batalnya suatu persetujuan tidak saja apabila dilakukan terhadap salah satu pihak yang membuat persetujuan, tetapi juga apabila paksaan itu dilakukan terhadap
suami atau istri atau sanak keluarga dalam garis keatas maupun kebawah”. Pasal – pasal tersebut diatas dianggap mengandung cacat materiil.oleh karena itu menurut
Pasal 1859 ayat 2 KUHPerdata, dapat diminta pembatalan atas penetapan akta perdamaian yang demikian.
3. Pasal 1860 KUHPerdata
Dalam pasal 1860 KUHPerdata ini suatu persetujuan perdamaian dapat dibatalkan apabila :
▪ jika perdamaian itu telah diadakan karena kesalahfahaman tentang duduk perkaranya, dan
▪ mengenai suatu alas hak yang batal, kecuali apabila para pihak dengan pernyataan tegas telah mengadakan perdamaian tentang kebatalan itu.
Oleh karena itu menurut Pasal 1860 KUHPerdata ini, terhadap penetapan akta perdamaian tersebut dapat dimintakan pembatalan.
4. Pasal 1861 KUHPerdata
Persetujuan perdamaian yang diadakan berdasarkan surat-surat yang kemudian dinyatakan palsu dianggap mengandung cacat materiil. Sehubungan
dengan itu, penetapan akta perdamaian yang bersumber dari persetujuan yang demikian bertentangan dengan Pasal 1861 KUHPerdata, oleh karena itu dianggap
tidak sah, dan dianggap batal demi hukum.
77
5. Pasal 1862 KUHPerdata
77
M. Yahya Harahap, Op.cit, hal 278
Suatu persetujuan mengenai sengketa yang sudah berakhir berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan tetap res judicata, namun hal itu
tidak didasari para pihak atau salah satu dari mereka, mengakibatkan persetujuan itu batal. Oleh karena itu, penetapan akta perdamaian yang bersumber dari
persetujuan yang demikian dapat diajukan pembatalannya. Setiap akta perdamaian yang bersumber dari persetujuam yang
bertentangan dengan undang-undang : ▪ dianggap tidak sah,
▪ Oleh karena itu, terhadapnya dapat diminta pembatalan kepada pengadilan, ▪ dengan demikian dalam penetapan akta perdamaian itu tidak melekat kekuatan
eksekusi executorial kracht, sehingga putusan itu bersifat non-executable. Hal itulah yang ditegaskan dalam Putusan MA No. 454 KPdt1991,
bahwa putusan akta perdamaian mengenai perceraian adalah bertentangan dengan Pasal 10 PP No. 9 Tahun 1975. Menurut pasal itu, perceraian harus berdasarkan
putusan pengadilan melalui proses pemeriksaan biasa. Tidak boleh disepakati berdasarkan proses perdamaian yang digariskan Pasal 130 HIR. Dengan
demikian, putusan akta perdamaian yang dijatuhkan pengadilan dalam kasus ini mengadung:
▪ cacat materiil, ▪ oleh karena itu putusan akta perdamaian itu batal demi hukum,
▪ dengan demikian putusan itu bersifat non-executable. Dari penjelasan di atas, putusan akta perdamaian tidak boleh bertentangan
dengan Undang-Undang, kesusilaan, dan ketertiban umum yang digariskan Pasal
1337 KUHPerdata. Begitu juga halnya, putusan itu tidak boleh bertentangan dengan ketentuan Pasal 1859, 1860, 1861, dan 1862 KUHPerdata. Apabila
keputusan tersebut mengandung salah satu cacat yang disebut dalam pasal-pasal dimaksud, maka dapat dijadikan alasan untuk menuntut pembatalan
terhadapnya.
78
B. Kekuatan Hukum Yang Melekat Pada Penetapan Akta Perdamaian
79
Kekuatan hukum yang melekat pada putusan atau penetapan akta perdamaian diatur dalam Pasal 1858 KUHPerdata dan Pasal 130 ayat 2 dan 3
HIR.
1. Disamakan Kekuatannya Dengan Putusan Yang Berkekuatan Hukum