Strategi Pembinaan Kepengawasan DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Karena dalam setiap materi seni saya dapat melihat bakat- bakat siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam materi seni lukis, maka saya bisa melihat siswa mana yang pandai melukis, begitu pula pada materi seni tari atau musik, dalam proses pembelajarannya saya dapat mengenali potensi siswa yang memiliki bakat menari dan bernyanyi. 90 Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dijelaskan bahwa kegiatan supervisi akademik yang dilaksanakan di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan sudah dapat berjalan dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari kualitas yang dimiliki guru-guru SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan yang mampu mengenali karakteristik siswa sehingga guru dapat merancang perencanaan pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi peserta didik. b Supervisi Manajerial Pengawas sekolah melakukan supervisi manajerial untuk memberikan pembinaan, penilaian dan bimbingan mulai dari rencana program, proses sampai dengan hasil. Supervisi manajerial menitikberatkan pada pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung terlaksananya pembelajaran. Supervisi manajerial dilakukan terhadap kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan perangkat administrasi guru seperti RPP. Menurut Ibu Juriah : Setiap semester guru-guru SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan wajib untuk membuat RPP, paling tidak RPP yang sebelumnya diperbarui atau di modifikasi. Dalam proses pembuatannya kami juga sharing bersama guru-guru MGMP. Pada saat mengajar RPP juga wajib dibawa namun RPP tersebut tidak dicetak melainkan berbentuk file yang disimpan di laptop atau flashdisk. 91 Selaku guru Seni Budaya, Ibu Rusmanelly menambahkan bahwa RPP ini tidak kami cetak dikarenakan untuk menghemat 90 Wawancara dengan Guru Seni Budaya Rusmanelly, S.Pd pada tanggal 25 Juli 2016 91 Wawancara dengan Guru Biologi Juriah, M.Pd pada tanggal 25 Juli 2016 biaya, namun kami juga diwajibkan untuk mencetak RPP melainkan untuk diserahkan ke bagian kurikulum. 92 Mekanismenya pengorganisasian RPP ini dimulai ketika guru- guru membuat RPP kemudian RPP tersebut di cetak dan diserahkan ke bagian kurikulum, sehingga ketika mengajar guru-guru hanya membawa RPP tersebut dalam bentuk file yang disimpan di laptop atau flashdisk. Di bagian kurikulum RPP tersebut di simpan di dalam rak-rak khusus penyimpanan dokumen, di tata dengan rapih dan di kategorikan sesuai mata pelajaran. hal ini dilakukan agar mempermudah pencarian pada saat pemeriksaan kelengkapan adminitrasi guru yang dilakukan oleh pengawas sekolah. 93 Selain melihat pengelolaan perangkat administrasi guru, dalam supervisi manajerial penting pula untuk melihat keterampilan guru dalam memanajemen kelas. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana interaksi guru dengan siswa sehingga mampu menciptakan suasana yang kondusif di dalam kelas. Menurut Ibu Kamron, untuk skenario manajemen kelas saya sesuaikan dengan kegiatan pembelajaran, siswa duduk dalam barisan mengarah papan tulis, namun ketika bekerja secara kelompok maka saya akan mengatur tempat duduk siswa menjadi beberapa bagian sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan. 94 Sedangkan ibu Juriah berpendapat : Pada saat proses pembelajaran saya menata posisi duduk siswa berbentuk letter U sehingga pada saat saya menjelaskan materi semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas. Selain itu, pada saat praktik atau kerja kelompok posisi duduk siswa juga ditata berkelompok dan membentuk letter O. 95 Keberhasilan guru dalam aspek manajerial juga tidak luput 92 Wawancara dengan Guru Seni Budaya Rusmanelly, S.Pd pada tanggal 25 Juli 2016 93 Hasil observasi di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Pada Tanggal 12 Agustus 2016 94 Wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia Dra. Kamron Henilawati pada tanggal 25 Juli 2016 95 Wawancara dengan Guru Biologi Juriah, M.Pd pada tanggal 25 Juli 2016 dari kegiatan supervisi manajerial yang dilakukan oleh pengawas sekolah. Hal ini bisa dilihat dari frekuensi kunjungan pengawas sekolah yang cukup baik. Kehadiran pengawas sekolah untuk melakukan pengawasan atau pun pembinaan di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan bisa dikatakan cukup baik, karena dalam satu semester pengawas bisa melakukan kunjungan 2-3 kali bahkan bisa lebih. Pernyataan tersebut juga di perkuat dengan hasil wawancara dengan Ibu Tri Wuriyantini selaku guru ekonomi, beliau mengatakan bahwa : Pengawas itu sering datang ke sekolah, karena selain untuk mengawasi guru juga mengawasi sekolahan, kalau ada kegiatan monitoring dan evaluasi kita diberikan pengarahan, selanjutnya kalau awal tahun ajaran baru pengawas datang untuk memonitoring keadaan sekolah, melihat kehadiran guru pada hari pertama masuk sekolah serta mengecek kelengkapan administrasi guru. namun kalau khusus pembinaan guru biasanya hanya 2-3 kali dalam satu semester, sisanya datang karena ada kepentingan dengan pimpinan sekolah. 96 Sedangkan Ibu Juriah mengatakan mengenai kehadiran pengawas sekolah, tidak menentu kehadirannya. Dalam satu semester kemungkinan pengawas sekolah hanya hadir 2 kali untuk melakukan kunjungan. Dalam kunjungannya pengawas sekolah melakukan proses pengawasan dan pembinaan. Bapak Sopandy selaku Kepala Sekolah juga menambahkan mengenai kehadiran pengawas sekolah itu tidak ditentukan kehadirannya karena kehadiran pengawas sekolah itu disesuaikan dengan kebutuhannya saja. Kira-kira dalam satu semester pengawas sekolah bisa berkunjung sebanyak 2-3 kali. 97 Pernyataan tersebut juga di perjelas oleh Pengawas 96 Wawancara dengan Guru Ekonomi Tri Wuriyantini, S.E pada tanggal 25 Juli 2016 97 Wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Drs. H. P. A Sopandy, M.Pd pada tanggal 22 Agustus 2016 Sekolah SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan yaitu Ibu Iis Nurhayati. Beliau menjelaskan bahwa: Untuk kunjungan, kalau ukurannya spm sekurang-kurangnya sebulan itu 1 kali dengan minimal kunjungan 3 jam, tetapi kalau terjemahannya 37,5 jam itu salah. Acuannya itu bukan by school tetapi by 7 sekolah itu. Jadi kalau bertanya apakah saya melakukan kunjungan ke SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan itu berapa kali tidak harus setiap minggu atau setiap bulan karena harus disesuaikan dengan kebutuhan. Kebutuhannya adalah pertama mereka merasa butuh dengan saya terkait dengan KTSP misalnya, maka saya akan janjian dengan teman-teman untuk melakukan verifikasi itu. Jadi semuanya itu tergantung kebutuhannya, tapi totally beban kerja saya 37,5 itu adalah bukan hanya di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan tapi untuk semua sekolah yang lainnya. contohnya, bisa saja dengan 37,5 itukan perminggu, nah 37,5 perminggu itu saya bisa saja dengan melakukan pemantauan terhadap 4 sekolah dulu sementara yang lainnya saya bisa melakukan penilaian dan disekolah lainnya saya melakukan pembimbingan. 98 Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui pada kegiatan supervisi manajerial di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, kegiatan pembuatan ataupun pengorganisasian RPP oleh guru-guru SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan sudah dilaksanakan atau dikelola dengan baik. Selain itu mengenai kehadiran pengawas sekolah dalam melaksanakan pengawasan ataupun pembinaan telah berjalan cukup baik dan dilakukan sesuai dengan kebutuhan sekolah.

3. Program Penunjang Lainnya

Selain melakukan supervisi akademik dan supervisi manajerial, ada beberapa kegiatan penunjang lainnya yang dilakukan pengawas sekolah sebagai program pembinaan, yakni: a Workshop Dalam rangka peningkatan kompetensi guru khususnya mengenai kompetesi pedagogik, pembinaan yang biasanya 98 Wawancara dengan Pengawas Sekolah SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Iis Nurhayati, M.Pd pada tanggal 29 Juli 2016 diberikan oleh pengawas sekolah yaitu melalui kegiatan workshop. Kegiatan workhsop ini paling efektif dilakukan di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan karena dalam kegiatan ini pengawas sekolah dan guru dapat saling berinteraksi untuk memecahkan suatu permasalahan tertentu. Selain dapat berdiskusi dengan pengawas sekolah, dalam kegiatan workshop ini pengawas sekolah juga dapat memberikan informasi dalam rangka mengupdate pengetahuan guru serta banyak memberikan motivasi bagi guru-guru SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan sehingga dengan adanya workshop, kegiatan pembinaan yang dilakukan pengawas sekolah di SMA Negeri 3 Tangerang Selatan dapat berjalan dengan baik. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Kamron Henilawati: Kegiatan pembinaan yang paling sering dilakukan pengawas yaitu dalam kegiatan workshop. Biasanya dalam kegiatan ini ditekankan kalau guru itu harus bagaimana. Misalnya dalam perubahan kurikulum, pengawas sekolah akan mengarahkan guru-guru bagaimana mengimplementasikan kurikulum yang baru disekolah. 99 Senada dengan itu, Ibu Tri Wuriyantini pun menjelaskan : Kalau pembinaan yang menyangkut kompetensi pedagogik biasanya pengawas sekolah sering melakukan workshop. Sistemnya disekolah ini kan ada guru senior atau apabila dalam MGMP kita saling berdiskusi apa saja hambatan dan keluh kesah yang kita rasakan, selanjutnya guru senior akan menyampaikan ke Wakasek Kurikulum setelah itu ke kepala sekolah, selanjutnya kepala sekolah yang akan menghubungi pengawas sekolah untuk mengundang pengawas sekolah sebagai narasumber dari workshop tersebut, pada saat itulah pengawas sekolah melakukan pembinaan. Jadi biasanya pembinaan dilakukan pada saat workshop tidak bisa secara individual karena pengawas sekolah di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan ini jadwalnya sangat sibuk, beliau juga berkecimpung di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 99 Wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia Dra. Kamron Henilawati pada tanggal 25 Juli 2016 sering keluar kota untuk menjadi narasumber nasional. 100 Pernyataan ini pun diperkuat dengan keterangan kepala sekolah berikut ini: Banyak upaya yang dilakukan oleh pengawas sekolah dalam melaksanakan pembinaan. Contohnya saja pengawas sekolah hadir dalam berbagai kegiatan workshop. Dalam kegiatan ini pengawas menjadi narasumber untuk menginformasikan mengenai perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan atau mengupdate kemampuan guru-guru, banyak kegiatan diskusi juga yang dilakukan oleh pengawas sekolah. 101 Sependapat dengan kepala sekolah, Ibu Iis Nurhayati selaku pengawas sekolah menyatakan : Biasanya kegiatan pembinaan yang saya lakukan itu dalam bentuk workshop. Seperti hari ini, workshop mengenai kurikulum 2013. Kebutuhan sekolah ini adalah upgrade pengetahuan. Disini sudah paham banget semua guru-gurunya terkait kurikulum 2013 tetapi kebijakan berubah maka pengetahuan mereka harus di update. 102 Dari observasi yang dilakukan peneliti pula terlihat bahwa melalui workshop pengawas sekolah dapat menyampaikan informasi mengenai kebijakan-kebijakan yang baru. Hal ini dilakukan dalam rangka mensosialisasikan perubahan kurikulum yang ditunjukan untuk mengupdate pengetahuan guru-guru di SMA Negeri 3 Tangerang Selatan. Agar pendidik tidak keliru atau mengalami kendala dalam implementasinya, maka pengawas sekolah melakukan workshop sebagai bentuk bimbingan agar pendidik dapat terarah dalam menjalankan tugasnya. 103 Sebagai kegiatan penunjang, program workshop adalah 100 Wawancara dengan Guru Ekonomi Tri Wuriyanti, S.E pada tanggal 25 Juli 2016 101 Wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Drs. H. P. A Sopandy, M.Pd pada tanggal 22 Agustus 2016 102 Wawancara dengan Pengawas Sekolah SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Iis Nurhayati, M.Pd pada tanggal 29 Juli 2016 103 Hasil Observasi di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan pada tanggal 12 Agustus 2016 kegiatan yang paling sering diadakan sebagai bentuk pembinaan. Dari kegiatan workshop ini banyak hal yang bisa dimanfaatkan oleh guru, seperti dapat berdiskusi dengan pengawas sekolah seperti diskusi mengenai hambatan-hambatan dalam mengajar hingga berbagi pengalaman dan motivasi. b Pelatihan Guru Selain workshop, kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh pengawas sekolah yaitu berupa pelatihan guru. Pelatihan ini ditunjukan kepada guru-guru SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan sebagai proses memberikan bantuan agar guru maupun kepala sekolah dapat menguasai keterampilan khusus atau membantu untuk memperbaiki kekurangan dalam melaksanakan tugasnya dalam proses pembelajaran. Menurut kepala sekolah: Selain workshop pengawas sekolah juga melakukan berbagai pelatihan. Contohnya, pelatihan pembuatan karya guru yaitu RPP. Mengikuti perubahan kurikulum yang terjadi, maka kepala sekolah beserta pengawas sekolah bekerjasama untuk melatih guru-guru dalam pembuatan RPP, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam merancang RPP sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan, sehingga guru-guru dapat terarah dalam mengimplementasikannya. Tidak hanya terfokus dengan pembuatan RPP melalui pelatihan, guru pun jadi mampu merancang PROMES maupun PROTA. Pengawas sekolah banyak memberikan arahan dalam pembuatannya. 104 Selaku Guru Ekonomi, Ibu Tri Wuriyantini menjelaskan bahwa : Sebagai bentuk pembinaan, pengawas sekolah juga sering melakukan pelatihan. Kegiatan pelatihan yang diberikan bagi guru-guru bukan hanya didapatkan dari pengawas sekolah, namun terkadang guru-guru SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan juga mendapatkan pelatihan dari Dinas Pendidikan 104 Wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Drs. H. P. A Sopandy, M.Pd pada tanggal 22 Agustus 2016