produk dan harus diturunkan sebesar 20 persen untuk negara maju hingga tahun 2000 dan 13.3 persen untuk negara berkembang hingga tahun 2004. Sedangkan
untuk negara kurang berkembang dikecualikan dari ketentuan ini. Perlakuan pada kotak biru adalah pembayaran langsung di bawah program pembatasan produksi
dan bebas dari pengurangan. Hal ini tidak perlu dikurangi karena dianggap berhubungan dengan faktor produksi tetapi tidak untuk dikaitkan dalam hal
penetapan harga dan volume hasil. Kesepakatan lain dalam perjanjian WTO adalah pengurangan subsidi
ekspor sebesar 66.67 persen untuk negara berkembang dalam 10 tahun dan pengurangan volume dan pengeluaran anggaran masing-masing 20 persen dan 36
persen dalam enam tahun untuk negara maju. Kesepakatan terakhir dari perjanjian pertanian adalah bahwa semua anggota WTO harus mengubah hambatan non-tarif
menjadi hambatan tarif dan menetapkan tingkat minimal untuk pangsa impor. Adanya berbagai kesepakatan di atas maka setiap negara anggota WTO
wajib memenuhi semua kewajiban yang diharuskan melalui penetapan kebijakan pemerintah yang sesuai dengan perjanjian tersebut. Setiap kebijakan subsidi
maupun kebijakan perdagangan akan berdampak pada output maupun input suatu komoditi yang diproduksi oleh suatu negara.
a. Kebijakan Terhadap Harga Output
Intervensi pemerintah pada kebijakan output dibagi menjadi delapan tipe kebijakan subsidi dan dua tipe kebijakan perdagangan Monke and Pearson,
1989. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 yang menampilkan dua instrumen kebijakan harga output, yaitu kebijakan subsidi dan kebijakan perdagangan dalam
negeri. Kebijakan subsidi dapat berupa subsidi positif yaitu subsidi yang diberikan
oleh pemerintah dan subsidi negatif yang dibayarkan kepada pemerintah atau disebut pajak. Subsidi positif dan negatif bertujuan untuk membuat perbedaan
antara harga domestik dan harga di pasar dunia dalam rangka melindungi produsen dan konsumen dalam negeri.
Tabel 2. Klasifikasi Kebijakan Pemerintah Terhadap Harga Output
Instrumen Dampak terhadap Produsen
Dampak terhadap Konsumen
Kebijakan subsidi:
1.
Tidak mengubah harga pasar dalam negeri
2.
Mengubah harga pasar dalam negeri
Subsidi kepada produsen:
1.
Pada barang-barang impor S+PI, S-PI
2.
Pada barang-barng ekspor S+PE, S-PE
Subsidi kepada konsumen:
1.
Pada barang-barang
impor S+CI, S-CI
2.
Pada barang-barang
ekspor S+CE, S-CE Kebijakan perdagangan
seluruhnya mengubah
harga pasar dalam negeri Hambatan
pada barang
impor TPI Hambatan pada barang
ekspor
Sumber : Monke and Person, 1989
Keterangan : PI = Produsen barang impor CI = Konsumen barang impor
PE = Produsen barang ekspor CE = Konsumen barang ekspor S+ = Subsidi TPI = Hambatan pada produsen barang impor
S- = Pajak TCE = Hambatan pada konsumen barang ekspor
Kebijakan perdagangan merupakan pembatasan yang diterapkan pada impor maupun ekspor suatu komoditi. Kebijakan impor dilakukan untuk
melindungi produsen dalam negeri karena harga domestik lebih tinggi dibandingkan harga di pasar dunia. Kebijakan perdagangan ekspor dilakukan
untuk melindungi konsumen dalam negeri karena harga domestik lebih rendah dibandingkan dengan harga di pasar dunia. Kebijakan subsidi dan kebijakan
perdagangan mempunyai perbedaan pada tiga aspek, yaitu implikasi pada anggaran pemerintah, tipe alternatif kebijakan dan tingkat kemampuan penerapan
Monke and Pearson, 1989. Adapun berbedaan tersebut adalah:
1. Implikasi pada anggaran pemerintah Kebijakan subsidi positif akan mengurangi anggaran pemerintah karena
pemerintah harus mengeluarkan dana untuk subsidi komoditi yang bersangkutan. Kebijakan subsidi negatif atau pajak akan menambah anggaran pemerintah,
karena pemerintah mendapat tambahan penerimaan dari para wajib pajak. Sedangakan, kebijakan perdagangan tidak mempunyai dampak terhadap anggaran
pemerintah. 2. Tipe alternatif kebijakan
Kebijakan subsidi mempunyai delapan tipe alternatif kebijakan, yaitu : a.
Subsidi positif terhadap produsen barang impor. b.
Subsidi negatif terhadap produsen barang impor. c.
Subsidi positif terhadap produsen barang ekspor. d.
Subsidi negatif terhadap produsen barang ekspor. e.
Subsidi positif terhadap konsumen barang impor. f.
Subsidi negatif terhadap konsumen barang impor. g.
Subsidi positif terhadap konsumen barang ekspor. h.
Subsidi negatif terhadap konsumen barang ekspor. Kebijakan perdagangan terdiri dari dua tipe alternatif kebijakan, yaitu :
a. Hambatan terhadap barang impor.
b. Hambatan terhadap barang ekspor.
3. Tingkat kemampuan penerapan. Kebijakan perdagangan hanya dapat diterapkan terhadap komoditi yang
tradable atau komoditi yang diekspor dan diimpor. Sedangkan kebijakan subsidi,
dapat diterapkan ke semua komoditi baik komoditi tradable maupun komoditi non