13. Interpretasi Interpretasi pemberian pelayanan dalam prosedur Mediasi dibuat oleh SMC.
b. Mediasi Di Dalam Pengadilan
1. Sifat Dasar Mediasi
Satu kunci spesifik Singapura yang dipunyai dan telah muncul untuk mempercepat Mediasi yang diangkat sebagai forum penyelesaian adalah suatu
sifat yang unik. 2.
Pembaharuan Lembaga Terhadap ADR Alternatif Dispute Resolution a.
Pengadilan Pembaharuan ADR di Singapura dapat dilihat dari perubahan-
perubahan yang telah dibuat terhadap sistem Hukum Singapura yang dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan hukum Administrasi
Pengadilan. Mahkamah Agung dan Pengadilan-Pengadilan bawahan Singapura tahun terakhir ini telah berhasil membersihkan tumpukan
perkara dan mengurangi waktu yang lama untuk penyelesaian perkara tersebut. Hal ini terjadi karena perubahan sistem managemen perkara
perdata yang pro aktif yang ditetapkan oleh Pengadilan. b.
Mediasi yang berada pada Pengadilan Pada level pengadilan bawahan bentuk Mediasi yang berada di
Pengadilan tersebut dikenal sebagai Court Disputes Resolution CDR. Pada tahun 1994, diperkenalkan Juridiksi Perdata Pengadilan Bawahan
dibagi antara District Court Pengadilan District, Magistrate Court Pengadilan Magistrate. Pengadilan District memiliki Juridiksi Perdata
Original asli terhadap perkara gugatan yang timbul dari kontrak atau perbuatan melawan hukum yang mengakibatkan hutangpiutang atau
kerusakan kerugian yang dituntut tidak lebih dari 100.000 untuk Pengadilan District dan 30.000 untuk Pengadilan Magistrate. Dengan
dikenakan petunjuk praktek No. 3 Tahun 1994 oleh Pengadilan Bawahan, konfrens Penyelesaian Perkara, dikenal sebagai CDR, dilembagakan untuk
seluruh gugatan-gugatan perdata kecuali jika ada panggilan dan petunjuk yang telah dikeluarkan sebelum 1 Nopember 1994. CDR dipimpin oleh
Hakim District, dan dilaksanakan berdasarkan asas tanpa prasangka, dan petunjuk-petunjuk praktek membuatnya lebih jelas dipahami dengan
menyatakan sebagai berikut: ”Hakim District atau Magistrate yang menyidangkan konfrens, apabila tidak terjadi kesepakatan atau gagal
tidak akan menjadi orang yang memeriksa dan mengadili perkara tersebut di dalam proses persidangan adjudikasi”.
Dalam praktek Pengadilan bawahan telah menunjuk seorang Hakim District untuk menyidangkan CDR. Para pihak diberitahu tanggal sidang
CDR tersebut di surat panggilan, untuk diberitahu petunjuk Summons For Direction. Atas pemberitahuan tanggal sidang konfrens, para pihak
diharuskan untuk mengajukan opening statement sebagaimana telah ditulis pada petunjuk praktek No. 4 Tahun 1993 yang menyatakan sebagai
berikut: ”Opening statement yang tepat merupakan bantuan yang besar terhadap Pengadilan ketika menyelesaikan perkara yang masih mentah
dari segi fakta maupun hukumannya. Karena itu Hakim diminta agar
mampu menilai dan mengindentifikasi pokok perkaranya, dan apa yang harus diperhatikan ketika mendengar para pihak disimak dalam membaca
bukti-bukti yang dilampirkan. Opening statement juga menolong memperjelas persoalan-persoalan diantara para penasehat hukum dari para
pihak yang berperkara sehingga dengan demikian tidak membuang-buang waktu untuk memeriksa bukti-bukti, melalui suatu sidang konfrens,
tentang apa yang tidak dipersoalkan atau yang irrelevant”. Praktek CDR di Pengadilan Bawahan telah memperoleh hasil yang cukup
berarti sebagai contoh, dari 1333 kasus yang telah diajukan di CDR tahun 1995, 80 dapat didamaikan.
c. Magistrate Complaint Gugatan di Magistrate
Sejak pertengahan Maret 1996, untuk pihak-pihak yang berperkara telah disediakan seorang mediator daripada berproses di Magistrate. Surat
pemberitahuan dikeluarkan pada pihak tergugat, dan pihak tergugat dan penggugat menghadap di Magistrate atau Pegawai Senior atau seorang
anggota Group Pendukung Pengadilan Court Support Group yang bertindak sebagai mediator. Dalam hal ini tidak dicapai kesepakatan
Magistrate mengeluarkan panggilan kepada para pihak dan menetapkan suatu hari persidangan untuk memeriksa perkara tersebut.
d. Perkara Kecil Small Claim
Sejak ada Mediasi di Pengadilan Bawahan, Tribunal Perkara kecil telah menyelesaikan perkara-perkara melalui proses mediasi.
e. Pengadilan Keluarga
Tahun 1995 Pengadilan Keluarga dibentuk berdasarkan Reorganisasi dan sistem Hukum yang berhubungan dengan perkara-
perkara keluarga. Mediasi diperkenalkan untuk perkara-perkara perceraian, dan masalah-masalah pembagian harta bersama. Sekarang ini
tergantung jenis perkara yang diajukan, Mediasi dilakukan oleh penterjemah Pengadilan, penasehat yang telah dilatih oleh Pengadilan dan
Panitera Pengadilan. Normalnya kasus-kasus tersebut dibagi menurut berat ringannya perkara. Masalah-masalah yang membutuhkan aspek hukum
misalnya yang mencakup pemeliharaan dan penjagaan anak diMediasikan oleh Panitera sebagai seorang pegawaiyang berhubungan dengan hukum
atau terlibat dengan Pengadilan. Kasus-kasus yang meliputi persoalan- persoalan emosional di Mediasikan oleh satu dari tiga penasehat yang
terlatih. Gugatan yang berhubungan dengan perkara-perkara perkawinan ditangani oleh penterjemah Pengadilan yang biasanya membantu para
pihak untuk mengisi formulir gugatan dan formulir waktu Mediasi.
BAB III KEDUDUKAN HAKIM MEDIATOR DALAM
MENYELESAIKAN PERKARA PERDATA MENURUT PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008
A. Peran dan Fungsi Mediator Dalam Mediasi