Situasi ini juga dapat timbul dimana para pihak memiliki kepentingan sejenis tapi tidak terdapat sumberdaya yang cukup untuk memuaskan mereka semua.
b. Mediator Sebagai Pengatur Negosiasi
Setiap intervensi dari mediator mulai dari pertemuan pertama dengan para pihak sampai diraihnya hasil akhir memiliki tujuan dalam batasan negosiasi.
Sebagai contoh, mediator menentukan tempat perundingan dan menyiapkan lingkungan sekelilingnya dimana negosiasi akan berlangsung. Pedoman penting
mengenai sikap dalam melakukan perundingan disampaikan dalam kata pembuka dari mediator. Ini termasuk larangan untuk melakukan intervensi, menuduh dan
serangan pribadi oleh masing-masing pihak. Mediator juga menetapkan jangka
waktu bagi perundingan.
3. Intervensi Strategis Mediator
Salah satu fungsi dari mediator adalah memfasilitasi suatu negosiasi- melumasi proses diskusi diantara individu yang berselisih. Ada beberapa
intervensi yang dapat membantu proses tersebut. Intervensi ini dapat tercermin atau dapat dilakukan sejak permulaan. Dapat diperkirakan, semakin
berpengalaman seorang mediator akan semakin mudah baginya untuk mengembangkan model intervensi yang dapat diterapkan.
Kompetensi dalam komunikasi dapat didefenisikan sebagai suatu pengetahuan tentang pola komunikasi yang tepat untuk suatu situasi tertentu dan
kemampuan untuk memanfaatkan pengetahuan tersebut.
68
1. Apakah mediator yang sukses yang membantu perkembangan suatu
kesepakatan berbicara lebih banyak sebagai salah satu cara untuk tetap mempertahankan kontrol di banding mediator yang kurang berhasil ?
Sejauh ini, beberapa bukti empiris telah berhasil dikumpulkan, tentang masalah ungkapan, kata-kata,
dan bahasa tubuh mediator. Donohgue dan Weider-Hetfield menggunakan beberapa pertanyaan untuk
memberikan gambaran sejauh mana perbedaan antara mediator yang berhasil dan yang kurang berhasil dalam hal menggunakan strategi-strategi kontrol,
keterlibatan, dan konsistensi.
2. Apakah mediator yang sukses lebih sering menghalangi para pihak untuk
berbicara langsung diantara mereka dibandingkan dengan mediator yang kurang berhasil ?
3. Apakah mediator yang berhasil lebih mampu mengontrol penggunaan bahasa
yang intens dibandingkan dengan mediator yang kurang berhasil ? Sehubungan dengan strategi keterlibatan, dapat muncul dua pertanyaan:
1. Apakah mediator yang sukses menggunakan ungkapan-ungkapan yang lebih
singkat sebagai salah satu cara untuk memberikan kesempatan para pihak menyampaikan pandangannya sendiri dibandingkan dengan mediator yang
kurang berhasil ?
68
W.A.Donoghue and D.Weider-Hatfield, Communication Strategis in Divorce Mediation in Theory and Practice ed.JFolberg and A Milne, New York: Guilford, 1988, hal 298.
2. Apakah para pihak berbicara satu sama lain lebih banyak dibandingkan
kepada mediator dalam suatu mediasi yang berhasil ? Akhirnya, menyangkut strategi-strategi konsistensi, beberapa pertanyaan akan
diuji: 1.
Apakah mediator yang sukses menginterpensi pembicaraan para pihak secara lebih adil dibandingkan dengan mediator yang kurang berhasil ?
2. Apakah mediator yang sukses mampu mengatur penggunaan intensitas
bahasa secara lebih adil kepada para pihak dibandingkan dengan mediator yang kurang berhasil ?
69
Studi mereka memberikan kesimpulan:
”Bahwa mediator yang sukses membantu perkembangan suatu kesepakatan di antara para pihak memiliki ciri-ciri :
1. Memiliki kemampuan untuk memberikan alokasi waktu floor time dan
penggunaan intensitas bahasa yang adil kepada para pihak; 2.
Menggunakan ungkapan-ungkapan yang lebih singkat dalam berkomunikasi kepada para pihak, sebagai salah satu cara agar para pihak merasa lebih
terlibat dan juga untuk mengembangkan informasi itu sendiri; 3.
Sangat konsisten dalam mengintervensi dan dalam hal penggunaan intensitas bahasa oleh mediator kepada para pihak.
70
69
Ibid, hal 308
70
Ibid
4. Mediator’s Skills