1 Minat terhadap pelajaran,
2 Memiliki motivasi belajar,
3 Mempu mengatasi masalah, 4 Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
5 Mengetahui makna belajar.
4 . Hasil Belajar IPS
a. Evaluasi
Hasil belajar dapat diketahui setelah dilakukan penilaian atau evaluasi. Penilaian memiliki arti amat penting dalam pendidikan seperti dikemukakan oleh
Aiken, “The main reason why tests are administered in schools, colleges, and
other educational institutions is to evaluate the extent to which students have accumulated specific knowledge and skills, either in or out of formal
academic setting.” Alasan yang utama mengapa tes harus dilakukan di sekolah, perguruan
tinggi atau institusi pendidikan adalah untuk mengevaluasi siswa, yang berkaitan dengan pengetahuan atau keterampian khusus yang dimilikinya.
Proses penilaian dilaksanakan terhadap dua aspek yaitu bagi individu dan bagi prosedur atau program. Penilaian terhadap individu yaitu proses penilaian
terhadap siswa, guru, dan administrasi. Sedangkan proses penilaian terhadap program atau prosedur adalah penilaian yang melibatkan sekelompok orang
seperti kelas, sekolah, wilayah sekolah, dan pemerintahan Aiken, 1997 : 354. Untuk mengetahui apakah hasil belajar benar-benar telah dicapai
diperlukan tes atau evaluasi. Muhibbin Syah 1995 : 14 menjelaskan evaluasi atau tes adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Nana Sudjana 1995 : 3 mengemukakan tes dapat diartikan penilaian yaitu proses memberikan atau
menentukan nilai kepada obyek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa obyek tertentu yang dinilai adalah perubahan tingkah
laku sebagai hasil belajar yaitu mencakup kognitif, afektif dan psikomotor. Hubungan antara penilaian dengan proses belajar saling berkaitan satu sama lain
sebab hasil belajar merupakan akibat dari proses belajar. Aiken 1997 : 22-23 mengemukakan tentang perencanaan dan pembuatan
tes adalah : ”Constructing a tes demands careful consideration of it specific purposes.
Test serve many different functions, and the process of construction varies to some extent white their particular purposes. For example, different
procedures are followed in constructing an achievement tes, en intelligence test, a test of special aptitude, and a personality inventory.
Ideally, however , the construction of any test or psychometric device begin by defining the variables or constructs to be measured and outlining
the proposed content.” Ungkapan Aiken tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan
dan penyusunan suatu tes harus mempertimbangkan tujuan secara khusus. Fungsi dan prosedur penyusunan tes sangat bervariasi dan berbeda sesuai tujuannya.
Penyusunan tes tergantung pada variabel yang ingin dituju seperti tes kepribadian, tes prestasi dan tes kecerdasan. Idealnya, tes untuk mengukur kepribadian
variabelnya terkait dengan isi kepribadian yang diharapkan. Jenis tes menurut Aiken, terdiri dari tes penyaringan screening tests, tes
kecerdasan intelligence tests, tes penelurusan bakat dan minat personality inventories and scales, dan tes prestasi achievement tests. Masih pendapat dari
Aiken 1997 : 29-37 bahwa berkaitan dengan tes terlebih dahulu harus
dipersiapkan jenis tes. Ada dua jenis tes yaitu tes uraian essay items dan tes obyektif objectives items. Tes Uraian terdiri dari uraian obyektif, uraian bebas,
dan uraian lisan. Sedangkan tes obyektif terdiri dari tes jawaban singkat short answer, benar-salah true-false, menjodohkan matching dan pilihan ganda
multiple choice. Dalam pembelajaran konstruktivistik penilaian bersifat otentik authentic
assessment. Abdul Madjid 2007 : 186 menjelaskan penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian
pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik. Teknik tersebut harus mampu mengungkapkan, membuktikan dan menunjukkan secara tepat
bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan kompetensi telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Beberapa prinsip dalam penilaian otentik antara lain adalah :
1 Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran a part of, not apart from instruction.
2 Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata real world problems bukan masalah dunia sekolah school work kind of problem.
3 Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
4 Penilaian harus bersifat holistik, artinya mencakup semua aspek yaitu kognitif, afektif, dan sensorimotorik.
b. Hasil Belajar