Penelitian P. Hariyono 1993 Kajian Teori 1. Kepercayaan, Nilai dan Norma dalam Komunikasi Antarbudaya

Rahardjo. Kondisi sosial Kota Surakarta yang rentan terhadap munculnya konflik yang melibatkan warga etnis Cina penting untuk mendapatkan kajian lebih mendalam. Komunikasi antaretnis warga etnis Cina dan Jawa di Kota Surakarta ternyata masih jauh dari harapan terciptanya situasi komunikasi antaretnis yang mindful. Kenyataan yang diperlihatkan di wilayah Sudiroprajan, bahwa hubungan antara warga etnis Cina dan Jawa dapat hidup saling menghormati dan menghargai perbedaan masing-masing, tidak dapat secara umum mewakili kondisi nyata yang terjadi di Kota Surakarta. Sangat penting mengkaji komunikasi antaretnis yang terjadi dalam sebuah keluarga kawin campur Cina-Jawa yang ada di Kota Surakarta. Melihat seringnya terjadi kerusuhan yang melibatkan warga etnis Cina, merupakan sebuah situasi yang berbanding terbalik dengan kenyataan, bahwa di Kota Surakarta juga dapat dijumpai keluarga-keluarga yang kawin campur Cina-Jawa.

2. Penelitian P. Hariyono 1993

Penelitian P. Hariyono, yang diungkapkan dalam buku berjudul Kultur Cina dan Jawa: Pemahaman Menuju Asimilasi Kultural 1993, adalah mengenai “Pengaruh Sistem Familiisme dan Etnosentrisme terhadap Perkawinan CampurAmalgamasi”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui: 1 sejauh mana kelompok etnis Cina di Indonesia masih memegang nilai familiismesistem familiisme, 2 sejauh mana tingkat etnosentrisme etnis Cina di Indonesia, dan 3 sejauh mana pengaruh etnosentrisme dan nilai-nilai familiisme terhadap interaksi sosial dan perkawinan campur amalgamasi dengan penduduk setempat dalam rangka proses asimilasi atau pembauran. Hariyono memilih Kecamatan Gedongtengen, Kotamadya Yogyakarta sebagai lokasi penelitian. Dalam menentukan sampel, digunakan teknik purposive random sampling, yaitu akan diambil perwakilan dari tiap-tiap golongan usia: 1 usia tua 45 tahun ke atas, 2 usia muda 30 tahun sampai 45 tahun, dan 3 usia muda yang belum kawin 18 tahun sampai 30 tahun. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner, wawancara dan observasi. Sedangkan untuk menganalisa data yaitu dengan uji hipotesa, menggunakan metoda statistik chi square, korelasi product moment, analisa jalur dan korelasi ganda. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Hariyono menunjukkan, bahwa sistem familiisme pada keluarga etnis Cina telah meluntur dan berubah secara cukupan. Perubahan itu akan cenderung mengarah pada nilai-nilai kekeluargaan yang bersifat universal dan memiliki bentuk hubungan yang bersifat demokratis. Sedangkan tingkat etnosentrisme masyarakat etnis Cina dapat dikatakan tinggi. Hal ini dikarenakan dalam keluarga etnis Cina tradisi keluarga sangat dipegang teguh dan diwariskan secara turun temurun. Isi tradisi dalam keluarga etnis Cina secara inheren mengandung sifat “otoriter” dan “disiplin mati” dalam memberlakukannya, sehingga melahirkan ketertutupan pada masyarakat etnis Cina akan nilai-nilai dan pengaruh dari luar. Penelitian Hariyono menunjukkan, bahwa sistem familiisme dan sikap etnosentrisme memberikan pengaruh terhadap interaksi sosial dan terjadinya perkawinan campuran. Berpijak pada persoalan pembauran, Hariyono menegaskan, bahwa pembauran dapat berlangsung dengan baik bila tidak hanya berjalan pada satu pihak saja, akan tetapi pihak lain juga ikut serta memberikan dukungan dalam proses tersebut. Masyarakat setempat sebagai mayoritas yang jumlahnya lebih besar daripada jumlah golongan etnis Cina, sebaiknya juga mengenal lingkungan masyarakat minoritas tersebut untuk mengetahui kebudayaan dan nilai-nilai kemasyarakatannya. Hal ini akan memudahkan terjadinya kontak sosial dan komunikasi yang harmonis di antara mereka. Kelemahan dari penelitian yang dilakukan oleh Hariyono ini adalah kurangnya pengkajian mendalam mengenai persoalan komunikasi antarbudaya, meskipun dalam perumusan masalah yang diketengahkan salah satunya mengenai interaksi sosial antara dua etnis yang berbeda. Terlebih lagi tidak disinggungnya masalah komunikasi antarbudaya dalam keluarga kawin campur. Kelemahan lainnya, adalah pemilihan lokasi penelitian, yaitu di Yogyakarta, yang tidak memiliki latar belakang sejarah kompleks yang mendukung pentingnya topik penelitian yang diangkat, sehingga kurang signifikan.

B. Kerangka Pikir