B. Pembinaan Kompetensi Pedagogik
Pembinaan merupakan lanjutan dan kegiatan memperkenalkan cara-cara baru. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menstimulasi, mengarahkan, memberi
semangat agar guru-guru mau menerapkan cara-cara baru yang diperkenalkan sebagai hasil penemuan penelitian, termasuk dalam hal ini membantu guru-
guru memecahkan masalah dan kesulitan dalam menggunakan cara-cara baru.
32
Secara lebih luas, pembinaan dapat diartikan sebagai rangkaian upaya pengendalian secara profesional terhadap semua unsur organisasi agar unsur-
unsur tersebut berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara berdaya guna dan berhasil guna.
33
Secara terminologis, pembinaan guru sering diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama bantuan yang berwujud
layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah, pemilik sekolah dan pengawas serta pembinaan lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil
belajar.
34
Tujuan pembinaan guru adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam meningkatkan proses dan hasil belajar melalui
pemberian bantuan yang terutama bercorak layanan profesional kepada guru. Pasal 39 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional. Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional mempunyai
visi terwujud penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga negara
dalam memperoleh pendidikan yang bermutu.
35
32
TIM DOSEN Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010 Cet III, h. 315
33
Sudjana, Manajemen Program Pendidikan, Bandung: Falah Production, 2000, hlm. 233
34
Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia, Jakarta: PT DUNIA PUSTAKA JAYA, 1995 hlm.9
35
Martinis Yamin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta: Gaung Persada, 2010, Cet I, hlm.29
Sebagai pendidik profesional, guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya secara profesional, tetapi juga harus memiliki seperangkat
kompetensi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.
Kompetensi yang harus dimiliki guru berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Guru dan Dosen, yang menyatakan
bahwa “kompetensi guru meliputi; Kompetensi Pedagogik, Kompetensi
Kepribadian, Kompetensi Sosial dan Kompetensi Profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
36
Namun sesuai dengan kebutuhan penelitian, penulis hanya akan membahas mengenai Kompetensi Pedagogik.
1. Pengertian Kompetensi Pedagogik
Sesuai dengan UU NO. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa guru profesional harus menguasai kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional, namun kompetensi pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang
mutlak perlu dikuasai oleh guru. Dalam PP RI No. 19 Tahun 2005, Pasal 28 Ayat 3 dijelaskan bahwa
yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik guru adalah “kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktulisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
”
37
Sedangkan menurut Yunus Abu Bakar, yang dimaksud dengan kompetensi pedagogis adalah:
Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi a pemahaman terhadap peserta didik. b perencanaan pembelajaran. c
pelaksanaan pembelajaran. d mengevaluasi hasil belajar dan; e
36
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen BAB IV Pasal 10
37
Peraturan Pemerintah RI No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
38
Sejalan dengan pengertian tersebut Lukmanul Hakiim mengatakan, kompetensi pedagogik atau akademik ini merujuk kepada
“kemampuan guru untuk mengelola proses belajar mengajar, termasuk didalamnya
perencanaan dan pelaksanaan, evaluasi hasil belajar mengajar dan pengembangan siswa sebagai individu-indi
vidu.”
39
Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan dan keterampilan guru
dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik. Dalam kompetensi ini guru dituntut untuk dapat memahami peserta didiknya serta dapat membuat
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang benar pada peserta didik.
2. Aspek-Aspek Kompetensi Pedagogik
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 Tahun 2007, terdapat sepuluh kompetensi inti guru dalam bidang
pedagogik, yaitu sebagai berikut: a Menguasai Karakteristik Siswa dari Aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional, dan intelektual. b Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. c Mengembangkan
kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu. d Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik. e
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik,
yaitu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu. f Memfasilitasi pengembangan potensi
siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan siswa. g
Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. h Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. i
Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
38
Yunus Abu Bakar, dkk, Profesi Keguruan, Learning Assitance Program For Islamic
Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2009 h. 4- 10-11
39
Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima, 2009 h.243