pihak bahwa sasarannya tidak mungkintidak masuk akal tercapai melalui perundingan. Ketujuh sebagai ”kambing hitam”, berati seseorang mediator harus
siap disalahkan, misalnya dalam membuat kesepakatan hasil perundingan. Istilah lain yang berhubungan dengan judul skripsi ini adalah ”Perma
Nomor 1 Tahun 2008”. Perma Nomor 1 Tahun 2008 ini tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. Perma ini lahir atas dasar Pasal 130 HIR maupun Pasal 154 RBg
yang menyebutkan: ”apabila pada hari sidang yang ditentukan, kedua belah pihak hadir maka Pengadilan Negeri dengan perantara ketua berusaha mengadakan
suatu perdamaian antara mereka”. Hal inilah yang mendorong para pihak untuk menempuh proses perdamaian yang dapat diintensifkan dengan cara
mengintegrasikan proses mediasi kedalam prosedur berperkara di Pengadilan Negeri. Perma ini ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Juli 2008. Perma ini
terdiri dari dari delapan bab dan 27 Pasal. Bab II mengatur tentang tahap pra mediasi. Bab III mengatur tentang tahap-tahap proses mediasi. Bab IV mengatur
tentang tempat penyelenggaraan mediasi. Bab V mengatur tentang perdamaian ditingkat banding, kasasi, dan peninjaun kembali. Bab VI mengatur tentang
kesepakatan diluar pengadilan. Bab VII mengatur tentang pedoman perilaku mediator dan intensif. Bab VIII mengatur tentang Penutup.
F. Metode Penelitian
1. Sifat Bentuk Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum normatif, langkah
pertama yang dilakukan penelitian hukum normatif yang didasarkan pada bahan
hukum sekunder yaitu inventarisasi peraturan – peraturan yang berkaitan dengan pemakaian instrumen hukum tata cara pelaksanaan hakim mediator dalam proses
mediasi dipengadilan menurut PERMA No. 1 tahun 2008. Selain itu dipergunakan juga bahan-bahan tulisan yang berkaitan dengan
persoalan ini. Penelitian ini bertujuan menemukan landasan hukum yang jelas dalam meletakkan persoalan ini didalam perspektif hukum perdata khususnya
berkaitan dengan penggunaan instrumen peranan hakim mediator menurut PERMA No. 1 tahun 2008.
2. Data Bahan atau data yang diteliti berupa data sekunder yang terdiri dari :
a. bahan sumber primer berupa peraturan perundang-undangan, buku, kertas
kerja. b.
Bahan sumber sekunder berupa bahan acuan lainnya yang berisikan informasi yang mendukung penulisan skripsi ini.
c. Teknik pengumpulan data.
Untuk memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penulisan skripsi, maka akan menggunakan metode pengumpulan data dengan cara studi kepustakaan
library research, yaitu mempelajari dan menganalisis secara sistematis buku- buku, majalah, surat kabar, internet, peraturan perundang-undangan, dan bahan-
bahan lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini. Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah analisis kualitatif,
yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah di dalam pembahasan skripsi mengenai Peran Hakim Mediator Dalam Menyelesaikan Perkara Perdata Menurut PERMA Nomor
1 Tahun 2008, maka dalam hal ini akan dibagikan dalam beberapa bab. Sistematika penulisan tersebut dibagi dalam 5 bab, yaitu sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, permasalahan,
tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian, keaslian penulisan, dan sistematika
penulisan. Bab II :
Mediasi Pada Umumnya yang terdiri atas pengertian mediasi, mediasi sebagai sarana penyelesaian sengketa para
pihak, kritikan mendunia terhadap peradilan, dan mediasi diberbagai negara.
Bab III : Kedudukan Hakim Mediator Dalam Menyelesaikan Perkara
Perdata Menurut PERMA No. 1 Tahun 2008 yang terdiri atas peran dan fungsi mediator dalam mediasi, ragam jenis
hakim mediator, proses mediasi yaitu prosedur mediasi menurut Perma Nomor 1 Tahun 2008, negosiasi dalam
proses mediasi, intervensi strategis mediator, dan mediator’s skills.
Bab IV : Pelaksanaan Putusan Akta Perdamaian Dalam Proses
Mediasi yang terdiri atas putusan perdamaian yang bertentangan dengan undang-undang, kekuatan hukum
yang melekat pada putusan akta perdamaian, syarat-syarat akta perdamaian menurut PERMA No 1 Tahun 2008, dan
jumlah perkara yang berhasil dimediasi setelah keluarnya PERMA No. 1 Tahun 2008.
Bab V : Penutup yang terdiri atas kesimpulan berdasarkan
pembahasan permasalahan dalam skripsi ini, saran – saran yang menjadi harapan penulis di dalam peran hakim
mediator menurut PERMA Nomor 1 Tahun 2008.
BAB II MEDIASI PADA UMUMNYA
A. Pengertian Mediasi