Jadwal Kegiatan Keterbatasan Penelitian Profil Informan

digunakan dan diinterpretasikan secara kualitatif untuk menganalisis permasalahan tersebut. Interpretasi data dimulai dengan seluruh data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini baik melaui observasi, wawancara, dokumentasi dan cataan dilapangan akan diinterprestasikan berdasarkan dukungan teori dalam kajian pustaka, kemudian data tersebut akan diatur, diurutkan, dikelompokkan ke dalam kategori, pola atau uraian tertentu. Disini peneliti akan mengelompokkan data- data yang diperoleh dari hasil wawancara dan sebagainya, selanjutnya akan dipelajari dan ditelaah secara saksama agar diperoleh hasil atau kesimpulan yang baik dan sampai pada akhirnya menjadikan laporan penelitian.

3.6 Jadwal Kegiatan

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian No Jadwal Kegiatan Bulan Ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Pra Proposal √ 2. ACC Judul √ 3. Penyusunan Proposal Penelitian √ √ √ 4. Seminar Proposal Penelitian √ 5. Revisi Proposal Penelitian √ √ √ 6. Operasional Penelitian √ √ 7. Pengumpulan dan Analisis Data √ √ 8. Bimbingan Skripsi √ √ √ Universitas Sumatera Utara 9. Penulisan Laporan Penelitian √ √ √ 10. Sidang Meja Hijau √

3.7 Keterbatasan Penelitian

Setiap orang pasti memiliki banyak keterbatasan yang berbeda-beda, begitu juga dengan peneliti yang memiliki banyak keterbatasan dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1. Faktor internal, yaitu keterbatasan yang berasal dari diri peneliti sendiri yakni sedikitnya literatur yang diperoleh peneliti, peneliti memiliki keterbatasan waktu dan kemampuan sehingga kurang mengerti dalam menjabarkan permasalahan penelitian ke dalam teori. Dalam penelitian ini, peneliti belum dapat mendeskripsikan secara mendalam mengenai masalah yang diteliti, sehingga analisis mengenai masalah tersebut belum maksimal. 2. Faktor eksternal, yaitu berupa kendala-kendala yang ditemukan dan muncul dari luar peneliti, seperti kendala waktu khususnya informan Komunitas Punk yang hanya dapat meluangkan waktu pada malam hari dengan peneliti, sehingga intensitas pertemuan antara peneliti dengan informan harus memanfaatkan waktu pertemuan yang singkat. Biaya yang cukup besar yang harus peneliti keluarkan setiap kali melakukan pertemuan dengan informan, sebagai bentuk penghargaan terhadap kelompoknya. Selain itu, keterbatasan lainnya terdapat beberapa informan yang memiliki sikap kurang terbuka dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti, serta tidak diperolehnya izin Universitas Sumatera Utara dari informan khususnya Komunitas Street Punk Gonzo dalam melakukan dokumentasi. Universitas Sumatera Utara BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Lokasi Berkumpul

Komunitas Street Punk Gonzo memiliki dua lokasi yang biasa mereka gunakan sebagai lokasi berkumpul atau istilah yang biasa komunitas ini gunakan yaitu “ngetem” atau “nongkrong” sejak tahun 2014 silam. Pertama yaitu lokasi Jalan Mandala By Pass, di sekitar pelataran toko, tepatnya di persimpangan empat antara jalan Mandala By Pass, Jalan Letda Sudjono, dan Jalan Kapten Selamat Ketaren, Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung. Lokasi ini dijadikan sebagai lokasi utama karena di wilayah ini pula aktivitas-aktivitas Komunitas Street Punk Gonzo berlangsung seperti mengamen, menggunakan “gelek” dan alkohol, mengatur lalu lintas, dan aktivitas lainnya. Di sekitar lokasi ini terdapat sebuah pasar tradisional dan modern yaitu masing-masing Pasar Firdaus dan Ramayana di Jalan Aksara. Sedangkan untuk lokasi berkumpul lainnya yaitu di Jalan Stadion Teladan Medan, dimana di lokasi ini Komunitas Street Punk Gonzo memasarkan produk-produk yang komunitas hasilkan seperti jasa pembuatan tattoo dan aksesoris. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1: Peta Lokasi Jalan Mandala By Pass, lokasi utama berkumpulnya Komunitas Street Punk Gonzo.

4.1.2 Komunitas Street Punk Gonzo Berdasarkan Usia

Masyarakat yang tergabung dalam Komunitas Street Punk Gonzo umumnya berasal dari kelompok usia remaja hingga dewasa berusia sekitar 19-30 tahun. Sementara itu, untuk jumlah anggota dalam komunitas ini tidak dapat diketahui secara valid jumlahnya dikarenakan status komunitas yang tidak terdaftar secara formal, serta jumlah anggota komunitas yang terkadang mengalami penambahan maupun pengurangan. Jumlah anggota yang tidak stabil tersebut disebabkan oleh kehidupan Punker yang nomaden, berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya yang justru pula mempertemukan anggota-anggota Komunitas Street Punk Gonzo di lokasi saat ini. Akan tetapi, berdasarkan informasi yang diperoleh terdapat 18 orang anggota komunitas yang bergabung hingga saat ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Komunitas Street Punk Gonzo Berdasarkan Usia No Nama Anggota Usia Tahun 1. Ariadi Purba 23 2. Budi 25 3. Meldi 30 4. Simon 23 5. Boy Siahaan 25 6. Toni 24 7. Yuda 19 8. Togi 21 9. Dori 21 10. Lainnya 8 anggota - Jumlah Anggota 18 Sumber: Wawancara Penelitian 4.1.3 Komunitas Street Punk Gonzo berdasarkan Daerah Asal Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diperoleh bahwa anggota-anggota Komunitas Street Punk Gonzo sebagian besar berasal dari wilayah daerah luar Kota Medan, seperti Kisaran, Stabat, Rantau Parapat, Binjai, Lubuk Pakam, dan wilayah lainnya. Untuk lebih terperinci dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Komunitas Street Punk Gonzo Berdasarkan Daerah Asal No Nama Anggota Daerah Asal 1. Ariadi Purba Binjai 2. Budi Medan 3. Meldi Kisaran 4. Simon Rantau Parapat 5. Boy Siahaan Medan 6. Toni Stabat 7. Yuda Lubuk Pakam 8. Togi Stabat 9. Dori Medan 10. Lainnya 8 anggota - Jumlah Anggota 18 Sumber: Wawancara Penelitian 4.1.4 Komunitas Street Punk Gonzo berdasarkan Profesi Komunitas Street Punk Gonzo selain memiliki aktivitas-aktivitas di dalam kelompok internalnya, masing-masing anggota juga memiliki profesi lainnya yang mendukung dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, seperti dalam tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Komunitas Street Punk Gonzo Berdasarkan Profesi No Nama Anggota Profesi 1. Ariadi Purba Mahasiswa 2. Budi Pedagang Souvenir dan Jasa Tatto 3. Meldi Pengamen 4. Simon Buruh Bangunan 5. Boy Siahaan Pengamen 6. Toni Pengamen 7. Yuda Pegawai Toko 8. Togi - 9. Dori Buruh Bangunan 10. Lainnya 8 anggota - Jumlah Anggota 18 Sumber: Wawancara Penelitian 4.1.5 Komunitas Street Punk Gonzo Berdasarkan Lamanya menjadi Punker Terbentuknya Komunitas Street Punk Gonzo didasari dari adanya konsensus yang lahir dari beberapa anggota komunitas yang sejak lama menjalani hidup sebagai seorang Punker. Hal ini dilihat berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian anggota dalam Komunitas Street Punk Gonzo merupakan Punker yang berasal dari komunitas-komunitas lainnya sesuai dengan kehidupan Punker yang nomaden, dan juga dengan melihat rentang waktu Universitas Sumatera Utara terbentuknya Komunitas Street Punk Gonzo yang baru terbentuk sejak tahun 2014 silam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4 Komunitas Street Punk Gonzo Berdasarkan Lamanya menjadi Punker No Nama Anggota Jenjang Waktu Tahun 1. Ariadi Purba ± 10 2. Budi ± 5 3. Meldi ± 6 4. Simon ± 3 5. Boy Siahaan ± 6 6. Toni ± 5 7. Yuda ± 1 8. Togi ± 1 9. Dori ± 1,5 10. Lainnya 8 anggota - Jumlah Anggota 18 Sumber: Wawancara Penelitian Universitas Sumatera Utara

4.2 Profil Informan

1. Informan Kunci Pimpinan Komunitas Street Punk Gonzo

Nama : Ariadi Purba Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 23 Tahun Asal Daerah : Binjai Pekerjaan : Mahasiswa Pendidikan terakhir : SMA Lama menjadi Punker: ± 10 tahun Ariadi Purba dikenal sebagai pimpinan dalam Komunitas Street Punk Gonzo ini. Meskipun menurutnya tidak ada kasta ketua, pimpinan, bos, atau raja dalam Punk, yang senada dengan pengertian Punk sendiri yaitu “Public United Not Kingdom” atau Kesatuan masyarakat tanpa penguasapemimpin. Hanya saja karena pengetahuannya mengenai ideologi Punk lebih dari teman-teman se- komunitas, maka ia di posisikan seperti hal nya pemimpin di dalam komunitas tersebut. Peneliti melakukan wawancara dengan informan ini pada malam hari sekitar pukul 21.00 WIB di pinggiran toko sekitar Jalan Mandala By Pass, tempat yang biasa komunitas Street Punk Gonzo jadikan lokasi berkumpul, setelah dua hari sebelumnya peneliti tidak berjumpa dengan informan ini. Cukup sulit untuk bertemu informan ini, dikarenakan hingga saat ini ia juga aktif kuliah di salah satu universitas swasta di Kota Medan. Nama Gonzo sendiri menurut informan berikut ini tidak memiliki makna sama sekali. Hanya saja ketika sering berkumpul komunitas ini sering melakukan aktivitas minum alkohol dan memakai ganja. Universitas Sumatera Utara Sehingga banyak anggota komunitas ini terbiasa menyebut mereka sebagai bagian dari komunitas Punk yang sering memakai ganja, hingga lama-kelamaan kelompok ini terbiasa menyebut Komunitas Punk Gonzo. Menurut pengakuan Adi, panggilan akrabnya, ia mulai tertarik dengan Komunitas Punk sejak duduk di bangku Sekolah Dasar SD. Saat itu ia tinggal di daerah Binjai. Sejak kedua orangtua nya meninggal dunia akibat kecelakaan pada saat ia masih SMP, Adi diasuh nenek dan pamannya yang hingga kini tinggal di Tembung Pasar X. Semenjak saat itu pula ia mengaku betul-betul terjun mempelajari tentang kehidupan Punk, ketika bentuk keluarga ayah dan ibu tidak lagi ia dapatkan, maka ia menemukan keluarga yang baru yaitu nenek dan pamannya. Awalnya ia bergabung dengan Komunitas Punk yang berlokasi di Jalan Aksara Kota Medan. Ia mengenal dan bergabung dengan Komunitas Punk di lokasi tersebut dari seorang pamannya sendiri yang saat itu memang sudah lebih dulu bergabung. Adi mengakui betul-betul menikmati menjadi seorang Punker, terlebih ketika ia mempelajari secara mendalam mengenai ideologi Punk itu sendiri seperti Do it Yourself DIY dan Anarchy serta anti kemapanan. Menurutnya, Do it Yourself mengajarkan kita untuk hidup secara mandiri tanpa ketergantungan dari pihak atau siapapun. Dengan kata lain seperti yang diungkapkan Soekarno “Berdiri diatas kaki sendiri Berdikari”. Anarchy yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, yang menurutnya negara merupakan bentuk penguasa diktator, yang membuat peraturan bersifat memaksa dan membatasi masyarakat untuk pilihannya sendiri. Serta anti kemapanan yang menurut komunitas mereka masyarakat umumnya pada saat ini hidup dengan Universitas Sumatera Utara materialistis dan berupaya menguasai orang lain, juga terlalu mengikuti budaya- budaya yang dibentuk oleh kapitalis. Informan menyatakan Komunitas Street Punk Gonzo sebelumnya merupakan komunitas yang berada di Jalan Aksara. Namun, akibat keributan diantara sesama Punker memaksa komunitas ini berpindah ke lokasi yang sekarang yaitu Jalan Mandala By Pass. Tujuan dari Komunitas ini adalah untuk melawan segala bentuk penindasan, menuntut kebebasan dan melawan segala bentuk penguasa-penguasa. Menurut informan, tidak ada aturan yang mengharuskan seorang Punker harus menggunakan fashion atau aksesoris selayaknya seorang Punker. Karena menurutnya Punk itu dimaknai dalam jiwa dan perbuatan, bukan sebatas gaya. Informan yang seorang mahasiswa, juga mengkondisikan fashion dan aksesoris yang berlaku di kampusnya, sehingga tidak harus menggunakan penampilan yang khusus. Namun menurutnya, setiap atribut yang digunakan Punker mempunyai nilai filosofi tersendiri, terkhusus bagi Komunitas Street Punk Gonzo para Punker umumnya menggunakan celana yang ketat yang dimaknai sebagai himpitan hidup yang terjadi masyarakat khususnya di Indonesia saat ini. Celana dan baju yang robek dimaknai sebagai kebebasan bergerak di tengah situasi yang sempit atau memenjarakan masyarakat. Sepatu boot dimaknai sebagai perlawanan terhadap militer yang merupakan prajurit pemerintah dengan melalui perlawanan dari bawah. Rambut yang di cat dimaknai sebagai keberagaman identitas ataupun kelompok di masyarakat seperti hal nya pelangi. Emblem atau stiker kain tempel dimaknai sebagai bentuk keprihatinan terhadap kemiskinan yang menggambarkan tidak berdayanya dalam membeli pakaian. Rantai, kalung dan gelang serta warna Universitas Sumatera Utara hitam sebagai dimaknai sebagai simbol solidaritas. Tato, tindik, dan pearching dimaknai sebagai penguasaan absolut atas tubuh sendiri tanpa ada campur tangan dari apapun. Informan juga menambahkan bahwa semakin lebar tindikan yang digunakan Punker maka semakin luas dan panjang perjalanan hidup Punker tersebut. Selain itu jenis musik yang dimainkan Komunitas Street Punk Gonzo tidak mementingkan nada namun lebih memprioritaskan lirik lagu yang disampaikan kepada orang lain. Isi lagu yang disampaikan lebih bersifat kritik sosial sesuai kondisi di Indonesia. Musik itu dimainkan saat Punker mengamen mencari makan. Selain itu bentuk-bentuk perlawanan simbolik lainnya yang dilakukan Komunitas Street Punk Gonzo dilakukan dengan bentuk grafity coretan-coretan tembok, dan menghasilkan produk-produk yang dihasilkan komunitas seperti emblem, sablon, gelang, kalung, dan jasa pembuatan tatto. Kegiatan itu dimaknai sebagai bentuk kritik terhadap masyarakat umumnya yang hanya tergantung terhadap pemilik modal dalam bermatapencaharian buruh. Informan juga menambahkan beberapa aktivitas yang dilakukan Komunitas Street Punk Gonzo diantaranya minum alkohol dan “gelek” bersama serta mengatur lalu lintas. Kegiatan itu dimaknai sebagai bentuk solidaritas diantara sesama Punker dan kritik terhadap aparatur negara yang seharusnya memiliki tanggung jawab mengatur lalu lintas.

2. Informan Biasa Anggota Komunitas Street Punk Gonzo

Nama : Budi Jenis Kelamin : Laki-laki Universitas Sumatera Utara Umur : 25 Tahun Asal Daerah : Medan Pekerjaan : Wiraswasta Pedagang Souvenir dan Jasa Tatto Pendidikan terakhir : SMA Lama menjadi Punker: ± 5 tahun Informan berikut ini peneliti temui di lokasi usaha Komunitas Street Punk Gonzo yaitu di pinggiran Jalan Stadion Teladan. Peneliti melakukan wawancara pada malam hari disaat ia sedang berdagang. Ia memaparkan bahwa ia sejak lama sudah menjalani hidup sebagai seorang Punker. Awalnya komunitas ini berada di Jalan Aksara, namun karena keributan pada saat itu, komunitas ini membagi wilayah yaitu Komunitas Punk yang berada di Jalan Aksara dan Komunitas Punk di Jalan Mandala By Pass. Awalnya informan bergabung dengan komunitas ini adalah diajak oleh teman sepermainannya sekitar lima tahun yang lalu. Saat itu ia belum memahami bagaimana makna yang terkandung dalam aktivitas dan kehidupan Punk, tetapi justru mengikuti tren. Namun, sejak informan mengenal salah seorang teman yang juga seorang Punker disaat itu pula ia mulai mengenal bagaimana menjalani kehidupan sebagai seorang Punker hingga saat ini. Menurut Budi, fashion dan aksesoris yang digunakan anggota komunitas Street Punk Gonzo bermacam-macam. Mulai dari tindik, rantai, sepatu boot, celana ketat, rambut Mohawk, gelang dan lain-lain. Selain itu bentuk aktivitas Komunitas ini antara lain meminum minuman keras, mengatur lalu lintas, mengamen, menggambar grafity di tembok, menjual produk-produk. Universitas Sumatera Utara Tujuan dari fashion dan aktivitas yang dilakukan Komunitas Street Punk Gonzo ini menurutnya yaitu untuk memberikan perlawanan terhadap segala bentuk penindasan, baik dari pemerintah maupun dari penguasa-penguasa.

3. Informan Biasa Anggota Komunitas Street Punk Gonzo

Nama : Meldi Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 30 Tahun Asal Daerah : Kisaran Pekerjaan : Pengamen Pendidikan terakhir : SMP Lama menjadi Punker: ± 6 tahun Informan berikut merupakan informan tertua yang berasal dari Komunitas Street Punk Gonzo. Peneliti juga menemui informan ini di tempat yang sama dan pada saat yang sama pula dengan informan sebelumnya yaitu Budi. Meldi mengaku sudah sekitar enam tahun bergabung dalam Komunitas Punk. Ia berasal dari Kisaran. Awalnya ia bergabung dengan komunitas yang berada di Jalan Gatot Subroto. Seperti hal nya kehidupan Punker yang berpindah-pindah, ia bertemu dengan Komunitas Street Punk Gonzo ini. Penerimaan anggota Komunitas ini membuat Meldi bertahan lama di lokasi tersebut. Menurutnya, atribut yang digunakan Komunitas Punk memang memiliki arti tersendiri sesuai dengan kondisi di sekitarnya. Bagi Komunitas Street Punk Gonzo sendiri sepatu boot dimaknai sebagai bentuk perlawanan yang harus dilawan dengan kerasnya sepatu boot itu juga. Celana ketat yang dimaknai Universitas Sumatera Utara sebagai bentuk kerasnya hidup yang dialami masyarakat miskin saat ini yang begitu mencekik. Rantai sebagai simbol solidaritas dan kesamarataan. Emblem yang dimaknai sebagai bentuk kesulitan dalam membeli barang akibat harga yang tinggi, sehingga upaya yang dilakukan hanya mengoptimalkan barang seadanya. Bentuk aktivitas lainnya antara lain mengamen, menggambar grafity, serta mengatur lalu lintas yang biasa komunitas ini sebut sebagai “Polisi Gopek”. Namun, aktivitas itu bukan tanpa makna, melainkan juga memberikan kritik sosial terhadap segala bentuk yang bertentangan dengan ideologi Punk itu sendiri.

4. Informan Biasa Anggota Komunitas Street Punk Gonzo

Nama : Simon Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 23 Tahun Asal Daerah : Rantau Parapat Pekerjaan : Buruh Bangunan Pendidikan terakhir : SMA Lama menjadi Punker: ± 3 tahun Informan ini peneliti jumpai di sebuah warung kecil saat ia sedang membeli di sekitar lokasi penelitian. Informan ini awalnya terkesan menolak keinginan peneliti untuk mewawancarainya. Namun karena izin yang telah peneliti dapatkan dari salah satu informan yaitu Ariadi, maka informan ini pun bersedia memberikan waktunya. Ia mulai bergabung dengan Komunitas Street Punk Gonzo sekitar tiga tahun yang lalu, pada saat komunitas ini berada di Jalan Aksara Kota Medan. Ia mengaku berasal dari keluarga yang broken home. Konflik Universitas Sumatera Utara yang terjadi diantara sesama Komunitas Punk membuat komunitas ini berbagi wilayah yaitu Jalan Mandala By Pass dan Jalan Aksara. Namun, menurutnya konflik itu tidak membuat mereka sesama Komunitas Punk bermusuhan satu sama lain. Karena menurutnya, Punk tetap satu keluarga. Komunitas Street Punk Gonzo menurut informan ini memaknai fashion dan musik sebagai jalan kritik sosial terhadap pemerintah dan kapitalis. Celana ketat dimaknai sebagai kesempitan dalam menjalani hidup akibat sistem-sistem yang dibentuk pemerintah dan kapitalis. Gelang dan rantai sebagai simbol solidaritas, rambut yang di cat berwarna yang dimaknai sebagai keragaman budaya dan masyarakat, tattoo dan tindik yang dimaknai sebagai penguasaan tubuh oleh individu tanpa ada paksaan dari orang lain ataupun pemerintah. Selain itu, bentuk musik yang dimainkan Komunitas Punk Gonzo juga menyampaikan isi lagu yang menyinggung pemerintah dan kapitalis. Minuman alkohol yang diminum bersama-sama oleh komunitas ini juga melambangkan kesolidan diantara Komunitas Punk. Bentuk solidaritas itu juga terbentuk melalui tradisi yang dilakukan komunitas ini.

5. Informan Biasa Anggota Komunitas Street Punk Gonzo

Nama : Boy Siahaan Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 25 Tahun Asal Daerah : Medan Pekerjaan : Pengamen Pendidikan terakhir : SMA Universitas Sumatera Utara Lama menjadi Punker: ± 6 tahun Boy Siahaan adalah salah satu anggota Komunitas Street Punk Gonzo yang sejak lama telah bergabun g. Ia bergabung sejak komunitas ini masih mendiami lokasi Jalan Aksara Kota Medan. Peneliti melakukan wawancara dengan informan berikut ini di lokasi tempat ia mengamen yaitu di Jalan Mandala By Pass. Ia sangat terbuka dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Sehari-harinya beliau bekerja sebagai pengamen, dikarenakan menurutnya ia tidak mau bekerja dibawah tekanan orang lain. Ia mengenal Punk sejak ia duduk di bangku Sekolah menengah Atas sekitar kelas dua. Saat itu ia bergaul dengan teman-teman yang juga berkepribadian sebagai seorang Punker. Menurutnya kehidupan seperti sekarang ini lebih baik dari kehidupan sebelumnya saat tinggal bersama orangtuanya. Terlebih menurutnya kehidupan bersama orang tua nya yang keras, membatasi dan bertentangan dengan kepribadian nya yang menuntut kebebasan. Kegiatan yang dilakukan komunitas ini beragam mulai dari mengamen, jasa tato, menjual produk, “Polisi Gopek”, dan banyak hal lainnya.

6. Informan Biasa Anggota Komunitas Street Punk Gonzo

Nama : Toni Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 24 Tahun Asal Daerah : Stabat Pekerjaan : Pengamen Pendidikan terakhir : SMA Universitas Sumatera Utara Lama menjadi Punker: ± 5 tahun Toni biasa dipanggil akrab, adalah salah satu anggota Komunitas Punk Gonzo yang sejak lama telah bergabung. Ia bergabung sejak komunitas ini masih mendiami lokasi Jalan Aksara Kota Medan. Peneliti melakukan wawancara dengan informan berikut ini di lokasi tempat ia mengamen yaitu di Jalan Mandala By Pass. Ia sangat tertutup dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Sehari-harinya beliau bekerja sebagai pengamen, dikarenakan menurutnya ia tidak memiliki pekerjaan lain.

7. Informan Biasa Anggota Komunitas Street Punk Gonzo

Nama : Yuda Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 19 Tahun Asal Daerah : Lubuk Pakam Pekerjaan : Pegawai Toko Pendidikan terakhir : SMA Lama menjadi Punker: ± 1 tahun Yuda adalah salah satu anggota Komunitas Punk Gonzo yang baru bergabung. Ia bergabung sejak komunitas ini pertama kali berada di Jalan Mandala By Pass. Ia mengaku bergabung karena tertarik dengan fashion Punk itu sendiri tanpa mengetahui maknanya. Peneliti melakukan wawancara dengan informan berikut ini di lokasi tempat yang biasa komunitas ini jadikan sebagai lokasi berkumpul. Ia sangat tertutup dalam menjawab semua pertanyaan yang Universitas Sumatera Utara diajukan. Sehari-harinya beliau bekerja sebagai pegawai toko di Jalan Serdang, Medan.

8. Informan Biasa Anggota Komunitas Street Punk Gonzo

Nama : Togi Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 21 Tahun Asal Daerah : Stabat Pekerjaan : - Pendidikan terakhir : SMA Lama menjadi Punker: ± 1 tahun Informan yang satu ini juga belum lama bergabung dengan Komunitas Street Punk Gonzo. Ia peneliti jumpai di tempat lokasi komunitas berkumpul yaitu di Jalan Mandala by Pass sekitar pukul sembilan malam pada saat hanya ada dua orang Punker di lokasi tersebut. Ia mengaku bergabung dengan komunitas ini hanya sebatas ajang berkumpul, dan mencari teman. Menurutnya keberadaan komunitas Punk menjadi hal yang popular di tengah masyarakat. Ia mengaku berasal dari Stabat, Langkat. Ia saat ini tinggal di Bandar Selamat bersama saudara laki-lakinya.

9. Informan Biasa Anggota Komunitas Street Punk Gonzo

Nama : Dori Jenis Kelamin : Laki-laki Universitas Sumatera Utara Umur : 21 Tahun Asal Daerah : Medan Pekerjaan : Buruh bangunan Pendidikan terakhir : SMA Lama menjadi Punker: ± 1,5 tahun Informan yang satu ini juga belum lama bergabung dengan Komunitas Street Punk Gonzo. Ia peneliti jumpai di tempat lokasi komunitas berkumpul yaitu di Jalan Mandala by Pass sekitar pukul sembilan malam pada saat hanya ada ia dan Punker lainnya bernama Togi di lokasi tersebut. Menurutnya style Punk saat ini populer di masyarakat, dan hal tersebut menjadi daya tarik ia bergabung. Ia mengaku merupakan masyarakat yang tinggal di Jalan Mandala By Pass Gg. Tengah. Informan ini terlihat tertutup dalam menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan.

10. Informan Biasa Lurah Kelurahan Bandar Selamat

Nama : Muktar Lubis, SE Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 52 Tahun Agama : Islam Pekerjaan : Kepala Kelurahan Bandar Selamat Pendidikan terakhir : S1 Manajemen Bapak Muktar Lubis adalah kepala lurah Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung dan telah menjabat sebagai kepala lurah selama kurang lebih selama dua setengah tahun. Bapak ini sebagai kepala lurah yang ke Universitas Sumatera Utara 13 semenjak pemerintahan kelurahan ini tidak lagi sebagai desa tapi sudah berstatus sebagai kelurahan. Peneliti melakukan wawancara dengan lurah tersebut di Kantor Kelurahan Bandar Selamat pada siang hari sekitar pukul 14.00 WIB selepas waktu istirahat. Beliau menyambut peneliti dengan terbuka. Pada saat sesi wawancara dilakukan dilihat dari cara beliau menjawab pertanyaan, terlihat beliau menjawab pertanyaan yang diajukan secara terbuka. Namun, dari informasi yang diperoleh Kepala Kelurahan Bandar Selamat ini kurang mengetahui secara keseluruhan dari beberapa pertanyaan yang peneliti tanyakan seputar Komunitas Punk yang berada di wilayah kelurahan yang saat ini ia pimpin. Menurut beliau, setahun belakangan ini Komunitas Punk tersebut memang terlihat eksis di Jalan Mandala By Pass, tepatnya di persimpangan empat antara Jalan Mandala By Pass, Jalan Letda Sudjono, serta Jalan Selamat. Komunitas ini berdasarkan informasi yang beliau peroleh dari masyarakat lainnya, berasal dari Komunitas Punk yang ada di Jalan Aksara. Mereka berpindah dari Jalan Aksara ke Jalan Mandala By Pass dikarenakan terjadinya keributan di antara Komunitas Punk Jalan Aksara beberapa tahun lalu. Keributan itu menurut beliau terjadi karena perebutan wilayah untuk mencari makan, khususnya untuk mengamen yang juga merupakan sumber penghasilan mereka. Menurut beliau, daya tarik masyarakat untuk menjadi Punk dan menjadi anggota Komunitas Punk tersebut, tidak lain karena putus sekolah yang akhirnya tidak memiliki masa depan sehingga memilih Punk sebagai pelarian. Orangtua yang terlalu otoriter dalam membimbing anak juga salah satunya, sehingga anak Universitas Sumatera Utara tersebut memilih untuk hidup bebas tanpa tekanan dari siapapun termasuk orangtuanya. Aktivitas dari komunitas ini menurut beliau mengamen, mengatur lalu lintas saat lampu lalu lintas mati, juga menjual produk-produk kerajinan yang Komunitas Punk hasilkan. Selain itu dari sisi negatif yaitu mabuk-mabukan, narkoba, serta juga membuat takut banyak masyarakat akibat penampilan mereka. Dari segi fashion atau aksesoris menurut Bapak Muktar Lubis yaitu celana dan baju yang koyak dan ketat, sepatu boot, gelang dan kalung rantai, tindik, pearching, serta rambut Mohawk yang di cat berwarna. Namun, ketika peneliti menanyakan mengenai makna, fungsi serta tujuan dari aktivitas dan fashionaksesoris dari Komunitas Punk tersebut, beliau mengaku hingga saat ini belum mengetahui sama sekali. Diakhir wawancara peneliti menanyakan tentang tanggapan dan harapan beliau selaku pemimpin terhadap Komunitas Punk di Jalan Mandala By Pass. Beliau menjawab bahwa apapun bentuk kegiatan masyarakat selalu didukung selagi itu positif, terutama terkait dengan aksi sosial seperti mengatur lalu lintas yang dilakukan Komunitas Punk tersebut. Selain itu ia juga mengharapkan bentuk-bentuk aksi sosial lainnya yang secara langsung dapat menambah nilai positif komunitas tersebut dalam masyarakat.

11. Informan Biasa Masyarakat Sekitar Lokasi

Nama : Drs. Abdul Arfan Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 48 Tahun Universitas Sumatera Utara Agama : Islam Pekerjaan : Staf Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Pendidikan terakhir : S1 Informan berikut ini merupakan masyarakat yang bekerja di Kantor Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung. Beliau yang setiap harinya berada sekitar lokasi Komunitas Punk Gonzo berkumpul cukup mengetahui tentang keberadaan komunitas ini. Menurut beliau komunitas ini muncul eksis di Jalan Mandala By Pass sekitar tahun 2014 yang lalu. Komunitas ini menamakan mereka Komunitas Punk Gonzo. Berdasarkan informasi yang beliau dapatkan langsung dari anggota komunitas tersebut, para anggota komunitas rata-rata berasal dari luar Kota Medan seperti Binjai, Kisaran dan Labuhan batu. Mereka berkumpul di Jalan Aksara dan kemudian berpindah ke Jalan Mandala By Pass hingga saat ini. Menurut beliau aksesoris yang digunakan Komunitas ini antara lain pakaian yang ketat, tatto, rambut Mohawk, rantai, jacket, tindik, dan sebagainya. Namun ketika peneliti menanyakan tentang makna yang terkandung dalam aksesoris tersebut, informan ini tidak mengetahui makna yang tersebut. Namun, hal positif yang perlu dilihat dari Komunitas Punk Gonzo menurutnya ialah kesediaan komunitas tersebut untuk turut membantu dalam mengatur lalu lintas ketika terjadi macet di sekitar lokasi penelitian. Universitas Sumatera Utara

12. Informan Biasa Masyarakat Sekitar Lokasi

Nama : Masriani Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 50 Tahun Agama : Islam Pekerjaan : Pedagang Sayur Pendidikan terakhir : SMA Ibu berumur setengah abad ini biasa berjualan di Pasar Firdaus Jalan Mandala By Pass Kelurahan Bantan. Lokasi pasar yang berbatasan langsung dengan Kelurahan Bandar Selamat persis di lokasi tempat berkumpulnya Komunitas Street Punk Gonzo. Menurut beliau komunitas ini mulai muncul sekitar dua tahun yang lalu. Mereka datang dari Jalan Aksara yang lokasinya tidak jauh dari Jalan Mandala By Pass. Menurut pernyataan Ibu Masriani rata-rata anggota komunitas itu berasal dari luar kota bukan dari masyarakat sekitar. Namun, beliau kurang tahu persis asal lokasi mereka. Tanggapan beliau mengenai keberadaan Komunitas Street Punk Gonzo selama ini mendukung. Karena menurutnya, masyarakat yang hidup di jalanan bukan sekedar karena ikut-ikutan saja, melainkan sulitnya mencari pekerjaan sekarang ini sehingga mereka mencari kehidupan di jalan. Beliau mengaku dulunya memiliki seorang saudara kandung yang juga memilih hidup sebagai seorang Punk. Dari sana lah beliau mengetahui sedikit alasan masyarakat memilih hidup seperti itu. Kegiatan komunitas Punk di Jalan Mandala By Pass ini yang paling sering mengamen, mengatur lalu lintas saat macet. Dari segi fashionaksesoris yang Universitas Sumatera Utara digunakan Komunitas tersebut menurut beliau seperti rantai, gelang, tindik, rambut yang di cat, tattoo, celana yang sangat ketat, dan lainnya. Informan berikut ini tidak mengetahui makna yang terkandung dalam aktivitas dan fashion dalam Komunitas Punk.

13. Informan Biasa Masyarakat Sekitar Lokasi

Nama : Burhanuddin Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 27 Tahun Agama : Islam Pekerjaan : Pedagang Asongan Pendidikan terakhir : SMA Informan berikut ini peneliti jumpai di sekitar lokasi tempat Komunitas Punk Gonzo berkumpul, pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB. Beliau yang setiap harinya berdagang asongan rokok dan aqua di lampu merah Jalan Mandala By Pass ini mengaku sudah sekitar lima tahun berdagang di lokasi tersebut. Informan ini mengaku mengenal persis Komunitas Punk Gonzo tersebut. Menurutnya mereka berasal dari Jalan Aksara, lokasi yang tidak jauh dari Jalan Mandala By Pass sekitar dua tahun lalu. Mereka berpindah karena ribut masalah lahan untuk mengamen. Di Jalan Aksara sudah ramai dengan anak jalanan lain yang juga mengamen. Maka dari itu Komunitas Punk Gonzo pindah ke lokasi saat ini. Harapan beliau terhadap Komunitas Punk Gonzo ialah lebih melakukan kegiatan yang lebih positif, terutama kegiatan yang lebih nyata. Menurutnya, Universitas Sumatera Utara kegiatan dan atribut yang digunakan komunitas Punk tidak dimengerti banyak orang, sehingga label negatif yang di cap masyarakat lebih mengarah ke arah negatif seperti pengangguran, mabuk-mabukan, narkoba, kotor, dan tidak berpendidikan.

4.3 Sejarah Munculnya dan Perkembangan Komunitas Punk di Kota

Dokumen yang terkait

EKSISTENSI KOMUNITAS PUNK DI KELURAHAN TITI KUNING KECAMATAN MEDAN JOHO.

0 2 25

PEMAHAMAN KEHIDUPAN SOSIAL DALAM KOMUNITAS PUNK (STUDI DESKRIPTIF PADA KOMUNITAS PUNK MBALAPAN SECENESTER STREET PUNK)DI KOTA BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 17

PEMAHAMAN KEHIDUPAN SOSIAL DALAM KOMUNITAS PUNK (STUDI DESKRIPTIF PADA KOMUNITAS PUNK MBALAPAN SECENESTER STREET PUNK)DI KOTA BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

1 1 14

PEMAHAMAN KEHIDUPAN SOSIAL DALAM KOMUNITAS PUNK (STUDI DESKRIPTIF PADA KOMUNITAS PUNK MBALAPAN SECENESTER STREET PUNK)DI KOTA BLITAR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 23

Makna Simbolik dalam Komunitas Punk. Studi Kasus: Komunitas Street Punk Gonzo di Jalan Mandala By Pass Kelurahan Bandar Set Kecamatan Medan Tembung

0 0 10

Makna Simbolik dalam Komunitas Punk. Studi Kasus: Komunitas Street Punk Gonzo di Jalan Mandala By Pass Kelurahan Bandar Set Kecamatan Medan Tembung

0 0 1

Makna Simbolik dalam Komunitas Punk. Studi Kasus: Komunitas Street Punk Gonzo di Jalan Mandala By Pass Kelurahan Bandar Set Kecamatan Medan Tembung

0 0 14

Makna Simbolik dalam Komunitas Punk. Studi Kasus: Komunitas Street Punk Gonzo di Jalan Mandala By Pass Kelurahan Bandar Set Kecamatan Medan Tembung

0 0 9

Makna Simbolik dalam Komunitas Punk. Studi Kasus: Komunitas Street Punk Gonzo di Jalan Mandala By Pass Kelurahan Bandar Set Kecamatan Medan Tembung

0 0 3

Makna Simbolik dalam Komunitas Punk. Studi Kasus: Komunitas Street Punk Gonzo di Jalan Mandala By Pass Kelurahan Bandar Set Kecamatan Medan Tembung

0 0 2