25
2.1.5 Keputusan Konsumen untuk Berhenti Menggunakan
Keputusan konsumen untuk berhenti menggunakan suatu produk dapat disebut juga sebagai perilaku perpindahan switching behavior Ndubisi dan
Tam, 2007: 4. Istilah berhenti dan perpindahan dapat dipertukarkan satu sama lain. Keputusan untuk berhenti didefinisikan sebagai perilaku di mana konsumen
mengabaikan suatu produk demi produk lainnya. Konsumen memutuskan untuk tidak membeli lagi produk tersebut. Menurut Colgate dan Hedge dalam Ndubisi
dan Tam, 2007: 4, keputusan untuk berhenti merupakan keputusan konsumen untuk berhenti membeli suatu jasa atau berhenti berlangganan dengan perusahaan
tertentu, di mana hal ini merupakan pemutusan hubungan secara bertahap karena masalah yang dihadapi sepanjang waktu .
Menurut Supranto dan Limakrisna 2011: 230, setelah membeli, menggunakan, dan melakukan evaluasi, konsumen yang merasa puas akan
memiliki komitmen terhadap produk dan membeli berkali-kali, atau konsumen juga dapat merasa kecewa sehingga beralih pada merek lain atau tidak mau lagi
menggunakan produk tersebut. Apabila produk tidak dapat memenuhi harapan konsumen, evaluasi negatif akan terjadi. Evaluasi negatif dapat menghasilkan
keputusan untuk tidak lagi membeli merek tersebut. Ketidakpuasan konsumen merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya perpindahan merek karena
pelanggan yang tidak puas akan mencari informasi pilihan produk lain dan mereka mungkin akan berhenti membeli produk atau mempengaruhi orang lain untuk
tidak membeli.
Universitas Sumatera Utara
26
Alasan dasar bagi suatu perusahaan untuk mempedulikan kepuasan pelanggan adalah bahwa kepuasan mengarah pada retensi pelanggan. Namun,
Lehmann dan Winer 2005: 163 menyatakan bahwa konsumen yang merasa puas juga mungkin tidak akan melakukan pembelian ulang karena faktor-faktor lain
seperti persediaanpasokan produk yang kurang, perilaku mencari variasi, ketersediaan beragam pilihan, dan penawaran promosi dari pesaing yang menarik.
Menurut Oliver dalam Kotler dan Keller, 2009: 138, loyalitas merupakan komitmen yang dipegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung
kembali produk atau jasa yang disukai di masa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih. Loyalitas merek
mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek produk Situmorang, 2012: 198.
Kotler dan Keller 2009: 245 menyatakan bahwa loyalitas konsumen berdasarkan status loyalitas merek dapat dibagi menjadi empat yaitu:
1. Loyalitas berat: konsumen yang hanya membeli satu merek sepanjang waktu.
Pola pembeliannya adalah X, X, X, X, yaitu setia pada merek X tanpa syarat. 2.
Loyalitas yang terbagi: konsumen yang loyal kepada dua atau tiga merek. Pola pembeliannya adalah X, X, Y, Y, X, Y.
3. Loyalitas yang bergeser: konsumen yang beralih loyalitas dari satu merek ke
merek lain. Pola pembeliannya adalah X, X, X, Y, Y. 4.
Orang yang suka berpindah: konsumen yang tidak memperlihatkan loyalitas kepada merek apapun. Pola pembeliannya adalah X, Y, Z, S, Z.
Universitas Sumatera Utara
27
Menurut Situmorang 2012, 202, loyalitas merek terbagi menjadi lima tingkatan yaitu:
1. Switcher berpindah-pindah
Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek lain mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang
sama sekali tidak loyal pada merek tersebut. 2.
Habitual Buyer pembeli yang bersifat kebiasaan Pembeli yang puas dengan merek produk yang digunakannya dan setidaknya
tidak mengalami ketidakpuasan. 3.
Satisfied Buyer pembeli yang puas dengan biaya peralihan Untuk menarik pembeli pada kategori ini, para pesaing perlu mengatasi biaya
peralihan yang harus ditanggung pembeli dengan menawarkan berbagai manfaat yang cukup besar sebagai kompensasinya switching cost loyal.
4. Likes The Brand menyukai merek
Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman, dan penggunaan sebelumnya, atau pun yang
disebabkan oleh perceived quality yang tinggi. 5.
Committed Buyer pembeli yang komit Pada tingkatan ini, aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan dengan
merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut pada pihak lain.
Universitas Sumatera Utara
28
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti
Judul Penelitian Variabel
Penelitian Metode
Penelitian Hasil Penelitian
Daulay, Muhammad
Azmi 2011
Pengaruh Ketidakpuasan
Konsumen Dan Kebutuhan
Mencari Variasi Terhadap
Keputusan Perpindahan
Merek Handphone
GSM Dari Sony Ericsson Ke
Blackberry Pada Siswa SMA
Swasta Harapan-I
Medan Ketidakpuasan
Konsumen, Kebutuhan
Mencari Variasi, dan
Keputusan Perpindahan
Merek
Analisis Regresi
Linier Berganda
Ketidakpuasan konsumen dan
kebutuhan mencari variasi
secara simultan berpengaruh
secara positif dan signifikan
terhadap keputusan
perpindahan merek. Secara
parsial, kebutuhan
mencari variasi merupakan
variabel paling dominan dalam
perpindahan merek.
Wulandari, Tlasih
2014 Pengaruh
Ketidakpuasan Konsumen,
Kebutuhan Mencari Variasi
Produk, Harga Produk dan
Iklan Produk Pesaing
terhadap Perpindahan
Merek Studi pada Pengguna
Handphone di Kabupaten
Purworejo Ketidakpuasan
Konsumen, Kebutuhan
Mencari Variasi
Produk, Harga Produk, Iklan
Produk Pesaing, dan
Perpindahan Merek
Analisis Regresi
Linier Berganda
Ketidakpuasan konsumen,
kebutuhan mencari variasi
produk, harga produk dan iklan
produk pesaing secara parsial
berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap perilaku
perpindahan merek.
Sumber: Daulay 2011, Wulandari 2014
Universitas Sumatera Utara