44
2.4.6. Permasalahan yang Dihadapi UKM
Pada umumnya permasalahan yang dihadapi oleh Usaha Kecil Menengah UKM, meliputi :
1. Kurangnya Permodalan dan Terbatasnya Akses Pembiayaan Permodalan
merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM, oleh karena pada umumnya usaha kecil
dan menengah merupakan perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang hanya mengandalkan modal dari sipemilik yang jumlahnya sangat
terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan administratif dan tehnis yang diminta oleh
bank tidak dapat dipenuhi. 2.
Persyaratan yang menjadi hambatan terbesar bagi UKM adalah ketentuan mengeni agunan karena tidak semua UKM memilik harta yang memadai dn
cukup untuk dijadikan agunan. Terhadap akses pembiayaan lain seperti investasi sebagian besar dari mereka belum memiliki akses untuk itu. Dari sisi
investasi sendiri, masih terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila gerbang investasi hendak dibuka untuk UKM, antara lain kebijakan jangka
waktu, pajak, peraturan, perlakuan hak atas tanah, infrastruktur, dan iklim usaha. Amiruddin. 2004. 31-34.
Universitas Sumatera Utara
45
2.4.7. Kelebihan Dan Kelemahan Usaha Kecil Menengah
1. Kelebihan Usaha Kecil Menengah a. Inovasi dalam teknologi yang dengan mudah terjadi dalam
pengembangan produk. b. Hubungan kemanusian yang akrab di dalam perusahaan kecil.
c. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibandingkan dengan perusahaan yang berskala
besar yang pada umumnya birokratis d. terdapat dinamisme manajerial dan peranan kewirausahawan.
2. Kelemahan Usaha Kecil Menengah a. Kesulitan pemasaran
Hasil dari studi lintas Negara yang dilakukan oleh James dan Akarasanee 1988 di sejumlah Negara ASEAN menyimpulkan salah satu aspek yang
terkait dengan masalah pemasaran yang umum dihadapi oleh pengusaha UKM adalah tekanan-tekanan persaingan, baik dipasar domestik dari produk-
produk yang serupa buatan pengusaha-pengusaha besar dan impor, maupun dipasar ekspor.
b. Keterbatasan Finansial UKM di Indonesia menghadapi dua masalah utama dalam aspek finansial
antara lain, modal baik modal awal maupun modal kerja dan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan
output jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
46
c. Keterbatasan Sumber Daya Manusia SDM Keterbatasan sumber daya manusia juga merupakan salah satu kendala
serius bagi UKM di Indonesia, terutama dalam aspek-aspek kewirausahaan, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk, control kualitas,
akuntansi, mesin-mesin, organisasi, pemprosesan data, teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Semua keahlian tersebut sangat diperlukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki kualitas produk, meningkatkan efisiensi dan produktifitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus
pasar baru. d. Masalah Bahan Baku
Keterbatasan bahan baku dan input-input lain juga sering menjadi salah satu masalah serius bagi pertumbuhan output atau kelangsungan produksi
bagi UKM di Indonesia. Terutama selama masa krisis, banyak sentra-sentra Usaha Kecil dan Menengah seperti sepatu dan produk-produk textile
mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku atau input lain karena harganya dalam rupiah menjadi sangat mahal akibat depresiasi nilai tukar
terhadap dolar AS. e. Keterbatasan teknologi
Berbeda dengan Negara-negara maju, UKM di Indonesia umumnya masih menggunakan teknologi tradisonal dalam bentuk mesin-mesin tua atau alat-
alat produksi yang sifatnya manual. Keterbelakangan teknologi ini tidak hanya membuat rendahnya jumlah produksi dan efisiensi di dalam proses
produksi, tetapi juga rendahnya kualitas produk yang dibuat serta
Universitas Sumatera Utara
47
kesanggupan bagi UKM di Indonesia untuk dapat bersaing di pasar global. Keterbatasan teknologi disebabkan oleh banyak faktor seperti keterbatasan
modal investasi untuk membeli mesin-mesin baru, keterbatasan informasi mengenai perkembangan teknologi, dan keterbatasan sumber daya manusia
yang dapat mengoperasikan mesin-mesin baru. Sedangkan Glendoh 2001 menyebutkan usaha kecil dalam arti luas
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Industri kecil adalah industri berskala kecil, baik dalam ukuran modal,
jumlah produksi maupun tenaga kerjanya. 2. Perolehan modal umumnya berasal dari sumber tidak resmi seperti
tabungan keluarga, pinjaman dari kerabat dan mungkin dari “lintah darat”. 3. Karena skala kecil, maka sifat pengelolaannya terpusat, demikian pula
pengambilan keputusan tanpa atau dengan sedikit pendelegasian fungsi dalam bidang-bidang pemasaran, keuangan, produksi dan lain sebagainya.
4. Tenaga kerja yang ada umumnya terdiri dari anggota keluarga atau kerabat dekat, dengan sifat hubungan kerja yang “informal” dengan kualifikasi
teknis yang apa adanya atau dikembangkan sambil bekerja. 5. Hubungan antara keterampilan teknis dan keahlian dalam pengelolaan
usaha industri kecil ini dengan pendidikan formal yang dimiliki para pekerjanya umumnya lemah.
6. Peralatan yang digunakan adalah sederhana dengan kapasitas output yang rendah pula.
Universitas Sumatera Utara
48
Dengan ciri-ciri tersebut usaha kecil dapat terhambat perannya yang sangat potensial dan secara nyata menunjang pembangunan di sektor ekonomi yaitu:
a. Usaha kecil merupakan penyerap tenaga kerja. b. Usaha kecil merupakan penghasil barang dan jasa pada tingkat harga yang
terjangkau bagi kebutuhan rakyat banyak yang berpenghasilan rendah. c. Usaha kecil merupakan penghasil devisa negara yang potensial, karena
keberhasilannya dalam memproduksi komoditi non migas.
2.4.8 Ciri-Ciri dan Contoh Usaha Kecil Menengah