Persamaan Regresi Linier Berganda Koefisien Determinasi

Tabel 4.10 Hasil Uji Parsial t-test Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 28.696 1.455 19.720 .000 Stress kerja -.351 .053 -.711 -6.636 .000 a. Dependent Variable: motivasi kerja Sumber: Hasil Penelitian, 2012 data diolah Dari Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa: 1. Variabel stres kerja berpengaruh signifikan terhadap variabel motivasi kerja. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi 0,000 0,05 dan nilai t hitung 6,636 t tabel 0,6802. 2. Konstanta memiliki nilai 28,696 yang artinya walaupun variabel stres kerja bernilai nol, maka motivasi kerja akan tetap sebesar 28,696.

4.2.2.2 Pengujian Hipotesis Kedua

Pengujian terhadap hipotesis kedua dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Pengujian juga dilakukan melalui tahapan menentukan koefisien regresi, koefisien determinasi dan t hitung dengan tahapan sebagai berikut :

a. Persamaan Regresi Linier Berganda

Hasil perhitungan komputer terhadap nilai-nilai koefesien regresi sederhana pada hipotesis kedua disajikan pada Tabel 4.15 berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11 Nilai Koefisien Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 Constant 31.012 4.077 7.607 .000 Stres Kerja -.285 .067 -.677 -4.281 .000 Motivasi .021 .135 .505 3.842 .000 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah Dari Tabel 4.15 dapat disusun sebuah persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y 2 = 31,012 – 0,285X 1 + 0,021Y 1 Berdasarkan persamaan di atas, dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Konstanta a = 31,012. Hal ini menunjukkan bahwa variabel stres kerja dan motivasi kerja dianggap konstan, maka tingkat variabel kinerja karyawan Y adalah sebesar 31,012. 2. Koefisien b 1 = -0,285. Hal ini menunjukkan bahwa variabel stres kerja terhadap kinerja karyawan memiliki koefisien regresi sebesar -0,285. Setiap adanya penurunan sebesar 1 kali dari stres kerja, maka akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 71,5. 3. Koefisien b 2 = 0,021. Hal ini menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja terhadap kinerja karyawan memiliki koefisien regresi sebesar 0,021. Setiap adanya kenaikan sebesar 1 kali dari motivasi kerja, maka akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 97,9. Universitas Sumatera Utara

b. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini, koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yaitu stres kerja X terhadap kinerja karyawan Y melalui motivasi kerja Z. Hasil pengujian koefisien determinasi ditunjukkan pada Tabel 4.12 berikut: Tabel 4.12 Nilai Koefisien Determinasi Hipotesis Kedua Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .694 a .482 .457 1.33309 b. Dependent Variable: kinerja karyawan Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah Dari Tabel 4.12 di atas diketahui bahwa: 1. R = 0,694. Hasil tersebut memberikan pengertian bahwa variabel stres kerja memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap kinerja karyawan dengan kontribusi sebesar 69,4. 2. Adjusted R 2 = 0,482. Hal ini menunjukkan bahwa variabel stres kerja dapat dijelaskan oleh variabel kinerja karyawan sebesar 48,2, sedangkan sisanya 51,8 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara

c. Uji Parsial t –test