 2.
Faktor eksternal, yaitu berupa kendala-kendala yang ditemukan dan muncul dari luar peneliti, seperti kendala waktu khususnya informan
Komunitas Punk yang hanya dapat meluangkan waktu pada malam hari dengan peneliti, sehingga intensitas pertemuan antara peneliti dengan
informan harus memanfaatkan waktu pertemuan yang singkat. Biaya yang cukup besar yang harus peneliti keluarkan setiap kali melakukan
pertemuan dengan informan, sebagai bentuk penghargaan terhadap kelompoknya. Selain itu, keterbatasan lainnya terdapat beberapa informan
yang memiliki sikap kurang terbuka dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti, serta tidak diperolehnya izin
Universitas Sumatera Utara
dari informan khususnya Komunitas Street Punk Gonzo dalam melakukan dokumentasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Lokasi Berkumpul
Komunitas Street Punk Gonzo memiliki dua lokasi yang biasa mereka gunakan sebagai lokasi berkumpul atau istilah yang biasa komunitas ini gunakan
yaitu “ngetem” atau “nongkrong” sejak tahun 2014 silam. Pertama yaitu lokasi Jalan Mandala By Pass, di sekitar pelataran toko, tepatnya di persimpangan empat
antara jalan Mandala By Pass, Jalan Letda Sudjono, dan Jalan Kapten Selamat Ketaren, Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung. Lokasi ini
dijadikan sebagai lokasi utama karena di wilayah ini pula aktivitas-aktivitas Komunitas Street Punk Gonzo berlangsung seperti mengamen, menggunakan
“gelek” dan alkohol, mengatur lalu lintas, dan aktivitas lainnya. Di sekitar lokasi ini terdapat sebuah pasar tradisional dan modern yaitu masing-masing Pasar
Firdaus dan Ramayana di Jalan Aksara. Sedangkan untuk lokasi berkumpul lainnya yaitu di Jalan Stadion Teladan Medan, dimana di lokasi ini Komunitas
Street Punk Gonzo memasarkan produk-produk yang komunitas hasilkan seperti jasa pembuatan tattoo dan aksesoris.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1: Peta Lokasi Jalan Mandala By Pass, lokasi utama
berkumpulnya Komunitas Street Punk Gonzo.
4.1.2 Komunitas Street Punk Gonzo Berdasarkan Usia
Masyarakat yang tergabung dalam Komunitas Street Punk Gonzo umumnya berasal dari kelompok usia remaja hingga dewasa berusia sekitar 19-30
tahun. Sementara itu, untuk jumlah anggota dalam komunitas ini tidak dapat diketahui secara valid jumlahnya dikarenakan status komunitas yang tidak
terdaftar secara formal, serta jumlah anggota komunitas yang terkadang mengalami penambahan maupun pengurangan. Jumlah anggota yang tidak stabil
tersebut disebabkan oleh kehidupan Punker yang nomaden, berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya yang justru pula mempertemukan anggota-anggota
Komunitas Street Punk Gonzo di lokasi saat ini. Akan tetapi, berdasarkan informasi yang diperoleh terdapat 18 orang anggota komunitas yang bergabung
hingga saat ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Komunitas Street Punk Gonzo Berdasarkan Usia
No Nama Anggota
Usia Tahun
1. Ariadi Purba
23 2.
Budi 25
3. Meldi
30 4.
Simon 23
5. Boy Siahaan
25 6.
Toni 24
7. Yuda
19 8.
Togi 21
9. Dori
21 10.
Lainnya 8 anggota -
Jumlah Anggota 18
Sumber: Wawancara Penelitian 4.1.3
Komunitas Street Punk Gonzo berdasarkan Daerah Asal
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diperoleh bahwa anggota-anggota Komunitas Street Punk Gonzo sebagian besar berasal dari wilayah daerah luar
Kota Medan, seperti Kisaran, Stabat, Rantau Parapat, Binjai, Lubuk Pakam, dan wilayah lainnya. Untuk lebih terperinci dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Komunitas Street Punk Gonzo Berdasarkan Daerah Asal
No Nama Anggota
Daerah Asal
1. Ariadi Purba
Binjai 2.
Budi Medan
3. Meldi
Kisaran 4.
Simon Rantau Parapat
5. Boy Siahaan
Medan 6.
Toni Stabat
7. Yuda
Lubuk Pakam 8.
Togi Stabat
9. Dori
Medan 10.
Lainnya 8 anggota -
Jumlah Anggota 18
Sumber: Wawancara Penelitian 4.1.4
Komunitas Street Punk Gonzo berdasarkan Profesi
Komunitas Street Punk Gonzo selain memiliki aktivitas-aktivitas di dalam kelompok internalnya, masing-masing anggota juga memiliki profesi lainnya yang
mendukung dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, seperti dalam tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Komunitas Street Punk Gonzo Berdasarkan Profesi
No Nama Anggota
Profesi
1. Ariadi Purba
Mahasiswa 2.
Budi Pedagang Souvenir dan Jasa Tatto
3. Meldi
Pengamen 4.
Simon Buruh Bangunan
5. Boy Siahaan
Pengamen 6.
Toni Pengamen
7. Yuda
Pegawai Toko 8.
Togi -
9. Dori
Buruh Bangunan 10.
Lainnya 8 anggota -
Jumlah Anggota 18
Sumber: Wawancara Penelitian 4.1.5
Komunitas Street Punk Gonzo Berdasarkan Lamanya menjadi Punker
Terbentuknya Komunitas Street Punk Gonzo didasari dari adanya konsensus yang lahir dari beberapa anggota komunitas yang sejak lama menjalani
hidup sebagai seorang Punker. Hal ini dilihat berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian anggota dalam Komunitas Street Punk Gonzo
merupakan Punker yang berasal dari komunitas-komunitas lainnya sesuai dengan kehidupan Punker yang nomaden, dan juga dengan melihat rentang waktu
Universitas Sumatera Utara
terbentuknya Komunitas Street Punk Gonzo yang baru terbentuk sejak tahun 2014 silam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Komunitas Street Punk Gonzo Berdasarkan Lamanya menjadi Punker
No Nama Anggota
Jenjang Waktu Tahun
1. Ariadi Purba
± 10 2.
Budi ± 5
3. Meldi
± 6 4.
Simon ± 3
5. Boy Siahaan
± 6 6.
Toni ± 5
7. Yuda
± 1 8.
Togi ± 1
9. Dori
± 1,5 10.
Lainnya 8 anggota -
Jumlah Anggota 18
Sumber: Wawancara Penelitian
Universitas Sumatera Utara
4.2 Profil Informan
1. Informan Kunci Pimpinan Komunitas Street Punk Gonzo
Nama : Ariadi Purba
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 23 Tahun
Asal Daerah : Binjai
Pekerjaan : Mahasiswa
Pendidikan terakhir : SMA Lama menjadi Punker: ± 10 tahun
Ariadi Purba dikenal sebagai pimpinan dalam Komunitas Street Punk Gonzo ini. Meskipun menurutnya tidak ada kasta ketua, pimpinan, bos, atau raja
dalam Punk, yang senada dengan pengertian Punk sendiri yaitu “Public United Not Kingdom” atau Kesatuan masyarakat tanpa penguasapemimpin. Hanya saja
karena pengetahuannya mengenai ideologi Punk lebih dari teman-teman se- komunitas, maka ia di posisikan seperti hal nya pemimpin di dalam komunitas
tersebut. Peneliti melakukan wawancara dengan informan ini pada malam hari
sekitar pukul 21.00 WIB di pinggiran toko sekitar Jalan Mandala By Pass, tempat yang biasa komunitas Street Punk Gonzo jadikan lokasi berkumpul, setelah dua
hari sebelumnya peneliti tidak berjumpa dengan informan ini. Cukup sulit untuk bertemu informan ini, dikarenakan hingga saat ini ia juga aktif kuliah di salah satu
universitas swasta di Kota Medan. Nama Gonzo sendiri menurut informan berikut ini tidak memiliki makna sama sekali. Hanya saja ketika sering berkumpul
komunitas ini sering melakukan aktivitas minum alkohol dan memakai ganja.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga banyak anggota komunitas ini terbiasa menyebut mereka sebagai bagian dari komunitas Punk yang sering memakai ganja, hingga lama-kelamaan
kelompok ini terbiasa menyebut Komunitas Punk Gonzo. Menurut pengakuan Adi, panggilan akrabnya, ia mulai tertarik dengan Komunitas Punk sejak duduk di
bangku Sekolah Dasar SD. Saat itu ia tinggal di daerah Binjai. Sejak kedua orangtua nya meninggal dunia akibat kecelakaan pada saat ia masih SMP, Adi
diasuh nenek dan pamannya yang hingga kini tinggal di Tembung Pasar X. Semenjak saat itu pula ia mengaku betul-betul terjun mempelajari tentang
kehidupan Punk, ketika bentuk keluarga ayah dan ibu tidak lagi ia dapatkan, maka ia menemukan keluarga yang baru yaitu nenek dan pamannya.
Awalnya ia bergabung dengan Komunitas Punk yang berlokasi di Jalan Aksara Kota Medan. Ia mengenal dan bergabung dengan Komunitas Punk di
lokasi tersebut dari seorang pamannya sendiri yang saat itu memang sudah lebih dulu bergabung. Adi mengakui betul-betul menikmati menjadi seorang Punker,
terlebih ketika ia mempelajari secara mendalam mengenai ideologi Punk itu sendiri seperti Do it Yourself DIY dan Anarchy serta anti kemapanan.
Menurutnya, Do it Yourself mengajarkan kita untuk hidup secara mandiri tanpa ketergantungan dari pihak atau siapapun. Dengan kata lain seperti yang
diungkapkan Soekarno “Berdiri diatas kaki sendiri Berdikari”. Anarchy yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, yang menurutnya negara
merupakan bentuk penguasa diktator, yang membuat peraturan bersifat memaksa dan membatasi masyarakat untuk pilihannya sendiri. Serta anti kemapanan yang
menurut komunitas mereka masyarakat umumnya pada saat ini hidup dengan
Universitas Sumatera Utara
materialistis dan berupaya menguasai orang lain, juga terlalu mengikuti budaya- budaya yang dibentuk oleh kapitalis.
Informan menyatakan Komunitas Street Punk Gonzo sebelumnya merupakan komunitas yang berada di Jalan Aksara. Namun, akibat keributan
diantara sesama Punker memaksa komunitas ini berpindah ke lokasi yang sekarang yaitu Jalan Mandala By Pass. Tujuan dari Komunitas ini adalah untuk
melawan segala bentuk penindasan, menuntut kebebasan dan melawan segala bentuk penguasa-penguasa.
Menurut informan, tidak ada aturan yang mengharuskan seorang Punker harus menggunakan fashion atau aksesoris selayaknya seorang Punker. Karena
menurutnya Punk itu dimaknai dalam jiwa dan perbuatan, bukan sebatas gaya. Informan yang seorang mahasiswa, juga mengkondisikan fashion dan aksesoris
yang berlaku di kampusnya, sehingga tidak harus menggunakan penampilan yang khusus. Namun menurutnya, setiap atribut yang digunakan Punker mempunyai
nilai filosofi tersendiri, terkhusus bagi Komunitas Street Punk Gonzo para Punker umumnya menggunakan celana yang ketat yang dimaknai sebagai himpitan hidup
yang terjadi masyarakat khususnya di Indonesia saat ini. Celana dan baju yang robek dimaknai sebagai kebebasan bergerak di tengah situasi yang sempit atau
memenjarakan masyarakat. Sepatu boot dimaknai sebagai perlawanan terhadap militer yang merupakan prajurit pemerintah dengan melalui perlawanan dari
bawah. Rambut yang di cat dimaknai sebagai keberagaman identitas ataupun kelompok di masyarakat seperti hal nya pelangi. Emblem atau stiker kain tempel
dimaknai sebagai bentuk keprihatinan terhadap kemiskinan yang menggambarkan tidak berdayanya dalam membeli pakaian. Rantai, kalung dan gelang serta warna
Universitas Sumatera Utara
hitam sebagai dimaknai sebagai simbol solidaritas. Tato, tindik, dan pearching dimaknai sebagai penguasaan absolut atas tubuh sendiri tanpa ada campur tangan
dari apapun. Informan juga menambahkan bahwa semakin lebar tindikan yang digunakan Punker maka semakin luas dan panjang perjalanan hidup Punker
tersebut. Selain itu jenis musik yang dimainkan Komunitas Street Punk Gonzo tidak
mementingkan nada namun lebih memprioritaskan lirik lagu yang disampaikan kepada orang lain. Isi lagu yang disampaikan lebih bersifat kritik sosial sesuai
kondisi di Indonesia. Musik itu dimainkan saat Punker mengamen mencari makan. Selain itu bentuk-bentuk perlawanan simbolik lainnya yang dilakukan
Komunitas Street Punk Gonzo dilakukan dengan bentuk grafity coretan-coretan tembok, dan menghasilkan produk-produk yang dihasilkan komunitas seperti
emblem, sablon, gelang, kalung, dan jasa pembuatan tatto. Kegiatan itu dimaknai sebagai bentuk kritik terhadap masyarakat umumnya yang hanya tergantung
terhadap pemilik modal dalam bermatapencaharian buruh. Informan juga menambahkan beberapa aktivitas yang dilakukan Komunitas Street Punk Gonzo
diantaranya minum alkohol dan “gelek” bersama serta mengatur lalu lintas. Kegiatan itu dimaknai sebagai bentuk solidaritas diantara sesama Punker dan
kritik terhadap aparatur negara yang seharusnya memiliki tanggung jawab mengatur lalu lintas.
2. Informan Biasa Anggota Komunitas Street Punk Gonzo
Nama : Budi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Universitas Sumatera Utara
Umur : 25 Tahun
Asal Daerah : Medan
Pekerjaan : Wiraswasta Pedagang Souvenir dan Jasa
Tatto Pendidikan terakhir : SMA
Lama menjadi Punker: ± 5 tahun Informan berikut ini peneliti temui di lokasi usaha Komunitas Street Punk
Gonzo yaitu di pinggiran Jalan Stadion Teladan. Peneliti melakukan wawancara pada malam hari disaat ia sedang berdagang. Ia memaparkan bahwa ia sejak lama
sudah menjalani hidup sebagai seorang Punker. Awalnya komunitas ini berada di Jalan Aksara, namun karena keributan pada saat itu, komunitas ini membagi
wilayah yaitu Komunitas Punk yang berada di Jalan Aksara dan Komunitas Punk di Jalan Mandala By Pass. Awalnya informan bergabung dengan komunitas ini
adalah diajak oleh teman sepermainannya sekitar lima tahun yang lalu. Saat itu ia belum memahami bagaimana makna yang terkandung dalam aktivitas dan
kehidupan Punk, tetapi justru mengikuti tren. Namun, sejak informan mengenal salah seorang teman yang juga seorang Punker disaat itu pula ia mulai mengenal
bagaimana menjalani kehidupan sebagai seorang Punker hingga saat ini. Menurut Budi, fashion dan aksesoris yang digunakan anggota komunitas
Street Punk Gonzo bermacam-macam. Mulai dari tindik, rantai, sepatu boot, celana ketat, rambut Mohawk, gelang dan lain-lain. Selain itu bentuk aktivitas
Komunitas ini antara lain meminum minuman keras, mengatur lalu lintas, mengamen, menggambar grafity di tembok, menjual produk-produk.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan dari fashion dan aktivitas yang dilakukan Komunitas Street Punk Gonzo ini menurutnya yaitu untuk memberikan perlawanan terhadap segala
bentuk penindasan, baik dari pemerintah maupun dari penguasa-penguasa.
3. Informan Biasa Anggota Komunitas Street Punk Gonzo
Nama : Meldi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 30 Tahun
Asal Daerah : Kisaran
Pekerjaan : Pengamen
Pendidikan terakhir : SMP Lama menjadi Punker: ± 6 tahun
Informan berikut merupakan informan tertua yang berasal dari Komunitas Street Punk Gonzo. Peneliti juga menemui informan ini di tempat yang sama dan
pada saat yang sama pula dengan informan sebelumnya yaitu Budi. Meldi mengaku sudah sekitar enam tahun bergabung dalam Komunitas Punk. Ia berasal
dari Kisaran. Awalnya ia bergabung dengan komunitas yang berada di Jalan Gatot Subroto. Seperti hal nya kehidupan Punker yang berpindah-pindah, ia bertemu
dengan Komunitas Street Punk Gonzo ini. Penerimaan anggota Komunitas ini membuat Meldi bertahan lama di lokasi tersebut.
Menurutnya, atribut yang digunakan Komunitas Punk memang memiliki arti tersendiri sesuai dengan kondisi di sekitarnya. Bagi Komunitas Street Punk
Gonzo sendiri sepatu boot dimaknai sebagai bentuk perlawanan yang harus dilawan dengan kerasnya sepatu boot itu juga. Celana ketat yang dimaknai
Universitas Sumatera Utara
sebagai bentuk kerasnya hidup yang dialami masyarakat miskin saat ini yang begitu mencekik. Rantai sebagai simbol solidaritas dan kesamarataan. Emblem
yang dimaknai sebagai bentuk kesulitan dalam membeli barang akibat harga yang tinggi, sehingga upaya yang dilakukan hanya mengoptimalkan barang seadanya.
Bentuk aktivitas lainnya antara lain mengamen, menggambar grafity, serta mengatur lalu lintas yang biasa komunitas ini sebut sebagai “Polisi Gopek”.
Namun, aktivitas itu bukan tanpa makna, melainkan juga memberikan kritik sosial terhadap segala bentuk yang bertentangan dengan ideologi Punk itu sendiri.
4. Informan Biasa Anggota Komunitas Street Punk Gonzo
Nama : Simon
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 23 Tahun
Asal Daerah : Rantau Parapat
Pekerjaan : Buruh Bangunan
Pendidikan terakhir : SMA Lama menjadi Punker: ± 3 tahun
Informan ini peneliti jumpai di sebuah warung kecil saat ia sedang membeli di sekitar lokasi penelitian. Informan ini awalnya terkesan menolak
keinginan peneliti untuk mewawancarainya. Namun karena izin yang telah peneliti dapatkan dari salah satu informan yaitu Ariadi, maka informan ini pun
bersedia memberikan waktunya. Ia mulai bergabung dengan Komunitas Street Punk Gonzo sekitar tiga tahun yang lalu, pada saat komunitas ini berada di Jalan
Aksara Kota Medan. Ia mengaku berasal dari keluarga yang broken home. Konflik
Universitas Sumatera Utara
yang terjadi diantara sesama Komunitas Punk membuat komunitas ini berbagi wilayah yaitu Jalan Mandala By Pass dan Jalan Aksara. Namun, menurutnya
konflik itu tidak membuat mereka sesama Komunitas Punk bermusuhan satu sama lain. Karena menurutnya, Punk tetap satu keluarga.
Komunitas Street Punk Gonzo menurut informan ini memaknai fashion dan musik sebagai jalan kritik sosial terhadap pemerintah dan kapitalis. Celana
ketat dimaknai sebagai kesempitan dalam menjalani hidup akibat sistem-sistem yang dibentuk pemerintah dan kapitalis. Gelang dan rantai sebagai simbol
solidaritas, rambut yang di cat berwarna yang dimaknai sebagai keragaman budaya dan masyarakat, tattoo dan tindik yang dimaknai sebagai penguasaan
tubuh oleh individu tanpa ada paksaan dari orang lain ataupun pemerintah. Selain itu, bentuk musik yang dimainkan Komunitas Punk Gonzo juga
menyampaikan isi lagu yang menyinggung pemerintah dan kapitalis. Minuman alkohol yang diminum bersama-sama oleh komunitas ini juga melambangkan
kesolidan diantara Komunitas Punk. Bentuk solidaritas itu juga terbentuk melalui tradisi yang dilakukan komunitas ini.
5. Informan Biasa Anggota Komunitas Street Punk Gonzo
Nama : Boy Siahaan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 25 Tahun
Asal Daerah : Medan
Pekerjaan : Pengamen
Pendidikan terakhir : SMA
Universitas Sumatera Utara
Lama menjadi Punker: ± 6 tahun Boy Siahaan adalah salah satu anggota Komunitas Street Punk Gonzo
yang sejak lama telah bergabun g. Ia bergabung sejak komunitas ini masih mendiami lokasi Jalan Aksara Kota Medan. Peneliti melakukan wawancara
dengan informan berikut ini di lokasi tempat ia mengamen yaitu di Jalan Mandala By Pass. Ia sangat terbuka dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan.
Sehari-harinya beliau bekerja sebagai pengamen, dikarenakan menurutnya ia tidak mau bekerja dibawah tekanan orang lain.
Ia mengenal Punk sejak ia duduk di bangku Sekolah menengah Atas sekitar kelas dua. Saat itu ia bergaul dengan teman-teman yang juga
berkepribadian sebagai seorang Punker. Menurutnya kehidupan seperti sekarang ini lebih baik dari kehidupan sebelumnya saat tinggal bersama orangtuanya.
Terlebih menurutnya kehidupan bersama orang tua nya yang keras, membatasi dan bertentangan dengan kepribadian nya yang menuntut kebebasan. Kegiatan
yang dilakukan komunitas ini beragam mulai dari mengamen, jasa tato, menjual produk, “Polisi Gopek”, dan banyak hal lainnya.
6. Informan Biasa Anggota Komunitas Street Punk Gonzo
Nama : Toni
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 24 Tahun
Asal Daerah : Stabat
Pekerjaan : Pengamen
Pendidikan terakhir : SMA
Universitas Sumatera Utara
Lama menjadi Punker: ± 5 tahun Toni biasa dipanggil akrab, adalah salah satu anggota Komunitas Punk
Gonzo yang sejak lama telah bergabung. Ia bergabung sejak komunitas ini masih mendiami lokasi Jalan Aksara Kota Medan. Peneliti melakukan wawancara
dengan informan berikut ini di lokasi tempat ia mengamen yaitu di Jalan Mandala By Pass. Ia sangat tertutup dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan.
Sehari-harinya beliau bekerja sebagai pengamen, dikarenakan menurutnya ia tidak memiliki pekerjaan lain.
7. Informan Biasa Anggota Komunitas Street Punk Gonzo
Nama : Yuda
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 19 Tahun
Asal Daerah : Lubuk Pakam
Pekerjaan : Pegawai Toko
Pendidikan terakhir : SMA Lama menjadi Punker: ± 1 tahun
Yuda adalah salah satu anggota Komunitas Punk Gonzo yang baru bergabung. Ia bergabung sejak komunitas ini pertama kali berada di Jalan
Mandala By Pass. Ia mengaku bergabung karena tertarik dengan fashion Punk itu sendiri tanpa mengetahui maknanya. Peneliti melakukan wawancara dengan
informan berikut ini di lokasi tempat yang biasa komunitas ini jadikan sebagai lokasi berkumpul. Ia sangat tertutup dalam menjawab semua pertanyaan yang
Universitas Sumatera Utara
diajukan. Sehari-harinya beliau bekerja sebagai pegawai toko di Jalan Serdang, Medan.
8. Informan Biasa Anggota Komunitas Street Punk Gonzo
Nama : Togi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 21 Tahun
Asal Daerah : Stabat
Pekerjaan : -
Pendidikan terakhir : SMA Lama menjadi Punker: ± 1 tahun
Informan yang satu ini juga belum lama bergabung dengan Komunitas Street Punk Gonzo. Ia peneliti jumpai di tempat lokasi komunitas berkumpul yaitu
di Jalan Mandala by Pass sekitar pukul sembilan malam pada saat hanya ada dua orang Punker di lokasi tersebut. Ia mengaku bergabung dengan komunitas ini
hanya sebatas ajang berkumpul, dan mencari teman. Menurutnya keberadaan komunitas Punk menjadi hal yang popular di tengah masyarakat. Ia mengaku
berasal dari Stabat, Langkat. Ia saat ini tinggal di Bandar Selamat bersama saudara laki-lakinya.
9. Informan Biasa Anggota Komunitas Street Punk Gonzo
Nama : Dori
Jenis Kelamin : Laki-laki
Universitas Sumatera Utara
Umur : 21 Tahun
Asal Daerah : Medan
Pekerjaan : Buruh bangunan
Pendidikan terakhir : SMA Lama menjadi Punker: ± 1,5 tahun
Informan yang satu ini juga belum lama bergabung dengan Komunitas Street Punk Gonzo. Ia peneliti jumpai di tempat lokasi komunitas berkumpul yaitu
di Jalan Mandala by Pass sekitar pukul sembilan malam pada saat hanya ada ia dan Punker lainnya bernama Togi di lokasi tersebut. Menurutnya style Punk saat
ini populer di masyarakat, dan hal tersebut menjadi daya tarik ia bergabung. Ia mengaku merupakan masyarakat yang tinggal di Jalan Mandala By Pass Gg.
Tengah. Informan ini terlihat tertutup dalam menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan.
10. Informan Biasa Lurah Kelurahan Bandar Selamat
Nama : Muktar Lubis, SE
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 52 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Kepala Kelurahan Bandar Selamat
Pendidikan terakhir : S1 Manajemen Bapak Muktar Lubis adalah kepala lurah Kelurahan Bandar Selamat
Kecamatan Medan Tembung dan telah menjabat sebagai kepala lurah selama kurang lebih selama dua setengah tahun. Bapak ini sebagai kepala lurah yang ke
Universitas Sumatera Utara
13 semenjak pemerintahan kelurahan ini tidak lagi sebagai desa tapi sudah berstatus sebagai kelurahan.
Peneliti melakukan wawancara dengan lurah tersebut di Kantor Kelurahan Bandar Selamat pada siang hari sekitar pukul 14.00 WIB selepas waktu istirahat.
Beliau menyambut peneliti dengan terbuka. Pada saat sesi wawancara dilakukan dilihat dari cara beliau menjawab pertanyaan, terlihat beliau menjawab pertanyaan
yang diajukan secara terbuka. Namun, dari informasi yang diperoleh Kepala Kelurahan Bandar Selamat ini kurang mengetahui secara keseluruhan dari
beberapa pertanyaan yang peneliti tanyakan seputar Komunitas Punk yang berada di wilayah kelurahan yang saat ini ia pimpin.
Menurut beliau, setahun belakangan ini Komunitas Punk tersebut memang terlihat eksis di Jalan Mandala By Pass, tepatnya di persimpangan empat antara
Jalan Mandala By Pass, Jalan Letda Sudjono, serta Jalan Selamat. Komunitas ini berdasarkan informasi yang beliau peroleh dari masyarakat lainnya, berasal dari
Komunitas Punk yang ada di Jalan Aksara. Mereka berpindah dari Jalan Aksara ke Jalan Mandala By Pass dikarenakan terjadinya keributan di antara Komunitas
Punk Jalan Aksara beberapa tahun lalu. Keributan itu menurut beliau terjadi karena perebutan wilayah untuk mencari makan, khususnya untuk mengamen
yang juga merupakan sumber penghasilan mereka. Menurut beliau, daya tarik masyarakat untuk menjadi Punk dan menjadi
anggota Komunitas Punk tersebut, tidak lain karena putus sekolah yang akhirnya tidak memiliki masa depan sehingga memilih Punk sebagai pelarian. Orangtua
yang terlalu otoriter dalam membimbing anak juga salah satunya, sehingga anak
Universitas Sumatera Utara
tersebut memilih untuk hidup bebas tanpa tekanan dari siapapun termasuk orangtuanya.
Aktivitas dari komunitas ini menurut beliau mengamen, mengatur lalu lintas saat lampu lalu lintas mati, juga menjual produk-produk kerajinan yang
Komunitas Punk hasilkan. Selain itu dari sisi negatif yaitu mabuk-mabukan, narkoba, serta juga membuat takut banyak masyarakat akibat penampilan mereka.
Dari segi fashion atau aksesoris menurut Bapak Muktar Lubis yaitu celana dan baju yang koyak dan ketat, sepatu boot, gelang dan kalung rantai, tindik,
pearching, serta rambut Mohawk yang di cat berwarna. Namun, ketika peneliti menanyakan mengenai makna, fungsi serta tujuan dari aktivitas dan
fashionaksesoris dari Komunitas Punk tersebut, beliau mengaku hingga saat ini belum mengetahui sama sekali.
Diakhir wawancara peneliti menanyakan tentang tanggapan dan harapan beliau selaku pemimpin terhadap Komunitas Punk di Jalan Mandala By Pass.
Beliau menjawab bahwa apapun bentuk kegiatan masyarakat selalu didukung selagi itu positif, terutama terkait dengan aksi sosial seperti mengatur lalu lintas
yang dilakukan Komunitas Punk tersebut. Selain itu ia juga mengharapkan bentuk-bentuk aksi sosial lainnya yang secara langsung dapat menambah nilai
positif komunitas tersebut dalam masyarakat.
11. Informan Biasa Masyarakat Sekitar Lokasi
Nama : Drs. Abdul Arfan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 48 Tahun
Universitas Sumatera Utara
Agama : Islam
Pekerjaan : Staf Kelurahan Bantan Kecamatan Medan
Tembung Pendidikan terakhir : S1
Informan berikut ini merupakan masyarakat yang bekerja di Kantor Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung. Beliau yang setiap harinya
berada sekitar lokasi Komunitas Punk Gonzo berkumpul cukup mengetahui tentang keberadaan komunitas ini. Menurut beliau komunitas ini muncul eksis di
Jalan Mandala By Pass sekitar tahun 2014 yang lalu. Komunitas ini menamakan mereka Komunitas Punk Gonzo. Berdasarkan informasi yang beliau dapatkan
langsung dari anggota komunitas tersebut, para anggota komunitas rata-rata berasal dari luar Kota Medan seperti Binjai, Kisaran dan Labuhan batu. Mereka
berkumpul di Jalan Aksara dan kemudian berpindah ke Jalan Mandala By Pass hingga saat ini.
Menurut beliau aksesoris yang digunakan Komunitas ini antara lain pakaian yang ketat, tatto, rambut Mohawk, rantai, jacket, tindik, dan sebagainya.
Namun ketika peneliti menanyakan tentang makna yang terkandung dalam aksesoris tersebut, informan ini tidak mengetahui makna yang tersebut. Namun,
hal positif yang perlu dilihat dari Komunitas Punk Gonzo menurutnya ialah kesediaan komunitas tersebut untuk turut membantu dalam mengatur lalu lintas
ketika terjadi macet di sekitar lokasi penelitian.
Universitas Sumatera Utara
12. Informan Biasa Masyarakat Sekitar Lokasi
Nama : Masriani
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 50 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang Sayur
Pendidikan terakhir : SMA
Ibu berumur setengah abad ini biasa berjualan di Pasar Firdaus Jalan Mandala By Pass Kelurahan Bantan. Lokasi pasar yang berbatasan langsung
dengan Kelurahan Bandar Selamat persis di lokasi tempat berkumpulnya Komunitas Street Punk Gonzo. Menurut beliau komunitas ini mulai muncul
sekitar dua tahun yang lalu. Mereka datang dari Jalan Aksara yang lokasinya tidak jauh dari Jalan Mandala By Pass. Menurut pernyataan Ibu Masriani rata-rata
anggota komunitas itu berasal dari luar kota bukan dari masyarakat sekitar. Namun, beliau kurang tahu persis asal lokasi mereka.
Tanggapan beliau mengenai keberadaan Komunitas Street Punk Gonzo selama ini mendukung. Karena menurutnya, masyarakat yang hidup di jalanan
bukan sekedar karena ikut-ikutan saja, melainkan sulitnya mencari pekerjaan sekarang ini sehingga mereka mencari kehidupan di jalan. Beliau mengaku
dulunya memiliki seorang saudara kandung yang juga memilih hidup sebagai seorang Punk. Dari sana lah beliau mengetahui sedikit alasan masyarakat memilih
hidup seperti itu. Kegiatan komunitas Punk di Jalan Mandala By Pass ini yang paling sering
mengamen, mengatur lalu lintas saat macet. Dari segi fashionaksesoris yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan Komunitas tersebut menurut beliau seperti rantai, gelang, tindik, rambut yang di cat, tattoo, celana yang sangat ketat, dan lainnya. Informan berikut
ini tidak mengetahui makna yang terkandung dalam aktivitas dan fashion dalam Komunitas Punk.
13. Informan Biasa Masyarakat Sekitar Lokasi
Nama : Burhanuddin
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 27 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang Asongan
Pendidikan terakhir : SMA Informan berikut ini peneliti jumpai di sekitar lokasi tempat Komunitas
Punk Gonzo berkumpul, pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB. Beliau yang setiap harinya berdagang asongan rokok dan aqua di lampu merah Jalan
Mandala By Pass ini mengaku sudah sekitar lima tahun berdagang di lokasi tersebut. Informan ini mengaku mengenal persis Komunitas Punk Gonzo tersebut.
Menurutnya mereka berasal dari Jalan Aksara, lokasi yang tidak jauh dari Jalan Mandala By Pass sekitar dua tahun lalu. Mereka berpindah karena ribut masalah
lahan untuk mengamen. Di Jalan Aksara sudah ramai dengan anak jalanan lain yang juga mengamen. Maka dari itu Komunitas Punk Gonzo pindah ke lokasi saat
ini. Harapan beliau terhadap Komunitas Punk Gonzo ialah lebih melakukan
kegiatan yang lebih positif, terutama kegiatan yang lebih nyata. Menurutnya,
Universitas Sumatera Utara
kegiatan dan atribut yang digunakan komunitas Punk tidak dimengerti banyak orang, sehingga label negatif yang di cap masyarakat lebih mengarah ke arah
negatif seperti pengangguran, mabuk-mabukan, narkoba, kotor, dan tidak berpendidikan.
4.3 Sejarah Munculnya dan Perkembangan Komunitas Punk di Kota