produktivitas tebu menyebabkan produksi tebu nasional juga semakin rendah. Penurunan produksi tebu nasional mencapai 3.01 persen per tahun. Penghapusan
TRI menyebabkan produksi tebu pada tahun 1999 menurun drastis sebesar 21.25 persen Tabel 15.
Tabel 14. Luas Areal Tanam, Produktivitas dan Produksi Tebu Nasional
Tahun Areal ha
Produktivitas tonha Produksi tebu ribu
ton 1993
420.687 89,4
37.593.146 1994
428.726 71,2
30.545.070 1995
420.630 71,5
30.096.060 1996
403.266 70,9
28.603.531 1997
385.669 72,5
27.953.841 1998
378.293 71,8
27.177.766 1999
340.800 62,8
21.401.834 2000
340.660 70,5
24.031.355 2001
344.441 73,1
25.186.254 2002
350.723 72,8
25.533.431 2003
335.725 67,4
22.631.109 2004
344.852 73,0
25.172.380
Sumber : Sekretariat Dewan Gula 2005
6.8.2 Kondisi Pabrik Gula Nasional
Rendahnya produksi gula nasional antara lain juga disebabkan tidak efisiennya pabrik-pabrik Gula PG yang ada. Pada masa kejayaan industri gula
di tahun 1930, Indonesia memiliki 179 Pabrik Gula PG. Jumlah PG semakin menurun karena secara ekonomis tidak menguntungkan. Jumlah PG per
September 2003 tercatat sebanyak 58 unit PG milik BUMN dan 6 PG milik swasta. Dari 58 PG tersebut, 46 PG berada di Jawa dan 12 PG berada di luar
Jawa. Pada umumnya PG-PG beroperasi jauh di bawah kapasitas giling. Sebagian besar PG mempunyai kapasitas giling yang kecil 3 000 TCD karena mesin
yang telah berumur lebih dari 75 tahun serta tidak mendapat perawatan yang
memadai, sehingga menyebabkan biaya produksi per kg gula tinggi. Rendemen yang dihasilkan PG-PG juga sangat menurun.
Rendemen gula yang dihasilkan PG-PG selama 10 tahun 1993-2004 relatif berfluktuasi dengan rata-rata mencapai 7.24 persen, jauh lebih rendah
dibandingkan 10 tahun sebelumnya 1983-1992 yang dapat mencapai 9.8 persen. Produktivitas gula yang dihasilkan PG-PG nasional selama 10 tahun terakhir
1993 – 2004 juga relatif rendah dengan rata-rata 5.12 tonha. Produksi gula yang
dihasilkan PG-PG tersebut relatif rendah dan cenderung menurun dengan rata-rata 3.3 persen per tahun. Penurunan rendemen, produktivitas dan produksi gula yang
cukup drastis terjadi pada tahun 1998, yaitu mencapai lebih dari 15 persen.
6.8.3 Kebijakan Penyesuaian Struktural