Brand Equity Ekuitas Merek

4. Merek harus mudah diucapakan, dikenali dan diingat. 5. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara dan dalam bahasa lain. 6. Merek harus dapat menyesuaikan diri dengan produk-produk baru yang mungkin ditambahkan kedalam lini produk.

2.2 Brand Equity Ekuitas Merek

2.2.1 Pengertian Brand Equity Ekuitas Merek

Menurut Kotler Keller dalam Surachman 2008:5, ekuitas merek atau kekuatan suatu merek adalah suatu aset. Ekuitas merek dapat juga didefinisikan sebagai efek diferensial positif yang ditimbulkan oleh pengetahuan nama merek terhadap tanggapan pelanggan atas produk atau jasa tersebut. Ekuitas merek suatu produk akan menarik pelanggan untuk memperlihatkan preferensi terhadap produk tersebut dari pada produk yang tidak bermerek meski pada dasarnya kedua produk tersebut identik. Menurut David Aaker dalam Tjiptono 2011:96, brand equity adalah serangkaian aset dan kewajiban liabilities merek yang terkait dengan sebuah merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan danatau pelanggan perusahaan tersebut.

2.2.2 Elemen Brand Equity

Menurut Aaker dalam Durianto dkk 2001:4 brand equity dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Kesadaran merek Brand Awareness Menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. 2. Persepsi kualitas Perceived Quality Mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitaskeunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan. 3. Asosiasi merek Brand Associations Mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing, selebritis, dan lain-lain. 4. Loyalitas merek Brand Loyalty Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek produk. Penjelasan mengenai empat elemen utama dari ekuitas merek tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kesadaran merek Brand Awareness Tingkatan penerimaan awal dari seseorang ketika melihat dan atau mendengar suatu informasi tentang produk beserta mereknya adalah kesadaran merek brand awareness, yaitu kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali Universitas Sumatera Utara bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Surachman, 2008:7. Menurut Kartajaya 2010:64 tingkatan dari kekuatan merek adalah sebagai berikut : a. Tidak menyadari merek Unaware of brand Pada tahapan ini, pelanggan merasa ragu atau tidak yakin apakah sudah mengenal merek yang disebutkan atau belum. Tingkatan ini yang harusnya dihindari oleh perusahaan. b. Pengenalan merek Brand recognition Pada tahapan ini, pelanggan mampu mengidentifikasi merek yang disebutkan. c. Pengingatan kembali merek Brand recall Pada tahapan ini, pelanggan mampu mengingat merek tanpa diberikan stimulus. d. Puncak pikiran Top of mind Pada tahapan ini pelanggan mengingat merek sebagai yang pertama kali muncul di pikiran saat berbicara mengenai kategori produk tertentu. 2. Persepsi Kualitas Perceived Quality Menurut Kartajaya 2010:73 persepsi kualitas didefenisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa sehubungan dengan tujuan yang diinginkan. Jika persepsi pelanggan terhadap kualitas keseluruhan buruk, sebesar Universitas Sumatera Utara apapun usaha perusahaan untuk menciptakan loyalitas terhadap produk cenderung tidak akan berhasil. Pelanggan mempersepsikan kulaitas produk berdasarkan elemen - elemen sebagai berikut : a. Serviceability Serviceability merupakan kemudahan untuk memperbaiki atau mendapatkan layanan terkait dengan produk. b. Reliability Reliability merupakan konsistensi kinerja dari suatu produk. c. Features Features merupakan elemen sekunder atau tambahan dari suatu produk. d. Performance Performance merupakan karakteristik operasional utama dari suatu produk. e. Conformance with specifications Conformance with specifications merupakan keadaan di mana tidak ada cacat pada produk, dan ada kesesuaian produk dengan dengan standar kualifikasi. Universitas Sumatera Utara f. Durability Durability merupakan nilai ekonomis dari suatu produk. g. Fit and finish Fit and finish merupakan kualitas tampilan akhir dari suatu produk yang tangible, tapi beda halnya dengan produk yang sifatnya intangible karena kualitas tampilannya bersifat abstrak. 3. Asosiasi merek Brand Associations Menurut Durianto dkk 2001:69 asosiasi merek brand associations adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang tekait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan-kesan yang terkait merek akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu merek atau dengan semakin seringnya penampakan merek tersebut dalam strategi komunikasinya. Asosiasi-asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya dihubungkan dengan berbagai hal berikut : a. Atribut produk Product attributes Atribut produk yang paling banyak digunakan dalam strategi positioning adalah mengasosiasikan atribut atau karakteristik produk, sehingga asosiasi bisa secara langsung diterjemahkan dalam alasan untuk pembelian suatu produk. Universitas Sumatera Utara b. Atribut tak berwujud Intangibles attributes Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya persepsi kualitas, kemajuan teknologi, atau kesan nilai yang mengikhtisarkan serangkaian atribut yang obyektif. c. Manfaat bagi konsumen Customers benefits Biasanya terdapat hubungan antara atribut produk dan manfaat bagi konsumen. Terdapat dua manfaat bagi konsumen, yaitu: Manfaat rasional rational benefit, adalah manfaat yang berkaitan erat dengan suatu atribut produk dari produk yang dapat menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan yang rasional. Dan manfaat psikologis psychological benefit, seringkali merupakan konsekuensi ekstrim dalam proses pembentukan sikap, berkaitan dengan perasaan yang ditimbulkan ketika membeli atau menggunakan merek tersebut. d. Harga relatif Relative price Evaluasi terhadap suatu merek di sebagian kelas produk ini akan diawali dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga. e. Penggunaan Application Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan merek tersebut dengan suatu penggunaan atau aplikasi tertentu. Universitas Sumatera Utara f. Penggunakonsumen Usercustomer Pendekatan ini adalah dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe pengguna atau konsumen dari produk tersebut. g. Orang terkenalkhalayak Celebrityperson Mengkaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat mentransfer asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke merek tersebut. h. Gaya hidupkepribadian Lifestylepersonality Sebuah merek bisa diilhami oleh para konsumen merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama. i. Kelas produk Product class Beberapa merek perlu membuat keputusan positioning yang menentukan dan melibatkan asosiasi-asosiasi kelas produk. j. Para pesaing Competitors Mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamai atau bahkan mengungguli pesaing. k. Negarawilayah geografis Countrygeographic area Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memiliki hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan. Universitas Sumatera Utara 4. Loyalitas Merek Brand Loyalty Menurut Tjiptono dan Diana 2000:43 loyalitas merek merupakan dimensi inti dari ekuitas merek. Pelanggan yang loyal akan menjadi hambatan masuk bagi para pesaing, dan bisa menjadi benteng pelindung dari kemungkinan kompetisi harga. Menurut Kartajaya 2010:71 tingkatan ketertarikan pelanggan terhadap suatu merek adalah sebagi berikut : a. Switchersprice sensitive Pada tingkat ini, pelanggan tidak loyal kepada merek atau belum memiliki brand equity yang kuat. Setiap merek dipersepsikan memberi kepuasan yang sama. Merek berperan kecil dalam keputusan pembelian. Pada tingkatan ini, pelanggan lebih sensitive dengan perbedaan harga b. Satisfiedhabitual buyer Pada tingkatan ini, pelanggan merasa puas terhadap merek produk yang dikonsumsinya. Pelanggan juga sensitif terhadap benefit baru yang ditawarkan kepada mereka. c. Satisfied buyer with switching cost Pada tingkatan ini, pelanggan merasa puas terhadap produk. Mereka harus mengeluarkan biaya tertentu apabila ingin berpindah merek. Universitas Sumatera Utara d. Commited buyer Pada tingkatan ini, pelanggan memiliki rasa bangga menggunakan produk yang ditawarkan. Mereka merekomendasikan merek yang sama kepada orang lain.

2.2.3 Manfaat Brand Equity

Bagi perusahaan, ekuitas merek memiliki potensi untuk menambah nilai dengan lima cara Simamora, 2003:48, yaitu: 1. Ekuitas merek dapat memperkuat program memikat para konsumen baru, atau merangkul kembali konsumen lama. 2. Empat dimensi ekuitas merek dapat menguatkan loyalitas merek dan nama yang teerkenal dapat memberikan alasan untuk membeli dan dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan. 3. Ekuitas merek memungkinkan margin yang lebih tinggi dengan menjual produk pada harga optimum premium pricing dan mengurangi ketergantungan pada promosi. 4. Ekuitas merek dapat memberikan dorongan bagi keseluruhan distribusi. 2.3 Loyalitas Pembelian 2.3.1 Pengertian Loyalitas Pembelian