lengkap disebut sebagai catatan lapangan. Bogdan dan Biklen dalam Moleong, 2007: 209 mendefinisikan catatan lapangan adalah catatan
tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian
kualitatif. Observasi langsung yang pasif, dilakukan dengan cara yang membuat
keluarga tersebut tetap nyaman untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Meskipun peneliti tidak melakukan observasi setiap jam, tetapi poin-poin
yang termasuk penting dapat teramati. Didukung dengan teknik wawancara, observasi dapat dilaksanakan. Waktu
yang dihabiskan untuk melakukan observasi sekaligus wawancara kurang lebih selama lima bulan mulai dari bulan Juni hingga November 2007.
3. Dokumen Melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari masyarakat mengenai
sejarah serta nilai-nilai yang dipahami oleh masyarakat mengenai kedua etnis tersebut. Dokumen terdiri atas tulisan pribadi seperti buku harian,
surat-surat atau dokumen resmi Nasution, 1992: 85. Menurut Guba dan Lincoln dalam Moleong, 2007: 217, dokumen digunakan dalam
penelitian sebagai sumber data karena dapat dipertanggungjawabkan.
F. Teknik Sampling
Menurut Loncoln dan Guba dalam Moleong, 2007: 223, dalam penelitian kualitatif peneliti sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual. Jadi,
sampling dalam penelitian kualitatif adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan konstruksinya. Dengan demikian
tujuannya adalah untuk merinci kekhususan yang ada ke dalam ramuan konteks yang unik serta menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan
teori yang muncul. Maka digunakan teknik sampling yang bersifat selektif atau pengambilan sampel yang tidak berdasarkan peluang nonprobability sampling.
Seleksi dilakukan pertama-tama menghubungi seseorang atau sekelompok responden lalu meminta mereka memberikan saran tentang orang-orang yang
dipandang memiliki informasi penting dan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian. Metode pengambilan sampel ini disebut snow ball sampling
Suhartono, 2002: 63. Dalam penelitian kualitatif, penggunaan strategi pengambilan sampel bola salju akan sangat bermanfaat ketika orang-orang yang
diteliti memiliki jaringan yang baik tetapi sulit diakses secara langsung Murti, 2006: 73, yaitu populasi yang tersembunyi hidden population.
Pengambilan sampel bola salju dirasa tidak cukup berhasil dalam topik penelitian ini. Alasan yang muncul adalah karena topik yang diangkat mengenai
persoalan yang sangat peka dan sensitif bagi beberapa individu. Oleh karena itu tidak semua responden bersedia memberikan rekomendasi untuk melakukan
pengambilan data kepada orang-orang yang mereka kenal. Dalam hal ini peneliti memilih alternatif lain dalam pengambilan sampel,
yaitu theoretical construct sampling. Cara pengambilan sampel ini lebih
cenderung deduktif, yang bertolak belakang dengan penelitian kualitatif yang memiliki prinsip induktif. Kecenderungan deduktif karena pengambilan sampel
ini menggunakan pemilihan terhadap aspek-aspek tertentu yang dikandung dalam konsep yang digunakan Pawito, 2007: 93. Berarti sejak awal peneliti telah
menentukan aspek-aspek tertentu yang digunakan sebagai acuan untuk mencari sampel. Aspek-aspek tersebut adalah peneliti tidak memiliki kedekatan hubungan
dengan obyek penelitian, sampel merupakan pasangan yang telah melakukan pernikahan, sampel merupakan pasangan kawin campur Jawa dan Cina, sampel
dapat dan bersedia melakukan wawancara secara mendalam dengan peneliti, dan sampel berdomisili di Surakarta.
Kesulitan dalam mencari sampel terutama terjadi ketika memasuki lingkungan etnis Cina yang oleh masyarakat diklasifikasikan dalam status
ekonomi tinggi. Keterbukaan sangat kurang, dan membatasi diri dalam topik pembicaraan mengenai kawin campur, yang dikategorikan oleh mereka sebagai
asimilasi. Asimilasi atau pembauran, menurut mereka tidak perlu terlalu mendapat perhatian, karena malah justru akan terjadi salah pengertian.
G. Validitas