Provinsi Jawa Timur Kabupaten Situbondo

Tabel 4. Perkembangan Luas Wilayah Situbondo Menurut Penggunaan Lahan di Kabupaten Situbondo Ha Penggunaan Lahan Luas 2005 2006 2007 Sawah 31 638.50 31 638.50 30 405.95 Pertanian tanah kering 26 765.30 26 765.30 27 997.13 Kebun campuran 414 414 414 Perkebunan 1 780.26 1 780.26 1 768.26 Hutan 73 407 73.407 73 407 Rawadanauwaduk 174 174 174 Tambakkolam 1 875.30 1 875.30 1 875.30 Padang rumputtanah kosong 7 464 10 7 464.10 7 6464.10 Tanah tandusrusaktambang 17 052.10 17 052.10 17 502.10 Pemukiman 2 841 2 841 2 841.72 Lain-lain 438.44 438.44 438.44 Sumber: BPS Situbondo 2005, 2006, 2007 Perkembangan usahatani tebu di Kabupaten Situbondo dilihat dari luas panen dan produktifitas menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Luas areal panen dari tahun 2003 sampai 2007 mengalami peningkatan dari 7.2 ribu hektar menjadi 8.3 ribu hektar. Produktifitas gula juga mengalami peningkatan, yaitu dari 59.1 kuintal per hektar menjadi 64.8 kuintal per hektar, seperti yang terlihat pada Tabel 5. Peningkatan terjadi karena adanya peningkatan rendemen pada tebu. Jumlah penduduk di wilayah Kabupaten Situbondo pada tahun 2007 sebesar 638.5 ribu jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 390 jiwa per km 2 . Jumlah penduduk yang bekerja pada tahun 2007 sebanyak 342.2 ribu jiwa dan 180.8 ribu 52,67 jiwa bekerja di sektor pertanian. Persentase tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk yang bekerja di sektor non pertanian. Hal tersebut menggambarkan bahwa Kabupaten Situbondo merupakan wilayah agraris. Tabel 5. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Usahatani Tebu di Kabupaten Situbondo Tahun Luas Tanam Hektar Luas Panen Hektar Produksi Gula KuintalHektar Produktifitas Gula KuintalHektar 2003 7.209 7.209 42.624 59,1 2004 6.812 6.812 40.345 56,2 2005 6.182 6.182 39.398 53,7 2006 6.237 6.237 33.717 54,1 2007 8.311 8.311 53.872 64,8 Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia 2003-2006, 2006 dan BPS Situbondo, 2007

5.3 Kabupaten Lumajang

Kabupaten Lumajang merupakan wilayah yang terletak pada 112°53 - 113°23 Bujur Timur dan 7°54 - 8°23 Lintang Selatan. Luas wilayah keseluruhan Kabupaten Lumajang adalah 1790.90 km 2 atau 3.74 dari luas Provinsi Jawa Timur. Luas tersebut terbagi dalam 21 Kecamatan yang meliputi 197 Desa dan 7 keluraha. Kabupaten Lumajang terdiri dari dataran yang subur karena diapit oleh tiga gunung berapi, yaitu: Gunung Semeru 3.676 m, Gunung Bromo 3.295 m dan Gunung Lamongan 1.668 m. Kabupaten ini sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Malang, sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Jember dan sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia. Ketinggian daerah Kabupaten Lumajang bervariasi dari 0-3.676 m dengan daerah yang terluas adalah pada ketinggian 100-500 m dari permukaan laut 63 405.50 hektar 35.40 dan yang tersempit adalah pada ketinggian 0-25 m di atas permukaan laut yaitu 19 722.45 hektar 11.01 dari luas keseluruhan Kabupaten Lumajang. Secara umum keadaan drainase di Kabupaten Lumajang cukup baik mengingat keadaan topografi yang bervariasi kemiringannya. Berdasarkan klasifikasi lereng kemiringan, wilayah Kabupaten Lumajang termasuk kategori: datar 0-2 seluas 87 199.59 hektar 45.9 , landai-agak miring 2-15 seluas 1 459.57 hektar 17.57, miring-agak curam 15-40 seluas 28 827.89 hektar 10.10 dan curam-sangat curam lebih dari 90 seluas 36 602.65 hektar. Keadaan topografi di Kabupaten Lumajang yang bervariasi mulai datar sampai curam menguntungkan dari aspek ketergantungannya. Pengaturan air yang baik dan berfungsinya saluran pengairan, menyebabkan daerah tidak tergenang kecuali jika terjadi bencana alam. Penentuan iklim di Kabupaten Lumajang didasarkan pada sistem Shcmidt dan Ferguson. Sistem ini hanya membandingkan jumlah bulan basah dan bulan kering. Berdasarkan klasifikasi Shcmidt dan Ferguson terdapat tiga macam iklim di Kabupaten Lumajang. Tipe pertama adalah iklim tipe C, yaitu iklim yang bersifat agak basah. jumlah bulan kering rata-rata kurang dari tiga bulan dan buah-buahan lainnya adalah bulan basah dengan jumlah curah hujan bulanan lebih dari 100 mm. Sektor pertanian merupakan tulang punggung kegiatan penduduk Kabupaten Lumajang. Luas lahan sawah di wilayah ini adalah 34 042 hektar. Hal ini didukung dengan daerah yang dekat dengan gunung berapi yang laharnya menyuburkan tanah di wilayah Lumajang. Keberadaan gunung yang menyediakan lahan subur juga memberikan keuntungan lain bagi Lumajang. Mata air yang mengalir dari lereng gunung dan belum terpolusi menjadi sumber air utama bagi pengembangan pertanian organik. Selain penghasil tanaman pangan, Lumajang juga menjadi daerah produsen sayuran dan buah-buahan. Buah-buahan yang dihasilkan lumajang, pisang berukuran besarpisang agung menjadi salah satu daya tarik. Pisang ini menjadi bahan baku pembuatan keripik dan sale pisang. Sentra penanaman pisang agung terletak di Kecamatan Senduro. Kegiatan di bidang perkebunan turut pula memberi andil pada perekonomian daerah, seperti kakao, kelapa, karet, tebu, kopi, cengkeh, tembakau, dan kapas. Tebu juga merupakan hasil perkebunan terbesar kedua setelah pisang yang dihasilkan di Kabupaten Lumajang. Menurut BPS