menegaskan, bahwa pembauran dapat berlangsung dengan baik bila tidak hanya berjalan pada satu pihak saja, akan tetapi pihak lain juga ikut serta memberikan
dukungan dalam proses tersebut. Masyarakat setempat sebagai mayoritas yang jumlahnya lebih besar daripada jumlah golongan etnis Cina, sebaiknya juga
mengenal lingkungan masyarakat minoritas tersebut untuk mengetahui kebudayaan dan nilai-nilai kemasyarakatannya. Hal ini akan memudahkan
terjadinya kontak sosial dan komunikasi yang harmonis di antara mereka. Kelemahan dari penelitian yang dilakukan oleh Hariyono ini adalah
kurangnya pengkajian mendalam mengenai persoalan komunikasi antarbudaya, meskipun dalam perumusan masalah yang diketengahkan salah satunya mengenai
interaksi sosial antara dua etnis yang berbeda. Terlebih lagi tidak disinggungnya masalah komunikasi antarbudaya dalam keluarga kawin campur. Kelemahan
lainnya, adalah pemilihan lokasi penelitian, yaitu di Yogyakarta, yang tidak memiliki latar belakang sejarah kompleks yang mendukung pentingnya topik
penelitian yang diangkat, sehingga kurang signifikan.
B. Kerangka Pikir
Persepsi seseorang terhadap etnis pasangannya
dalam keluarga kawin campur
Nilai sosial nilai budaya yang tampak dalam
keluarga kawin campur Komunikasi antarbudaya
keluarga kawin campur
Latar belakang budaya masing-masing
kepercayaan, norma nilai
Gambar 1. Kerangka Pikir
Alur dalam gambar di atas menunjukkan, bahwa latar belakang budaya seseorang akan memberikan pengaruh pada persepsinya terhadap budaya
pasangannnya dalam keluarga kawin campur. Latar belakang tersebut meliputi kepercayaan, norma dan nilai yang akan menjadi sebuah makna yang dipahami
untuk membentuk suatu penilaian terhadap orang lain, dalam kasus keluarga kawin campur orang lain tersebut adalah pasangannya.
Seiring dengan perjalanan kehidupan keluarga, persepsi tersebut bisa memberikan pengaruh dalam komunikasi antarbudaya yang terjadi dalam
keluarga kawin campur. Komunikasi dalam keluarga kawin campur merupakan suatu proses yang kompleks untuk mencapai kesepakatan demi mencari solusi
atas perbedaan latar belakang budaya pasangan perkawinan. Peran komunikasi dalam keluarga beda budaya sangat penting, terutama dalam usaha untuk
mengurangi ketidakpastian maupun kesalahpahaman yang sering terjadi. Dalam usaha menghindari konflik maupun mengatasi persoalan yang
muncul, kedua budaya harus melakukan penyesuaian. Penyesuaian tersebut dapat menghasilkan beragam solusi, apakah menganut salah satu budaya yang dianggap
sesuai untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, atau memunculkan budaya baru sebagai bentukan dari budaya masing-masing individu third
culture, atau bahkan tetap menerapkan masing-masing nilai budaya yang sesuai dengan konteks kejadian. Pilihan solusi tersebut akan dapat teramati dalam
perilaku sehari-hari keluarga kawin campur.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kota Surakarta, dengan pertimbangan, bahwa masyarakat Surakarta merupakan suatu komunitas yang memiliki keragaman
etnis. Berkaitan dengan etnis Jawa dan etnis Cina, Surakarta memiliki sejarah yang dapat dikatakan negatif. Pertikaian antaretnis yang berulangkali terjadi, sejak
tahun 1913 hingga 1998, sepertinya tidak membuat jera masyarakatnya. Ketidakharmonisan hubungan kedua etnis selalu berakibat fatal karena pertikaian
menjalar hingga menjadi sebuah kerusuhan massal. Meskipun kerusuhan yang berulangkali terjadi jelas-jelas merugikan kedua belah pihak.
Walaupun hubungan etnis Jawa dengan etnis Cina di Surakarta tampak rentan, tetapi pada kenyataannya terdapat beberapa pasangan yang melakukan
perkawinan campuran antara kedua etnis tersebut. Selain itu, tingkat sosial ekonomi masyarakat etnis Jawa dan etnis Cina yang ada di Surakarta memiliki
keragaman. Hal ini yang akan menjadi salah satu karakteristik dalam mencari objek penelitian.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian dasar yang memiliki tujuan untuk mencari pemahaman mengenai suatu masalah Sutopo, 2002: 109. Tujuan
tersebut dapat dicapai dengan pendekatan interpretif dan tradisi fenomenologi.