Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, manajemen memegang peranan penting dalam segala kegiatan yang dijalankan suatu organisasi. Manajemen yang baik merupakan salah satu syarat mutlak untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuannya. Organisasi pada dasarnya merupakan suatu wadah dimana orang-orang berkumpul dan bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam mencapai tujuannya, organisasi harus mampu mengatur seluruh sumber daya yang terdapat di dalamnya. Salah satu sumber daya organisasi yang membutuhkan perhatian dan pengaturan khusus adalah sumber daya manusia. Sebuah organisasi harus mengatur dan memfasilitasi karyawannya dengan baik untuk menunjang kinerja dan produktivitas organisasi. Suasana kerja yang tidak nyaman dan penuh konflik di dalam organisasi dapat menjadi pemicu menurunnya motivasi kerja, yang akan berdampak pada menurunnya kinerja karyawan. Produktivitas organisasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja dan stres kerja karyawan. Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas organisasi tersebut, tingkat stres kerja karyawan merupakan salah satu faktor penting yang harus segera diantisipasi oleh organisasi. Karyawan yang memiliki tingkat stres tinggi Universitas Sumatera Utara cenderung berperilaku agresif, mudah marah, tertekan dan tidak mampu bekerjasama dengan baik, serta menunjukkan kinerja yang rendah. Menurut Gitosudarmo 2000 : 60, terdapat dua kategori penyebab timbulnya stres dalam organisasi, yaitu faktor yang bersumber dari luar dan dari individu itu sendiri. Penyebab stres dari luar dibedakan menjadi stres yang bersumber dari dalam organisasi dan dari luar organisasi, sedangkan penyebab stres yang berasal dari individu itu sendiri meliputi kebutuhan, umur, kepribadian, tujuan dan kondisi kesehatan. Perusahaan yang tengah berkembang biasanya menetapkan target dan standar yang cukup tinggi dalam peningkatan kinerja karyawannya, dengan tujuan untuk menunjukkan kemampuan bersaing di tengah persaingan bisnis yang ketat dan dalam usahanya untuk menjadi perusahaan yang terdepan dibandingkan kompetitor. Namun, target dan standar yang ditetapkan perusahaan justru dapat menimbulkan stres bagi karyawan jika dianggap terlalu tinggi dan membebani karyawan, dan justru dapat menurunkan motivasi dan kinerja karyawannya. Sejak beberapa tahun terakhir, perbankan syariah menjadi salah satu pasar yang menjanjikan dalam bidang ekonomi, terutama di negara dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam seperti Indonesia. Jasa bank syariah bebas digunakan oleh masyarakat dari berbagai kalangan agama, dan perbedaannya dengan bank konvensional adalah kegiatan operasional dan produk-produk bank syariah dilandasi oleh hukum Islam. Menurut survey yang dilakukan Marplus Insight, pada tahun 2012 Bank Syariah Mandiri berhasil menempati urutan kedua dalam indeks loyalitas nasabah, Universitas Sumatera Utara setelah sebelumnya pada tahun 2011 berhasil menduduki urutan pertama sebagai bank syariah terbaik dalam indeks loyalitas nasabah. Posisi ini mengukuhkan BSM sebagai bank syariah papan atas untuk kategori tingkat loyalitas nasabah. Kekuatan modal dan back up jaringan bank induk menjadi nilai lebih Bank Syariah Mandiri dibandingkan dengan bank syariah lain. PT. Bank Syariah Mandiri awalnya didirikan pada tahun 1973 dengan nama Bank Susila Bakti yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai YKP PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi. Pada tahun 1999, Bank Susila Bakti berusaha keluar dari dampak krisis moneter yang tengah berlangsung dengan melakukan merger dan mengundang investor asing. Pada saat yang sama, pemerintah melakukan penggabungan merger empat bank Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo menjadi satu bank baru bernama PT. Bank Mandiri Persero pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut menempatkan PT Bank Mandiri Persero Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru Bank Susila Bakti, yang kemudian dikonversi dari bank konvensional menjadi bank syariah. PT. Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi tanggal 1 November 1999 dengan tujuan untuk membangun Indonesia yang lebih baik melalui idealisme usaha yang berpadu dengan nilai-nilai rohani. Prestasi yang berhasil dicetak oleh Bank Syariah Mandiri tentu tidak lepas dari hasil kinerja karyawannya dalam memenuhi target dan standar yang ditetapkan perusahaan. Karyawan dalam suatu organisasi haruslah mampu menunjukkan kinerja yang baik, dan sudah merupakan tanggung jawab organisasi Universitas Sumatera Utara untuk menyediakan fasilitas dan kebijakan yang dapat mendorong motivasi kerja karyawannya untuk dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan. PT Bank Syariah Mandiri memiliki lebih dari 630 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, dan memiliki 4 cabang di Medan. Salah satu cabang yang menujukkan kinerja yang cukup baik di Medan adalah PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada yang baru didirikan pada tahun 2010 lalu. Tabel 1.1 Perolehan Laba dan Presentase Laba PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan Tahun Perolehan Laba Presentase 2010 Rp. 403.878.128,95 - 2011 Rp. 2.495.172.477,76 618 Sumber : PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan data diolah Dari Tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan mengalami defisit laba sebesar Rp. 403.878.128,95 pada awal tahun pembukaannya yakni tahun 2010, dikarenakan banyaknya biaya yang dibutuhkan dalam mendirikan dan menyediakan fasilitas yang dapat menunjang kegiatan operasional cabang tersebut. Namun pada tahun 2011, PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan berhasil memperoleh laba yaitu sebesar Rp. 2.495.172.477,76, dengan presentase kenaikan laba sebesar 618 dibandingkan dengan tahun 2010. Untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan perolehan laba pada tahun-tahun berikutnya, karyawan PT Bank Syariah Mandiri diharapkan dapat terus mempertahankan motivasi kerja dan kinerjanya, terlepas dari segala macam faktor pembangkit stres yang dapat timbul dalam usaha perusahaan dalam memenuhi target perolehan laba dari tahun ke tahun. Universitas Sumatera Utara Jumlah jam kerja yang berlebihan dapat berperan dalam meningkatnya tingkat stres kerja yang dialami karyawan. Karyawan PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan bekerja kurang lebih selama 9 jam setiap harinya, yakni dimulai pada pukul 08.00 tepat hingga pukul 17.00, pada hari operasional Senin hingga Jumat. Waktu istirahat yang diberikan perusahaan pada karyawan operasional setiap harinya yaitu sekitar 1 jam pada jam makan siang. Karyawan operasional yang ingin beribadah dapat menggunakan waktu break shalat secara bergantian dengan karyawan lain, agar tidak mengganggu kegiatan pelayanan pelanggan. Perusahaan tidak menetapkan waktu istirahat bagi karyawan bagian marketing, karena karyawan marketing bebas mempergunakan jam kerja dan jam istirahatnya untuk mencari calon pembiayaan selama mereka dapat memenuhi target yang telah ditetapkan perusahaan. Beban kerja yang diterima karyawan pada PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Medan berbeda-beda, namun secara umum karyawan bagian marketing merupakan karyawan dengan beban kerja yang cukup berat. Bagian marketing terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Account Officer AO, Pelaksana Marketing Support PMS Funding dan Syariah Funding Executive SFE. Tiap karyawan di bagian tersebut memiliki target pembiayaan yang harus dapat dipenuhi setiap bulannya. Target pembiayaan adalah jumlah target penyaluran dana atau kredit yang harus disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, baik dari segi produktif maupun konsumtif. Karyawan yang gagal memenuhi target pada bulan tertentu akan diberi peringatan oleh pimpinan dan kekurangan Universitas Sumatera Utara targetnya pada bulan tersebut akan dibebankan pada bulan berikutnya hingga karyawan mampu memenuhi targetnya Tabel 1.2 Target Pembiayaan Tiap Karyawan Bagian Marketing per Bulan Bagian Marketing Jumlah Karyawan Target Pembiayaan per Karyawan per bulan Total Target Pembiayaan per Bagian SFE Syariah Funding Executive 8 Rp 50.000.000 Rp 400.000.000 PMS Funding Pelaksana Marketing Support 2 Rp 1.500.000.000 Rp 3.000.000.000 Account Officer 1 Rp 2.500.000.000 Rp 2.500.000.000 Total Target Pembiayaan Rp 5.900.000.000 Sumber : PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan data diolah Target perusahaan yang cukup menuntut serta tenggat waktu yang diberikan perusahaan pada karyawan bagian marketing merupakan salah satu faktor pembangkit stres yang potensial pada karyawan PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan. Robbins 2008 : 372 menyatakan tuntutan peran berkaitan dengan tekanan yang diberikan kepada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkannya di dalam organisasi. Hal tersebut menciptakan ekspektasi yang sulit untuk dipenuhi oleh karyawan, karena banyaknya beban yang dialami ketika karyawan diharapkan melakukan lebih banyak daripada waktu yang ada. Beban yang dirasakan karyawan dalam memenuhi target yang dianggap terlampau berat dapat memperbesar kemungkinan stres kerja karyawan. Salah satu faktor pembangkit stres potensial bagi karyawan di dalam suatu organisasi adalah sikap pimpinan. Pimpinan PT Bank Syariah Mandiri cabang Universitas Sumatera Utara Gajah Mada Medan melaksanakan rapat karyawan setiap minggunya agar tetap dapat memonitor perkembangan yang ada, serta mendengarkan feedback dari karyawan. Selain rapat mingguan yang selalu diadakan pada hari Senin, setiap pagi pimpinan PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan juga selalu memberi arahan dan bimbingan pada karyawan agar tetap mengingat nilai-nilai perusahaan dan memberi kinerja yang baik. Sikap pimpinan yang mengedepankan sistem sharing feedback dari karyawan dan terus menerus memberi dorongan kepada karyawan dengan tujuan memotivasi dan memberikan stres ringan agar karyawan menunjukkan kinerja yang lebih baik dapat dipersepsikan berbeda oleh karyawan. Stres ringan dapat mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik, namun di sisi lain karyawan dapat merasa tertekan dan bahkan dapat menurunkan kinerjanya. Aturan-aturan kerja yang sempit dan tekanan-tekanan yang tiada henti untuk mencapai jumlah produksi yang lebih tinggi adalah penyebab utama stress yang dikaitkan para pekerja dengan supervisor Rivai, 2009. Karyawan PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan selalu mengadakan doa bersama setiap pagi sebelum memulai operasional. Semua karyawan dari tiap-tiap bagian perusahaan diwajibkan untuk hadir lebih awal untuk mengikuti doa pagi bersama tanpa terkecuali. Karyawan PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan dituntut untuk menunjukkan keuletan dan motivasi yang tinggi untuk tidak terlambat dalam mengikuti salah satu kegiatan rutin perusahaan ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 1.3 Rekapitulasi Daftar Pegawai yang Terlambat pada Bulan Februari 2012 Bagian Jumlah Pegawai Jumlah Pegawai yang Terlambat Frekuensi Keterlambatan Pemasaran 21 7 25 Operasional 20 12 20 Unit Pembiayaan Mikro 2 2 2 Sumber: PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan data diolah Tabel 1.3 di atas menunjukkan bahwa 46,67 dari jumlah keseluruhan pegawai mengalami keterlambatan doa pagi bersama pada bulan Februari 2012. Tabel tersebut juga menunjukkan kurangnya motivasi karyawan untuk datang lebih awal dan mengikuti rutinitas yang diwajibkan perusahaan. Tabel 1.4 Rekapitulasi Daftar Pegawai yang Terlambat pada Bulan Maret 2012 Bagian Jumlah Pegawai Jumlah Pegawai yang Terlambat Frekuensi Keterlambatan Pemasaran 21 8 19 Operasional 20 6 14 Sumber: PT Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada Medan data diolah Pada tabel 1.4 sebelumnya dapat dilihat bahwa terjadi penurunan jumlah karyawan yang terlambat secara keseluruhan, dari 46,67 menjadi 31,1. Namun frekuensi keterlambatan karyawan masih menunjukkan kurangnya motivasi karyawan dalam mengikuti kewajiban perusahaan.

1.2 Perumusan Masalah