Selanjutnya dengan studi kasus tunggal, penelitian ini hanya dilakukan pada satu sasaran Sutopo, 2002: 112. Dapat dilihat, bahwa kasus yang diteliti
memiliki karakteristik yang seragam. Untuk itu, sebelumnya peneliti telah menentukan lokasi penelitian karena melihat keunikan lokasi tersebut. Maka
penelitian ini lebih khusus merupakan studi kasus terpancang.
D. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland Moleong, 2007: 157 sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data
dokumen dan lain-lain. Data kualitatif merupakan data atau informasi yang paling terutama digali dan dikumpulkan serta dikaji untuk keperluan penelitian ini.
Penggalian informasi berasal dari beragam sumber data. Jenis sumber data yang akan dimanfaatkan oleh peneliti meliputi:
1 Informan atau nara sumber, terdiri dari suami dan istri keluarga kawin campur Cina-Jawa yang ada di wilayah Surakarta.
2 Aktivitas komunikasi sehari-hari keluarga kawin campur. 3 Arsip yang dapat menggambarkan nilai-nilai ataupun kepercayaan yang
dianut oleh kedua etnis.
E. Teknik Pengumpulan Data
Karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dan berdasarkan jenis data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian, maka teknik dalam
mengumpulkan data adalah sebagai berikut: 1. Wawancara secara mendalam indepth interviewing
Wawancara bersifat terbuka dan luwes yang dilakukan dalam suasana yang informal dan akrab Nasution, 1992: 69-81. Pertanyaan yang
dilontarkan tidak kaku dan terlalu terstruktur, sehingga dapat dilakukan wawancara ulang dengan sumber yang sama jika diperlukan. Melalui cara
tersebut, diharapkan sumber dapat memberikan jawaban yang jujur dan terbuka. Tujuan dari wawancara ditegaskan oleh Guba dan Lincoln dalam
Moleong, 2007: 186 antara lain untuk mengkonstruksi, merekonstruksi, memproyeksikan dan memverifikasi objek penelitian.
Wawancara dimulai pada bulan Juni 2007, dilakukan dengan menyesuaikan jadwal dan kondisi masing-masing responden penelitian.
Sehingga waktu yang diperlukan untuk melakukan wawancara tidak bisa singkat dan padat.
Kesulitan yang muncul dalam penelitian ini adalah topik yang dianggap sangat pribadi. Beberapa pasangan seperti enggan untuk bercerita secara
terbuka. Alasannya antara lain, kejadian yang sudah lama sehingga lupa, atau dengan kembali menceritakan kisah tersebut berarti membuka
lembaran duka yang mengiringi perjalanan pernikahan mereka, atau topik tersebut sudah usang dan tidak perlu pengungkapan-pengungkapan yang
berkaitan dengan masalah asimilasi.
Keluarga yang dijadikan responden penelitian memiliki variasi yang tidak sama. Antara lain, status sosial ekonomi bawah, menengah dan atas.
Variasi lainnya adalah sejarah perkawinan yang tidak sama, yaitu sebagian besar sama-sama merupakan perkawinan pertama, sedang satu pasangan
merupakan perkawinan kedua. Dari sudut etnis, beberapa pasangan suami yang merupakan etnis Cina, beberapa pasangan istrilah yang berasal dari
etnis Cina. Kalau melihat status sosial ekonomi, yang paling dirasa sulit untuk
menggali informasi adalah keluarga yang memiliki status sosial relatif tinggi. Sangat terasa keengganan mereka dalam melakukan wawancara.
Dengan dalih, bahwa tidak ada persoalan dalam pembauran dengan berbagai cara, mereka berusaha menghindar dari keinginan peneliti untuk
menjadikan mereka sebagai resonden. 2. Observasi langsung
Dalam hal ini peneliti akan melakukan observasi langsung yang bersifat pasif. Maksudnya, peneliti tidak akan terlibat jauh secara emosional
dengan objek yang diteliti. Pengamatan secara mendetail terhadap aktivitas komunikasi antarbudaya keluarga kawin campur tetap dilakukan supaya
keakuratan data tetap terjaga. Observasi dilakukan tidak hanya mencatat suatu kejadian atau peristiwa, akan tetapi juga segala sesuatu atau
sebanyak mungkin hal-hal yang diduga ada kaitannya Nasution, 1992: 58. Segera setelah mengadakan pengamatan, peneliti selanjutnya akan
membuat catatan yang berisi tentang aktivitas yang telah diamati, secara
lengkap disebut sebagai catatan lapangan. Bogdan dan Biklen dalam Moleong, 2007: 209 mendefinisikan catatan lapangan adalah catatan
tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian
kualitatif. Observasi langsung yang pasif, dilakukan dengan cara yang membuat
keluarga tersebut tetap nyaman untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Meskipun peneliti tidak melakukan observasi setiap jam, tetapi poin-poin
yang termasuk penting dapat teramati. Didukung dengan teknik wawancara, observasi dapat dilaksanakan. Waktu
yang dihabiskan untuk melakukan observasi sekaligus wawancara kurang lebih selama lima bulan mulai dari bulan Juni hingga November 2007.
3. Dokumen Melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari masyarakat mengenai
sejarah serta nilai-nilai yang dipahami oleh masyarakat mengenai kedua etnis tersebut. Dokumen terdiri atas tulisan pribadi seperti buku harian,
surat-surat atau dokumen resmi Nasution, 1992: 85. Menurut Guba dan Lincoln dalam Moleong, 2007: 217, dokumen digunakan dalam
penelitian sebagai sumber data karena dapat dipertanggungjawabkan.
F. Teknik Sampling