Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

pembelajaran. Dalam hal penyusunan perencanaan pembelajaran belum semua guru dapat menyusun program perencanaan baik program tahunan, program bulanan maupun program pembelajaran lainnya. begitu pula dengan RPP, belum semua guru dapat membuat RPP dengan benar. 3 Selanjutnya dengan adanya pemenuhan kewajiban mengajar 24 jam membuat guru lelah dan berakibat tidak optimal dalam melaksanakan pembelajaran. Guru mengalami kekurangan waktu dan tenaga untuk belajar mendalami ilmu bidang keahliannya atau meningkatkan keprofesionalannya. 4 Selain itu aktivitas pembelajaran dikelas masih kurang kepedulian guru dalam menetapkan teknik dan metode pembelajaran serta penggunaan media pada materi-materi ajar tertentu. 5 Dalam proses pembelajaran, banyak guru yang hanya melaksanakan pembelajaran tanpa melakukan penilaian dan menganggap bahwa dirinya telah selesai melaksanakan tugas mengajar. Apabila keadaan guru seperti ini maka kualitas pendidikan akan semakin rendah. Siswa akan semakin banyak yang tidak aktif dalam proses pembelajaran bahkan sekolah akan melahirkan lulusan-lusan yang tidak kompeten. Realitas tersebut telah menunjukan bahwa masih banyak guru yang belum kualitasnya masih rendah, terutama dalam kompetensi pedagogiknya. Oleh sebab itu peran pengawas dalam memberikan pembinaan pada guru sangat dibutuhkan. Fenomena ini sangat menarik bagi peneliti untuk dikaji lebih lanjut dalam penelitian dengan judul “Peran Pengawas Sekolah dalam Pembinaan Profesionalisme Guru di SMA NEGERI 3 KOTA TANGERANG SELATAN ” 3 Muh. Yusuf, dkk, Pembinaan Pengawas Pada Guru Dalam Merencanakan, Melaksanakan dan Melakukan Penilaian Pembelajaran, 2015, h. 2, Vol 1 No.1 4 Lufri, Mengungkap Permasalahan Guru Profesional Di Sumatera Barat Berdasarkan Tinjauan Beban Mengajar 24 Jam, 2013. 5 Muh.Yusuf, Op.Cit., h. 2

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat di identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Jumlah sekolah yang dibina terlalu banyak sehingga munculnya masalah tidak terpenuhinya target kunjungan ke sekolah binaan sesuai jadwalnya. 2. Pengawas hanya melakukan pemeriksaan dan penilaian secara sepihak. 3. Pengawas tidak melakukan pembinaan saat melakukan kunjungan ke sekolah. 4. Masih terdapat pengawas sekolah yang tidak kompeten. 5. Pengawas dan guru tidak kooperatif pada saat pembinaan, karena kurangnya sikap terbuka guru kepada pengawas sekolah dalam menyampaikan kendala dalam mengajar. 6. Kualitas mengajar guru tidak sesuai dengan standar kompetensi guru. 7. Masih terdapat guru yang menjadikan mengajar hanya sebagai rutinitas sehingga guru tidak pernah mengevaluasi proses mengajarnya. 8. Guru tidak memiliki waktu untuk mengikuti perkembangan teknologi. 9. Guru tidak melakukan pengembangan diri atau mengupdate ilmunya. 10. Guru tidak kreatif dalam proses mengajar sehingga tidak menciptakan siswa yang aktif belajar.

C. Pembatasan Masalah

Dengan adanya keterbatasan waktu, pikiran, dana dan sarana yang ada maka peneliti merasa perlu memberikan batasan permasalahan agar hasil penelitian lebih fokus. Peneliti hanya membatasi penelitian ini mengenai peran pengawas sekolah dalam pembinaan kompetensi pedagogik guru. Pengawas dalam penelitian ini adalah pengawas yang diangkat dan ditugaskan oleh Dinas Pendidikan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimana peran pengawas sekolah dalam pembinaan kompetensi pedagogik guru di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan masalah maka penelitian ini bertujuan: Untuk menjelaskan peran pengawas sekolah dalam pembinaan kompetensi pedagogik guru di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan untuk menarik minat peneliti lain agar meneliti peran pengawas sekolah dalam pembinaan kompetensi pedagogik guru. 2. Sebagai bahan kajian bagi peneliti lain dalam hal penelitian mengenai peran pengawas sekolah dalam pembinaan kompetensi pedagogik guru. 3. Sebagai masukan bagi sekolah dalam pembinaan kompetensi pedagogik guru.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengawas Sekolah 1. Pengertian Pengawas Sekolah

Pengawasan merupakan bagian dari tugas keagamaan dan termasuk perintah kepada yang baik dan mencegah dari yang mungkar. Untuk jabatan ini, penguasa harus memilih orang yang memiliki kompetensi. Sehingga ia memiliki kewajiban karena wilayah kekuasaan yang diamanatkan kepadanya. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah, فورعملاب و نرمأيو ريخلا ىلإ و نعدي ةمأ مكنم نكتلو و نحلفملا مه ك لوأو ركنملا ع ن و نهنيو “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma ’ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka adalah orang-orang yang be runtung” Ali Imran : 104 Hal yang sama juga dituliskan dalam surat Al-Fajr ayat 14 داصرملابل كبر ن “Sesungguhnya tuhanmu benar-benar mengawasi” Begitu pula dalam proses pendidikan, pengawasan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Salah satu jabatan resmi bidang pendidikan yang ada di Indonesia untuk melakukan pemantauan atas pelaksanaan manajemen sekolah dan pelaksanaan belajar mengajar dikelas dikenal dengan pengawas sekolah. 7 Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 Pasal 1 Ayat 2 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya, dijelaskan bahwa Pengawas sekolah adalah “Pegawai negeri sipil PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan akademik dan manejerial pada satuan pendidikan ”. 6 Pengawas Sekolah sebagaimana dimaksud pada pasal 1 adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh Guru yang berstatus sebagai PNS Selain itu, Syaiful Sagala dalam buku Supervisi Pembelajaran mengatakan bahwa pengawas sekolah adalah “Tenaga kependidikan profesional yang diberi tugas dan tanggung jawab secara penuh oleh pejabat berwewenang untuk melaksanakan tugas pembinaan dan pengawasan pada satuan pendidikan. ” 7 Dalam perspektif lain menurut Sudarwan Danim Pengawas sekolah adalah: Pegawai Negeri Sipil PNS yang diberi tugas untuk melakukan pengawasan dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan anak usia dini formal PAUD, yang dulu sering disebut sebagai pendidikan prasekolah, dasar dan menengah. 8 6 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 Pasal 1 Ayat 2 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. 7 Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan, Bandung,: Alfabeta, 2012, Cet. II, h.142 8 Sudarwan Danim dan Khairil, Profesi Kependidikan, Bandung: Alfabeta, 2012 Cet. III, h.116-117