Tujuan dari pada seorang mediator tidak hanya sekedar membantu para pihak untuk menyelesaian sengketa mereka, tetapi lebih dari itu, dengan
mengidentifikasi kepentingan-kepentingan para pihak, dengan berorientasi pada masa yang akan datang, seorang mediator dapat saling bertukar pikiran yang dapat
diterima oleh kedua belah pihak yang pada akhirnya membuat mereka merasa bahwa mereka telah menemukan standard keadilan personal.
28
B. Mediasi Sebagai Sarana Penyelesaian Sengketa Para Pihak
Setiap masyarakat mengandung konflik di dalam dirinya atau dengan kata lain konflik merupakan gejala yang melekat di dalam setiap masyarakat.
Sebagai gejala sosial konflik adalah suatu proses sosial dimana setiap orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuan
dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekuasaan.
29
28
. Mediation: “A process to Regain Control Of Your Life”.
Artikel.http:www.mediate.com. P.1.available on 4 oktober 2006.
29
. Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu Pengantar, Rajawali, Jakarta, 1982, hal 95.
Sebuah konflik akan berubah atau berkembang menjadi sebuah sengketa bila mana pihak yang merasa dirugikan telah menyatakan rasa tidak puas atau
keprihatinannya, baik secara langsung kepada pihak yang dianggap sebagai penyebab kerugian atau kepada pihak lain. Ini berarti sengketa merupakan
kelanjutan dari konflik.
Berkenaan dengan itu, berikut ini beberapa tipologi penanganan konflik yang dalam ADR dikelompokkan menjadi beberapa tahapan:
30
- Penghindaran Konflik Conflict avoidance
- Pencegahan Konflik Conflict prevention
- Pengelolaan Konflik Conflict management
- Resolusi Konflik Conflict resolution
- Penyelesaian Konflik Conflict settlement
Demikianpun ”kata konflik” dalam ADR bisa dilihat sebagai:
31
1. Konflik sebagai persepsi
Konflik diyakini dan dipahami ada disebabkan kebutuhan, kepentingan, keinginan, atau nilai-nilai dari seseorang berbeda tidak sama dengan orang
lain. 2.
Konflik sebagai perasaan Konflik sebagai reaksi emosional terhadap situasi atau interaksi yang
memperlihatkan adanya ketidaksesuaian atau ketidakcocokan. Reaksi emosional ini diwujudkan dengan rasa takut, sedih, pahit, marah, dan
keputusan atau campuran perasaan-perasaan di atas. 3.
Konflik sebagai tindakan Konflik sebagai tindakan merupakan ekspresi perasaan dan pengartikulasian
dari persepsi ke dalam suatu tindakan, untuk mendapatkan suatu kebutuhan
30
. Mas Achmad Sentosa wiwik Awiati, Mediasi dan Perdamaian, Mahkamah Agung
RI, 2004, hal. 29
31
. ibid
kebutuhan dasar, kepentingan dan kebutuhan akan identitas yang memasuki wilayah orang lain.
Dengan ilustrasi beberapa konflik tersebut, kemudian bagaimana cara pencegahan dan penyelesaian sengketanya, hendaknya kita cermati, bahwa cara
terbaik agar sengketa tidak terjadi adalah menjamin bahwa masing-masing pihak mengetahui apa yang diinginkan pihak lain dan menangkap dengan jelas,
misalnya perjanjian tertulis diantara para pihak. Di samping itu meningkatkan pengetahuan masing-masing pihak tentang kepentingan orang lain akan dapat
menurunkan peluang terjadinya suatu sengketa. Perlu diingatkan bahwa sengketa dapat dengan mudah terjadi, apabila masing-masing pihak tidak salingmengenal
antara satu sama lain dan bila mereka memaksakan format bisnisnya yang baru atau bila mereka berasal dari budaya yang berbeda.
Sedangkan cara penyelesaian sengketa menurut Richard Hill ada empat, yaitu : pertama, satu pihak atau lebih sepakat untuk menerima suatu situasi,
dimana kepentingan mereka tidak terpenuhi seluruhnya. Kedua, pihak-pihak mengajukan situasi atau persyaratan secara lengkap kepada orang atau panel, yang
akan memutuskan kepentingan mana yang harus dipenuhi dan kepentingan mana yang tidak dipenuhi. Pada umumnya, orang atau panel yang tidak memihak
tersebut akan merujuk kepada aturan-aturan atau pedoman yang telah ada dan yang telah disepakati oleh semua pihak atau sedikitnya sudah diketahui oleh
semua pihak. Ketiga, persepsi satu pihak atau pihak lain berubah, sehingga tidak ada perbedaan kepentingan. Keempat, kepentingan suatu pihak atau kepentingan
pihak lain berubah, sehingga tidak ada perbedaan kepentingan.
Cara menyelesaikan sengketa konflik yang telah diekspresikan dan dimanifestasikan kedalam bentuk tuntutan, sanggahan atau pembelaan tidak lagi
konflik terbatas pada persepsi dan perasaan, tetapi sebagai suatu aksi atau tindakan dengan mendasarkan pada norma-norma hukum atau peraturan
perundang-undangan. Penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui pendekatan- pendekatan konsensual melalui consensus, ajudikatif Pengadilan atau arbitrase,
atau kombinasi antara konsensual dan ajudikatif hibrida. Dalam proses penyelesaian sengketanya menggunakan opsi atau
kombinasi bentuk-bentuk ADR sebagai proses penyelesaian sengketa, tergantung pada tahap atau bentuk-bentuk mana akhirnya keputusan tercapai.
Dari segi pembagian Alternatife Dispute Resolution, dibagi dalam dua bentuk yaitu Alternatif to Litigation terdiri atas negosiasi, mediasi, konsiliasi,
arbitrase dan alternatife to adjudication terdiri atas negosiasi dan mediasi. Dari uraian tersebut di atas dapat dikatakan, bahwa mediasi merupakan
sarana penyelesaian sengketa dan suatu strategi dalam proses penyelesaian sengketa.
Sebagai suatu strategi mediasi adalah sebuah proses penyelesaian sengketa berdasarkan asas kesukarelaan dengan bantuan mediator bertujuan untuk
mencapai atau menghasilkan kesepakatan yang dapat diterima pihak-pihak yang bersengketa.
Dengan menggunakan mediasi sebagai sarana dan strategi penyelesaian sengketa maka akan didapatkan keuntungan seperti yang disebutkan oleh
Christopher W. Moore, yaitu keputusan yang hemat, penyelesaian secara cepat,
hasil-hasil yang memuaskan bagi semua pihak, kesepakatan-kesepakatan komprehensif dan ”Customized”, Praktek dan belajar prosedur-prosedur
penyelesaian masalah secara kreatif, tingkat pengendalian lebih besar dan hasil yang bisa diduga, pemberdayaan individu Personal Empowermen. Melestarikan
hubungan yang sudah berjalan atau mengakhiri hubungan dengan cara yang lebih ramah, keputusan-keputusan yang bisa dilaksanakan, kesepakatan yang lebih baik
daripada hanya menerima hasil kompromi atau prosedur menang kalah, keputusan berlaku tanpa mengenal waktu.
32
1. Biasa memakan waktu yang lama.
Di samping kelebihan-kelebihan penggunaan mediasi dalam penyelesaian sengketa, Munir Fuady menyebutkan juga kelemahan-kelemahan penggunaan
mediasi dalam penyelesaian sengketa, yaitu :
2. Mekanisme eksekusi yang sulit, karena cara eksekusi putusan hanya seperti
kekuatan eksekusi suatu kontrak. 3.
Sangat digantungkan dari itikad baik para pihak untuk menyelesaikan sengketanya sampai selesai.
4. Mediasi tidak akan membawa hasil yang baik, terutama jika informasi dan
kewenangan tidak cukup diberikan kepadanya. 5.
Jika lawyer tidak dilibatkan dalam proses mediasi, kemungkinan adanya fakta- fakta hukum yang penting tidak disampaikan kepada mediator, sehingga
putusannya menjadi bias.
33
32
. Rahmadi Usman, Op.cit, hal 83-85
33
. Ibid, hal 86.
C. Kritik Mendunia Terhadap Peradilan